Keputusan sidang itsbat
Pemerintah RI yang menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Rabu 31 Agustus
2011, ditertawakan dunia karena nyeleneh dan menyelisihi keputusan
negara-negara Arab yang berlebaran hari Selasa 30 Agustus 2011.
Hal itu diungkapkan oleh H. Djoko
Susilo, Dutabesar RI untuk Switzerland dan Liechtenstein. Tanpa
bermaksud mempersoalkan hasil sidang itsbat penetepan 1 Syawal 1432 H
yang dilakukan Kemenag RI, Djoko mengatakan dirinya kesulitan menjawab
pertanyaan dari para koleganya, dutabesar negara-negara anggota
Organisasi Konferensi Islam (OKI).
“Sekarang kita ditertawaakan dunia. Saya
susah sekali menjawab pertanyaan teman-teman sejawat dubes
negara-negara OKI. Kita kok nyeleneh sendiri (melaksanakan Idul Fitri
pada hari Rabu, ed.),” ujar Djoko kepada RMOL, Selasa, (30/8/2011).
Berbeda dengan Indonesia, hampir semua
negara di kawasan Eropa dan Timur Tengah menggelar shalat Idul Fitri
pada hari Selasa. Umumnya mereka menggunakan metode hisab atau
perhitungan yang diperkuat dengan metode rukyat atau pengamatan
kemunculan hilal. Penggabungan kedua metode ini membuat perhitungan
mengenai awal bulan Syawal menjadi lebih akurat.
Untuk memuaskan si penanya, Djoko
mengatakan bahwa penentuan tanggal 1 Syawal itu untuk Indonesia. Adapun
masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri diminta taat dan patuh
pada keputusan Islamic Center setempat. Djoko khawatir banyak pihak di
Indonesia yang terjebak pada pendekatan kuno di masa lalu. Sementara di
Eropa, masyarakat umumnya percaya pada kemampuan teknologi. Toh,
bukankah manusia sudah sampai ke bulan?
Mantan anggota DPR RI dari Partai Amanat
Nasional (PAN) itu mengingatkan bahwa Islam terkait erat dengan iman,
ilmu dan amal. Islam adalah agama yang mengagungkan ilmu pengetahuan
sebagai bagian dari keyakinan akan ketauhidan Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Jadi kalau sekarang sudah ada teknologi tinggi mestinya soal mengintip hilal ya pakai teknologi,” ujarnya lagi.
Di masa depan, Djoko berharap agar
pemerintah melalui Kementerian Agama bersikap netral dalam penentuan 1
Syawal ini. Posisi pemerintah idealnya, menurut dia, adalah sebagai
fasilitator yang tak perlu ikut campur tangan, apalagi memberikan
stempel berupa keputusan.
“Sebaiknya hal seperti ini biar diurus MUI dan ormas Islam saja tanpa dicampuri birokrat. Ndak bagus kesannya,” pungkas Djoko.
Sebagaimana diberitakan voa-islam.com
sebelumnya, terjadi perbedaan pendapat dalam penetapan 1 Syawal 1432
Hijriyah di tanah air, setelah Pemerintah dalam sidang itsbatnya
menganulir hasil rukyat dan memutuskan Idul Fitri 1 Syawal jatuh pada
hari Rabu (31/8/2011).
Tim rukyat Kementerian Agama (Kemenag)
di Pantai Kartini Jepara dan Cakung Jakrta Timur, dalam kesakaian di
bawah sumpah, menyatakan sudah melihat hilal pada Senin sore
(29/8/2011), yang berarti Selasa sudah masuk 1 Syawal.
Hasil pantauan Tim Rukyat itu sesuai
dengan pantauan Tim Rukyat di negara-negara Arab. Arab Saudi memastikan
Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada hari Selasa,
30 Agustus 2011, karena pada Senin, (29/8/2011), hilal sudah terlihat.
Setelah Arab Saudi mengumumkan jatuhnya 1
Syawal 1432 Hijriah, negara-negara yang lain pun mengikutinya, di
antaranya: Mesir, Uni Emirat Arab, dan Qatar. Beberapa negara tetangga
seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam juga berlebaran
Selasa.
Sebagian umat Islam di tanah air
belebaran Selasa karena mengikuti hasil rukyat –baik rukyat lokal maupun
global– dan hisab. Kaum Muslimin yang berlebaran hari Selasa ini
berbarengan dengan Arab Saudi dan dunia Arab lainnya. Beberapa kalangan
yang berlebaran Selasa antara lain: Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia (DDII), Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT), Front Pembela Islam
(FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jum'iyat An-Najat, Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI), Pesantren Gontor, dan sebagian warga Nahdlatul
Ulama (NU) yang mengakui rukyat.
Sementara kalangan yang berlebaran Rabu
31 Agustus 2011 mengikuti keputusan pemerintah, antara lain Nahdlatul
Ulama, PERSIS, Ahmadiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dan
lain sebagainya. http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/08/31/15978/penetapan-1-syawal-indonesia-ditertawakan-negara-negara-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar