Nuh (sekitar 3993-3043 SM) adalah seorang rasul yang diceritakan dalam Taurat, Alkitab, dan Al-Quran. Nuh diangkat menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM. Diperkirakan ia tinggal di wilayah Selatan Irak modern. Namanya disebutkan sebanyak 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab Terjemahan Baru[5] dan 43 kali dalam Al-Quran.
Arief
Menurut Al-Qur'an, ia memiliki 4 anak laki-laki yaitu Kanʻān, Sem, Ham, dan Yafet. Namun Alkitab hanya mencatat, ia memiliki 3 anak laki-laki Sem, Ham, dan Yafet. Kitab Kejadian mencatat, pada jamannya terjadi air bah
yang menutupi seluruh bumi; hanya ia sekeluarga (istrinya, ketiga
anaknya, dan ketiga menantunya) dan binatang-binatang yang ada di dalam bahtera Nuh yang selamat dari air bah tersebut. Setelah air bah reda, keluarga Nuh kembali me-repopulasi bumi.
|
1.1, Etimologi
Suyuti menceritakan bahwa nama Nuh bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa Syria
yang artinya “bersyukur” atau “selalu berterima kasih”. Hakim berkata
dinamakan Nuh karena seringnya dia menangis, nama aslinya adalah Abdul Ghafar (Hamba dari Yang Maha Pengampun).
Sedangkan menurut kisah dari Taurat nama asli Nuh adalah Nahm yang kemudian menjadi nama sebuah kota, kuburan Nuh berada di desa al Waqsyah yang dibangun didaerah Nahm.[6]
Nuh mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi Allah dan Abdussyakur yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur”.[7]
1.2. Genealogi
Dalam agama Islam, Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam, dan Idris. Ia merupakan keturunan kesembilan dari Adam. Ayahnya adalah Lamik (Lamaka) bin Metusyalih|Mutawasylah (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin Syits bin Adam. Antara Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642 tahun.
Nuh hidup selama 950 tahun. Ia mempunyai istri bernama Wafilah,[8] sedangkan beberapa sumber mengatakan istri Nuh adalah Namaha binti Tzila atau Amzurah binti Barakil[9] dan memiliki empat orang putra, yaitu Kanʻān, Yafith, Syam dan Ham.
1.3. Biografi
Nuh adalah Rasul Allah yang pertama yang diutus ke atas bumi ini, sedangkan Adam, Syits dan Idris yang diutus sebelumnya hanyalah bertaraf Nabi saja, bukan sebagai Rasul karena mereka tidak memiliki umat atau kaum.
Dari Ibnu Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum Bani Rasib. Dia lahir
126 tahun sepeninggal Nabi Adam AS, sedangkan menurut Ahli Kitab dia
lahir 140 tahun sepeninggal Nabi Adam. Dia adalah utusan yang pertama
yang diutus untuk umat manusia. Penduduk yang diserunya dikenal dengan Banu Rasib.
Dari Ibnu Abi Hatim : Abu Umamah mendengar seorang berkata kepada
Nabi “Wahai Utusan Tuhan, apakah Adam seorang Nabi?” Nabi menjawab “Ya”.
Orang tersebut bertanya lagi: “Berapa Lama antaranya dengan Nuh?” maka
Nabi Menjawab “sepuluh generasi”
Ibnu Abbas menceritakan Bahwa nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika
berumur 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah
selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan
kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.
Ibnu Abi Hatim dari Urwah bin Al Zubayr bahwa Wadd, Suwa, Yaghuth, Ya’uq dan Nasr adalah anak nabi Adam. Wadd adalah yang tertua dari mereka dan yang paling saleh di antara mereka.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa ketika Nabi Isa menghidupkan Ham bin
Nuh, dia bertanya kepadanya kenapa rambutnya beruban, ia menjawab dia
meninggal di saat usia muda karena ketakutannya ketika banjir. Ia
berkata bahwa panjang kapal Nuh adalah 1200 Kubit dan lebarnya 600 Kubit
dan mempunyai 3 lapisan.
1.4. Migrasi dari Suq Thamanim ke Babylonia
Ibnu Thabari menceritakan setelah kapal berlabuh di pegunungan
Ararat, ia kemudian membangun suatu kota di daerah Ararat (Qarda) di
suatu areal yang termasuk Mesopotamia dan menamakan kota tersebut
Themanon (Kota delapan Puluh) karena kota tersebut dibangun oleh orang
yang beriman yang berjumlah 80 orang. Sekarang tempat tersebut dikenal
dengan nama Suq Thamanin.
Ibnu Abbas kemudian menceritakan bahwa Nuh membangun kota Suq
Thamanin dan semua keturunan Qayin dibinasakan. Menurut Al-Harith dari
Ibnu Sad dari Hisham bin Muhammad dari ayahnya dari Abu Shalih dari Ibnu
Abbas berkata ”ketika Suq Thamanin menjadi penuh dengan keturunan Nuh
mereka berpindah ke Babylon dan membangun kota tersebut”.
Abd al Ghafar menceritakan ketika kapal berlabuh di bukit Judi pada hari Ashura.
1.5. Doa Nuh kepada Keturunannya
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Nuh mendoakan ketiga putranya. Nuh
mendoakan keturunan Sam menjadi nabi-nabi dan rasul. Nuh mendoakan
keturunan Yafith untuk menjadi raja-raja, sedangkan dari keturunan Ham
dia doakan agar menjadi abdi dari keturunan Yafith dan Sam.
Ketika Nuh menginjak usia lanjut, ia mendoakan agar keturunan Gomer
dan Kush menjadi raja-raja, karena mereka berdua ini melayani kakeknya
disaat usianya lanjut.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa keturunan Sam menurunkan bangsa kulit
putih, Yafith menurunkan bangsa berkulit merah dan coklat, Sedangkan ham
menurunkan bagsa Kulit hitam dan sebagian kecil berkulit putih.
1.6. Anak
- Kanʻān bin Nuh
Dari keempat putra Nuh, hanya tiga orang yang selamat dari bencana
banjir, karena taat serta mengikuti ajaran yang dibawa ayahnya. Adapun
seorang anaknya lagi yang tertua, yaitu Kan'an, tewas tenggelam. Nuh
merasa sedih karena anaknya tidak mau mengikuti ajarannya. Sedangkan
menurut Hasan al-Bashri berpendapat bahwa Kan’an adalah anak tiri Nuh yaitu anak dari isterinya yang durhaka.
- Yafith bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Yafith bernama Arbasisah binti Marazil
bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan
darinya Yafith menurunkan 7orang anak laki-laki dan 1 orang anak
perempuan, yaitu Gomer, Marihu, Wa’il, Hawwan, Tubal, Hawshil dan
Thiras. Anak perempuan dari Yafith adalah Shabokah.
- Sam bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Sam bernama Shalib binti Batawil bin
Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Sam menurunkan
Arfaqsyad, Asshur, Lud, Elam, dan Aram.
- Ham bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Ham
bernama Nahlab binti Marib bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh
bin Qayin bin Adam dan darinya Ham menurunkan 4 orang anak laki-laki,
yaitu Kush, Put, Kanaan dan Qibthy atau Misraim.
Menurut Ibnu Ishaq tidak diketahui apakah Aram adalah satu ibu atau dari ibu yang berbeda dengan anak Sam lainnya. Sam berdiam di Mekkah dan dari keturunannya yaitu Arpaksyad menurunkan nabi dan rasul. Kemudian dari nya menurunkan bangsa Arab dan bangsa Mesir kuno.
Keturunan Yafith menjadi raja untuk wilayah non arab seperti Turki,
Khazar dan Persia yang raja terakhirnya adalah Yazdajird bin Shahriyar
bin Abrawiz yang masih merupakan keturunan Gomer bin Yafith bin Nuh.
Keturunan Sam berdiam di Majdal yang berada di pusat bumi yang daerah
tersebut berada di Satidama (suatu daerah bagian utara Irak atau
dibagian Timur Anatolia), di antara Yaman dan Syria. Tuhan memberikan
mereka kitab dan kenabian serta memberikan warna kulit yang coklat dan
putih.
Bangsa ʿĀd
berkembang di suatu lembah yang dinamakan Al-Shihr (Bagian Selatan
Arabia menghadap lautan Hindia) dan dibinasakan disuatu lembah yang
dinamakan Lembah Mughith.
Kemudian Mahrah menetap di lembah Al-Shihr. Ubayl berkembang di
wilayah Yasthrib, Amalek berkembang di Sana sebelum dinamakan Sana.
Beberapa dari keturunan Amalek kemudian pergi ke Yastrib dan mengusir
bangsa Ubayl, yang kemudian Jubayl berkembang di wilayah Juhfah, tapi
banjir membinasakan mereka sehingga dinamakan wilayah tersebut Al-Juhfah
(tempat penyapuan).
Thamud berdiam di Hijr dan di sekitarnya dan dibinasakan di sana.
Tasm dan Judays berdiam di Yamamah dan kemudian dibinasakan, ketika
Umaym memasuki wilayah Al Abar (Wabar, suatu tempat di Yaman) dan
dibinasakan di sana. Di sekitar Yamamah dan Al Shihr tidak ada yang
bepergian di sana karena wilayahnya telah dikuasai Jin. Daerah tersebut
dikenal dengan Ubar karena berasal dari nama Abar bin Umaym.
Keturunan Joktan bin Eber memasuki Yaman dan kemudian menamainya
Yaman yang berarti Selatan. Beberapa kaum dari Kan'an memasuki Syria
yang namanya adalah Al-Sha’m maka dari itu wilayah Syria dahulu dikenal dengan nama Syam.
Diceritakan dari Damrah bin Rabiah dari Ibnu Ata dari Ayahnya bahwa
Ham menurunkan keturunan yang berkulit hitam dan berambut keriting.
Rambut mereka tipis. Yafith menurunkan keturunan yang berwajah datar dan
bermata kecil atau sipit, sedangkan Sam menurunkan keturunan yang
berwajah tampan dan berambut indah.
1.7. Cucu
- Keturunan Ham
- Kush bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Kush bernama Qarnabil binti Batawil bin Tiras dan darinya menurunkan Habsyah, Hind dan Sind.
- Phut bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Phut bernama Bakht binti Batawil. Put kemudian berdiam bersama keturunan Kush yaitu Hind dan Sind di wilayah India.
- Kan`an bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Kan'an bernama Arsal binti Batawil bin Tiras dan darinya menurunkan bangsa berkulit hitam atau negro, Nubia, Fezzan, Zanj dan Zaghawah.
- Mizraim bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan keturunan Mizraim adalah bangsa Koptik dan Barbar.
- Egyptus binti Ham: Anak Ham yang satu ini adalah seorang wanita.
- Keturunan Sam
- Lud bin Sam: Ibnu Ishaq menyebutkan Lud kawin dengan anak perempuan
Yafith yaitu Shakbah dan melahirkan baginya Faris, Jurjan, dan ras yang
mendiami wilayah Persia. Kemudian dari Lud lahir pula Tasm dan Imliq
tapi tidak diketahui apakah mereka stu ibu atau tidak dengan Faris bin
Lud. Imliq berdiam di wilayah tanah suci.
Imliq kemudian menurunkan bangsa Amalek yang kemudian menyebar di wilayah Uman, Hijaz, Syria dan Mesir. Dari keturunan Lud ini melahirkan bangsa bangsa perkasa di Syria yang disebut dengan bangsa Kanaanit. Dari Lud juga menurunkan Firaun Mesir, penduduk Bahrayn dan ‘Uman yang kemudian dikenal dengan bangs Jasim. Penghuni Madinah seperti Bani Huff, Sa’d bin Hizzan, Banu Matar dan Banu Al-Azraq, Penduduk Najd yaitu Badil dan Rahil, Penduduk Tayma adalah keturunan dari Lud bin Sham.
