Yunus (Arab:يونس atau يونان Yunaan, Inggris: Jonah, Ibrani:Yonah, Latin: Ionas) (sekitar 820-750 SM)[1][2][3] adalah salah seorang nabi dalam agama Samawi (Islam, Yahudi, Kristen) yang disebutkan dalam Al-Qur'an dalam Surah Yunus dan dalam Alkitab dalam Kitab Yunus. Ia ditugaskan berdakwah kepada orang Assyiria di Ninawa-Iraq. Namanya disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-Quran dan wafat di Ninawa-Iraq.
1. Genealogi
Ibnu Sa'd mengatakan bahwa Yunus bin Matta dari keturunan Benyamin bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.[4]
2. Biografi
2.1. Berdakwah di Ninawa
Yunus bin Mata diutus oleh Allah untuk menghadapi penduduk Ninawa,
suatu kaum yang keras kepala, penyembah berhala, dan suka melakukan
kejahatan. Secara berulang kali Yunus memperingatkan mereka, tetapi
mereka tidak mau berubah, apalagi karena Yunus bukan dari kaum mereka.
Hanya ada 2 orang yang bersedia menjadi pengikutnya, yaitu Rubil dan
Tanuh. Rubil adalah seorang yang alim bijaksana, sedang Tanuh adalah
seorang yang tenang dan sederhana.
2.2. Penolakan penduduk Ninawa
Ajaran-ajaran Nabi Yunus itu bagi para penduduk Ninawa
merupakan hal yang baru yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.
Karenanya mereka tidak dapat menerimanya untuk menggantikan ajaran dan
kepercayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sudah
menjadi adat kebiasaan mereka turun temurun. Apalagi pembawa agama itu adalah seorang asing tidak seketurunan dengan mereka.
Mereka berkata kepada Nabi Yunus: "Apakah kata-kata yang engkau
ucapkan itu dan kedustaan apakah yang engkau anjurkan kepada kami
tentang agama barumu itu? Inilah tuhan-tuhan kami yang sejati yang kami
sembah dan disembahkan oleh nenek moyang kami sejak dahulu. Alasan
apakah yang membenarkan kami meninggalkan agama kami yang diwariskan
oleh nenek moyang kami dan menggantikannya dengan agama barumu? Engkau
adalah orang asing yang datang pada kami agar kami mengubah keyakinan
kami. Apakah kelebihanmu sehingga mengajari dan menggurui kami. Hentikan
perbuatan sia-siamu itu. Penduduk Ninawa tidak akan mengikutimu karena
kami teguh dengan ajaran moyang kami". Nabi Yunus berkata: " Aku hanya
mengajakmu beriman dan bertauhid sesuai dengan amanah Allah yang wajib
kusampaikan padamu. Aku hanyalah pesuruh Allah yang ditugaskan
mengeluarkanmu dari kesesatan dan menuntunmu di jalan yang lurus. Aku
sekali-kali tidak mengharapkan upah atas apa yang kukerjakan ini. Aku
tidak bisa memaksamu mengikutiku. Namun jika kamu tetap bertahan pada
aqidah moyangmu itu, maka Allah akan menunjukkan tanda-tanda kebenaran
akan risalahku dengan menurunkan adzab yang pedih padamu, seperti yang
terjadi pada kaum-kaum sebelum kamu, yaitu kaum Nuh, Aad, dan Tsamud.
Mereka menjawab dengan menantang: "Kami tetap tidak akan mengikuti
kemauanmu dan tidak takut ancamanmu. Tunjukkan ancamanmu jika kamu
termasuk orang yang benar!" Nabi Yunus tidak tahan lagi dengan kaum
Ninawa yang keras kepala. Ia pergi dengan marah dan jengkel sambil
meminta Allah menghukum mereka.
2.3. Penduduk Ninawa bertobat
Sepeninggal Nabi Yunus, kaum Ninawa gelisah, karena mendung gelap,
binatang peliharaan mereka gelisah, wajah mereka pucat pasi, dan angin
bertiup kencang yang membawa suara bergemuruh. Mereka takut ancaman
Yunus benar-benar terjadi atas mereka. Akhirnya mereka sadar bahwa Yunus
adalah orang yang benar, dan ajaran Islam Dari Allah s.w.t. Mereka
kemudian beriman dan menyesali perbuatan mereka terhadap Yunus. Mereka
lari tunggang langgang dari kota mencari Yunus sambil berteriak meminta
pengampunan Allah atas dosa mereka. Allah Yang Maha Pemaaf-pun
mengampuni mereka, dan segera seluruh keadaan pulih seperti sedia kala.
Penduduk Ninawa kemudian tetap berusaha mencari Yunus agar ia bisa
mengajari agama dan menuntun mereka di jalan yang benar.
2.4. Yunus ditelan ikan Nun
Keadaan Yunus setelah pergi dari Ninawa tidak menentu. Ia mengembara
tanpa tujuan dengan putus asa dan merasa berdosa. Akhirnya ia tiba di
sebuah pantai, dan melihat sebuah kapal yang akan menyeberangi laut. Ia
menumpang kapal itu, dan ketika telah berlayar tiba-tiba terjadi badai
yang hebat. Kapal bergoncang, dan para penumpang sepakat untuk
mengurangi beban dengan membuang salah seorang di antara mereka ke laut.
Undian pertama jatuh pada Yunus, namun undian diulang karena penumpang
merasa Yunus tidak layak dibuang sedang ia orang yang mulia. Tapi pada
pengulangan yang kedua, dan ketiga, tetap nama Yunus yang keluar. Yunus
sadar itu adalah kehendak Allah, ia kemudian rela menjatuhkan diri ke
laut. Allah kemudian mengirim ikan Nun (paus) untuk menelan Yunus. Di
dalam perut ikan Nun, Yunus bertobat meminta ampun dan pertolongan
Allah, ia bertasbih selama 40 hari dengan berkata: "Laa ilaaha illa
Anta, Subhanaka, inni kuntu minadzh dzhalimiin (Tiada tuhan melainkan
Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah
berbuat dhalim)" Allah mendengar doa Yunus, dan Memerintahkan ikan nun
mendamparkan Yunus di sebuah pantai. Allah Yang Maha Penyayang
menumbuhkan pohon labu, agara Yunus yang kurus dan lemah tak berdaya
dapat bernaung dan memakan buahnya. Setelah pulih, ia diperintahkan
kembali ke Ninawa, dimana ia kemudian kaget melihat perubahan penduduk
Ninawa yang telah beriman kepada Allah. Yunus kemudian mengajari mereka
tauhid dan menyempurnakan iman mereka.
3. Referensi
- Kisah 25 Nabi dan Rasul
- http://www.thetruthoflife.org/messengers_younus.htm
- http://www.zainab.org/commonpages/ebooks/english/short/prophets.htm
- Ibn Sa'd, presenting a list of the Prophets' genealogies, writes:"... Yunus Ibn Matta from the family of Ya'qub Ibn Ishaq Ibn Ibrahim ... " Ibnu Sa'd, Kitab Al-Tabaqat Al-Kabir, Volume I, parts I & II, English translation by S. Moinul Haq, M.A., PH.D assisted by H.K. Ghazanfar M.A. [Kitab Bhavan Exporters & Importers, 1784 Kalan Mahal, Daryaganj, New Delhi - 110 002 India], p. 48; bold emphasis ours)
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar