Laman

Selasa, 06 November 2012

''Diskon'' TKI di Singapura? Ini Jawaban Agennya

foto
Sebanyak 20 tenaga kerja wanita yang bekerja di Negara Suriah tiba di Bandara Soekarno Hatta, setelah dipulangkan pemerintah Indonesia dengan alasan keamanan (24/7) ANTARA/Muhammad Deffa

arifuddinali.blogspot.com - TEMPO.CO, Jakarta--Agen Javamaids yang beroperasi di Singapura, membantah mendiskon tenaga kerja Indonesia. Dalam klarifikasi yang diberikan Javamaids kepada Kedutaan Besar Indonesia di Singapura, Javamaids mengklaim potongan harga yang tertera dalam iklan merujuk pada komisi yang mereka dapat.

"Soal tulisan diskon, itu adalah fee agency yang dipotong, bukan gaji TKI-nya yang didiskon," kata Juru Bicara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dita Indah Sari di Jakarta, Selasa, 6 November 2012.

Dita mengatakan, pemerintah sudah mendapatkan penjelasan dari Javamaids kemarin, soal iklan yang menawarkan layanan TKI. Dalam iklan itu, ada gambar yang menunjukkan TKI duduk berderetan, seolah-olah sedang diperdagangkan.

Menurut Dita, Javamaids sudah menjelaskan gambar itu tidak bermaksud melecehkan TKI. Gambar itu diklaim Javamaids diambil saat TKI sedang menunggu giliran menjalani tes kesehatan. "Di sana memang sebelum menunggu majikan datang menjemput, mereka tes kesehatan dulu," ujarnya.

Dita mengklaim pemerintah sudah melakukan klarifikasi ke TKI yang dipekerjakan Javamaids. Para TKI tersebut, kata dia, membenarkan Javamaids tidak melakukan pemotongan gaji. Mereka juga menyebut gambar mereka tengah duduk berderetan diambil ketika sedang menjalani tes medis.

Setelah heboh iklan "TKI on Sale" di daerah Chow Kit, Malaysia, muncul kabar ada iklan serupa di daerah Bukit Timah Plaza, Singapura. Iklan Javamaids ditafsirkan sebagai ajang jual-beli TKI asal Jawa, karena memajang gambar para TKI berikut riwayat hidup masing-masing.

Adapun Kedutaan Besar RI untuk Singapura mengancam pencabutan izin Javamaids. Alasannya, nama perusahaan tersebut dinilai tidak etis dan menimbulkan salah paham di sejumlah kalangan terutama warga Indonesia.

"KBRI Singapura meminta pemilik perusahaan mengubah nama agar lebih beretika. Apabila Javamaids tidak memenuhi harapan tersebut, maka KBRI akan mencabut izinnya dalam merekrut para TKI," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Jumhur Hidayat, hari ini.

Sumber: http://www.tempo.co SELASA, 06 NOVEMBER 2012




Setelah Malaysia, Ada ''Diskon'' TKI di Singapura

Jakarta -- Kedutaan Besar RI untuk Singapura mengancam izin perusahaan penyedia jasa tenaga kerja Indonesia, Javamaids. Alasannya, nama perusahaan yang beroperasi di Singapura tersebut dinilai tidak etis dan menimbulkan salah paham di sejumlah kalangan terutama warga Indonesia.

"KBRI Singapura meminta pemilik perusahaan mengubah nama agar lebih beretika. Apabila Javamaids tidak memenuhi harapan tersebut, maka KBRI akan mencabut izinnya dalam merekrut para TKI," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Jumhur Hidayat, di Jakarta, Selasa, 6 November 2012.

Setelah heboh iklan "TKI on Sale" di daerah Chow Kit, Malaysia, muncul kabar ada iklan serupa di daerah Bukit Timah Plaza, Singapura. Iklan Javamaids ditafsirkan sebagai ajang jual-beli TKI asal Jawa, karena memajang gambar para TKI berikut riwayat hidup masing-masing.

Jumhur mengaku BNP2TKI langsung melakukan klarifikasi ke Duta Besar RI untuk Singapura, Andri Hadi. Kepada Jumhur, Andri mengaku KBRI telah memanggil perusahaan pemasang iklan tersebut, kemarin, untuk memberikan klarifikasi. 

Dalam kesempatan tersebut, pihak pengiklan Javamaids membantah secara spesifik menjual tenaga TKI asal Jawa. "Mereka mengaku sebagai perusahaan perekrut tenaga kerja sektor domestik yang ada di Singapura. Namun setelah pertemuan kemarin, mereka menyatakan siap mencabut iklan yang membuat Indonesia tidak nyaman," ujar Jumhur.

Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Iffah Ainur Rochmah, menambahkan, pihaknya berharap pemerintah tidak sekadar menyampaikan kecaman dan melakukan upaya diplomasi menghadapi sejumlah persoalan yang menimpa TKI di luar negeri. Menurut Iffah, pemerintah pantang lamban dalam melindungi TKI.

"Ketika penanganan pemerintah lamban, kebijakan apapun tak ubahnya sebagai ''lip service'' yang semu dan tidak memberi solusi apapun. Pemerintah pada akhirnya tampak sebagai kapitalis yang tidak bertanggung jawab terhadap nasib rakyatnya," kata Iffah dalam konferensi pers soal pekerja perempuan Indonesia di Jakarta, hari ini.

Iffah berharap pemerintah menyikapi sejumlah masalah terkait TKI dengan melakukan moratorium ke negara manapun. Moratorium ke beberapa negara saja dinilai tidak memadai dan tidak menunjukkan upaya perlindungan negara.
Sumber: http://www.tempo.co SELASA, 06 NOVEMBER 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar