Laman

Rabu, 15 Februari 2012

Kuala Lumpur

Dari kiri atas searah jarum jam: Menara Kembar Petronas, Jalan Petaling, Masjid Jamek dan muara sungai Gombak/Klang, Tugu Negara, Masjid Negara, citra langit KL. Tengah: Menara Kuala Lumpur
Kuala Lumpur (sering disingkat KL), atau nama lengkapnya Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, adalah ibu kota dan kota terbesar di Malaysia. Kawasan Wilayah Persekutuan meliputi wilayah seluas 244 km² (94 mil²), diperkirakan dihuni oleh sekitar 1,6 juta penduduk pada tahun 2006.[2] Kuala Lumpur Raya, juga dikenal sebagai Lembah Kelang, memiliki jumlah penduduk sebesar 7,2 juta jiwa.[3] Kuala Lumpur merupakan wilayah metropolitan dengan pertumbuhan paling pesat di Malaysia, baik dalam jumlah penduduk maupun ekonomi.[4]

Di Kuala Lumpur berdiri Parlemen Malaysia. Kota ini juga pernah menjadi lokasi kantor pemerintahan eksekutif dan kehakiman, yang telah pindah ke Putrajaya sejak tahun 1999.[5] Namun, beberapa kantor cabang kehakiman masih berdiri di kota ini. Kediaman resmi Yang di-Pertuan Agong, yaitu Istana Negara, berada di Kuala Lumpur. Kota ini juga merupakan pusat kebudayaan dan ekonomi Malaysia kerana kedudukannya sebagai ibu kota dan kota utama.[6] Globalization and World Cities Study Group and Network (GaWC) menilai Kuala Lumpur sebagai sebuah kota global alfa.[7]

Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur adalah salah satu dari tiga buah Wilayah Persekutuan Malaysia, dan juga sebuah enklaf dalam negeri Selangor, di pantai barat tengah Semenanjung Malaysia.[8]

Sejak tahun 1990-an, kota ini telah menjadi tuan rumah dari berbagai acara olahraga, politik, dan kebudayaan internasional, seperti Commonwealth Games 1998 dan Formula Satu.[9] Selain itu, di Kuala Lumpur berdiri menara kembar tertinggi di dunia, yaitu Menara Kembar Petronas.[10]

Kuala Lumpur dihubungkan dengan dunia luar oleh dua bandar udara, yaitu Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur di Sepang dan Bandar Udara Sultan Abdul Aziz Shah di Subang.



1. Sejarah

Sejarah modern Kuala Lumpur dimulai pada tahun 1850-an, ketika Raja Abdullah[11] membayar buruh Cina untuk membuka tambang timah yang baru dan lebih besar.[12] Mereka tiba di muara Sungai Gombak dan Sungai Klang untuk membuka tambang di Ampang.[12]

Tambang-tambang ini berkembang menjadi kawasan perdagangan yang semakin diterima sebagai kota perbatasan. Banyak kemelut yang dialami Kuala Lumpur, seperti Perang Saudara Selangor, wabah penyakit, kebakaran, dan banjir.[12] Sekitar tahun 1870-an, Kapitan Cina Kuala Lumpur, Yap Ah Loy, menjadi pemimpin yang bertanggungjawab atas pertahanan dan pertumbuhan kota ini ini. Ia mulai membangun Kuala Lumpur dari sebuah tempat kecil yang tidak dikenal menjadi kota pertambangan dengan ekonomi aktif.[13] Pada tahun 1880, ibukota Selangor dipindah dari Klang ke Kuala Lumpur yang jauh lebih strategis.[14]

Pada tahun 1881, kebakaran dan banjir menghancurkan struktur kayu dan atap Kuala Lumpur. Residen Inggris di Selangor, Frank Swettenham, bertindak dengan mewajibkan semua bangunan dibangun dari batu bata dan ubin saja.[14] Kebanyakan bangunan baru menyerupai rumah toko di Cina Selatan, dengan ciri "kaki lima". Transportasi ke kota ini dipermudah dengan pembangunan jalur kereta api. Pembangunan semakin pesat pada tahun 1890-an, sehingga didirikan sebuah Lembaga Kebersihan (Sanitary Board). Pada tahun 1896, Kuala Lumpur dipilih sebagai ibukota "Negeri-Negeri Melayu Bersekutu" yang baru.[15]

Tentara Jepang membersihkan jalanan Kuala Lumpur selama Perang Dunia II.
Berbagai komunitas datang menetap di Kuala Lumpur. Kaum Cina menetap di sekitar pusat perdagangan Medan Pasar di sebelah timur Sungai Klang. Orang Melayu, Chettiar, dan India Muslim menetap di sepanjang Java Street (kini Jalan Tun Perak). Lapangan yang kini dikenal sebagai Lapangan Merdeka, merupakan pusat kantor pemerintahan Inggris.[12]

Pada masa Perang Dunia Kedua, Kuala Lumpur dikuasai oleh tentara Jepang dari 11 Januari 1942 hinggga 15 Oktober 1945.[16] Pada tahun 1957, Federasi Malaya berhasil meraih kemerdekaan dari Britania Raya, dan Kuala Lumpur dipilih menjadi ibukota.[17] Setelah pembentukan Malaysia pada 16 September 1963, kota ini juga dipilih sebagai ibukota negara.

Kota ini menjadi saksi dari kerusuhan etnis yang meletus antara orang Melayu dengan orang Cina pada tanggal 13 Mei 1969.[18] Kerusuhan ini disebabkan oleh ketidakpuasan orang Melayu terhadap keadaan sosio-politik mereka saat itu. Kerusuhan 13 Mei menewaskan sekitar 196 jiwa,[18] dan memicu perubahan kebijakan ekonomi negara.

Kuala Lumpur memperoleh status kota pada tahun 1972,[19] menjadikannya pemukiman pertama di Malaysia yang mendapatkan status tersebut sejak kemerdekaan. Pada 1 Februari 1974, Kuala Lumpur menjadi Wilayah Persekutuan,[20] sehingga ibukota Selangor dipindah ke Shah Alam pada tahun 1978.[21]
Pada tahun 1998, sebuah gerakan politik yang dikenal sebagai "Reformasi" berlangsung di kota ini.[22] Gerakan ini disebabkan oleh pemecatan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Pendukung Anwar turun ke jalan dan meminta reformasi di tubuh pemerintahan.[22]

Putrajaya dinyatakan sebagai Wilayah Persekutuan dan pusat pemerintahan Malaysia pada tanggal 1 Februari 2001.[23] Fungsi-fungsi eksekutif dan yudikatif dipindah dari Kuala Lumpur ke Putrajaya. Namun, Parlemen Malaysia dan kediaman resmi Yang di-Pertuan Agong masih berada di Kuala Lumpur.[24][25]

 

2. Geografi

Geografi Kuala Lumpur berciri lembah besar yang dikenal sebagai Lembah Klang yang berbatasan dengan Pegunungan Titiwangsa di timur, beberapa pegunungan kecil di utara dan selatan, dan Selat Malaka di barat. Kuala Lumpur terletak di muara antara Sungai Klang dan Gombak.[26]

Terletak di tengah-tengah negeri Selangor, Kuala Lumpur pernah berada di bawah pemerintahan Selangor. Pada tahun 1974, Kuala Lumpur dipisah untuk membentuk Wilayah Persekutuan pertama yang diatur secara langsung oleh Pemerintah Federasi Malaysia.

Luas wilayah kota ini adalah 24.365 km² (9,407 mil²), dengan rata-rata ketinggian sebesar 2.195 m (7,200 kaki).

 

2.1. Iklim dan cuaca

Terlindung oleh Pegunungan Titiwangsa di timur dan pulau Sumatra, Indonesia, di barat, Kuala Lumpur memiliki iklim hutan hujan tropis (klasifikasi iklim Köppen Af) yang hangat dan cerah, dengan curah hujan yang lebat sepanjang tahun, terutama pada musim muson timur laut dari bulan Oktober hingga Maret. Suhu kota ini cenderung konstan, dengan titik maksimum sekitar 31 hingga 33 °C (88 hingga 91 °F) dan tidak pernah melampaui 37 °C (99 °F), sementara titik minimum sebesar 22 hingga 23,5 °C (72 hingga 74 °F) dan tidak pernah kurang dari 19 °C (66 °F). Kuala Lumpur setiap tahunnya menerima curah hujan sebesar 2.266 mm (89.2 in); bulan Juni dan Juli relatif kering, namun demikian, curah hujan biasanya melebihi 125 mm (5 in) sebulan.

Banjir sering terjadi di Kuala Lumpur ketika turun hujan deras, khususnya di pusat kota dan wilayah hilir.[27] Terkadang, wilayah Kuala Lumpur dan sekitarnya tercemar oleh abu yang berasal dari kebakaran hutan di Sumatra. Debu tersebut merupakan penyebab polusi utama di kota ini, yang diperburuk oleh pembakaran emisi dari kendaraan bermotor dan proses konstruksi.[28]

3. Demografi


Warga keturunan India di Kuala Lumpur.

Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah bahasa utama Kuala Lumpur. Bahasa lain yang digunakan di kota ini adalah dialek-dialek Kanton, Mandarin, dan Tamil. Bahasa Inggris juga berperan besar sebagai perantara bisnis dan merupakan mata pelajaran wajib di sekolah.[30]

Di Kuala Lumpur, beraneka ragam budaya bercampur, seperti Melayu, Cina, India, Serani, dan juga suku-suku Kadazan, Iban dan suku asli lain dari Malaysia Timur dan Barat.[30][31] Pesatnya pembangunan Kuala Lumpur juga menarik perhatian pekerja asing dari Indonesia, Nepal, Burma, Thailand, Bangladesh, Pakistan, India, Sri Lanka, dan Vietnam.[32][33]

Pada akhir abad ke-18, ketika Eropa mengalami Revolusi Industri, banyak pekerja Cina dari wilayah Fujian dan Guangdong dibawa ke Tanah Melayu untuk bekerja di industri timah yang sedang berkembang pesat.[34] Orang Cina di Kuala Lumpur menuturkan berbagai dialek, tetapi kebanyakan orang Cina di Kuala Lumpur merupakan orang Kanton[35] dan Hakka.[36]

Orang India membentuk 10% dari jumlah penduduk Kuala Lumpur (pada tahun 2000). Kebanyakan dari mereka beragama Hindu dan menuturkan bahasa Tamil dan berbagai bahasa lain seperti bahasa Hindi, Malayalam, Punjabi, Telugu, dan Pashtun. Dalam sejarah, kebanyakan orang India dibawa ke Malaysia pada masa penjajahan Britania.[34]

Agama Islam kebanyakan dipeluk oleh orang Melayu dan India Muslim. Agama-agama lain yang dianut di Kuala Lumpur adalah agama Hindu (terutama di kalangan kaum India), Buddha, Konfusianisme (terutama di kalangan orang Cina), Taoisme (terutama di kalangan orang Cina), dan Kristen.[37] Justeru, nyata sekali di KL terdapat banyak tempat beribadah untuk para penduduknya yang berbilang agama.

 

3.1. Statistik kependudukan

Diperkirakan Kuala Lumpur memiliki jumlah penduduk sebesar 1,58 juta jiwa pada tahun 2006.[2] Kepadatan penduduknya adalah 6.502 penduduk per kilometer persegi (16.840 /mil persegi). Dengan perkiraan jumlah penduduk metropolitan sebesar 6,9 juta pada tahun 2007, Kuala Lumpur dapat dianggap sebagai primate city.[1] Penurunan tingkat kelahiran yang berlanjut di Kuala Lumpur telah menyebabkan persentase penduduk di bawah usia 15 tahun turun dari 33% pada tahun 1980 ke 27% pada tahun 2000.[31] Sebaliknya, golongan usia bekerja 15–59 tahun justru meningkat dari 63% (1980) menjadi 67% (2000).[31] Persentase penduduk berusia tua (60 tahun ke atas) juga naik dari 4% (1980) ke 6% (2000).[31]
Berdasarkan hasil sensus, persentase penduduk Bumiputera di Kuala Lumpur adalah sekitar 38% pada tahun 2000, sementara persentase orang Cina dan India masing-masing sebesar 43% dan 10%.[31] Fenomena penting yang terjadi di kota ini adalah peningkatan penduduk asing di Kuala Lumpur, yang kini meliputi 9% dari jumlah penduduk kota.[31]

 

4. Pemerintahan


Balai kota Kuala Lumpur.

 

4.1. Pemerintahan lokal

Tugas pemerintahan kota dipikul oleh Dewan Bandaraya Kuala Lumpur, sebuah lembaga di bawah naungan Kementerian Wilayah Persekutuan Malaysia.[38] Dewan Bandaraya Kuala Lumpur bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan umum, pembuangan dan pengelolaan sampah dan limbah, perencanaan kota, perlindungan lingkungan, pengawasan konstruksi, pembangunan sosial dan ekonomi, dan pemeliharaan prasarana kota secara umum. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Datuk Bandar yang dilantik dengan masa jabatan tiga tahun oleh Kementerian Wilayah Persekutuan. Sistem pelantikan datuk bandar ini berlaku sejak pemilu pemerintah setempat ditunda pada tahun 1970.[39]

Sejak Kuala Lumpur menjadi sebuah Wilayah Persekutuan pada 1 Februari 1974, kota ini telah dipimpin oleh sembilan orang Datuk Bandar.[40] Datuk Bandar Kuala Lumpur kini adalah Dato' Ahmad Fuad Ismail, yang dilantik pada tahun 2008.[41]

 

4.2. Politik negara

Kuala Lumpur adalah tempat berdirinya Parlemen Malaysia, yang terdiri dari Dewan Rakyat dan Dewan Negara. Kota ini diwakilkan di Dewan Rakyat oleh sebelas orang anggota parlemen,[42] yang dipilih untuk masa jabatan lima tahun. Setelah sekian lama cenderung dikuasai oleh Barisan Nasional, pada pemilihan umum 8 Maret 2008, partai oposisi menguasai kursi-kursi parlemen untuk Kuala Lumpur. Partai-partai tersebut adalah Partai Tindakan Demokratik (5 kursi), Partai Keadilan Rakyat (4 kursi), dan Partai Islam Se-Malaysia (1 kursi); hanya satu kursi Dewan Rakyat yang diduduki oleh BN.

 

5. Ekonomi


Medan Pasar.

Kuala Lumpur dan kawasan-kawasan sekitarnya membentuk kawasan yang paling terindustrialisasi dan paling pesat pembangunan ekonominya di Malaysia.[4] Walaupun kantor pemerintahan pindah ke Putrajaya, badan-badan penting seperti Bank Negara Malaysia, Komisi Perusahaan Malaysia, dan Komisi Sekuritas Malaysia, serta kebanyakan kedutaan dan misi diplomatik tetap berada di Kuala Lumpur.[43]

Kota ini tetap menjadi pusat ekonomi, keuangan, bisnis, asuransi, properti, media, dan kesenian negara. Pengembangan infrastruktur di kawasan sekitar seperti Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur di Sepang, Koridor Raya Multimedia, dan perluasan Pelabuhan Klang semakin memperkuat kepentingan ekonomi kota ini. Bursa Efek Malaysia juga merupakan salah satu kegiatan ekonomi utama di Kuala Lumpur.[44]

Produk Domestik Bruto (PDB) Kuala Lumpur pada tahun 2000 diperkirakan mencapai RM25.968 juta, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 4.2%.[31] PDB per kapita Kuala Lumpur pada tahun 2000 adalah RM30.727, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 6.1%.[31] Jumlah tenaga kerja di Kuala Lumpur diperkirakan sekitar 838.400 orang.[31] Sektor jasa seperti keuangan, asuransi, properti, bisnis, retail, restoran, hotel, transportasi, penyimpanan, komunikasi, jasa pribadi, dan jasa pemerintah, menyerap tenaga kerja sebesar 83.0% daripada jumlah tenaga kerja.[31] Tujuh belas persen sisanya berada dalam sektor manufaktur dan konstruksi.

Besarnya sektor jasa dapat dilihat dari jumlah perusahaan perbankan dan asuransi yang beroperasi di kota ini. Kuala Lumpur siap menjadi pusat keuangan Islam sedunia[45] karena semakin banyaknya institusi keuangan yang menawarkan layanan keuangan Islam, serta kehadiran lembaga keuangan dari Timur Tengah seperti Al-Rajhi Bank[46] dan Kuwait Finance House. Di kota ini juga terdapat banyak cabang perusahaan luar negeri.[47]

 

5.1. Pariwisata


Jalan Petaling.

Sektor pariwisata juga berperan penting dalam ekonomi Kuala Lumpur. Selain membuka lapangan pekerjaan, sektor ini memperluas peluang usaha. Berbagai hotel didirikan di kota ini. Kuala Lumpur juga berkembang menjadi tujuan belanja internasional. Berbagai macam pusat perbelanjaan dan mall berdiri di kota ini. Pariwisata konferensi juga semakin berkembang pada tahun-tahun terakhir dan menjadi komponen penting dalam industri pariwisata.

Tujuan wisata penting di Kuala Lumpur adalah Lapangan Merdeka, Parlemen Malaysia, Istana Budaya, Istana Negara, Menara Kuala Lumpur, Museum Negara, Pusat Dagangan Dunia Putra, Tugu Negara, dan tempat-tempat ibadah seperti Masjid Jamek, Masjid Negara, dan Masjid Wilayah Persekutuan.[48] Tujuan wisata lain adalah Aquaria KLCC, Batu Caves, Makam Pahlawan, Pusat Sains Negara, Jalan Petaling, Royal Selangor, dan Kebun Binatang Negara. Selain itu, terdapat acara-acara seperti pusat kebudayaan Melayu, perayaan kebudayaan Cina di Tokong Thean Hou, dan perarakan Thaipusam di Kuil Sri Maha Mariamman. Di Segitiga Emas (pusat perdagangan Kuala Lumpur) berdiri Menara Kembar Petronas yang merupakan menara kembar tertinggi di dunia. Di kota ini juga terdapat klub-klub malam, kedai arak, dan pusat hiburan, seperti Beach Club, Espanda, Hakka Republic Wine Bar & Restaurant, Hard Rock Cafe, Luna Bar, Nuovo, Rum Jungle, Thai Club, Zouk, dll, yang terletak di sepanjang Jalan P. Ramlee, Jalan Sultan Ismail, dan Jalan Ampang.

 

5.2. Retail


Berjaya Times Square.

Di Kuala Lumpur terdapat 66 pusat perbelanjaan, menjadikannya pusat retail dan fashion Malaysia.[49] Pada tahun 2006, sektor perbelanjaan di Malaysia menyumbangkan RM 7.7 miliar atau 20.8% dari pendapatan pariwisata.[50]

Suria KLCC adalah salah satu tujuan belanja utama di Malaysia karena terletak di bawah Menara Kembar Petronas. Selain Suria KLCC, Bukit Bintang memiliki jumlah outlet belanja terbanyak di Kuala Lumpur. Bukit Bintang, yang merupakan bagian dari Segi Tiga Emas Kuala Lumpur, meliputi 3 jalan raya, yaitu Jalan Bukit Bintang, Jalan Imbi, dan Jalan Sultan Ismail. Di Bukit Bintang terdapat berbagai kafe, outlet makanan, dan kompleks perbelanjaan seperti Berjaya Plaza, Berjaya Times Square, Bukit Bintang Plaza, Imbi Plaza, Kuala Lumpur Plaza, Lot 10, Low Yat Plaza, Pavilion KL, Starhill Plaza, dan Sungei Wang Plaza.

Di Kuala Lumpur juga terdapat toserba terbesar di Malaysia, yaitu SOGO Kuala Lumpur[51] yang terletak di Jalan Tuanku Abdul Rahman.

Beberapa kompleks perbelanjaan juga dapat ditemui di wilayah Bangsar, seperti Bangsar Village, Mid Valley Megamall, dan The Gardens. Kawasan Damansara di barat laut Kuala Lumpur merupakan tempat berdirinya satu-satunya cabang IKEA di Malaysia. Selain itu, terdapat beberapa mall seperti Cathay Multi Screen Cinemas, The Curve, Ikano Power Centre, Citta Stripmall at Ara Jaya, dan One Utama.
Selain pusat perbelanjaan, beberapa zona di Kuala Lumpur telah ditetapkan untuk memasarkan produk lokal seperti tekstil dan kerajinan tangan. Pecinan di Kuala Lumpur, atau lebih dikenal sebagai Jalan Petaling, merupakan salah satu contohnya. Contoh lain adalah Pasar Seni.

 

6. Pemandangan kota


Pemandangan kota Kuala Lumpur di malam hari.

 

6.1. Arsitektur


Menara Kembar Petronas pada sore hari

Arsitektur Kuala Lumpur merupakan paduan pengaruh kolonial, Asia, Melayu Islam, modern, dan post-modern.[52] Sebagai sebuah kota yang relatif muda dibandingkan dengan ibukota lain di Asia Tenggara seperti Bangkok, Jakarta, dan Manila, kebanyakan bangunan masa kolonial di Kuala Lumpur dibangun sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Bangunan-bangunan ini menunjukan gaya Moor, Tudor, Neo-Gothik, atau Yunani-Spanyol.[53]

Sebelum Perang Dunia Kedua, di sekitar pusat kota lama terdapat banyak rumah toko, kebanyakan bertingkat dua. Rumah-rumah toko ini terinspirasi dari tradisi Cina Peranakan dan Eropa.[54][55] Walaupun sebagian telah dirobohkan untuk pembangunan baru, masih banyak rumah toko lama yang berdiri di sekitar wilayah Medan Pasar, Jalan Petaling, Jalan Tuanku Abdul Rahman, Jalan Doraisamy, Bukit Bintang, dan Tengkat Tong Shin.

Setelah kemerdekaan Malaysia, banyak bangunan bergaya Islam yang berdiri di ibukota.[56] Contoh-contoh bangunan bergaya Islam adalah Menara Telekom, Menara Maybank, dan Kompleks Dayabumi.[57] Contoh lain adalah Menara Kembar Petronas yang didesain menyerupai motif-motif dalam seni Islam.[58]
Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, bangunan bergaya modern dan post-modern semakin bermunculan. Seiring dengan perkembangan ekonomi, bangunan-bangunan lama seperti Rumah Bok terpaksa dirobohkan untuk digantikan dengan bangunan baru. Bangunan-bangunan dengan kerangka kaca berjamuran di Kuala Lumpur, seperti Menara Kembar Petronas dan Kuala Lumpur Convention Centre.[59]

 

6.2. Taman


Taman KLCC.

Taman Tasik Perdana, taman seluas 92 hektare yang terletak dekat dengan Parlemen Malaysia, sebelumnya merupakan tempat tinggal seorang pejabat Britania. Taman ini meliputi Taman Kupu-kupu, Taman Rusa, Taman Anggrek, Taman Bunga Raya, dan Taman Burung Kuala Lumpur (taman burung terbesar di Asia Tenggara).[60] Taman-taman lain di Kuala Lumpur adalah Taman ASEAN, Taman KLCC, Taman Tasik Titiwangsa, Taman Tasik Metropolitan di Kepong, Institut Penyelidikan Hutan Malaysia,[61] Taman Tasik Permaisuri, Taman Botani, Taman Ekuestrian, dan Taman Lembah Barat Bukit Kiara, Taman Tun Dr. Ismail, dan Taman Internasional Bukit Jalil.

Terdapat tiga hutan di Kuala Lumpur, yaitu Hutan Simpan Bukit Nanas (10.52 ha), Hutan Simpan Bukit Sungai Putih (7.41 ha), dan Hutan Simpan Bukit Sungai Besi (42.11 ha).[62]

 

7. Budaya


Dekorasi dinding di Museum Negara yang menggambarkan sejarah Malaysia.

Kuala Lumpur adalah pusat acara dan kegiatan kebudayaan di Malaysia. Salah satu tempat budaya terpenting di kota ini adalah Museum Negara yang terletak di Lebuhraya Mahameru. Museum ini menyimpan berbagai koleksi artefak dan lukisan yang terkumpul dari seluruh Malaysia.[63] Di Kuala Lumpur juga berdiri Museum Kesenian Islam yang menyimpan lebih dari tujuh ribu artefak Islam.[64] Koleksi museum ini tidak terbatas pada hasil karya kesenian Timur Tengah, tetapi juga menekankan pusaka kesenian dari Asia, terutama Cina dan Asia Tenggara. Di Museum Kesenian Islam juga terdapat kubah dan ruang pameran yang besar. Museum ini terletak di Jalan Lembah Perdana, di sebelah Masjid Negara.

Dewan Filharmonik Petronas merupakan salah satu tempat acara pertunjukan seni utama di Malaysia. Orkestra yang mendiami gedung ini adalah Orkestra Filharmonik Malaysia (MPO).[65] Balai Seni Lukis Negara yang terletak di Jalan Temerloh merupakan pusat keunggulan dan amanah warisan seni nasional. Balai seni ini menerapkan unsur arsitektur Melayu lama yang dipadukan dengan unsur arsitektur modern. Galeri Petronas yang terletak di pusat perbelanjaan Suria KLCC merupakan pusat seni murni. Galeri ini memamerkan hasil karya seni yang berubah-ubah sesuai dengan tema. Kuala Lumpur Performing Arts Centre (KLPac) di Sentul West merupakan pusat seni pertunjukan (terutama teater, musik, dan film) yang tersohor di Malaysia. Selain menjadi pusat produksi seni lokal, KLPac juga mendukung artis pertunjukan lokal dan regional yang independen.[66]

Setiap tahun, Kuala Lumpur mengadakan festival Malaysia International Gourmet Festival[67] dan Kuala Lumpur Fashion Week.[68]

 

8. Transportasi


Jalan Ampang di malam hari.


Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur.

Berkendara sendiri merupakan metode transportasi utama di Kuala Lumpur.[69] Oleh sebab itu, setiap bagian kota terhubung dengan jalan bebas hambatan. Sebagai ibukota Malaysia, Kuala Lumpur memiliki jaringan jalan yang terhubung dengan kota-kota lain Malaysia.[70]

Kuala Lumpur dihubungkan dengan dua bandar udara. Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) yang terletak di Sepang merupakan bandara utama. KLIA terletak 50 km di sebelah selatan kota, dan menghubungkan Kuala Lumpur dengan berbagai kota di dunia.[71] Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur dapat dicapai dengan kereta KLIA Ekspres.[72] Bandara lain adalah Bandar Udara Sultan Abdul Aziz Shah, yang merupakan pintu masuk utama ke Kuala Lumpur dari tahun 1965 hingga dibukanya KLIA tahun 1998. Kini, bandara ini hanya digunakan untuk penerbangan charter dan turbopro.[73]

Transportasi publik di Kuala Lumpur terdiri dari layanan bus, taksi, dan kereta api. Sistem rapid transit di Kuala Lumpur terdiri dari tiga transportasi rel yang berbeda. Transportasi rel tersebut adalah RapidKL RAIL, KL Monorail, dan KTM Komuter. Stasiun KL Sentral berperan sebagai hub utama transportasi rel. Selain itu, KL Sentral juga menjadi hub bagi jalur kereta antar kota yang dioperasikan oleh KTM Intercity, dengan layanan hingga Singapura di selatan dan Hat Yai, Thailand, di utara.[74]

Operator kendaraan umum terbesar di Kuala Lumpur dan Lembah Klang adalah RapidKL.[75] Semenjak mengambil alih tugas Intrakota Komposit Sdn Bhd, RapidKL telah mengatur ulang seluruh jaringan bus di Kuala Lumpur dan kawasan metropolitan Lembah Klang[76] demi meningkatkan mutu sistem transportasi publik Kuala Lumpur.

Di Kuala Lumpur, kebanyakan taksi berwarna merah dan putih. Perusahaan taksi yang besar, seperti Syarikat Teksi Oren Innovasi Timur, diperbolehkan pemerintah untuk menggunakan warna selain dari yang ditetapkan. Taksi-taksi di Kuala Lumpur telah menggunakan gas alam terkompresi (CNG) sebagai bahan bakar.

Kuala Lumpur dihubungkan ke jalur pelayaran internasional melalui Pelabuhan Klang. Pelabuhan Klang merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Malaysia.[77]

 

9. Pendidikan

Kuala Lumpur mencapai tingkat melek huruf sebesar 97.5% pada tahun 2000, tertinggi di seluruh Malaysia.[78]

Di Kuala Lumpur, terdapat 13 insititusi pendidikan tinggi, 79 sekolah menengah, 155 sekolah dasar, dan 136 TK.[79]

Terdapat beberapa institusi terkemuka di ibu kota yang sudah ada sejak seabad lebih, seperti Sekolah Menengah Kebangsaan Victoria (1893); Methodist Girls' School (1896); Methodist Boys' School (1897); Convent Bukit Nanas (1899) dan Institusi St. John (1904).

Di Kuala Lumpur juga terdapat Universitas Malaya sebagai universitas tertua di Malaysia sejak kemerdekaan negara.[80] Contoh universitas lain yang ada di Kuala Lumpur adalah Universitas UCSI, Universitas Perubatan Antarabangsa, Universitas Terbuka Malaysia, Universitas Kuala Lumpur, Universitas Terbuka Wawasan, dan kampus cabang Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Teknologi Malaysia.

Universitas Pertahanan Nasional Malaysia terletak di Pangkalan Tentara Sungai Besi, di bagian selatan Kuala Lumpur. Universitas ini didirikan sebagai pusat pembelajaran teknologi militer dan pertahanan.[81]

 

10. Olahraga


Stadion Nasional di Bukit Jalil.

Kuala Lumpur memiliki kompleks olahraga berkelas internasional yang dibangun untuk Commonwealth Games 1998, yaitu Kompleks Olahraga Nasional di Bukit Jalil. Selain itu, kompleks olahraga, lapangan sepak bola, kolam renang, dan lapangan tenis banyak menyebar di pinggir kota. Kuala Lumpur juga memiliki beberapa lapangan golf, seperti: Berjaya Golf Course di Bukit Jalil; Kuala Lumpur Golf and Country Club (KLGCC) dan Malaysia Civil Service Golf Club di Bukit Kiara.

Kota ini merupakan salah satu tuan rumah Formula Satu,[9] A1 Grand Prix[82], dan Motorcycle Grand Prix.[83] Balapan diadakan di Sirkuit Internasional Sepang, Selangor, di dekat Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur. KL Grand Prix CSI 5*,[84] merupakan acara olahraga berkuda yang diadakan setiap tahun di Kuala Lumpur. Acara olahraga tahunan lain yang diadakan di kota ini adalah turnamen bulu tangkis Malaysia Terbuka, KL Tower Run,[85] dan Kuala Lumpur International Marathon. Kuala Lumpur juga menjadi bagian dari jalur balapan sepeda Tour de Langkawi.[86]

11. Kota kembar

  • Bendera Amerika Serikat Fresno, Amerika Serikat
  • Bendera Amerika Serikat Los Angeles, Amerika Serikat
  • Bendera Amerika Serikat New York City, New York, Amerika Serikat
  • Bendera Amerika Serikat San Francisco, Amerika Serikat
  • Bendera Britania Raya London, Britania Raya
  • Bendera Britania Raya Manchester, Britania Raya
  • Bendera Filipina Los Baños, Laguna, Filipina
  • Bendera India Chennai, India (tentatif)[87]
  • Bendera India Delhi, India[88]
  • Bendera Indonesia Jakarta, Indonesia
  • Bendera Iran Isfahan, Iran[89]
  • Bendera Iran Mashhad, Iran (Oktober 2006)[90]
  • Bendera Jepang Osaka, Jepang[91]
  • Bendera Malaysia Melaka, Malaysia (15 April 1989)[91]
  • Bendera Maroko Casablanca, Maroko[91]
  • Bendera Turki Ankara, Turki[92]

 

12. Referensi

  1.  Helders, Stefan. "Malaysia:Metropolitan areas". World Gazetteer. Diakses pada 4 Desember 2007.
  2. "Basic Population Characteristics by Administrative Districts", Jabatan Statistik, Malaysia (Jun 2006)
  3. Helders, Stefan. "World: metropolitan areas". World Gazetteer. Diakses pada 13 Desember 2007.
  4. Ng, Angie. "New growth corridors added", The Star Online. Diakses pada 14 Desember 2007.
  5.  "Putrajaya – Administrative Capital of Malaysia". Kerajaan Malaysia. Diakses pada 11 Desember 2007.
  6.  Josh, Krist. "Kuala Lumpur: The Heart of Malaysia". Meetings AsiaPacific. Meetings Media. Diakses pada 13 Desember 2007.
  7.  "The World According to GaWC 2008". Globalization and World Cities Study Group and Network (GaWC). Loughborough University. Diakses pada 16 Mei 2009.
  8.  "Territorial extent". States of Malaysia. statoids.com. Diakses pada 11 Desember 2007.
  9. "Circuit Guide: Sepang, Malaysia". BBC Sport. Diakses pada 13 Desember 2007.
  10.  "Petronas Towers". Pearson PLC. Infoplease. Diakses pada 11 Desember 2007.
  11.  "Kuala Lumpur History". Diakses pada 15 September 2009.
  12. "Old-World Charm". Virtual Malaysia Magazine. Diakses pada 18 Desember 2007.
  13.  "Sejarah Malaysia". Diakses pada 15 Desember 2007.
  14.  "Kuala Lumpur". Encyclopædia Britannica. Diakses pada 6 Desember 2007.
  15.  "The Federated Malay States (1896)". Nation History. Perpustakaan Negara Malaysia. Diakses pada 6 Desember 2007.
  16.  "On This Day". The Australian Army. Diakses pada 17 Desember 2007.
  17. "1957: Malaya celebrates independence", On This Day: 31 August, BBC, 31 Agustus 1957. Diakses pada 6 Desember 2007.
  18.  Angka rasmi, "New book on 1969 race riots in Malaysia may be banned, officials warn", International Herald Tribune, 16 Mei 2007. Diakses pada 8 Desember 2007.
  19.  "Destinations: Kuala Lumpur". Tourism Malaysia. Diakses pada 16 Desember 2007.
  20.  "Kuala Lumpur". Columbia Encyclopedia, Sixth Edition 2007. Columbia University Press. Diakses pada 6 Desember 2007.
  21.  "Sejarah Shah Alam". Majlis Bandaraya Shah Alam. Diakses pada 14 Desember 2007.
  22.  Harrison, Frances. "Analysis: The challenge for Malaysia's reformers", BBC News, 16 November 1999. Diakses pada 13 Desember 2007.
  23.  Geetha Krishnan. "PJC turns focus on maintenance issues". The Malaysian Bar. Diakses pada 14 Desember 2007.
  24.  "Attractions". Kementerian Sains, Teknologi dan Inovasi. Diakses pada 11 Desember 2007.
  25.  "National Palace". Perpustakaan Negara Malaysia. Diakses pada 11 Desember 2007.
  26.  "Kuala Lumpur: Growing Pains", Asia's Best Cities 2000, Asiaweek. Diakses pada 4 Desember 2007.
  27.  "Kuala Lumpur Environment". Dewan Bandaraya Kuala Lumpur. Diakses pada 12 Desember 2007.
  28.  "Hazardous haze shrouds Kuala Lumpur", MSNBC, 11 Agustus 2005. Diakses pada 13 Desember 2007.
  29. "World Weather Information Service - Kuala Lumpur". 1 Agustus 2010. Diakses pada 18 September 2010.
  30.  "Kuala Lumpur Culture & Heritage". AsiaWebDirect. Diakses pada 4 Desember 2007.
  31.  "Kuala Lumpur Economic Base". Kuala Lumpur City Hall. Diakses pada 10 Desember 2007.
  32.  "Malaysia to reduce number of foreign workers to 1.5 mln", People's Daily Online, 2 September 2006. Diakses pada 15 Desember 2007.
  33. "A Growing Source of Fear for Migrants in Malaysia", International Herald Tribune, 10 Disember 2007. Diakses pada 15 Desember 2007.
  34.  "Religion of Malaysia". Windows on Asia. Michigan State University, Asian Studies. Diakses pada 18 Desember 2007.
  35.  "Kuala Lumpur Culture & Heritage: Traditions, Races, People". Kuala Lumpur Hotels & Travel Guide. Diakses pada 16 Februari 2008.
  36. "Broadcasting the Muslim call to prayer to Kuala Lumpur's diverse faithful", International Herald Tribune, 3 Desember 2006. Diakses pada 18 Desember 2007.
  37.  "Religion by Location: Malaysia". Adherents.com. Diakses pada 15 Desember 2007.
  38.  Dewan Bandaraya Kuala Lumpur
  39. "Malaysia's towns and cities are governed by appointed mayors". Diakses pada 9 Oktober 2006.
  40.  "DBKL: Pengenalan", 13 Desember 2007. Diakses pada 15 Desember 2007.
  41.  (14 Disember 2008) "Pengenalan".Dewan Bandaraya Kuala Lumpur
  42.  "House of Representatives". Parlimen Malaysia. Diakses pada 18 Desember 2007.
  43.  Embassies located in Malaysia "Foreign Embassies and Consulates Directory in Malaysia". GoAbroad.com. Diakses pada 19 Desember 2007.
  44.  "Key Economic Indicators" (PDF). Economic Planning Unit, Prime Minister's Department, Malaysia. Diakses pada 10 Desember 2007.
  45. Sy, Amadou (2007-09-18). "Malaysia: An Islamic Capital Market Hub". Survey Magazine. International Monetary Fund. Diakses pada 12 Desember 2007.
  46.  "World Largest Islamic Bank opens branch in Malaysia", ClickPress, 13 Februari 2006. Diakses pada 12 Desember 2007.
  47.  Largest Company in Malaysia 2007
  48.  "Kuala Lumpur Travel". Diakses pada 15 September 2009.
  49. Chuang Peck Ming. "Malaysia's vibrant retail scene", The Business Times, 18 Oktober 2007. Diakses pada 4 Desember 2007.
  50.  Shanti Gunaratnam. "Wooing Indonesian shoppers". New Straits Times, Travel News. Diakses pada 18 Desember 2007.
  51.  KL SOGO, Corporate. Diakses pada 2008-11-10.
  52.  "Landmarks of Kuala Lumpur". New York Times, Travel. 23 September 1990. Diakses pada 18 Desember 2007.
  53. Ahmad, A. Ghafar (1997). British Colonial Architecture in Malaysia 1800-1930. Kuala Lumpur: Museums Association of Malaysia.extract
  54.  Gurstien, P (1985) Malaysia Architecture Heritage Survey – A Handbook, Malaysia Heritage Trust. M/s 65
  55.  Cache Google 'HISTORICAL BUILDINGS IN MALAYSIA'
  56.  Copplestone, Trewin (1976). World Architecture: An Illustrated History. London, Hamlyn. hlm. 149. ISBN 0-600-03954-4.
  57.  "Malaysia, Modernity and the Multimedia Super Corridor: A Critical Geography, m/s 74". Google Books. Diakses pada 14 Desember 2007.
  58.  Henry, Brandi. "Petronas Towers". illumin. USC Viterbi, School of Engineering. Diakses pada 10 Desember 2007.
  59. Mega-Urbanization in Southeast Asia
  60.  "Top five ways to enjoy Kuala Lumpur". The Age. Diakses pada 14 Desember 2007.
  61.  FRIM Photos http://www.theteh.com/html/malaysian_rainforest_jungle_tr.html
  62.  "Oldest Primary Forest within a City". TargetWoman Directory. Diakses pada 4 Desember 2007.
  63.  "Main Page". Muzium Negara. Diakses pada 11 Desember 2007.
  64.  "Main". Muzium Kesenian Islam Malaysia. Diakses pada 11 Desember 2007.
  65.  "Meet the MPO". Malaysian Philharmonic Orchestra. Diakses pada 11 Desember 2007.
  66.  "Main page". Kuala Lumpur Performing Arts Centre. Diakses pada 18 Desember 2007.
  67.  "Main". Malaysia International Gourmet Festival. Diakses pada 13 Desember 2007.
  68.  "Kuala Lumpur Fashion Week 2005". People's Daily Online. Diakses pada 13 Desember 2007.
  69.  "Prasarana to buy trains worth RM1.2bil", The Star, 13 Oktober 2006. Diakses pada 22 Oktober 2006.
  70.  "Kuala Lumpur Travel Tips". iExplore. Diakses pada 13 Desember 2007.
  71.  National Geographic. Malaysia Airlines Takes Flight to MEGACITIES on National Geographic Channel. Rilis pers. Diakses pada 2007-12-19.
  72.  "KLIA Ekspres". Express Rail Link Sdn Bhd. Diakses pada 13 Desember 2007.
  73.  "Subang only for turbo-props", Asian News Desk, 27 November 2007. Diakses pada 13 Desember 2007.
  74.  "Intercity services". Keretapi Tanah Melayu Berhad. Diakses pada 19 Desember 2007.
  75.  Tan Sri Nor Mohamed Yakcop (Menteri Kewangan II). "Launching of the Cyberjaya Dedicated Transportation System" Cyberjaya (10 September 2007). Retrieved on 2007-12-14
  76. Rapid KL to revamp network
  77.  "Port Klang retains top ranking among Malaysia's ports". SchedNet. 24 Mei 2007. Diakses pada 19 Desember 2007.
  78.  Jabatan Statistik, Malaysia (Ogos 2002). Education and Social Characteristics of the Population, Population and Housing Census 2000. Rilis pers. Diakses pada 2007-12-10.
  79. "Existing situation of Educational facilities". Kuala Lumpur Structure Plan 2020. Dewan Bandaraya Kuala Lumpur. Diakses pada 12 Desember 2007.
  80.  Carnegie Mellon University. Carnegie Mellon University's Heinz School to Offer Professional Master's Degree at University of Malaya in Kuala Lumpur in New Collaboration. Rilis pers. Diakses pada 2007-12-13.
  81.  "Lokasi Universiti". Universiti Pertahanan Nasional Malaysia. Diakses pada 18 Februari 2010.
  82.  "Season 2007/08". A1GP. Diakses pada 13 Desember 2007.
  83.  "Rossi wins Sepang", MotorcycleUSA, 10 Oktober 2004. Diakses pada 13 Desember 2007.
  84.  "Main page". Kuala Lumpur Grand Prix 2007. Diakses pada 12 Desember 2007.
  85.  "KL Tower International BASE Jump 2007". Diakses pada 12 Desember 2007.
  86.  "Tour de Langkawi". Ministry of Youth and Sports, Malaysia. Diakses pada 12 Desember 2007.
  87.  Lam, Edwin Chong Wai. "Chennai to be Kuala Lumpur's twin city", My Sinchew, 13 Maret 2010. Diakses pada 27 Maret 2010.
  88.  Delhi to London, it’s a sister act The Times of India. Retrieved on August 30, 2008
  89.  "Sisterhoods". Isfahan Islamic Council. 12 Februari 2005. Diakses pada 4 Desember 2007.
  90.  "Mashad-Kuala Lumpur Become Sister cities", FARS News Agency, 14 Oktober 2006. Diakses pada 4 Desember 2007.
  91. Kuala Lumpur fact file, Asian-Pacific City Summit. Retrieved on November 3, 2007.
  92.  Lam, Edwin Chong Wai. "Kuala Lumpur: the Scent of a City", Chessbase News, 24 Juni 2006. Diakses pada 4 Desember 2007.

 

13. Pranala luar


Arief

Tidak ada komentar:

Posting Komentar