Laman

Senin, 16 Juli 2012

Kota Medan

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.

1. Sejarah

Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa.[9]

Pemandangan udara kota Medan pada tahun 1920-an

Daerah Kesawan tahun 1920-an
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapMedan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luai untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.Sejak tahun 1950, s hampir delapan belas kali lipat.


Geografi

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

Utara Selat Malaka
Selatan Kabupaten Deli Serdang
Barat Kabupaten Deli Serdang
Timur Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

 

Sungai

Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini:
  • Sungai Belawan
  • Sungai Badera
  • Sungai Sikambing
  • Sungai Putih
  • Sungai Babura
  • Sungai Deli
  • Sungai Sulang-Saling
  • Sungai Kera
  • Sungai Tuntungan
Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur.

 

Demografi

Tahun Penduduk
2001 1.926.052
2002 1.963.086
2003 1.993.060
2004 2.006.014
2005 2.036.018
2007 2.083.156
2008 2.102.105
2009 2.121.053[13]
2010 2.109.339[6][7][8]
Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa.[6][7][8] Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.[6][7][8]

Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).

Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan—tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.

Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, dan suku-suku dari Tapanuli (Batak, Mandailing, Karo). Di Medan banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak.

Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.

Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.

Perbandingan etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980, dan 2000
Etnis Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000
Jawa 24,89% 29,41% 33,03%
Batak 2,93% 14,11% 20,93%*
Tionghoa 35,63% 12,8% 10,65%
Mandailing 6,12% 11,91% 9,36%
Minangkabau 7,29% 10,93% 8,6%
Melayu 7,06% 8,57% 6,59%
Karo 0,19% 3,99% 4,10%
Aceh -- 2,19% 2,78%
Sunda 1,58% 1,90% --
Lain-lain 14,31% 4,13% 3,95%
Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983; 2000: BPS Sumut
*Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai suku bangsa, total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%
Angka Harapan Hidup penduduk kota Medan pada tahun 2007 adalah 71,4 tahun, sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa.

 

Kehidupan sosial

Pekerjaan

Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau.[14]


Pola pemukiman

Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati.[14]

Situs pariwisata


Istana Maimun

Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung - sebuah jembatan di atas rel kereta api, dan juga Gedung London Sumatera.

Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Mesjid Raya Medan, dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).

Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT. London Sumatra, dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang, Malaysia dan Singapura. Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.

Di daerah Kesawan ini, terdapat Kantor Notaris/PPAT Hj. Chairani Bustami, S.H. yang merupakan salah satu Notaris tertua di Medan, setelah Alm. A.P. Parlindungan, S.H. Saat ini Hj. Chairani telah pensiun dan aktif mengajar di Universitas Sumatera Utara. Aktivitas kantor ini kemudian digantikan oleh putra-putrinya yang juga meneruskan profesi orang tuanya sebagai Notaris.

 

Bangunan Tua

  • Kantor Balai Kota
  • Kantor Pos Pusat
  • Stasiun Kereta Api Lama
  • Menara Bakaran Batu
  • Istana Maimoon
  • Menara Air Tirtanadi
  • Tjong A Fie Mansion
  • PT PP London Sumatera
  • Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan

 

Hotel

  • Grand Angkasa International Hotel
  • Danau Toba International Hotel
  • JW Marriott
  • Grand Aston City Hall
  • Grand Swissbell Hotel
  • The Aryaduta Hotel
  • Hotel Citi International
  • Santika Premiere Dyandra Hotel
  • Hotel Deli River
  • Garuda Plaza Hotel
  • Alpha Inn
  • Grand Delta Hotel
  • Asean International Hotel
  • Hotel Soechi International
  • Hotel Tiara Medan
  • Hotel Haji Amir

 

Tempat Ibadah

  • Masjid Raya Al-Mashun
  • Masjid Al-Musabbihin Tasbi
  • Masjid Al-Huda
  • Graha Bunda Maria Annai Velangkani
  • Katedral Roma Katholik
  • Kuil Shri Mariamman
  • Maha Vihara Maitreya
  • Kelenteng Gunung Timur

 

Wisata Kuliner

  • Merdeka Walk, pusat jajanan 24 jam yang terletak di Lapangan Merdeka Medan dan tepat berada di seberang Balai Kota Medan.
  • Ramadhan Fair, khusus dibuka pada saat bulan puasa (Ramadhan) terletak bersebelahan dengan Mesjid Raya Medan.
  • Kuliner Pagaruyung, masakan India & Indonesia di daerah "Kampung Keling" ("Kampung Madras").
  • Pasar Merah Square, terletak di Jalan H.M. Jhoni, berdekatan dengan Kampus ITM & UMSU.
  • Amaliun Food Court, terletak di Jalan Amaliun, dekat dengan Yuki Simpang Raya.
  • Jalan Dr. Mansyur (Kampus USU), pilihan berbagai cafe yang menawarkan beragam hidangan.
  • Jalan Semarang, masakan Tionghoa pada malam hari.

 

Transportasi

Darat


Tampak dua becak motor sedang melintas di jalanan Medan.
Terminal yang melayani warga Medan:
  • Terminal Sambu
  • Terminal Pinang Baris
  • Terminal Amplas

Laut


Kuli Cina dari Shantou melabuh di Belawan.

Pelabuhan Belawan terletak di bagian utara kota. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Indonesia tersibuk di luar pulau Jawa. Layanan kapal feri menghubungkan Belawan dengan Penang, Malaysia.

 

Udara

Bandar Udara Internasional Polonia yang terletak tepat di jantung kota, menghubungkan Medan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Batam, Palembang, Jakarta, Gunung Sitoli serta Kuala Lumpur, Penang, Ipoh, Alor Setar di Malaysia, dan Singapura. Sebuah bandara internasional baru di Kuala Namu di kabupaten Deli Serdang sedang dalam pembangunan.

Tokoh

Tokoh terkenal yang lahir di Medan:
  • Peter Alma, seniman Belanda
  • Chairil Anwar, penyair Indonesia
  • Jan Gualtherus van Breda Kolff, pemain sepak bola Belanda
  • Let. Jend. Djamin Ginting, Mantan Panglima Kodam I/BB
  • Tengku Amir Hamzah, Pujangga
  • Burhanuddin Harahap, Perdana Menteri Indonesia ke-9
  • Kees Hoving, perenang Belanda
  • Cees Korvinus, politikus dan advokat Belanda
  • John Juanda, pemain poker Amerika Serikat
  • Guru Patimpus Sembiring Pelawi, pendiri Kota Medan
  • Amir Sjarifuddin, Perdana Menteri Indonesia ke-2
  • Soegiarto, Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia di Kabinet Indonesia Bersatu sebelum Perombakan II
  • Babs van Wely, ilustrator Belanda
  • Ruhut Sitompul, pengacara dan politikus Indoneisa

Referensi

  1. "Pemko Medan - Lambang Kota Medan". Diakses pada 28 Mei 2010.
  2.  "kota-medan-diwarnai-aksi-unjukrasa Pelantikan Walikota Medan diwarnai Demonstrasi ", (Detikcom), 26 Juli 2010. Diakses pada 26 Juli 2010.
  3. "Ribuan orang hadiri pelandikan Walikota Medan ", (Okezone), 26 Juli 2010. Diakses pada 26 Juli 2010.
  4. "Drs Rahudman Harahap MM-Drs T Dzulmi Eldin Dilantik, Warga Kota Optimis, Medan Semakin Tertata dan Maju ", (Harian Sinar Indonesia Baru), 26 Juli 2010. Diakses pada 26 Juli 2010.
  5. "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
  6. "Penduduk Hasil SP 2010 ", BPS Kota Medan, 19 Agustus 2010. Diakses pada 25 Agustus 2010.
  7.  "Hasil Sensus Penduduk 2010 : Jumlah Penduduk Sumut 12.985.075 Jiwa ", Harian Sinar Indonesia Baru, 18 Agustus 2010. Diakses pada 25 Agustus 2010.
  8.  "Penduduk Sumut paling padat di Medan ", 17 Agustus 2010. Diakses pada 25 Agustus 2010.
  9. Perret, Daniel. Kolonialisme dan Etnisitas, Batak dan Melayu di Sumatera Timur Laut. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 278.
  10. "Website Pemko Medan". Diakses pada 27 Desember 2009.
  11. kota-medan-m-fitriyus-plt-sekda&catid=160:agenda-wali kota-medan&Itemid=153 "Gubsu jadi Walikota Medan - Waspada Online". Diakses pada 11 Maret 2010.
  12. "kota-dan-wakil-wali kota-medan&catid=3:nasional&Itemid=128 KPU: Rahudman-Eldin, Walikota dan Wakil Walikota Medan ", (Harian Analisa), 20 Juni 2010. Diakses pada 5 Juli 2010.
  13.  "BPS Kota Medan - Jumlah Penduduk & Kepadatan Penduduk Kota Medan tahun 2009". Diakses pada 5 Juli 2010.
  14. (Indonesia) "Orang Melayu di Kota Medan".
  15. "IDI, Peradin, Ikatan Notaris Cabang Medan, PWI, 1980".
  16.  (Inggris) "Medan City, Education". Diakses pada 12 Maret 2010.
  17. "Portal Berita Orang Sumut | Portalnya Orang Sumut". ANTARA Sumut. 12 Agustus 2009. Diakses pada 30 Oktober 2011.
  18. Lukmanul Hakim (2011-10-22). "Selamat Datang di Situs Resmi Koni Medan". Koni-medan.org. Diakses pada 30 Oktober 2011.
  19. Freddie Chandra S.Kom. "Medan Kota Juara Umum Porkot 2010 - Harian Medan Bisnis". Medanbisnisdaily.com. Diakses pada 30 Oktober 2011.
  20.  "Helvetia Juara Umum | Arsip Harian Sumut Pos | 7078". Hariansumutpos.com. 19 Agustus 2009. Diakses pada 30 Oktober 2011.
  21. Freddie Chandra S.Kom. kota_buka_porkot_medan_2010_hari_ini/ "Walikota Buka Porkot Medan 2010 Hari Ini - Harian Medan Bisnis". Medanbisnisdaily.com. Diakses pada 30 Oktober 2011.
  22. "Wali Kota Dukung Gelaran Porkot 2010 | Arsip Harian Sumut Pos | 66695". Hariansumutpos.com. 20 November 2010. Diakses pada 30 Oktober 2011.
  23. "Medan Kota Tetap Juara Porkot Medan 2011 ", KONI Medan, 26 Oktober 2011. Diakses pada 30 Oktober 2011.
  24.  Lukmanul Hakim (2011-10-22). "Selamat Datang di Situs Resmi Koni Medan". Koni-medan.org. Diakses pada 30 Oktober 2011.
  25. Freddie Chandra S.Kom. "Medan Kota Pertahankan Gelar Juara Umum Porkot - Harian Analisa". Analisadaily.com. Diakses pada 30 Oktober 2011.

 

Daftar pustaka

  • (Indonesia) Suti, Bayo Medan Menuju Kota Metropolitan (Yayasan Potensi Pengembangan Daerah, Medan, 1979)

 

Pranala luar

Koran lokal

 

 

Kota Medan
—  Sumatera  Sumatera Utara  —
Mesjid Raya Medan

Moto: Bekerja sama dan sama- sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Kota Medan metropolitan[1]
Lokasi Kota Medan di Pulau Sumatera


Kota Medan terletak di Indonesia
Kota Medan
Lokasi Kota Medan di Pulau Sumatera
Koordinat: 3°35′N 98°40′E
Negara  Indonesia
Hari jadi 1 Juli 1590





Luas
 - Total 265,10 km2
Populasi (2010)[6][7][8]
 - Total 2.097.610
 - Kepadatan 7.913/km²
Demografi
 - Suku bangsa Batak, Jawa, Tionghoa, Mandailing, Minangkabau, Melayu, Karo, Aceh, Sunda, Tamil
 - Agama Islam (67,83%), Katolik (2,89%), Protestan (18,13%), Buddha (10,4%), Hindu (0,68%), lainnya (0,07%)
 - Bahasa Indonesia, Batak, Jawa, Hokkien, Minangkabau, Mandailing, Tamil
Zona waktu WIB
Kode telepon +62 61
SNI 7657:2010 MDN


Situs web www.pemkomedan.go.id

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar