BERITA
Kumpulan Pepatah Bugis, Sastra Klasik Bugis
arifuddinali.blogspot.com - Anda bebas menyalin ulang teks ini untuk disebarkan dijadikan bahan...
Kajao Lalliddong : Pemikir dan Penasehat Kerajaan. Kajao Lalliddong atau Kajao Lalli’do, yang berarti orang cerdik...
Nene’Mallomo merupakan salah satu
tokoh legenda (cendekiawan) di Sidenreng Rappang yang kemudian menjadi...
Wali Pitue (Wali Tujuh)
Syekh Yusuf (Toanta Salamaka), Syekh Yusuf (Toanta Salamaka) Seorang Penyebar agama islam dari Tanah Mekkah sampai...
arifuddinali.blogspot.com - Dari beberapa sumber yang kami dapatkan,
maka dapat diuraikan secara singkat tentang penggunaan nama Andi
sebagai...
SERBA SERBI
Suku Bugis. Bugis merupakan kelompok etnik dengan wilayah asal Sulawesi Selatan. Penciri utama kelompok etnik ini adalah bahasa dan adat-istiadat, sehingga pendatang Melayu dan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan pedagang di Kerajaan Gowa dan telah terakulturasi, juga dikategorikan sebagai orang Bugis. Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2000, populasi orang Bugis sebanyak sekitar enam juta jiwa. Kini orang-orang Bugis menyebar pula di berbagai provinsi Indonesia, seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Orang Bugis juga banyak yang merantau ke mancanegara.Asal Usul Raja Bugis. Dipercaya bahwa asal-usul raja-raja di Sulawesi Selatan berasal dari To Manurung(orang bunian) manusia yang berasal dari langit, turun ke bumi. To Manurung ini membawa segala kebesaran, kehormatan, dan kesaktiannya. Menurut riwayat kuno, daratan Sulawesi mengalami 3 kali kedatangan To Manurung.
Asal Kata Bugis. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang/pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading
Sejarah Sidenreng Rappang. Di awal tulisan lontaraq tertulis :Tidak aku berdosa, tidak aku terkutuk, tidak aku celaka, menyebut-nyebut nama Sang Agung, kisah cerita orang yang mulia, turunan bangsawan yang bertahta. Dialah disebut orang yang tinggal di Sidenreng bagian barat, yang oleh orang Bone dan orang Soppeng menamakan Toraja yang menempati danau
Ekosistem Tappareng karaja. Sejarah Lingkungan “Ekosistem Tappareng Karaja” dan Kaitannya dengan Negara Kerajaan, Tata Pemerintahan Tradisional, Agama dan Kepercayaan di Jazirah Selatan Pulau Sulawesi
Aksara Lontara adalah aksara tradisional masyarakat Bugis-Makassar.
Kesultanan Bone atau sering pula dikenal dengan Kesultanan Bugis, merupakan kesultanan yang terletak di Sulawesi bagian barat daya atau tepatnya di daerah Provinsi Sulawesi Selatan sekarang ini. Menguasai areal sekitar 2600 km2.
Perang Bone (1859) adalah ekspedisi balasan yang dilancarkan oleh KNIL atas Kesultanan Bone di Sulawesi pada tahun 1859.
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi.
Kesultanan Luwu (juga dieja Luwuq, Wareq, Luwok, Luwu') adalah kerajaan Bugis tertua, pada 1889, Gubernur Hindia-Belanda di Makassar menyatakan bahwa masa kejayaan Luwu antara abad ke-10 sampai 14, tetapi tidak ada bukti lebih lanjut.
La Galigo adalah sebuah epik mitos penciptaan dari peradaban Bugis di Sulawesi Selatan yang ditulis di antara abad ke-13 dan ke-15 dalam bentuk puisi bahasa Bugis kuno, ditulis dalam huruf Lontara kuno Bugis.
Arung Palakka adalah Sultan Bone yang menjabat pada tahun 1672-1696. Saat masih berkedudukan sebagai pangeran, ia memimpin kerajaannya meraih kemerdekaan dari Kesultanan Gowa pada tahun 1666
Perjanjian Bungaya adalah perjanjian perdamaian yang ditandatangani pada tanggal 18 November 1667 di Bungaya antara Kesultanan Gowa yang diwakili oleh Sultan Hasanuddin dan pihak Hindia Belanda yang diwakili oleh Laksamana Cornelis Speelman ... klik
Nene’ Mallomo merupakan salah satu tokoh legenda (cendekiawan) di Sidenreng Rappang yang kemudian menjadi landmark Kabupaten Sidrap yang hidup di Kerajaan Sidenreng sekitar abad ke-16 M, pada masa pemerintahan La Patiroi, Addatuang Sidenreng.
Toko Bugis
Bissu
Bugis Pangatan
Kahar Muzakkar
Pribahasa Bugis
Pappaseng To Ogi
Bupati Sidenreng Rappang
5 Foto-Foto
Pejuan Suku Bugis |
Tarian Suku Bugis |
Perahu Pinisi |
Rumah Adat Bugis |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar