Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto, PPSK Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet.
PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus, 1998 oleh 50 tokoh
nasional, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, mantan Ketua umum
Muhammadiyah, Goenawan Mohammad, Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli, Dr.
Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, Drs. Faisal Basri
MA, A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao dan lainnya.
Sebelumnya pada pertemuan tanggal 5-6 Agustus 1998 di Bogor, mereka sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN).
PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan material dan spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip nonsektarian dan nondiskriminatif. Untuk terwujudnya Indonesia baru.
PAN pernah melontarkan gagasan wacana dialog bentuk negara federasi
sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi. Titik sentral dialog adalah
keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia
dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa.
Pada Pemilu 2004, PAN mencalonkan pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo
Husodo sebagai calon presiden untuk dipilih secara langsung. Pasangan
ini meraih hampir 15% suara nasional.
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar