Lambang |
Tugu Pahlawan |
1. Sejarah
1.1. Sebelum kedatangan Belanda
Lambang kota Surabaya pada masa Hindia Belanda (1934) |
Surabaya dulunya merupakan gerbang Kerajaan Majapahit, yakni di muara Kali Mas. Bahkan hari jadi Kota Surabaya ditetapkan sebagai tanggal 31 Mei 1293. Hari itu sebenarnya merupakan hari kemenangan pasukan Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya terhadap pasukan kerajaan Mongol utusan Kubilai Khan.
Pasukan Mongol yang datang dari laut digambarkan sebagai ikan SURO
(ikan hiu/berani) dan pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat
digambarkan sebagai BOYO (buaya/bahaya), jadi secara harfiah diartikan
berani menghadapi bahaya yang datang mengancam. Maka hari kemenangan itu
diperingati sebagai hari jadi Surabaya.
Pada abad ke-15, Islam mulai menyebar dengan pesat di daerah Surabaya. Salah satu anggota Wali Songo, Sunan Ampel, mendirikan masjid dan pesantren di daerah Ampel. Tahun 1530, Surabaya menjadi bagian dari Kerajaan Demak.
Menyusul runtuhnya Demak, Surabaya menjadi sasaran penaklukan Kesultanan Mataram, diserbu Panembahan Senopati tahun 1598, diserang besar-besaran oleh Panembahan Seda ing Krapyak tahun 1610, diserang Sultan Agung tahun 1614. Pemblokan aliran sungai Brantas oleh Sultan Agung akhirnya memaksa Surabaya menyerah. Suatu tulisan VOC tahun 1620 menggambarkan Surabaya sebagai negara yang kaya dan berkuasa. Panjang lingkarannya sekitar 5 mijlen Belanda
(sekitar 37 km), dikelilingi kanal dan diperkuat meriam. Tahun
tersebut, untuk melawan Mataram, tentaranya sebesar 30 000 prajurit[2].
Tahun 1675, Trunojoyo dari Madura merebut Surabaya, namun akhirnya didepak VOC pada tahun 1677.
Dalam perjanjian antara Paku Buwono II dan VOC pada tanggal 11 November 1743, Surabaya diserahkan penguasaannya kepada VOC.
1.2. Zaman Hindia-Belanda
Peta Surabaya dari buku panduan perjalanan dari Inggris tahun 1897 |
Pada zaman Hindia-Belanda, Surabaya berstatus sebagai ibukota Karesidenan Surabaya, yang wilayahnya juga mencakup daerah yang kini wilayah Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Pada tahun 1905, Surabaya mendapat status Kotamadya (Gemeente). Pada tahun 1926,
Surabaya ditetapkan sebagai ibukota provinsi Jawa Timur. Sejak itu
Surabaya berkembang menjadi kota modern terbesar kedua di Hindia-Belanda
setelah Batavia.
Sebelum tahun 1900, pusat kota Surabaya hanya berkisar di sekitar Jembatan Merah saja. Sampai tahun 1920-an, tumbuh pemukiman baru seperti daerah Darmo, Gubeng, Sawahan, dan Ketabang. Pada tahun 1917 dibangun fasilitas pelabuhan modern di Surabaya.
Tanggal 3 Februari 1942, Jepang menjatuhkan bom di Surabaya. Pada bulan Maret 1942, Jepang berhasil merebut Surabaya. Surabaya kemudian menjadi sasaran serangan udara Sekutu pada tanggal 17 Mei 1944.
1.3. Pertempuran mempertahankan Surabaya
Setelah Perang Dunia II usai, pada 25 Oktober 1945, 6000 pasukan Inggris-India yaitu Brigade 49, Divisi 23 yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby mendarat di Surabaya dengan perintah utama melucuti tentara Jepang,
tentara dan milisi Indonesia. Mereka juga bertugas mengurus bekas
tawanan perang dan memulangkan tentara Jepang. Pasukan Jepang
menyerahkan semua senjata mereka, tetapi milisi dan lebih dari 20000
pasukan Indonesia menolak.
Tentara Britania menembaki 'sniper' dalam pertempuran di Surabaya |
26 Oktober 1945, tercapai persetujuan antara Bapak Suryo, Gubernur Jawa Timur dengan Brigjen Mallaby
bahwa pasukan Indonesia dan milisi tidak harus menyerahkan senjata
mereka. Sayangnya terjadi salah pengertian antara pasukan Inggris di Surabaya dengan markas tentara Inggris di Jakarta yang dipimpin Letnan Jenderal Sir Philip Christison.
27 Oktober 1945,
jam 11.00 siang, pesawat Dakota AU Inggris dari Jakarta menjatuhkan
selebaran di Surabaya yang memerintahkan semua tentara Indonesia dan
milisi untuk menyerahkan senjata. Para pimpinan tentara dan milisi
Indonesia marah waktu membaca selebaran ini dan menganggap Brigjen
Mallaby tidak menepati perjanjian tanggal 26 Oktober 1945.
28 Oktober 1945,
pasukan Indonesia dan milisi menggempur pasukan Inggris di Surabaya.
Untuk menghindari kekalahan di Surabaya, Brigjen Mallaby meminta agar
Presiden RI Soekarno dan panglima pasukan Inggris Divisi 23, Mayor Jenderal Douglas Cyril Hawthorn untuk pergi ke Surabaya dan mengusahakan perdamaian.
29 Oktober 1945, Presiden Soekarno, Wapres Mohammad Hatta dan Menteri Penerangan Amir Syarifuddin Harahap bersama Mayjen Hawthorn pergi ke Surabaya untuk berunding.
Pada siang hari, 30 Oktober 1945,
dicapai persetujuan yang ditanda-tangani oleh Presiden RI Soekarno dan
Panglima Divisi 23 Mayjen Hawthorn. Isi perjanjian tersebut adalah
diadakan perhentian tembak menembak dan pasukan Inggris akan ditarik
mundur dari Surabaya secepatnya. Mayjen Hawthorn dan ke 3 pimpinan RI
meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta.
Pada sore hari, 30 Oktober 1945,
Brigjen Mallaby berkeliling ke berbagai pos pasukan Inggris di Surabaya
untuk memberitahukan soal persetujuan tersebut. Saat mendekati pos
pasukan Inggris di gedung Internatio, dekat Jembatan merah, mobil
Brigjen Mallaby dikepung oleh milisi yang sebelumnya telah mengepung
gedung Internatio.
Karena mengira komandannya akan diserang oleh milisi, pasukan Inggris
kompi D yang dipimpin Mayor Venu K. Gopal melepaskan tembakan ke atas
untuk membubarkan para milisi. Para milisi mengira mereka diserang /
ditembaki tentara Inggris dari dalam gedung Internatio dan balas
menembak. Seorang perwira Inggris, Kapten R.C. Smith melemparkan granat
ke arah milisi Indonesia, tetapi meleset dan malah jatuh tepat di mobil
Brigjen Mallaby.
Granat meledak dan mobil terbakar. Akibatnya Brigjen Mallaby dan
sopirnya tewas. Laporan awal yang diberikan pasukan Inggris di Surabaya
ke markas besar pasukan Inggris di Jakarta menyebutkan Brigjen Mallaby
tewas ditembak oleh milisi Indonesia.
Letjen Sir Philip Christison marah besar mendengar kabar kematian
Brigjen Mallaby dan mengerahkan 24000 pasukan tambahan untuk menguasai
Surabaya.
9 November 1945,
Inggris menyebarkan ultimatum agar semua senjata tentara Indonesia dan
milisi segera diserahkan ke tentara Inggris, tetapi ultimatum ini tidak
diindahkan.
10 November 1945,
Inggris mulai membom Surabaya dan perang sengit berlangsung terus
menerus selama 10 hari. Dua pesawat Inggris ditembak jatuh pasukan RI
dan salah seorang penumpang Brigadir Jendral Robert Guy Loder-Symonds
terluka parah dan meninggal keesokan harinya.
20 November 1945,
Inggris berhasil menguasai Surabaya dengan korban ribuan orang prajurit
tewas. Lebih dari 20000 tentara Indonesia, milisi dan penduduk Surabaya
tewas. Seluruh kota Surabaya hancur lebur.
Pertempuran ini merupakan salah satu pertempuran paling berdarah yang
dialami pasukan Inggris pada dekade 1940an. Pertempuran ini menunjukkan
kesungguhan Bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dan
mengusir penjajah.
Karena sengitnya pertempuran dan besarnya korban jiwa, setelah
pertempuran ini, jumlah pasukan Inggris di Indonesia mulai dikurangi
secara bertahap dan digantikan oleh pasukan Belanda. Pertempuran tanggal
10 November 1945 tersebut hingga sekarang dikenang dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.
2. Geografi
Surabaya terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta Kabupaten Gresik
di Barat. Surabaya berada pada dataran rendah,ketinggian antara 3 - 6 m
di atas permukaan laut kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukit
landai yaitu di daerah Lidah dan Gayungan ketinggiannya antara 25 - 50 m
diatas permukaan laut dan di bagian barat sedikit bergelombang.
Surabaya terdapat muara Kali Mas, yakni satu dari dua pecahan Sungai Brantas.
3. Penduduk
Pemandangan tepi sungai di Surabaya di akhir abad ke-19 |
Menurut Sensus Penduduk Tahun 2010, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.765.908 jiwa.[3] Dengan wilayah seluas 333,063 km²,[4] maka kepadatan penduduk Kota Surabaya adalah sebesar 8.304 jiwa per km².
3.1. Suku Bangsa
Suku Jawa
adalah suku bangsa mayoritas di Surabaya. Dibanding dengan masyarakat
Jawa pada umumnya, Suku Jawa di Surabaya memiliki temperamen yang
sedikit lebih keras dan egaliter. Salah satu penyebabnya adalah jauhnya Surabaya dari kraton yang dipandang sebagai pusat budaya Jawa.
Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya juga
menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura (7,5%), Tionghoa (7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain seperti suku Bali, Batak, Bugis, Manado, Dayak, Toraja dan Ambon atau warga asing.
Sebagai pusat pendidikan, Surabaya juga menjadi tempat tinggal
mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara
mereka juga membentuk wadah komunitas tersendiri. Sebagai pusat
komersial regional, banyak warga asing (ekspatriat) yang tinggal di daerah Surabaya, terutama di daerah Surabaya Barat.
3.2. Agama
Masjid di Surabaya di masa kolonial |
Agama Islam
adalah agama mayoritas penduduk Surabaya. Surabaya merupakan salah satu
pusat penyebaran agama Islam yang paling awal di tanah Jawa dan
merupakan basis warga Nahdatul Ulama yang beraliran moderat. Masjid Ampel didirikan pada abad ke-15 oleh Sunan Ampel, salah satu pioner Walisongo.
Agama lain yang dianut sebagian warga adalah Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Walaupun Islam merupakan mayoritas di Surabaya kerukunan umat beragama
saling menghormati, menghargai dan saling menolong untuk sesamanya
cukuplah besar, niat masyarakat Surabaya dalam menjalankan ibadahnya,
hal ini bisa dilihat bangunan Masjid Agung Surabaya bersebelahan dengan salah satu gereja besar di kota ini. Di kota ini juga berdiri Gereja Bethany yang merupakan gereja terbesar di Asia Tenggara.
Tidak hanya itu saja banyaknya yayasan-yayasan sosial yang berazaskan
agama juga banyak, mereka bekerja sama dalam kegiatan bakti sosial.
Bahkan ada satu wadah Kerukunan Umat Beragama di Surabaya yang sering
Exist dalam menyikapi suatu problem sosial manusia agar tidak mudah
terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang akan
merusak persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia pada umumnya serta
masyarakat Jawa Timur khususnya.
3.3. Bahasa
Surabaya memiliki dialek khas Bahasa Jawa yang dikenal dengan Boso Suroboyoan.
Dialek ini dituturkan di daerah Surabaya dan sekitarnya, dan memiliki
pengaruh di bagian timur Provinsi Jawa Timur. Dialek ini dikenal
egaliter, blak-blakan, dan tidak mengenal ragam tingkatan bahasa seperti
Bahasa Jawa standar pada umumnya. Masyarakat Surabaya dikenal cukup fanatik dan bangga
terhadap bahasanya. Tetapi oleh peradaban yang sudah maju dan banyaknya
pendatang yang datang ke Surabaya yang telah mencampuradukkan bahasa
Suroboyo, Jawa Ngoko dan Madura, bahasa asli Suroboyo sudah punah.
Contoh Njegog:Belok, Ndherok:Berhenti, Gog:Paklek/Om,
Maklik:Bulek/tante.
4. Perekonomian
Hotel Embong Malang di tahun 1880-an |
Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan
perekonomian di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar
penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan perdagangan.
Banyak perusahaan besar yang berkantor pusat di Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, Pakuwon Group, Jawa Pos Group dan PT PAL.
Pusat perkantoran dan highrise building (CBD) berada di sekitar Jalan
Tunjungan, Basuki Rahmad, Darmo, Mayjen Sungkono, HR. Muhammad dan Ahmad
Yani. Kawasan industri di Surabaya diantaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Karangpilang dan Margomulyo.
Dewasa ini terdapat belasan mal-mal besar dan puluhan supermarket besar. Pusat perbelanjaan modern ternama diantaranya: Tunjungan Plaza, Pakuwon Trade Center dan Supermall Pakuwon Indah (satu gedung), Mal Galaxy, Golden City Mall,
Bubutan Junction (BG Junction), Royal Plaza, City of Tomorrow (CiTo),
Surabaya Town Square (Sutos), Hi Tech Mall, Grand City Mall, Maspion
Square, MEX Building, Pasar Atum Mall, ITC Surabaya, Plaza Marina
(dahulu Sinar Fontana), dan Plasa Surabaya
yang oleh masyarakat Surabaya lebih dikenal dengan Delta Plaza serta
yang paling baru saat ini adalah Empire Palace, yang sekaligus merupakan
wedding mal pertama di Indonesia. Sedangkan pusat perbelanjaan
tradisional ternama diantaranya Pasar Turi, Pasar Atom, dan Darmo Trade
Center (DTC) yang dahulunya adalah Pasar Wonokromo.
5. Budaya
Surabaya dikenal memiliki kesenian khas:
- Ludruk, adalah seni pertunjukan drama yang menceritakan kehidupan rakyat sehari-hari.
- Tari Remo, adalah tarian selamat datang yang umumnya dipersembahkan untuk tamu istimewa
- Kidungan, adalah pantun yang dilagukan, dan mengandung unsur humor
Selain kesenian khas diatas, budaya panggilan arek (sebutan khas Surabaya) diterjemahkan sebagai Cak untuk laki-laki dan Ning
untuk wanita. Sebagai upaya untuk melestarikan budaya, setiap satu
tahun sekali diadakan pemilihan Cak & Ning Surabaya. Cak & Ning
Surabaya dan para finalis terpilih merupakan duta wisata dan ikon
generasi muda kota Surabaya.
Setiap setahun sekali diadakan Festival Cak Durasim
(FCD), yakni sebuah festival seni untuk melestarikan budaya Surabaya
dan Jawa Timur pada umumnya. Festival Cak Durasim ini biasanya diadakan
di Gedung Cak Durasim, Surabaya. Selain itu ada juga Festival Seni
Surabaya (FSS) yang mengangkat segala macam bentuk kesenian misalnya
teater, tari, musik, seminar sastra, pameran lukisan. pengisi acara
biasanya selain dari kelompok seni di surabaya juga berasal dari luar
surabaya. diramaikan pula pemutaran film layar tancap, pameran kaos
oblong dan lain sebagainya. diadakan setiap satu tahun sekali di bulan
juni bertempat di Balai Pemuda
6. Pendidikan
6.1. Perguruan tinggi negeri
- Universitas Airlangga (UNAIR) merupakan perguruan tinggi yang paling tua, terletak di pusat kota[5].
- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merupakan salah satu perguruan tinggi teknik terkemuka di Indonesia, dan dikenal unggul dalam teknologi robotika dan perkapalan/maritim[6].
- Universitas Negeri Surabaya (Unesa, dahulu adalah IKIP Surabaya)[7]
- IAIN Sunan Ampel[8]
- Akademi Angkatan Laut
- Universitas Trunojoyo[9]
6.2. Perguruan tinggi swasta
- Universitas Hang Tuah
- Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. (UWKS)
- Universitas Narotama (UNNAR Surabaya)
- Universitas Ciputra (UC)
- Universitas Pelita Harapan (UPH)
- Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA - AWS)
- Universitas Surabaya (Ubaya),
- Universitas Kristen Petra,
- Unika Widya Mandala,
- Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC),
- Universitas Ciputra,
- Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
- Sekolah Tinggi Manajemen Infomatika dan Teknik Komputer Surabaya (STIKOM),
- Institut Sains Terapan dan Teknologi Surabaya (iSTTS),
- Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur,
- Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
- Universitas Dr. Soetomo (Unitomo),
- Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS).
- Universitas Bhayangkara Surabaya (Ubhara Surya).
- Universitas Merdeka Surabaya (Unmer Surabaya)
- Universitas Putra Bangsa Surabaya (UPB)
- Universitas Sunan Giri (UNSURI) Surabaya .
- Institut Teknologi Pembangunan Surabaya (ITPS).
- Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS).
- Institut Informatika Indonesia (IKADO).
- Sekolah Tinggi Pariwisata " Satya Widya " Surabaya.
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya.
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya (STIE Perbanas)
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT Surabaya
- Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya.
- Universitas Widya Kartika Surabaya (UWIKA)
- Universitas W.R.Supratman (Unipra) Surabaya.
- Universitas Empat Lima (Unpatma) Surabaya.
7. Transportasi
Pelabuhan Tanjung Perak di masa Hindia Belanda |
7.1. Jalan Raya
Surabaya merupakan pusat transportasi transportasi darat di bagian
timur Pulau Jawa, yakni pertemuan dari sejumlah jalan raya yang
menghubungkan Surabaya dengan kota-kota lainnya. Jalan tol termasuk ruas
Surabaya-Gresik, Surabaya-Waru-Gempol, dan Waru-Bandara Juanda. Saat
ini telah dikaji rencana pembangunan jalan tol dalam kota Lintas Tengah
dan Lintas Timur untuk mengurangi kemacetan. Jalan tol yang akan segera
dibangun adalah Surabaya-Mojokerto-Kertosono.
Untuk menghubungkan Surabaya dengan pulau Madura, terdapat Jembatan Suramadu yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia.
7.2. Bus
Hubungan bus antarkota dilayani oleh dua terminal bus besar, yaitu Terminal Bus Purabaya (Bungurasih) dan Terminal Bus Tambak (Osowilangun).
Terminal Bus Purabaya atau lebih populer dengan nama Terminal Bungurasih, merupakan terminal bus tersibuk di Indonesia (dengan jumlah penumpang hingga 120.000 per hari), dan terminal bus terbesar di Asia Tenggara.
Terminal ini berada di luar perbatasan Kota Surabaya dengan Kecamatan
Waru, Sidoarjo. Terminal ini melayani rute jarak dekat, menengah, dan
jauh (AKAP).
Terminal Bus Tambak (Osowilangun) melayani angkutan jarak dekat dan menengah lintas utara hingga ke Semarang.
7.3. Kereta Api
Kota Surabaya dihubungkan dengan sejumlah kota-kota di Pulau Jawa
melalui jalur kereta api. Surabaya memiliki 4 stasiun kereta api besar: Wonokromo, Gubeng, Surabaya Kota, Stasiun Pasar Turi. Stasiun Pasar Turi melayani jalur kereta api bagian utara Pulau Jawa dengan jurusan Surabaya-Semarang-Pekalongan-Tegal-Cirebon-Jakarta (Gumarang, Sembrani, Argo Anggrek), Jalur kereta api termasuk jurusan Surabaya-Malang-Blitar (Penataran), Surabaya-Kertosono-Blitar (Dhoho), Surabaya-Bojonegoro-Cepu (KRD), Surabaya Gubeng-Jember-Banyuwangi (Mutiara Timur), Jember-Surabaya-Yogyakarta-Purwokerto (Logawa), Banyuwangi-Yogyakarta (Sritanjung), Surabaya Gubeng-Kiaracondong (Pasundan),Surabaya-Lempuyangan-Jakarta (GBMS), Surabaya-Semarang Poncol-JAKK (Kertajaya) dan kereta rel diesel SAKK-Porong (Komuter). Nama-nama kereta tersebut merupakan kereta kelas ekonomi ( Kawula Alit )
7.4. Pesawat
Bandara Internasional Juanda, adalah bandar udara internasional yang melayani kota Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya. Bandara Internasional Juanda terletak di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota Surabaya. Bandara Internasional Juanda dioperasikan oleh PT Angkasa Pura 1.
Bandara ini memiliki panjang landasan 3000 meter. Bandara Juanda yang
baru memiliki luas sebesar 51.500 m², atau sekitar dua kali lipat
dibanding terminal lama yang hanya 28.088 m². Bandara baru ini juga
dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 m² yang mampu
menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu
menampung 6 juta hingga 8 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton
kargo/tahun.
Bandara yang baru ini memiliki 11 airbridge atau garbarata. Bandara
Juanda yang baru sudah dioperasikan mulai dari tanggal 07 November 2006,
walaupun baru diresmikan pada tanggal 15 November 2006 oleh Presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono. Bandara Juanda baru terdiri dari tiga lantai.
Terminal Baru dibagi menjadi dua terminal: Terminal A atau Terminal
Internasional dan Terminal B atau Terminal Domestik. Maskapai
penerbangan Garuda Indonesia domestik menggunakan Terminal A sebagai
terminal keberangkatan domestik mereka, sedangkan Terminal B sebagai
terminal kedatangan domestik mereka. Semua penerbangan internasional
Garuda Indonesia tetap terbang atau mendarat dari Terminal A.
Kebanyakan penerbangan di terminal baru ini sudah menggunakan
garbarata/belalai gajah, tetapi tetap ada yang masih menggunakan tangga,
terutama bagi pesawat-pesawat domestik.
Bus DAMRI disediakan oleh pemerintah setempat yang dapat mengantarkan
penumpang ke Terminal Purabaya/Bungurasih dengan biaya Rp 15.000,-.
Pada bulan November 2006, bertepatan dengan pembukaan bandara baru,
sistem transportasi bus baru tersebut mulai dioperasikan.
7.5. Angkutan dalam kota dan regional
Angkutan dalam kota dilayani oleh taksi, bus kota (AC/Non AC), angkutan kota (lebih dikenal dengan sebutan Bemo), angguna (seperti taksi namun tanpa AC, dan memiliki bentuk khas), dan becak
(meski kini semakin dibatasi penggunaannya). Surabaya memiliki sejumlah
terminal dalam kota, antara lain Joyoboyo, Bratang, dan Jembatan Merah.
Untuk angkutan skala regional, terdapat Kereta Komuter
yang menghubungkan Surabaya-Sidoarjo-Porong, Surabaya-Lamongan,
Surabaya-Mojokerto dan tengah dipersiapkan jalur lintas dalam kota
Benowo - Kalimas (Perak) - Waru
Dan juga akan direncanakan pembangunan monorel seperti yang sedang
dikembangkan di Jakarta. Pembangunan monorel Surabaya akan mengikuti
jalur Ujung (Perak)-Bundaran Waru.
Dalam waktu dekat segera direalisasikan jalur busway koridor Utara - selatan dan timur - barat sebagai model transportasi modern
8. Pemerintah Kota Surabaya
8.1. Wali Kota Surabaya
Wali kota Surabaya yang pertama pada masa Indonesia merdeka adalah
Doel Arwono (1950-1952), dikenal dengan panggilan Cak Doel sebelum
menjabat wali kota ia menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Timur.[10] Wali kota Surabaya saat ini adalah Tri Rismaharini yang diusung oleh PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan).
8.2. Pembagian administratif
Kota Surabaya terdiri atas 31 kecamatan[11]. Berikut adalah daftar kecamatan di Surabaya yang dibagi dalam 5 wilayah:
Surabaya Pusat
Surabaya Timur
Surabaya Barat
|
Surabaya Utara
Surabaya Selatan
|
9. Tempat menarik
Beberapa kawasan menarik di Surabaya antara lain:- Kawasan minat khusus: Ampel (wisata religi), Taman Budaya Cak Durasim, Kya Kya Surabaya di kawasan Kembang Jepun, G-Walk, dan Pantai Kenjeran.
- Taman Bungkul dan Bratang.
- Monumen dan museum: Tugu Pahlawan, Monumen Kapal Selam, Museum Negeri Mpu Tantular, Museum House of Sampoerna, Monumen Mayangkara, Monumen Bambu Runcing, Monumen Jales Veva Jaya Mahe, Monumen Jendral Soedirman. Museum 45, Patung Karapan Sapi, Monumen Bhayangkara.
- Bangunan bersejarah dan cagar budaya: Grahadi, Balai Kota Surabaya, Balai Pemuda, Internatio, Jembatan Merah, Kantor Gubernur Jawa Timur, Monumen Kapal Selam, Hotel Majapahit Mandarin Oriental, Pelabuhan Kalimas, Kantor Pelni, Gedung PTPN XXII, Gedung Bank Niaga, Gedung PT Artho Ageng Energi, Hotel Ibis Surabaya.
- Atraksi: Kebun Binatang Surabaya
- Tempat permandian : Darmo Grand, kolam renang manyar, Kolam renang Marina, Ciputra Water Park.
- Convention hall: Balai Sahabat, Balai Pemuda, Plaza Tunjungan, Garnizun, Gedung Nasional, Gita Tamtama, Gramedia Expo, Indosat, Maranatha, Maspion Convention Center, PDAM, Ruang Serbaguna Bank, Surabaya Mall, World Trading Center, Balai KB, Gedung Unair, Gedung Wanita, Gedung IDI, Gedung Serbaguna STE, Graha ITS, Kristus Raja, Tri Buana Tungga, DPD Golkar Jatim, Gedung Depag, Wisma Sier, Convention Hall Kepu, Gedung DHD 45, Grand City.
- Pusat perbelanjaan:
- Mall: Tunjungan Plaza, Atom Mall, Surabaya Town Square, Grand City Mall, Mal Galaxy, Surabaya Plaza (Delta Plaza), Pakuwon Trade Center, Supermal Pakuwon Indah, Royal Plaza, Golden City Mall, Plaza Marina, Jembatan Merah Plaza, City of Tomorrow, Empire Palace, WTC, Darmo Trade Center, Pusat Grosir Surabaya, Lenmarc Mall, Central Point, East Coast Center, Kapas Krampung Plaza, JS Plaza, BG Junction, Hi Tech Mall, Tunjungan Electronic Center, Maspion Square, ITC Surabaya, Dupak Grosir, Mangga Dua Center, Ciputra World.
- Modern: Sinar Supermarket 24 jam, Sinar Jemursari, Carrefour Golden City, Carrefour BG Junction, Carrefour Center Point, Carrefour Rungkut, Carrefour Ahmad Yani, Makro Tandes, Makro Waru, Giant Maspion Square, Giant Mayjend Sungkono, Giant Mulyosari, Giant Wiyung, Hi-Tech Mall (pusat komputer), Tunjungan Electronic Center, World Trade Center (pusat ponsel), Jembatan Merah Plaza (JMP) dan Pusat Grosir Surabaya (PGS).
- Tradisional: Pasar Atom, Pasar Turi, Pasar Wonokromo, Pasar Tambah Rejo Baru, Pasar Genteng, Pasar Kapasan, Pasar Pucang, Pasar Blauran.
- Landmark : Patung Suro & Boyo, Jembatan Suramadu
10. Media
10.1. Televisi
- TVRI Nasional - televisi stasiun siaran nasional pertama di Indonesia
- TVRI Jawa Timur - televisi stasiun siaran lokal pertama di Kota Surabaya
- RCTI Jawa Timur (juga menayangkan berita lokal Jawa Timur, disamping merelai RCTI Nasional)
- SCTV Jawa Timur (juga menayangkan berita lokal Jawa Timur, disamping merelai SCTV Nasional). SCTV pertama kali didirikan di Surabaya pada tanggal 24 Agustus 1990 sebelum akhirnya menjadi televisi nasional.
- MNCTV
- ANTV
- Indosiar
- Metro TV
- Trans TV
- Trans 7
- Global TV
- TV One
- JTV, stasiun televisi swasta lokal pertama di Indonesia
- SBO TV
- Spacetoon Surabaya (TV Anak)
- Broadcast Media Group
- Arek TV
- MNTV
- BCTV(Business Channel)
- TV E (Televisi Edukasi)
- BBS TV
- M&HTV (Medical & Health)
- TV9
- Surabaya TV
10.2. Radio
Surabaya memiliki puluhan radio, di antaranya:Nama | Frekuensi | Situs |
---|---|---|
Suara Surabaya | FM 100.0 | |
Prambors | FM 89.3 | |
Radio Giga | FM 99.6 | |
Hard Rock FM | FM 89.7 | |
ColorsRadio | FM 87.7 | |
Istara | FM 101.10 | |
Radio Suzana | FM 91.30 | |
myRadio | FM 94.4 | |
Radio Kota | FM 88.10 | |
Metro Female | FM 88.50 | |
JT | FM 88.9 | |
Media | FM 90.10 | |
RRI Pro2 | FM 95.2 | |
Sonora | FM 98.0 | |
RRI | FM 99.2 | |
Cakrawala | FM 101.50 | |
Wijaya | FM 103.5 | |
JJ | FM 105.9 | |
EBS | FM 105.9 | |
DJFM | FM 94.8 | |
Mercury | FM 96.0 | |
Trijaya FM | FM 104.7 | |
Global FM | FM 90.90 | |
MTB FM | FM 102.7 | |
MDC FM | FM 100.5 | |
B-FM | FM 92.90 | |
Pas FM | FM 104,3 | http://pasfm.com/ |
Nama | Frekuensi | Situs |
10.3. Media cetak
- Surat kabar: Jawa Pos, Radar Surabaya, Memorandum, Indonesia Daily News, Surabaya Post, Surabaya Pagi, Harian Pagi SURYA
- Majalah: Mentari (majalah anak-anak), VENUS (majalah wanita tren dan gaya hidup metroplis), Jayabaya (majalah berbahasa Jawa), Panyebar Semangat (majalah berbahasa Jawa), Liberty, Darmo Insight (Majalah Gratis paling eksis), Al Mursyid,Majalah FUN (Majalah ber Bahasa Inggris untuk anak), Majalah AYO (Majalah Anak-anak), Muzakki,Al-Falah,NURUL HAYAT(majalah komunikasi antar pembayar zakat, DOGFans News (media untuk penggemar dan pebisnis anjing)
- Tabloid: Tabloid Nyata (gaya hidup), Tabloid Bunda (keluarga), Tabloid Ototrend (otomotif), Tabloid Ultima (game), Tabloid Agrobis (pertanian), Tabloid Komputek (komputer), Tabloid Gugat (politik), Tabloid Posmo (mistis), Tabloid Nurani (religius-Islam), Tabloid Gloria (religius-Kristen), Tabloid KISAH NYATA, Tabloid HOBIKU (tanaman hias), Tabloid GARDENIA (tanaman hias), Tabloid Top Phone (bursa handphone), Tabloid Probiz (properti bisnis)
11. Rupa-rupa
11.1. Makanan khas
Surabaya memiliki sejumlah makanan khas, diantaranya:- Semanggi
- Rujak Cingur
- Gado-Gado
- Tahu Tek
- Krengsengan
- Bebek Goreng
- Tempe Penyet
- Lontong Balap
- Lontong Mie
- Kupang Lontong
- Rawon
- Tahu Campur
- Soto Madura
- Sop Kikil
- Leker / Kue Pisang Surabaya
- Kare Kambing
- Nasi sayur
11.2. Musik dan Hiburan
Surabaya banyak melahirkan penyanyi dan grup musik besar di tanah
air. Sejumlah grup musik besar yang dibentuk di Surabaya antara lain Dewa 19, Padi, Tic Band, dan Boomerang. Penyanyi kelahiran Surabaya antara lain: Maia "Ratu", Ita Purnamasari, dan Joshua. Grup lawak Srimulat
juga didirikan di Surabaya, para pelawaknya telah populer di Jawa Timur
selama puluhan tahun sebelum akhirnya pindah ke Jakarta. Lokalisasi
terbesar di Asia Tenggara(dalam arti luas wilayah dan jumlah pekerja
seks komersial) juga terdapat di Kota Surabaya tepatnya di daerah yang
dikenal dengan nama Gang Dolly
11.3. Tokoh Surabaya
Tokoh-tokoh nasional yang dilahirkan di Surabaya adalah:- HOS Tjokroaminoto, tokoh pergerakan nasional dan pemimpin organisasi Sarekat Islam
- KH Mas Mansur, mantan pemimpin Muhammadiyah
- Roeslan Abdulgani, sejarawan nasional, mantan wartawan, dan mantan Menteri Luar Negeri RI
- Bung Tomo, dengan nama asli Soetomo adalah orator yang membangkitkan semangat perjuangan Arek Suroboyo melawan tentara pendudukan Sekutu
- Rudy Hartono, mantan pebulutangkis nasional, juara 8 kali All England, 7 kali diantaranya berturut-turut
- Alan Budikusuma, mantan pebulutangkis nasional peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992
- Cak Kartolo Cs, Legenda hidup Seniman Ludruk Surabaya.
- Ir. Soekarno, Presiden Pertama Indonesia.
12. Klub Olahraga
- Persebaya Surabaya (sepak bola/Indonesia Super League)
- Persebaya 1927 (sepak bola/Liga Primer Indonesia)
- Surabaya Samator (bola voli)
- Polygon Sweet Nice (PSN) (balap sepeda)
- Wismilak Cycling Team (balap sepeda)
- Cahaya Lestari Surabaya (CLS) (bola basket)
- Suryanaga (bulu tangkis)
- Surya Baja (bulu tangkis)
- FORKABAYA (bola voli bulu tangkis)
13. Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi Pemerintah Kota Surabaya
- (Indonesia) Forum diskusi wisata surabaya dan sekitarnya
- (Indonesia) Blog tentang wisata (kuliner, kultural, dll) di Surabaya dan sekitarnya
14. Referensi
- JGA Parrot; "Who Killed Brigadier Mallaby"; 1976; Indonesia Magazine, July 1976 hal. 91; Cornell University.
- "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
- M. C. Ricklefs, A History of Modern Indonesia since c. 1200, 2008
- Data Agregat Sensus Penduduk Tahun 2010 Provinsi Jawa Timur. Diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik.
- Luas wilayah Kota Surabaya menurut Situs Web Resmi Pemerintah Kota Surabaya.
- [1]"website UNAIR"
- [2]"website ITS"
- [3]"website UNESA"
- [4]"website IAIN Sunan Ampel"
- [5]"website Universitas Trunojoyo"
- [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1985/01/26/ALB/mbm.19850126.ALB39980.id.html"
- "Perda No. 5 2006" (PDF). Diakses pada 26 Januari 2009.
bzc to daerah
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar