Laman

Jumat, 14 Februari 2014

Gunung Kelud Meletus



Gunung Kelud, Sejarah Panjang dan Anomali Letusan...

Gunung Kelud yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Blitar, di Jawa Timur, meletus lagi pada Kamis (13/2/2014) pukul 22.50 WIB. Letusan ini mengembalikan ciri historis panjang letusan gunung ini, yang hanya berjeda perubahan letusan pada 2007.

Gunung Kelud merupakan gunung api bertipe strato. Lokasinya berada di 7 derajat 56 menit Lintang Selatan dan 112 derajat 18 menit 30 detik Bujur Timur. Gunung Kelud memiliki ketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut.

Letusan terakhir Gunung Kelud sebelum Kamis ini adalah pada 3-4 November 2007. Letusan tersebut ibarat jeda dari ciri khas letusan Gunung Kelud yang biasanya adalah eksplosif, termasuk letusan sekarang. Pada 2007, hanya terjadi letusan efusif, yang memunculkan kubah lava di tengah lokasi yang dulu adalah danau kawah Gunung Kelud.

Sejarah panjang dan anomali letusan Gunung Kelud
Catatan tentang letusan Gunung Kelud terlacak sejak tahun 1000, seperti termuat dalam buku Data Dasar Gunung Api Indonesia yang diterbitkan Kementerian Energi, Sumber Daya Alam, dan Mineral pada 2011.

Ciri letusan eksplosif gunung ini setidaknya diketahui sejak 1901. Letusan pada 2007, merujuk ungkapan mantan Kepala Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono, adalah anomali.

"Penyelewengan" ciri khas pada 2007 itu pun menurut Surono bukan karena ada hal gaib atau tak dapat dijelaskan. Letusan pada 2007 tidak mempertontonkan letusan hebat sebagaimana setiap kali Gunung Kelud meletus lebih karena ternyata ada retakan di jalur lava gunung itu, yang membuat daya dorong letusan sudah merembes keluar. Karenanya, daya letus gunung pun jauh berkurang.

Pada 1990, letusan terakhir sebelum letusan Kamis malam, setidaknya 200 juta ton meter kubik material padat terlontar dari kawah Gunung Kelud. Sebagai pembanding, letusan Gunung Merapi pada 2010 "hanya" melontarkan 150 juta meter kubik material padat.

Ribuan korban jiwa dan terowongan Ampera

Dengan ciri letusan yang eksplosif, Gunung Kelud adalah salah satu gunung api aktif yang mencatatkan ribuan korban jiwa dalam sejarah panjang letusannya, meski dampaknya belum seluar biasa letusan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat ataupun Gunung Krakatau di Selat Sunda yang sampai mengguncang dunia.

Sebelum letusan pada 2007, Gunung Kelud dikenal sebagai gunung api dengan kawah berupa danau. Menurut Surono dalam sebuah wawancara, kedahsyatan dampak letusan dengan tipe kawah semacam Gunung Kelud ini akan berbanding lurus dengan volume air pada danau kawah.

Letusan efusif pada 2007, telah menyurutkan danau kawah di Gunung Kelud, hanya menyisakan genangan yang bahkan nyaris kering. Namun, sebelumnya upaya untuk menyusutkan volume danau kawah ini juga sudah dilakukan pemerintah, yaitu dengan pembangunan terowongan pembuangan air. Proyek pertama dibangun pada masa pemerintahan kolonial, pada 1926.

Terowongan tersebut dibangun setelah letusan Gunung Kelud meletus pada 1919 yang menewaskan tak kurang dari 5.160 orang. Terowongan yang dibangun pemerintah kolonial itu sempat tertutup material vulkanik pada letusan 1966 meski lolos dari kerusakan akibat letusan pada 1951.

Meski letusan 1919 sudah memakan korban jiwa sedemikian banyak, letusan Gunung Kelud yang paling banyak menewaskan berdasarkan catatan yang ada adalah letusan pada 1586, dengan lebih dari 10.000 orang jadi korban.

Terowongan pengalir air dari danau kawah buatan 1926 masih berfungsi sampai sekarang. Namun, setelah letusan 1966, Pemerintah Indonesia membangun terowongan baru yang lokasinya 45 meter di bawah terowongan lama.

Terowongan baru yang rampung dibangun pada 1967 ini diberi nama Terowongan Ampera. Fungsinya menjaga volume air danau kawah tak lebih dari 2,5 juta meter kubik.

Pada letusan 1990 yang berlangsung selama 45 hari, material vulkanik yang dilontarkan letusan Gunung Kelud mencapai 57,3 juta meter kubik. Namun, lahar dinginnya mengalir sampai 24 kilometer melewati 11 sungai yang berhulu di Gunung Kelud. Terowongan Ampera pun sempat tersumbat, dan revitalisasinya baru rampung pada 1994.

Sumber: Beragam sumber dan dokumentasi


Letusan Gunung Kelud Dari Masa ke Masa 

Pemandangan puncak Sumbing di kawasan Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur, (11 Agustus 2013). Gunung berapi yang termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif ini terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. TEMPO/Aris Novia Hidayat


Foto Gunung Kelud saat sedang beraktivitas pada tahun 1901. Gunung Kelud sudah beberapa kali meletus dan bererupsi yaitu pada tahun 1586, 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990, 2007, 2010, dan 2014. wikipedia.org


Sungai yang tertutup abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud, Blitar, Jawa Tengah, 1990. Letusan pada tahun ini berlangsung selama 45 hari. Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik dan Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah. Dok.TEMPO/ Zed Abidin


ktivitas Gunung Kelud saat meletus pada tahun 1919. Letusan ini termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa dan merusak 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km. id.wikipedia.org


Petugas Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri di depan kubah lava anak Gunung Kelud, di Desa Sugihwaras, Kediri, 5 Maret 2012. Pada tahun 2007 dan 2010, Gunung Kelud melakukan aktivitasnya dengan mengeluarkan awan hitam dan menimbulkan gempa tremor. DOk.TEMPO/ Dwidjo U. Maksum


Gunung Kelud bererupsi di Blitar, Jawa Timur, (14/02). Gunung Kelud meletus pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB. Ketinggian letusan gunung ini mencapai 17 Km. Letusan gunung Kelud juga menghancurkan Kubah berkapasitas 16 juta kubik. (AP Photo/Trisnadi)



Sumber:


Rekaman Video Asli Erupsi Kelud 13 Februari


Video ini diunggah Kamis (13/2/2014) beberapa saat setelah erupsi terjadi. “Letusan Gunung Kelud di ambil dari Desa Gandusari, Kabupaten Blitar, pukul 23.30 WIB,”.

Video berjudul Erupsi Gunung Kelud 13 2 2014 itu menunjukkan rekaman saat material vulkanik menyebur dari gunung. Pada awal rekaman terlihat abu vulkanik keluar berwarna merah. Beberapa sat kemudian kilat menyambar. Meski terlihat sangat gelap kilatan muncul beberapa kali menerangi video itu.

Suara gemuruh yang cukup keras juga terdengar di rekaman itu. Mengiringi gemuruh Gunung Kelud, sirene dan klakson motor terdengat. Video amatir ini juga merekam percakapan perekam videonya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar