Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2009 (biasa disingkat Pilpres 2009) diselenggarakan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2009-2014. Pemungutan suara diselenggarakan pada 8 Juli 2009.[1] Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.[2]
Ketiga pasangan calon pada surat suara |
1. Peserta
1.1. Pemilih
Komisi Pemilihan Umum menetapkan jumlah pemilih sah untuk Pemilu 2009 sebesar 171.068.667
orang. Jumlah itu berasal dari pemilih dalam negeri dari 33 provinsi
sebesar 169.558.775 orang dan pemilih luar negeri dari 117 perwakilan
Indonesia di luar negeri sebanyak 1.509.892.[3]
1.2. Kandidat
Berdasarkan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008, pengajuan pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat 2009 yang memperoleh minimal 20% dari jumlah kursi DPR atau 25% dari jumlah suara sah nasional.
Sebelum masa pemilihan umum dimulai, sejumlah tokoh nasional telah
menyatakan untuk ikut mencalonkan atau menerima pencalonan diri sebagai
Presiden dan Wakil Presiden 2009-2014. Tokoh-tokoh tersebut antara lain
ialah Susilo Bambang Yudhoyono dari Partai Demokrat (Presiden Indonesia yang sedang menjabat) [4], Muhammad Jusuf Kalla dari Partai Golkar (Wakil Presiden yang sedang menjabat)[5], Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dari PDIP[6], Mantan Presiden Abdurrahman Wahid dari PKB[7], Mantan Ketua DPR Akbar Tandjung dari Partai Golkar[8], Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso[9], Mantan Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra dari PBB[10], Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng dari jalur independen[11][12], dan Hamengkubuwono X dari Partai Golkar (Gubernur Yogyakarta yang sedang menjabat)[13].
Pada kenyataannya, sampai dengan batas akhir masa pendaftaran pada 16 Mei 2009, hanya 3 bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendaftarkan keikutsertaannya kepada Komisi Pemilihan Umum.[14] Pada 29 Mei 2009[15],
ketiga bakal pasangan calon tersebut kemudian ditetapkan sebagai
pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2009, dengan
nomor urut yang ditetapkan keesokan harinya. Ketiga pasangan calon
tersebut beserta nomor urutnya ialah sebagai berikut:
No. urut | Calon presiden | Calon wakil presiden | |||
---|---|---|---|---|---|
1 | Megawati Soekarnoputri |
Prabowo Subianto |
|||
2 | Susilo Bambang Yudhoyono |
Boediono |
|||
3 | Muhammad Jusuf Kalla |
Wiranto |
Partai politik pengusul[17]
Megawati Sukarnoputri dan Prabowo Subianto diusung oleh PDIP, Partai Gerindra, PNI Marhaenisme, Partai Buruh, Pakar Pangan, Partai Merdeka, Partai Kedaulatan, PSI, PPNUI
Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono diusung oleh Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, PKB, PBB, PDS, PKPB, PBR, PPRN, PKPI, PDP, PPPI, Partai RepublikaN, Partai Patriot, PNBKI, PMB, PPI, Partai Pelopor, PKDI, PIS, Partai PIB, Partai PDI
Muhammad Jusuf Kalla dan Wiranto diusung oleh Partai Golkar, Partai Hanura
1.3. Kekayaan calon
Pada tanggal 29 Mei 2009, KPU mengumumkan jumlah harta kekayaan calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2009. Berikut adalah jumlah yang diumumkan KPU:[18]- Megawati Soekarnoputri: Rp256.447.223.594
- Prabowo Subianto: Rp1.579.376.223.359 dan US$7.572.916
- Susilo Bambang Yudhoyono: Rp6.848.049.611 dan US$246.359
- Boediono: Rp22.067.815.019 dan US$15.000
- Muhammad Jusuf Kalla: Rp314.530.794.307 dan US$25.668
- Wiranto: Rp81.748.591.938 dan US$378.625
2. Kampanye
Poster kampanye pasangan JK-Wiranto ditempel di tiang listrik, dilewati oleh konvoi pendukung SBY-Boediono yang sedang menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno. |
Kampanye Pilpres 2009 diselenggarakan pada 2 Juni hingga 4 Juli 2009 dalam bentuk rapat umum dan debat calon (sebelumnya dijadwalkan pada 12 Juni hingga 4 Juli 2009)[15].
Materi kampanye meliputi visi, misi, dan program pasangan calon.
Kampanye dalam bentuk rapat umum berlangsung selama 24 hari dalam 3
putaran, mulai dari 11 Juni hingga 4 Juli 2009. Pada setiap putaran, setiap pasangan calon mendapatkan jatah 8 kali rapat umum di setiap provinsi.[19]
2.1. Visi dan misi calon
Megawati-Prabowo |
SBY-Boediono |
JK-Wiranto |
Megawati-Prabowo
- Visi: "Gotong royong membangun kembali Indonesia raya yang berdaulat, bermartabat, adil, dan makmur"
- Misi:
- Menegakkan kedaulatan dan kepribadian bangsa yang bermartabat.
- Mewujudkan kesejahteraan sosial dengan memperkuat ekonomi kerakyatan.
- Menyelenggarakan pemerintahan yang tegas dan efektif.
SBY-Boediono
- Visi: "Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan"
- Misi:
- Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera.
- Memperkuat pilar-pilar demokrasi.
- Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.
JK-Wiranto
- Visi: "Indonesia yang adil, mandiri, dan bermartabat"
- Misi:
- Tercapainya ekonomi bangsa yang mandiri, berdaya saing, dan berkeadilan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
- Mewujudkan pemerintahan yang bersih, berwibawa, demokratis dengan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
- Mewujudkan kesejahteraan sosial, ketahanan budaya dan otonomi daerah yang sehat, efisien dan efektif untuk lebih memantapkan integrasi nasional yang lebih menjamin kebhinnekaan.
- Mewujudkan bangsa yang aman, tenteram dan damai dengan penegakan hukum dan hak asasi manusia.
- Mewujudkan Indonesia yang dihormati dan disegani oleh bangsa-bangsa lain dalam bidang ekonomi dan politik.
2.2. Dana kampanye
Rincian dana kampanye masing-masing pasangan calon peserta Pilpres 2009 yang telah diaudit oleh akuntan publik dan diumumkan oleh KPU pada 17 September 2009 adalah sebagai berikut:[18][21][22]
Megawati-Prabowo,
Penerimaan : 260.241.836.363
Pengeluaran : 260.140.836.562
Saldo akhir 100.999.744
SBY-Boediono
Penerimaan : 232.770.456.232
Pengeluaran : 32.578.847.237
Saldo akhir : 191.608.995
JK-Wiranto
Penerimaan : 83.327.864.390
Pengeluaran : 83.307.140.408
Saldo akhir : 20.723.982
2.3. Debat calon
Debat calon presiden diselenggarakan sebanyak 3 kali, sedangkan debat
calon wakil presiden diselenggarakan sebanyak 2 kali. Total alokasi
waktu untuk setiap debat adalah 2 jam, dengan konten debat 90 menit yang
terdiri dari pemaparan visi, misi, dan program calon selama 7 hingga 10
menit, pertanyaan oleh moderator dan jawaban calon selama 30 menit,
pertanyaan oleh moderator dan jawaban calon serta tanggapan calon lain
selama 30 menit, serta pernyataan penutup dari masing-masing calon
selama 5 menit.[23] Setiap debat diselenggarakan oleh stasiun televisi nasional yang telah ditentukan oleh KPU. Berikut adalah rincian debat capres dan cawapres Pilpres 2009.[24][19]
Waktu | Peserta | Materi | Moderator | Stasiun TV penye lenggara |
---|---|---|---|---|
Kamis, 18 Juni 2009 | Capres | Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Menegakkan Supremasi Hukum |
Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina) | Trans Corp (Trans TV dan Trans7) |
Selasa, 23 Juni 2009 |
Cawapres | Pembangunan Jati Diri Bangsa | Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah) | SCTV |
Kamis, 25 Juni 2009 |
Capres | Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran |
Aviliani (Ekonom INDEF) | MetroTV |
Selasa, 30 Juni 2009 |
Cawapres | Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia |
Fahmi Idris (Ketua IDI) | tvOne |
Kamis, 2 Juli 2009 | Capres | NKRI, Demokrasi, dan Otonomi Daerah | Pratikno (Dekan Fisipol UGM) | RCTI |
Kampanye "Pilpres Satu Putaran Saja"
Iklan "Pilpres Satu Putaran Saja". |
Sebagai bagian dari dukungan kepada SBY-Boediono, Denny J.A., Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI)[25] dan Lembaga Studi Demokrasi (LSD), mengumumkan memimpin gerakan "Pilpres Satu Putaran Saja".[26]
Hal ini memicu protes dari kedua pasangan calon pesaing yang selama ini
mengharapkan pilpres dapat berlangsung dalam dua putaran agar dapat
mengalahkan SBY-Boediono yang dalam berbagai hasil survei hampir selalu
memperoleh dukungan di atas 50%. Meresponnya, JK menyatakan bahwa ia
optimis JK-Wiranto juga punya peluang untuk menang dalam satu putaran,[27] sementara Prabowo mengatakan bahwa pilpres satu putaran boleh saja dilakukan asalkan dilaksanakan secara demokratis.[28] Din Syamsudin, Ketua Umum PP Muhammadiyah
yang secara terbuka menyatakan dukungannya kepada JK-Wiranto,
mengatakan bahwa ia kecewa pada tim kampanye capres tertentu yang
menyerukan pilpres satu putaran, apalagi ada salah satu lembaga survei
mendukung wacana tersebut. Ia juga mewanti-wanti agar jangan sampai ada
orang KPU yang ikut menyuarakan hal tersebut, apalagi dengan alasan
dana.[29]
Dalam debat capres putaran terakhir pada tanggal 2 Juli 2009, JK
menanyakan kepada SBY mengenai keberadaan iklan-iklan kampanye pilpres
satu putaran yang dianggapnya sebagai tidak demokratis.[30]
SBY membalas dengan menyatakan bahwa iklan-iklan pilpres satu putaran
bukan merupakan iklan resmi yang dikeluarkan oleh tim kampanyenya,
sehingga JK pun kembali mempertanyakan legalitas dari iklan-iklan kampanye tersebut.[31][32][33]
Denny J.A. sendiri membenarkan bahwa iklan tersebut bukan merupakan
bagian dari iklan resmi tim kampanye SBY, tetapi ia menolak untuk
dikatakan sebagai iklan kampanye ilegal
karena menurutnya masih merupakan hak setiap warga negara untuk
menyatakan pendapatnya meskipun dilaksanakan pada saat masa kampanye
pilpres.[34] Sementara Syamsudin Haris, pengamat politik LIPI
berpendapat (dan demikian pula bila menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pilpres) bahwa Kampanye "Pilpres
Satu Putaran Saja" akan menjadi kampanye ilegal
karena adanya pernyataan resmi dari SBY karena dalam setiap material
kampanye pilpres harus terlebih dahulu disetujui oleh para kandidat
karena adanya kepentingan mereka, sehingga setiap material kampanye
tanpa persetujuan kandidat dapat disebut sebagai kampanye ilegal.[35][36] Megawati sendiri mendukung pendapat tersebut dan menyayangkan sikap SBY yang tidak segera menarik iklannya.[37]
2.4. Isu agama istri Boediono
fotokopi selebaran kampanye gelap yang beredar di Sidoarjo, Jawa Timur |
Sebuah kampanye gelap atau kampanye hitam berawal pada kampanye JK-Wiranto di Sumatera Utara
(telah dibantah oleh Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto sebagai bukan
bagian dari kampanyenya serta mengatakan berasal dari pihak pendukung
kandidat lain [38]) beredar selebaran yang berisi fotokopi wawancara dengan Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI) Habib Husein Al Habsyi pada Tabloid Monitor [39]dalam rangkaian artikel antara lain Apa PKS Tidak Tahu Istri Boediono Katolik ? [40] hal ini dibantah pula oleh pihak PKS dengan mengatakan bahwa Boediono dan Herawati adalah murid ngaji dari salah satu kader PKS [41] yang kemudian malahan beredar secara luas di masyarakat bahkan selebaran kampanye gelap ini menyebar hampir sampai disemua pelosok Sumenep, Madura dan menurut Ketua DPD PKS Kabupaten Sumenep, Moh Readi bahwa "selebaran yang isinya mengkafirkan seseorang sangat tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Sebab, yang mengkafirkan orang berarti yang bersangkutan yang tergolong orang-orang kafir." [42] dan Hal ini pun kemudian menjadi polemik antara Rizal Mallarangeng, sebagai bagian dari Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono, dengan Jusuf Kalla.[43] membuat KPU
kembali meminta kepada para peserta pemilu berikut para pendukungnya
agar seharusnya kampanye dimanfaatkan oleh pasangan para calon presiden
dan wakil presiden untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja
bukannya menjadi melakukan politisasi agama atau memecah belah bangsa dengan masalah sara. [44] sehubung sering adanya isu-isu yang melanda para istri pasangan para calon presiden dan wakil presiden, ketua MPR Hidayat Nurwahid ikut mengatakan "Kita Mau Pilih Capres-Cawapres atau Istrinya ?"
kemudian ditambahkan bahwa "mengapa tidak sekalian anak capres-cawapres
saja yang dijadikan isu, kita jangan mengembangkan isu (hanya, red) di
lingkungan istri. bagaimana kalau dikembangkan (sampai, red)
anak-anaknya, capres mana yang anaknya berjilbab ? Jawabannya adalah
tidak ada (yang berjilbab, red)" [45]
2.5. Kontroversi survei
Survei yang pada umumnya dipergunakan untuk keperluan penelitian dalam kampanye pilpres 2009 mendapat tuduhan digunakan sebagai alat kampanye agar terjadi pilpres satu putaran [46][47] [48] bahkan pada tanggal 11 Juni 2009 anggota KPU I Gusti Putu Artha mengatakan bahwa "Ruang publik kacau, terjadi informasi yang beda luar biasa" (KPU Sayangkan Kekisruhan Hasil Survei) dan Johan O Silalahi
mengatakan bahwa "Kalau Pilpres berlangsung satu putaran saya berani
menutup lembaga saya. Tapi kalau nanti Pilpresnya dua putaran mereka
juga (LSI) harus berani menutup lembaga mereka" [49]
3. Survei dan hitung cepat
Survei dan hitung cepat dilakukan oleh lembaga survei yang terdaftar ataupun tidak terdaftar di KPU. Lembaga survei yang terdaftar di KPU yaitu Lembaga Survei Indonesia, Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Jaringan Suara Indonesia, Cirus Surveyors Group, Pusat Studi Nusantara, Lingkaran Survei Indonesia, Jaringan Isu Publik (JIP), Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), LP3ES, dan Lembaga Survei Nasional (LSN).[50]
3.1. Survei
Survei dilakukan untuk mengetahui preferensi publik terhadap (bakal)
(pasangan) calon presiden. Berikut adalah sejumlah hasil survei yang
dilakukan sebelum hari pemungutan suara Pilpres 2009.
Penyelenggara dan metode | Waktu | Hasil |
---|---|---|
Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis[51] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 2.600 Batas kesalahan: Tidak disebutkan |
2 - 4 Juli 2009 | SBY-Boediono 51,95%, Megawati-Prabowo 22,25%, JK-Wiranto 18,27% |
Strategic Indonesia[52] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 18.439 Batas kesalahan: Tidak disebutkan |
1 - 3 Juli 2009 | SBY-Boediono 46,86%, JK-Wiranto 32,46%, Megawati-Prabowo 20,34% |
Lembaga Survei Indonesia[53] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 3.100 Batas kesalahan: Tidak disebutkan |
30 Juni - 2 Juli 2009 | SBY-Boediono 63%, Megawati-Prabowo 21%, JK-Wiranto 11%, belum tahu 5% |
Lembaga Survei Indonesia[54] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 2.000 (Multistep random sampling) Batas kesalahan: 2,8% |
15 - 20 Juni 2009 | SBY-Boediono 67%, Megawati-Prabowo 16%, JK-Wiranto 9%, belum tahu 8% |
Pusat Kajian Strategi Pembangunan Sosial Politik FISIP UI[55] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 2.000 Batas kesalahan: 5% |
1 - 5 Juni 2009 | SBY-Boediono 37,05%,Megawati-Prabowo 31,50%, JK-Wiranto 26,60% |
Lembaga Survei Indonesia[56] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 2.999 Batas kesalahan: 1,8% |
15 - 29 Mei 2009 | SBY-Boediono 70%, Megawati-Prabowo 18%, JK-Wiranto 7%, belum tahu 5% |
Lembaga Survei Nasional[57] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 1.230 Batas kesalahan: 2,8% |
15 - 21 Mei 2009 | SBY-Boediono 67,1%, Megawati-Prabowo 11,8%, JK-Wiranto 6,7%, belum tahu 13%, tidak memilih 1,6% |
Pusat Kajian Strategi Pembangunan Sosial Politik FISIP UI[58] Metode: Survei kualitatif dengan wawancara secara mendalam Sampel: 100 orang tokoh masyarakat Batas kesalahan: Tidak ada |
27 April - 2 Mei 2009 | Prabowo: 32 orang, SBY: 30 orang, Megawati: 16 orang, JK: 14 orang |
Lembaga Survei Indonesia[59] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 2.014 Batas kesalahan: Tidak disebutkan |
27 April - 3 Mei 2009 | Alternatif 1 (2 pasangan): SBY-Boediono 72,5%, Megawati-Prabowo 21,5% Alternatif 2 (3 pasangan): SBY-Boediono 70%, Megawati-Prabowo 21%, JK-Endriartono Sutarto 3%, belum tahu 6% |
Lembaga Riset Informasi[60] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 2.066 Batas kesalahan: 2,2% |
3 - 7 Mei 2009 | Alternatif 1: SBY-Hidayat Nur Wahid 36,2%, JK-Wiranto 27,6%, Megawati-Prabowo 19,1% Alternatif 2: SBY-Boediono 32,1%, JK-Wiranto 27,3%, Megawati-Prabowo 20,2%, belum tahu 20,4% |
Lembaga Survei Nasional[61] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 1.225 Batas kesalahan: 2,8% |
2 - 14 Mei 2008 | Megawati 16,7%, SBY 16,4%, JK 9,2%, belum tahu 31,3% |
Lembaga Survei Indonesia[62][63] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 1.200 Batas kesalahan: Tidak disebutkan |
Januari 2008 | SBY 34%, Megawati 24,2%, Hamengkubuwono X 6,6%, Abdurrahman Wahid 4,4%, Wiranto 4,1%, Amien Rais 3%, JK 1,9%. |
Indo Barometer[64] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 1.200 Batas kesalahan: Tidak disebutkan |
Desember 2007 | SBY 49,5%, JK 21,7%, Hamengkubuwono X 14,7% |
Pusat Studi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia[65] Metode: Survei kuantitatif Sampel: 3.527 Batas kesalahan: Tidak disebutkan |
November 2007 | Hamengkubuwono X 17,1%, Hidayat Nur Wahid 11,7%, Sutrisno Bachir 8,7%, Yusril Ihza Mahendra 8,6%, Anas Urbaningrum 3,9% |
3.2. Hitung cepat
Hitung cepat dilakukan untuk mengetahui hasil Pilpres 2009 secara
cepat. Hasilnya diketahui hanya beberapa jam setelah berakhirnya waktu
pemungutan suara. Berikut adalah hasil hitung cepat pemungutan suara
Pilpres 2009 yang dilakukan oleh beberapa lembaga, dimana seluruhnya
menghasilkan SBY-Boediono sebagai pemenang dengan persentase suara
sekitar 60%.[66][67]
Pasangan calon | Lembaga Survei Indonesia | Lingkaran Survei Indonesia | LP3ES | Puskaptis | Cirus | LRI | MetroTV[68] |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1. Megawati-Prabowo | 26,56% | 27,36% | 27,40% | 28,16% | 27,49% | 27,02% | 26,32% |
2. SBY- Boediono | 60,85% | 60,15% | 60,28% | 57,95% | 60,20% | 61,11% | 58,51% |
3. JK-Wiranto | 12,59% | 12,49% | 12,32% | 13,89% | 12,31% | 11,87% | 15,18% |
4. Hasil
4.1. Ketentuan
Pasangan calon terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh suara
lebih dari 50% dari jumlah suara dengan sedikitnya 20% suara di setiap
provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia.
Dalam hal tidak ada pasangan calon yang perolehan suaranya memenuhi
persyaratan tersebut, 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dipilih kembali dalam pemilihan umum (putaran kedua).
Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh
oleh 2 pasangan calon, kedua pasangan calon tersebut dipilih kembali
oleh rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal perolehan suara terbanyak
dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 3 pasangan calon atau lebih,
penentuan peringkat pertama dan kedua dilakukan berdasarkan persebaran
wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang. Dalam hal
perolehan suara terbanyak kedua dengan jumlah yang sama diperoleh oleh
lebih dari 1 pasangan calon, penentuannya dilakukan berdasarkan
persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang.
4.2. Rekapitulasi hasil
Lembar hasil pemungutan suara di salah satu TPS. |
Pada 25 April 2009, KPU menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara nasional Pilpres 2009 yang telah diselenggarakan pada 22 - 23 Juli 2009. Hasil Pilpres 2009 berdasarkan penetapan tersebut adalah sebagai berikut.[2][69]
No. | Pasangan calon | Jumlah suara | Persentase suara |
---|---|---|---|
1 | Megawati-Prabowo | 32.548.105 | 26,79% |
2 | SBY-Boediono | 73.874.562 | 60,80% |
3 | JK-Wiranto | 15.081.814 | 12,41% |
Jumlah | 121.504.481 | 100,00% |
- Statistik
Jumlah suara sah | 121.504.481 |
Jumlah suara tidak sah | 6.479.174 |
Jumlah suara peserta | 127.983.655 |
Jumlah suara pemilih | 171.068.667 |
4.3. Sengketa
Pasangan JK-Wiranto dan Megawati-Prabowo mengajukan keberatan
terhadap hasil rekapitulasi perolehan suara Pilpres 2009 yang telah
ditetapkan KPU ke Mahkamah Konstitusi (MK),
masing-masing dengan perkara nomor 108/PHPU.B-VII/2009 dan
109/PHPU.B-VII/2009. Isi keberatan yang diajukan kedua pasangan antara
lain sebagai berikut:[70]
- Kekacauan masalah penyusunan dan penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT)
- Regrouping dan/atau pengurangan jumlah TPS
- Adanya kerjasama atau bantuan IFES
- Adanya spanduk buatan KPU mengenai tata cara pencontrengan
- Beredarnya formulir ilegal model “C-1 PPWP”
- Adanya berbagai pelanggaran administratif maupun pidana
- Adanya penambahan perolehan suara SBY-Boediono serta pengurangan suara Mega-Prabowo dan JK-Wiranto
KPU berikut KPUD seluruh Indonesia menjadi termohon dan Bawaslu serta
pasangan SBY-Boediono menjadi pihak terkait. Sidang kedua perkara ini
digabungkan oleh MK karena melihat adanya kesamaan pokok perkara.
Persidangan terbuka dilaksanakan sebanyak 4 kali yaitu pada tanggal 4 Agustus 2009 (pemeriksaan perkara[71][72]), 5 Agustus 2009 (mendengar keterangan termohon, pihak terkait, keterangan saksi, dan pembuktian[73][74][75]), dan 6-7 Agustus 2009 (pembuktian[76][77]). Pada tanggal 12 Agustus 2009,
majelis hakim konstitusi membacakan putusannya, dimana dalam amar
putusan menyatakan bahwa permohonan ditolak seluruhnya. Putusan ini
diambil secara bulat oleh seluruh hakim konstitusi, tanpa dissenting opinion.[78]
4.4. Penetapan
Setelah keluarnya putusan MK tersebut, pada 18 Agustus 2009, KPU menetapkan SBY-Boediono sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2009-2014.[79] Penetapan ini kemudian diikuti dengan ucapan selamat dari para calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2009 lainnya.[80][81]
Dalam pidato penerimaannya, SBY mengatakan bahwa Megawati, Prabowo, JK,
dan Wiranto sebagai putra-putri terbaik bangsa yang telah memberikan
yang terbaik kepada demokrasi di Indonesia dan mengharapkan pengabdian
mereka tidak akan mengenal batas akhir dan akan terus berlanjut.[82][83]
4.5. Pelantikan
Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Periode 2009-2014 berlangsung hari Selasa, 20 Oktober 2009 pukul 10.00 WIB di Gedung Nusantara, Senayan dalam Sidang Paripurna MPR RI.
Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono selaku Presiden dan Wakil
Presiden terpilih mengucapkan Sumpah/Janjinya di depan Pimpinan dan
Anggota MPR. Jumlah Anggota MPR RI yang hadir sejumlah 647 orang dari
692 orang.
Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden dihadiri oleh para undangan
terdiri dari para kepala Negara sahabat, para pimpinan lembaga Negara,
Utusan khusus negara sahabat, mantan wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan
Presiden BJ Habibie hingga wartawan dari berbagai media tidak ketinggalan meliput acara besar ini.
Sidang dibuka dengan pidato pembuka dari Ketua MPR RI Taufiq Kiemas
dilanjutkan dengan pembacaan keputusan KPU mengenai penetapan pasangan
Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih hasil Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden oleh Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin.
Sidang dilanjutkan dengan pembacaan Sumpah/Janji Presiden diikuti
dengan pembacaan Sumpah/Janji Wakil Presiden. Presiden dan Wakil
Presiden terpilih kemudian bersama-sama melakukan penandatangan Berita
Acara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden beserta seluruh Pimpinan
MPR RI yang dilanjutkan dengan penyerahan Berita Acara Pelantikan kepada
Presiden dan Wakil Presiden oleh Ketua MPR RI Taufiq Kiemas.
Ketua MPR RI memberikan sambutan ucapan selamat kepada Presiden dan
Wakil Presiden dilanjutkan pidato dari Presiden terpilih. Sidang
Paripurna ditutup dengan pembacaan doa oleh Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y Thohari.[84]
5. Terkait
- Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2009
- Kabinet Indonesia Bersatu II
6. Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Komisi Pemilihan Umum
- (Indonesia) Situs web resmi kampanye Megawati-Prabowo
- (Indonesia) Situs web resmi kampanye SBY-Boediono
- (Indonesia) Situs web resmi kampanye JK-Wiranto
- (Indonesia) Republic of Indonesia presidential candidates di Campaigns, sebuah wiki Wikia
7. Catatan kaki
- "Jadwal Pemilihan Presiden 2009". KPU. Diakses pada 16 Mei 2009.
- "SBY-Boediono Menang!". detikcom. Diakses pada 25 Juli 2009.
- Pemilu 2009 : Jumlah Pemilih 171.068.667 Orang
- RAPIMNAS DEMOKRAT TETAPKAN SBY CALON PRESIDEN 2009-2014
- Jusuf Kalla sebagai calon presiden tunggal dari Partai Golkar
- Penetapan Calon Presiden Megawati Sudah Harga Mati
- "Gus Dur Bersedia Dicalonkan di Pemilu 2009 ", (KOMPAS), 30 Desember 2007. Diakses pada 16 Januari 2008.
- "Akbar Tanjung ready to join next year`s presidential election ", (ANTARA), 25 Mei 2008. Diakses pada 27 Mei 2008.
- "Sutiyoso Berpeluang Besar Jika Cermat Pilih Cawapres ", (Suara Merdeka), 2 Oktober 2007. Diakses pada 16 Januari 2008.
- Asrul, , "Yusril Mantap Jadi Calon Presiden 2009 ", (Kompas TV), 2 Maret 2008. Diakses pada 27 Mei 2008.
- "Rizal Mallarangeng". Facebook. Diakses pada 18 Juli 2012.
- "Rizal Mallarangeng for President ", (Sumbawanews.com), 12 Juli 2008. Diakses pada 18 Juli 2008.
- "Indonesian sultan to run for president ", (Sydney Morning Herald), 16 Januari 2008. Diakses pada 16 Januari 2008.
- "Pertarungan Capres Dimulai", Kompas 44 (313): 1, 17 Mei 2009
- "Perubahan Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaran Pilpres 2009 ", (KPU), 28 Mei 2009. Diakses pada 28 Mei 2009.
- "Mega-Prabowo No 1, SBY-Boediono No 2, JK-Wiranto No 3 ", (detikcom), 30 Mei 2009. Diakses pada 30 Mei 2009.
- "Visi Misi Capres-Cawapres ", (KPU), 9 Juni 2009. Diakses pada 28 Juni 2009.
- "KPU Umumkan Harta Kekayaan dan Dana Awal Kampanye Capres/Cawapres ", (KPU), 29 Mei 2009. Diakses pada 30 Mei 2009.
- "KPU dan Tim Kampanye Sepakati Jadwal Kampanye dan Debat Capres-Cawapres ", (KPU), 28 Mei 2009. Diakses pada 30 Mei 2009.
- "POSTER PROFIL DAN VISI MISI CAPRES/CAWAPRES ", (KPU), 10 Juni 2009. Diakses pada 28 Juni 2009.
- "Mega Rp 257 M, SBY Rp 200 M, JK Rp 83 M ", (detikcom), 6 Juli 2009. Diakses pada 6 Juli 2009.
- "KPU Umumkan Hasil Audit Akuntan Publik Dana Kampanye Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pada Pemilu 2009 ", (KPU), 17 September 2009. Diakses pada 18 September 2009.
- "Format Debat dan Run Down Debat Capres/Cawapres ", (KPU), 18 Juni 2009. Diakses pada 28 Juni 2009.
- Ini Dia Moderator Debat Capres dan Debat Cawapres
- Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
- Denny JA Pimpin Gerakan Sosial "Pilpres Satu Putaran Saja".
- JK-Win Siap Pilpres Satu Putaran
- Prabowo: Pilpres Satu Putaran Harus Demokratis<
- Jika DPT Belum Beres, Din Syamsudin Minta Pilpres Ditunda
- JK Serang SBY: Iklan Pilpres Satu Putaran Tak Demokratis!
- Tanggapi JK Soal Iklan Satu Putaran, SBY Pertanyakan Konsistensi JK
- Setelah Berdebat Soal Iklan, SBY Rangkul JK
- Kalla Anggap Iklan Pilpres Satu Putaran Ilegal
- Denny JA: Iklan Itu Bukan dari Tim Resmi SBY-Boediono
- SBY Dinilai Tak Etis, Ambil Manfaat Tanpa Tanggung Jawab
- Wiranto: Apakah Yang Buat Iklan Itu Setan?
- Mega Sayangkan SBY Tak Tarik Iklan 1 Putaran
- Tim JK Temukan Bukti Baru Selebaran Black Campaign Istri Boediono
- Habib Husein Al-Habsy : “Apa PKS Tidak Tahu Istri Boediono Katolik?”
- Tim Sukses Tak Perlu Gugat Isu SARA, Biar Bawaslu yang Tangani
- Tifatul: Istri Boediono Murid Ngaji Kader PKS
- Selebaran Istri Boediono Katolik Juga Beredar di Sumenep
- Rizal Mallarangeng: Apa Susahnya JK Minta Maaf
- KPU Ingatkan Larangan Kampanye Bermuatan "Sara"
- Hidayat: Kita Mau Pilih Capres-Cawapres atau Istrinya ?
- http://www.antaranews.com/view/?i=1244029603&c=NAS&s=POL Denny JA Pimpin Gerakan Sosial "Pilpres Satu Putaran Saja"
- Ferry: Kampanye Pilpres Satu Putaran Menyesatkan
- LSI Akui Didanai Fox Indonesia
- Polemik Survei LSI Siap Tutup Kantor Jika Prediksi Meleset
- Lembaga Quick Count dan Survey Pemilu 2009
- "Elektabilitas SBY Turun Jadi 51,95%, Isu SARA Faktor Penting ", (detikcom), 5 Juli 2009. Diakses pada 6 Juli 2009.
- "Elektabilitas SBY 46,86%, JK Meroket ", (detikcom), 6 Juli 2009. Diakses pada 6 Juli 2009.
- "Turun Terus, Elektabilitas SBY Masih 63% ", (detikcom), 4 Juli 2009. Diakses pada 6 Juli 2009.
- "Elektabilitas SBY 67%, JK-Wiranto Naik Terus ", (detikcom), 24 Juni 2009. Diakses pada 25 Juni 2009.
- "Kekuatan 3 Capres Seimbang, SBY Unggul ", (detikcom), 11 Juni 2009. Diakses pada 11 Juni 2009.
- "SBY-Boediono Masih Terunggul Dengan Skor 70 Persen ", (detikcom), 4 Juni 2009. Diakses pada 5 Juni 2009.
- "Survei LSN: SBY-Boediono Menang Satu Putaran ", (detikcom), 25 Mei 2009. Diakses pada 25 Mei 2009.
- "Hasil Survei kualitatif Capres Pukaspol Fisip UI, Prabowo Kalahkan SBY ", (mediaindonesia), 5 Mei 2009. Diakses pada 5 Mei 2009.
- "Survei: SBY-Boediono Ungguli Mega-Prabowo ", (tempointeraktif), 14 Mei 2009. Diakses pada 16 Mei 2009.
- "Survei: SBY-Hidayat Pemenang, JK-Wiranto Pesaing Berat ", (tempointeraktif), 9 Mei 2009. Diakses pada 16 Mei 2009.
- "POPULARITAS MEGA UNGGULI SBY ", (LSN), 4 Juni 2009. Diakses pada 27 Juni 2009.
- Mujani, Saiful (Februari 2008). "Kecenderungan Sentimen Ekonomi-Politik 2008" (pdf). Lembaga Survei Indonesia. Diakses pada 10 Februari 2008.
- "Indonesia president still No.1 election choice - poll ", (Reuters), 6 Februari 2008. Diakses pada 10 Februari 2008.
- "JK dan Sri Sultan Favorit Cawapres 2009 ", (KOMPAS), 3 Oktober 2007. Diakses pada 13 Desember 2007.
- Bahri, Nina; Noviar Jamal, "Indonesia’s 2009 election candidates ", (SCTV/MediaScrape), 6 November 2007. Diakses pada 13 Desember 2007.
- "Hasil Quick Count: Suara JK-Wiranto Paling Buncit, SBY-Boediono Menang Satu Putaran". detikcom. Diakses pada 12 Juli 2009.
- Quick Count Pilpres 2009
- Quick Count Independen Metro TV
- "HASIL REKAPITULASI PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009". KPU. Diakses pada 26 Juli 2009.
- Risalah sidang perkara nomor 108/PHPU.B-VII/2009 dan 109/PHPU.B-VII/2009
- Pemeriksaan Perkara NOMOR 108/PHPU.B-VII /2009 (I)
- Pemeriksaan Perkara NOMOR 109/PHPU.B-VII /2009 (I)
- Mendengar Jawaban Termohon, Pihak Terkait, Keterangan Saksi, dan Pembuktian (II)
- Mendengar Jawaban Termohon, Pihak Terkait, Keterangan Saksi, dan Pembuktian
- Mendengar Jawaban Termohon, Pihak Terkait, Keterangan Saksi, dan Pembuktian (II)
- Pembuktian (III)
- Pembuktian (IV)
- Pengucapan Putusan (V)
- SBY-Boediono Ditetapkan Sebagai Capres-cawapres Terpilih 18 Agustus
- JK Ucapkan Selamat kepada SBY-Boediono
- Prabowo Ucapkan Selamat Pada SBY-Boediono
- SBY Sampaikan Terima Kasih pada Rakyat, Juga Pesaingnya
- SBY Sampaikan Hormatnya pada Pasangan Mega-Prabowo dan JK-Wiranto
- Sidang Paripurna MPR RI Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar