Laman

Selasa, 31 Januari 2012

Tokoh agama Indonesia

Berikut ini sebagian dari tokoh-tokoh intelektual dan agama di Indonesia

Abdullah Gymnastiar.
Yan Gymnastiar (lahir di Bandung, Jawa Barat, 30 Februari 1962; umur 49 tahun) atau lebih dikenal sebagai Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym adalah seorang pendakwah, penyanyi, penulis buku dan penerbit, pengusaha dan pendiri Pondok Pesantren Darut Tauhid di Jalan Gegerkalong Girang, Bandung. Aa Gym menjadi populer karena mengenalkan cara berdakwah yang unik dengan gaya teatrikal dengan pesan-pesan dakwah Islami yang praktis dan umum diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Ahmad Wahib
Ahmad Wahib (Sampang, 9 November 1942–Jakarta, 31 Maret 1973) adalah seorang budayawan, dan pemikir Islam. Semasa hidupnya yang singkat banyak membuat catatan permenungan yang juga telah dibukukan dalam Pergolakan Pemikiran Islam.

Abu Bakar Ba'asyir
Abu Bakar Ba'syir
Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud, biasa juga dipanggil Ustadz Abu dan Abdus Somad (lahir di Jombang, Jawa Timur, 17 Agustus 1938; umur 73 tahun), merupakan seorang tokoh Islam di Indonesia keturunan Arab. Ba'asyir juga merupakan pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) serta salah seorang pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min. Berbagai badan intelijen menuduh Ba'asyir sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), sebuah grup separatis militan Islam yang mempunyai kaitan dengan al-Qaeda. Walaupun Ba'asyir membantah menjalin hubungan dengan JI atau terorisme.


Ali Yafie
KH. Ali Yafie (lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, 1 September 1926; umur 85 tahun) adalah ulama fiqh dan mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia. Ia adalah tokoh Nahdlatul Ulama, dan pernah menjabat sebagai pejabat sementara Rais Aam (1991-1992). Saat ini, ia masih aktif sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang didirikannya tahun 1947, serta sebagai anggota dewan penasehat untuk Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Andar Lumbantobing
Andar Marisi Tua Lumban Tobing (lahir di Sipahutar, Tapanuli Utara, 3 April 1920; umur 91 tahun) adalah alumni angkatan pertama Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan termasuk orang Batak pertama yang melakukan studi teologi di Eropa. Ia memperoleh gelar Doktor dari Friederich Wilhem Universitat di Bonn tahun 1957 dengan disertasi Das Amt in der Batak Kirche dan telah diterbitkan oleh Penerbit BPK Gunung Mulia dengan judul Makna Wibawa Jabatan dalam Gereja Batak. Ia menjadi dosen teologi sistematik dan Rektor Universitas Nommensen, Pematang Siantar tahun 1957-1964. Ia kemudian menjadi uskup pertama GKPI tahun 1964 dan menjabat hampir 25 tahun.

Arief Budiman
Arief Budiman (lahir di Jakarta, 3 Januari 1941; umur 71 tahun), dilahirkan dengan nama Soe Hok Djin, adalah seorang aktivis demonstran Angkatan '66 bersama dengan adiknya, Soe Hok Gie. Pada waktu itu ia masih menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia di Jakarta. Ayahnya seorang wartawan yang bernama Soe Lie Piet. Sejak masa mahasiswanya, Arief sudah aktif dalam kancah politik Indonesia, karena ia ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan pada tahun 1963 yang menentang aktivitas LEKRA yang dianggap memasung kreativitas kaum seniman.

Bambang Hidayat
Prof. Dr. Bambang Hidayat (lahir di Kudus, 18 September 1934; umur 77 tahun) adalah seorang astronom Indonesia. Ia adalah putra tertua dari 8 bersaudara. Ayahnya, Soedirgo Dhonomidjojo, adalah seorang polisi yang kemudian meniti karier sebagai pamong praja. Bambang Hidayat menikah dengan Estiti Harti Sujono. Prof. Estiti Harti Sujono Ph.D. lebih dikenal sebagai Estiti Bambang Hidayat adalah seorang biolog di Departemen Biologi ITB. Pasangan ini dikaruniai dua putra. Ibu Estiti wafat pada tahun 1995 karena penyakit kanker.

Bambang Noorsena
Bambang Noorsena (lahir di Ponorogo, 31 Maret 1964; umur 47 tahun) adalah pendiri Institute for Syriac Christian Studies (ISCS). Sejak akhir 1997, setelah mempelajari dari dekat gereja-gereja Arab di beberapa negara di Timur Tengah, ia menawarkan kekristenan Syria sebagai wacana dalam menembus "kebuntuan dialog teologis Kristen-Islam". Hasilnya, sebuah "kejutan kultural" menghiasi hampir semua media massa di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini. Selain menyerukan "pertobatan budaya" di gereja-gereja yang mengundangnya, intelektual Kristen yang menolak menjadi pendeta ini juga memberikan ceramah di forum-forum kajian Islam. Sehari-harinya, Bambang Noorsena bekerja sebagai dosen di Universitas Kristen Cipta Wacana (UKCW) Malang. Selain aktif di forum-forum dialog antar iman, ia kini menjadi salah seorang anggota dewan konsultatif Indonesian Conference on Religion and Peace(ICRP).

Dawam Rahardjo
Prof. Drs. Dawam Rahardjo (Solo, Jawa Tengah, 20 April 1942 adalah seorang ekonom Indonesia. Ia mendapatkan gelar sarjana S1 dari Fakultas Ekonomi UGM (1969)

Dick Hartoko
Theodoor Willem Geldorp (Lumajang, 9 Mei 1922 - (?), 1 September 2001) atau lebih dikenal dengan nama Dick Hartoko adalah seorang budayawan Indonesia. Ia juga seorang rohaniawan Katolik dan merupakan anggota ordo Yesuit. Dick Hartoko terutama terkenal sebagai redaktur Majalah Basis. Dick Hartoko adalah seorang Indo.

Din Syamsuddin
Prof. Dr. Sirajuddin Syamsuddin, atau dikenal dengan Din Syamsuddin (lahir di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, 31 Agustus 1958; umur 53 tahun), adalah seorang politisi yang saat ini menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010. Istrinya bernama Fira Beranata, dan memiliki 3 orang anak. Ia menempuh pendidikan sarjana di IAIN Jakarta, dan kemudian melanjutkan pascasarjana dan doktornya di University of California at Los Angeles (UCLA) di Amerika Serikat. Din pernah berkarier di birokrasi menduduki jabatan sebagai Direktur Jenderal Binapenta Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Sedangkan dalam kegiatan organisasi, Din pernah menjabat sebagai Ketua DPP Sementara Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (1985), Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah (1989-1993), Wakil Ketua PP Muhammadiyah (2000-2005), Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Ketua Litbang Golongan Karya.

Drs. KH. Muhammad Ma'shum Yusuf

Drijarkara
Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara SJ (lahir di Kedunggubah, Kaligesing, Purworejo, 13 Juni 1913 – meninggal di Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah, 11 Februari 1967 pada umur 53 tahun). Ajaran pokok Driyarkara yaitu "manusia adalah kawan bagi sesama". Manusia adalah rekan atau teman bagi sesamanya di dunia sosialitas ini (homo homini socius). Pikiran homo homini socius ini ditaruh untuk mengkritik, mengoreksi, dan memperbaiki sosialitas preman; sosialitas yang saling mengerkah, memangsa, dan saling membenci dalam homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi sesamanya).

E.G. Singgih
Emanuel Gerrit Singgih adalah pengajar teologi, filsafat dan kontekstualisasi. Lahir di Jakarta 7 Agustus 1949.

Eka Darmaputera
Eka Darmaputera (lahir di Mertoyudan, Magelang, Jawa tengah, 16 November 1942 – meninggal di Jakarta, 29 Juni 2005 pada umur 62 tahun) adalah seorang pendeta dan teolog Indonesia yang banyak menulis sehingga karya-karya dan pikirannya seringkali muncul dalam berbagai surat kabar nasional Indonesia. Ia juga sering diundang menjadi pembicara di berbagai seminar dan lokakarya, baik di dalam maupun di luar negeri.

Franz Magnis Suseno
Prof. Dr. Dr.-h.c. Franz Magnis-Suseno, SJ (nama asli: Franz Graf von Magnis atau nama lengkapnya Maria Franz Anton Valerian Benedictus Ferdinand von Magnis (lahir di Eckersdorf, Silesia, Jerman-Nazi (kini Bożków, Nowa Ruda, Polandia), 26 Mei 1936; umur 75 tahun) adalah seorang tokoh Katolik dan budayawan Indonesia. Ia berasal dari sebuah keluarga bangsawan. Magnis-Suseno juga dikenal sebagai seorang Direktur Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Sebagai seorang pastur Magnis-Suseno memiliki panggilan akrab Romo Magnis. Magnis-Suseno datang ke Indonesia pada tahun 1961 pada usia 25 tahun untuk belajar filsafat dan teologi di Yogyakarta. Tiba di Indonesia, dia langsung mempelajari bahasa Jawa untuk membantunya berkomunikasi dengan warga setempat. Setelah ditahbiskan menjadi Pastor, ia ditugaskan untuk belajar filsafat di Jerman sampai memperoleh gelar doktor di bidang filsafat dengan disertasi mengenai Karl Marx. Sebelum menjadi warganegara Indonesia pada tahun 1977, Magnis-Suseno adalah seorang warga Jerman yang bernama Franz Graf von Magnis. Saat berganti kewarganegaraan, dia menambahkan 'Suseno' di belakang namanya.


Hamka
Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Hamka, yakni singkatan namanya, (lahir di Maninjau, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik. Hamka diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Keppres No. 113/TK/Tahun 2011 pada tanggal 9 November 2011. Hamka merupakan salah satu orang Indonesia yang paling banyak menulis dan menerbitkan buku. Oleh karenanya dia dijuluki sebagai Hamzah Fansuri di era modern. Belakangan ia diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan untuk orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati.
Ayahnya adalah Haji Abdul Karim bin Amrullah, yang merupakan pendiri Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Sementara ibunya adalah Siti Shafiyah Tanjung yang meninggal pada tahun 1934. Dalam silsilah Minangkabau, ia berasal dari suku Tanjung, sebagaimana suku ibunya.

Hasyim Muzadi
Kyai Haji Ahmad Hasyim Muzadi (lahir di Tuban, 8 Agustus 1944; umur 67 tahun) adalah Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Ia pernah menjadi pengasuh pondok pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur.

Hasan Mustapa
Indra J. Piliang
J. Drost
Johny Setiawan

Lia Aminuddin
Lia Aminuddin atau lebih dikenal sebagai Lia Eden (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 21 Agustus 1947; umur 64 tahun) adalah pemimpin kelompok kepercayaan bernama Kaum Eden. Ibunya bernama Zainab, dan bapaknya bernama Abdul Ghaffar Gustaman, seorang pedagang dan pengkhutbah Islam aliran Muhammadiyah. Pada umur 19 tahun, Lia menikah dengan Aminuddin Day, seorang dosen di Universitas Indonesia dan dikaruniai empat orang anak. Pada awalnya dia adalah seorang ibu rumah tangga yang menempuh pendidikan hanya sampai jenjang SMA dan sebelumnya mempunyai profesi sebagai perangkai bunga bahkan pernah mempunyai acara tampilan khusus mengenai merangkai bunga di TVRI.

Nurtanio Pringgoadisuryo
Nurtanio Pringgoadisuryo (lahir di Kandangan, Kalimantan Selatan, 3 Desember 1923 – meninggal 21 Maret 1966 pada umur 42 tahun adalah sebagai perintis industri penerbangan Indonesia. Bersama Wiweko Soepono, Nurtanio membuat pesawat layang Zogling NWG (Nurtanio-Wiweko-Glider) pada tahun 1947. Ia membuat pesawat pertama all metal dan fighter Indonesia yang dinamai Sikumbang, disusul dengan Kunang-kunang (mesin VW) dan Belalang, dan Gelatik (aslinya Wilga) serta mempersiapkan produksi F-27.

Nurcholis Madjid
Prof. Dr. Nurcholish Madjid (lahir di Jombang, Jawa Timur, 17 Maret 1939 – meninggal di Jakarta, 29 Agustus 2005 pada umur 66 tahun) atau populer dipanggil Cak Nur, adalah seorang pemikir Islam, cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Pada masa mudanya sebagai aktifis Himpunan Mahasiswa Islam, ide dan gagasannya tentang sekularisasi dan pluralisme pernah menimbulkan kontroversi dan mendapat banyak perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Nurcholish pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, dan sebagai Rektor Universitas Paramadina, sampai dengan wafatnya pada tahun 2005.

Ong Hok Ham

P.J. Zoetmulder
Prof. Dr. Petrus Josephus Zoetmulder, S.J. (lahir di Utrecht, Belanda, 29 Januari 1906 – meninggal di Yogyakarta, 8 Juli 1995 pada umur 89 tahun) adalah seorang pakar Sastra Jawa dan budayawan Indonesia. Ia terkenal dengan disertasinya mengenai penelitian tentang sebuah aspek agama Kejawen yang dalam edisi Indonesianya berjudul Manunggaling Kawula Gusti. Selain itu nama Zoetmulder tidak dapat dilepaskan dari telaah sastra Jawa Kuna Kalangwan dan kamus Jawa Kunanya yang terbit dalam dua edisi, yaitu edisi Bahasa Inggris (1982) dan edisi Bahasa Indonesia (1995).

Pantur Silaban

Ragnar Alm

Samaun Samadikun
Prof. Dr. Samaun Samadikun (15 April 1931 di Magetan - 15 November 2006 di Jakarta) adalah seorang insinyur, pendidik dan ilmuwan Indonesia. Prof. Samaun Samadikun adalah suami dari Roesdiningsih dan ayah dari M. Samawi dan Wisnu RP. Ia dikenal sebagai seorang figur dosen ITB dan pendidik yang sangat menonjol sebagai teladan. Penampilan lahiriah beliau sangat sederhana dan bersahaja tanpa mengurangi wibawa dan kehormatannya. Banyak orang menyebutnya Bapak Mikroelektronika Indonesia.

Sangkot Marzuki

Sindhunata
Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, S.J., atau lebih dikenal dengan nama pena Sindhunata (lahir di Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia, 12 Mei 1952; umur 59 tahun) dan juga dikenal dengan panggilan populernya Rama Sindhu (atau dibaca "Romo Sindhu" dalam bahasa Jawa) adalah seorang imam Katolik, anggota Yesuit, redaktur majalah kebudayaan "BASIS". Sejak masa kecilnya hingga tamat SMA ia hidup di kampungnya di kaki Gunung Panderman. 

Soe Hok Gie
Soe Hok Gie (lahir di Djakarta, 17 Desember 1942 – meninggal di Gunung Semeru, 16 Desember 1969 pada umur 26 tahun) adalah salah seorang aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962–1969. Soe Hok Gie menamatkan pendidikan SMA di Kolese Kanisius. Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi dalam bahasa Mandarin (Hanzi:). Leluhur Soe Hok Gie sendiri adalah berasal dari provinsi Hainan, Republik Rakyat Cina. Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku hariannya kemudian diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983).

Soedjatmoko
Soedjatmoko (lahir di Sawahlunto, 10 Januari 1922 – meninggal di Yogyakarta, 21 Desember 1989 pada umur 67 tahun), akrab dipanggil Koko, adalah salah seorang intelektual terbesar Indonesia. Koko pernah menjabat sebagai Rektor kedua Universitas PBB yang berada di Tokyo, Jepang dari September 1980 sampai Oktober 1987.



Sulistyo Basuki

Sutan Hutagalung

T.B. Simatupang
Tahi Bonar Simatupang atau yang lebih dikenal dengan nama T.B. Simatupang (lahir di Sidikalang, Sumatera Utara, 28 Januari 1920 – meninggal di Jakarta, 1 Januari 1990 pada umur 69 tahun) adalah seorang tokoh militer dan Gereja di Indonesia. Saat ini namanya diabadikan sebagai salah satu nama jalan besar di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Tapi Omas Ihromi

Taufik Abdullah

Ulil Abshar Abdalla
Ulil Abshar-Abdalla (lahir di Pati, Jawa Tengah, 11 Januari 1967; umur 44 tahun) adalah seorang tokoh Islam Liberal di Indonesia yang berafiliasi dengan Jaringan Islam Liberal. Ulil berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama. Ayahnya Abdullah Rifa'i dari pesantren Mansajul Ulum, Pati, sedang mertuanya, Mustofa Bisri, kyai dari pesantren Raudlatut Talibin, Rembang.

Wimar Witoelar
Wimar Witoelar (lahir di Padalarang, Jawa Barat, 14 Juli 1945; umur 66 tahun) adalah putra termuda dari lima bersaudara pasangan Raden Achmad Witoelar Kartaadipoetra dan Nyi Raden Toti Soetiamah Tanoekoesoemah. Ia adalah adik Rachmat Witoelar, Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu dan adik ipar dari Erna Witoelar yang juga mantan Menteri Indonesia.

Winardi Sutantyo

Wiweko Soepono

Y.B.Mangunwijaya
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr. (lahir di Ambarawa, Kabupaten Semarang, 6 Mei 1929 – meninggal di Jakarta, 10 Februari 1999 pada umur 69 tahun), dikenal sebagai rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik (bahasa Jawa untuk "rakyat kecil"). Ia juga dikenal dengan panggilan populernya, Rama Mangun (atau dibaca "Romo Mangun" dalam bahasa Jawa). Romo Mangun adalah anak sulung dari 12 bersaudara pasangan suami istri Yulianus Sumadi dan Serafin Kamdaniyah.

Yohanes Surya
Yohanes Surya (lahir di Jakarta, 6 November 1963; umur 48 tahun) adalah seorang fisikawan Indonesia. Ia juga dikenal sebagai pembimbing TOFI. saat ini Prof. Yohanes Surya Ph.D. aktif dalam berbagai pelatihan Matematika dan Fisika GASING (Gampang Asyik dan Menyenangkan)


Yum Soemarsono

Zainudin M.Z
Kiai Haji Zainuddin Hamidi atau dikenal sebagai K.H. Zainuddin MZ (lahir di Jakarta, 2 Maret 1952 – meninggal di Jakarta, 5 Juli 2011 pada umur 59 tahun) adalah seorang pemuka agama Islam di Indonesia yang populer melalui ceramah-ceramahnya di radio dan televisi. Julukannya adalah "Da'i Sejuta Umat" karena dakwahnya yang dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Ia pernah menjabat sebagai ketua umum Partai Bintang Reformasi, kemudian digantikan oleh Bursah Zarnubi. Seiring pergantian tersebut, terjadilan friksi di dalam partai. Zainuddin yang pernah aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kemudian dikabarkan kembali ke partai berlambang Ka'bah itu atas tawaran Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PPP Suryadharma Ali. Zainuddin menempuh pendidikan tinggi di IAIN Syarif Hidayatullah dan berhasil mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia.


Arief

Tidak ada komentar:

Posting Komentar