Bani Umaym bin Lud berdiam di Wabar yang merupakan daerah gurun yang dikenal dengan gurun Alij dan berkembang disana. Kemudian mereka berbuat ingkar disana dan akhirnya Allah menghancurkan mereka. Satu-satunya suku mereka yang tersisa dari bencana tersebut adalah suku Nasnas.
Tasm bin Lud berdiam di Yamamah (kota kuno Bahrayn). Dari keturunan Lud seperti Tasm, Amalek, Umaym dan Jasim menggunakan dialek arab, sedangkan dari keturunan Lud yang lain seperti Faris menggunakan dialek Farsi.
Keturunan Lud bin Sham dan termasuk keturunan Madhay bin Yafith kemudian pergi menuju Gomer dan Gomer kemudian menjaga mereka dan membiarkan mereka berkembang di wilayahnya. Dari bangsa Madhay ini menurunkan bangsa Media yang salah satu rajanya adalah Cyrus Agung.
Salah satu bangsa Barbar adalah keturunan dari Thamila bin Marib bin Faran bin Amr bin imliq bin Lud bin Sham. Bangsa yang pertama kali berbicara dengan bahasa Arab adalah Imliq bin Lud setelah kepindahannya dari Babylonia.
- Aram bin Sam: Aram bin Shem menurunkan Uz, Mash, Gether dan Hul. Kemudian Uz menurunkan Gether, ʿĀd dan Ubayl. Gether bin Aram menurunkan Tsamud dan Judays.
Mereka ini berbicara dengan bahasa Arab Mudari. Mereka ini dikenal
dengan Arab Aribah atau Arab asli karena dari merekalah bahasa Arab
berasal. Dari keturunan Aram dan Lud ini melahirkan bangsa Arab pertamaatau bangsa Arab Aribah.
ʿĀd berdiam di gurun disekitar jalan menuju Hadramaut di Yaman. Tsamud memahat pegunungan untuk dijadikan tempat tinggalnya yang berada antara Hijaz dan Syria dan sejauh Wadi al-Qura. Judays mengikuti Tasm dan berdiam di lingkungan Yamamah sampai Bahrayn. Nama Yamamah pada saat itu adalah Jaww. Sedangkan Jasim berdiam di Uman. Mash menurunkan bangsa Nabatea yang silsilahnya adalah Nabit bin Mash bin Aram.
Di Era kaum ʿĀd, mereka dikenal dengan ʿĀd dari Iram, ketika kaum’Ad dihancurkan maka kaum Tsamud disebut Iram. Setelah Tsamud dihancurkan keturunan Iram yang tersisa disebut dengan Arman atau Aramean.
- Arfaqsyad bin Sam: Arpkasyad menurunkan umat-umat pilihan dan
darinya kebanyakan nabi berasal. Ia mempunyai anak yang bernama Qaynam
yang tidak diceritakan di dalam Taurat.
Ia tidak diceritakan di dalam taurat karena ia menyebut dirinya sebagai
dewa dan mempelajari sihir. Qaynamkemudian menurunkan anak yang bernama
Shelah, dan menurunkan Abir. Bagi Abir menurunkan 2 anak, yaitu Peleg
atau Qasim dan Yoktan atau Qahthan yang menurunkan 2 anak, yaitu Ya’rub
dan Yaqtan. Yoktan adalah penguasa pertama atas negeri Yaman.
Arpaksyad juga mempunyai anak yang bernama Nimrod yang mendiami sekitar wilayah Al-Hijr. Sham lahir ketika Nuh berumur 500 tahun, kemudian Arpaksyad lahir ketika Sham berumur 102 tahun. Qaynam lahir ketika umur Arpaksyad 35 tahun, Shelah lahir ketika Qaynam berumur 39 tahun, Eber lahir ketika Shelah berumur 30 tahun.
Yoktan bin Eber bin Shaleh bin Arfaqsyad darinya menurunkan bangsa Hind dan Sind terkemudian. Silsilahnya kembali kepada Buqayin bin Yoktan. Dari Yoktan melahirkan Ya’rub menurunkan Yashjub menurunkan Saba’. Saba’ menurunkan Himyar, Kahlan, ‘Amr, Al-Ash’ar, Anmar, Murr, ‘Amilah. Amr bin Saba menurunkan ‘Adi. ‘Adi menurunkan Lakhm dan Judham. - Ghalem bin Sam: Dikisahkan bahwa keturunan dari Ghalem ini adalah bangsa Persia.
- Asshur bin Sam: Sedangkan dari Asshur keturunannya adalah menjadi bangsa Assyria.
- Keturunan Yafith
- Meshech bin Yafith: Darinya menurunkan Ashban. Menurut Blachere Ashban adalah koloni dari Ishafan yang menetap di Syria, Mesir, Afrika Utara, dan Spanyol.
- Yavan bin Yafith: Darinya menurunkan Slavia dan Burjan atau Bulgar. Bangsa Byzantium adalah keturunan dari Lanta bin Javan.
- Magogh bin Yafith: Dari Magogh inilah bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang telah diramalkan akan datang pada akhir zaman.
- Khatubal bin Yafith
- Ma'za bin Yafith
- Tyrash bin Yafith
2. Bahtera Nuh
Puluhan tahun Nuh berdakwah, tetapi umatnya tidak mau mengikuti
ajarannya dan tetap menyembah berhala. Bahkan mereka sering kali
menganiaya Nuh dan pengikutnya. Untuk itu Nuh meminta Allah supaya
menurunkan azab bagi mereka. Kemudian dalam kisah tersebut dikatakan
bahwa Allah mengabulkan permintaan Nuh. Agar umat Nuh yang beriman
terhindar dari azab tersebut, Allah memerintahkan Nuh untuk membuat
bahtera. Bersama para pengikutnya, Nuh mengumpulkan paku dan menebang
kayu besar dari pohon yang ia tanam selama 40 tahun. Melalui wahyu-Nya,
Allah membimbing Nuh membuat bahtera yang kuat untuk menghadapi serangan
topan dan banjir. Bahtera Nuh dianggap merupakan alat angkutan laut
pertama di dunia.
Menurut Al Qur'an,
bahtera Nuh telah mendarat di Bukit Judi dan banyak perbedaan pendapat
mengenai Bukit Judi tersebut, baik dari para ulama maupun temuan
arkeolog. Ada pendapat[siapa?] yang menunjukkan suatu gunung di wilayah Kurdi atau tepatnya di bagian selatan Armenia, ada pendapat lain dari Wyatt Archeological Research, bukit tersebut terletak di wilayah Turkistan Iklim Butan, Timur laut pulau yang oleh orang-orang Arab disebut sebagai Jazirah Ibnu Umar (Tafsir al-Mishbah).
Di dalam Alkitab menyebutnya terdampar di Gunung Ararat Turki. Para arkeolog Cornuke dan tim mengatakan bahwa bahtera Nuh diduga telah ditemukan di Iran. Lokasinya tidak sesuai seperti yang dijelaskan dalam kitab Kejadian; Bahtera ini telah melakukan perjalanan dari timur mengarah ke Mesopotamia.
Cornuke dan tim berpikir bahwa Gunung Ararat adalah kemungkinan besar
sebagai sebuah pengalihan saja. "Alkitab memberikan petunjuk di sini
tetapi ini bukanlah mengarah ke Turki, tetapi mengarah langsung ke Iran."[10]
Berdasarkan foto yang dihasilkan dari gunung Ararat, menunjukkan
sebuah perahu yang sangat besar diperkirakan memiliki luas 7.546 kaki
dengan panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki dan masih ada
tiga tingkat lagi di atasnya.
- Tingkat pertama diletakkan binatang-binatang liar dan yang sudah dijinakkan
- Tingkat kedua ditempatkan manusia
- Tingkat ketiga burung-burung
Nuh adalah anak laki-laki Lamekh, yang dilahirkan pada saat Lamekh berumur 182 tahun (Kej. 5:28; 1Taw 1:4)). Ia dilahirkan 1.056 tahun setelah Adam.[11]
Dari 10 generasi setelah Adam, Nuh adalah orang ketiga yang memiliki
umur terpanjang, mencapai 950 tahun (Kej. 9:28-29). Namanya juga
tercatat dalam silsilah Yesus di Lukas 3:36.
Nuh digambarkan sebagai orang yang benar di antara orang-orang lain
yang hidup di zamannya. Kejadian 6:8 mencatat, "Tetapi Nuh mendapat
kasih karunia di mata Tuhan". Pada saat itu, manusia hidup bergelimang dosa sehingga Allah memutuskan untuk menjatuhkan hukuman dengan bersabda "Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi" [12].
Akan tetapi, Allah tidak menghancurkan segala-galanya. Dia
memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah bahtera besar untuk
menyelamatkan sebagian makhluk ciptaan-Nya.
Setelah bahtera itu selesai, Kitab Kejadian
menggambarkan bahwa air merendam bumi selama 150 hari lamanya dan
setelah itu air mulai surut. Nuh menunggu hingga bumi benar-benar kering
sebelum membuka pintu bahtera. Nuh kemudian keluar bersama keluarga dan
semua binatang yang ada di dalam bahtera tersebut.
Setelah Nuh diselamatkan, Allah mengadakan perjanjian dengan Nuh dan memberkatinya [13].
Inilah perjanjian yang pertama dikenal dan bersifat universal karena
meliputi seluruh umat manusia. Di kemudian hari, Allah mengadakan
perjanjian pula dengan Abraham, tetapi perjanjian itu dianggap bersifat lebih khusus.
3.1. Etimologi
Nama Nuh berasal dari Ibrani, yang berarti
"hinggap", "menentramkan", "berhenti", atau "istirahat" (2Raj 2:15; Rat
5:5; Ul 5:14). Arti nama Nuh berdasarkan asal kata tersebut adalah
"sabat", "istirahat", dan "penghiburan". [11]
3.2. Keluarga
Alkitab hanya mencatat Nuh memiliki tiga orang anak, Sem, Ham dan Yafet yang dilahirkan setelah Nuh berumur 500 tahun[14], sebelum air bah terjadi. Ketika Sem berusia 100 tahun, dua tahun setelah air bah, ia dikaruniai Arpakhsad[15]. Oleh karena itu Sem hanya berusia 98 ketika banjir datang. Ham dikatakan sebagai yang termuda [16].
Nama istri Nuh tidak disebut dalam Alkitab, menurut Kitab Yobel (termasuk dalam kanon Gereja Ortodoks Ethiopia) namanya adalah Emzara. Tulisan-tulisan Midras memberinya nama Naamah, yang juga disebutkan dalam Kitab Yasar.
4. Galeri
-
Banjir Besar, karya Gustave Dore (1832-1883). Ilustrasi dalam Alkitab bergambar karya Dore terbitan tahun 1865.
5. Referensi
- Kejadian 5:28-29
- Kejadian 5:32
- Kejadian 9:20
- Kejadian 9:28-29
- http://alkitab.sabda.org/search.php?search=Nuh
- Lokasi Terdamparnya Kapal Nabi Nuh.
- (yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur." (Al Israa' 17:3)
- Wafilah istri Nuh
- Prophets Family Tree istri Nuh Namaha atau Amzurah
- Noah's Ark Discovered in Iran? di situs web National Geographic.
- ^ a b Abraham Park. D. Min.,D.D., Silsilah Di Kitab Kejadian. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Hal.142 ISBN 978-979-081-235-2
- Kejadian 6:14
- Kejadian 9:1-17
- Kejadian 5:32
- Kejadian 11:10
- Kejadian 9:24
6. Pranala luar
- (Indonesia) Kisah Nabi Nuh di Dzikir.org
- (Inggris) Tujuh Ketentuan Nuh
- (Inggris) Bahtera Nuh
- (Inggris) Nuh di Ensiklopedia Yahudi
- (Inggris) Banjir Besar - Pertanyaan dan Jawaban di Answers in Genesis
- (Inggris) Nuh dan Bahteranya
- Ibnu Thabari Volume II
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar