Syu'aib (bahasa Arab: شعيب; Shuʕayb, Shuʕaib, Shuaib (sekitar 1600 SM - 1500 SM)[1][2] adalah seorang nabi yang diutus kepada kaum Madyan dan Aikah menurut tradisi Islam. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1550 SM. Namanya disebutkan sebanyak 11 kali di dalam Al-Qur'an dan ia wafat di Madyan.
Dalam Kitab Keluaran Alkitab Ibrani atau Alkitab Kristen tercatat seorang tokoh yang dianggap sama yaitu: Rehuel atau Yetro, imam di Midian, yang menjadi mertua Musa, setelah memberikan putrinya, Zipora kepada Musa menjadi istrinya. Zipora melahirkan 2 putra bagi Musa.[3] Seorang putra Rehuel, Hobab
kemudian ikut Musa pergi ke tanah Kanaan. Setelah orang Israel masuk ke
tanah Kanaan, keturunannya diberi sebidang tanah dan tinggal di
tengah-tengah orang Israel.[4]
1. Etimologi
Syu'aib secara harafiah artinya "Yang Menunjukkan Jalan Kebenaran".
Karena menurut kisah Islam, Syu'aib telah berusaha untuk menujukkan
jalan yang lurus kepada umatnya yaitu penduduk Madyan dan Aykah.
2. Genealogi
Menurut Islam: Syuaib bin Mikil bin Yasjir bin Madyan bin Ibrahim atau Abraham bin Azara atau Terah bin Nahur atau Nahor bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad atau Arpakhsad bin Syam atau Sem bin Nuh.
3. Biografi
Menurut Islam, Syu'aib adalah salah satu dari 4 nabi bangsa Arab. Tiga nabi lainnya adalah Hud, Shaleh, dan Muhammad. Ia seorang nabi yang dijuluki juru pidato karena kecakapan dan kefasihannya dalam berdakwah.
Dia diyakini merupakan cicit laki-laki Ibrahim.
Dia diutus sebagai nabi untuk kaum Madyan untuk memperingatkan mereka
karena kecurangan-kecurangan mereka. Ketika mereka tidak menyesali
perbuatannya, Allah menghancurkan kaum tersebut.
Syu'aib secara tradisional dianggap sebagai Yitro, dan menjadi bapak mertua Musa dalam ajaran Samawi. Karena Musa telah menikahi putrinya yang bernama Shafura atau Zipora.
3.1. Kaum Madyan
Umat muslim meyakini bahwa Syu'aib ditetapkan oleh Allah untuk menjadi seorang nabi yang tinggal di timur Gunung Sinai kepada kaum Madyan dan Aikah. Yaitu kaum yang tinggal di pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai.
Masyarakat tersebut disebut karena terkenal perbuatan buruknya yang
tidak jujur dalam timbangan dan ukuran juga dikenal sebagai kaum kafir yang tidak mengenal Tuhan. Mereka menyembah berhala bernama Aikah, yaitu sebidang tanah gurun yang ditumbuhi pepohonan.
Syu'aib memperingatkan perbuatan mereka yang jauh dari ajaran agama, namun kaumnya menghiraukannya. Syu'aib menceritakan pada kaumnya kisah-kisah utusan-utusan Allah terdahulu yaitu kaum Nuh, Hud, Shaleh, dan Luth
yang paling dekat dengan Madyan yang telah dibinasakan Allah karena
enggan mengikuti ajaran nabi. Namun, mereka tetap enggan. Akhirnya, Allah menghancurkan kaum Madyan dengan bencana melalui doa Syu'aib.
3.2. Dakwah
Ketika berdakwah bagi kaum Madyan, Nabi Syu'aib menerima ejekan
masyarakat yang tidak mau menerima ajarannya karena mereka enggan
meninggalkan sesembahan yang diwariskan dari nenek moyang kepada mereka.
Namun, Syu'aib tetap sabar dan lapang dada menerima cobaan tersebut. Ia
tidak pernah membalas ejekan mereka dan tetap berdakwah. Bahkan,
dakwahnya semakin menggugah hati dan akal. Dalam berdakwah kadang ia
memberitahukan bahwa dia sebenarnya sedarah dengan mereka. Hal ini
memiliki tujuan agar kaumnya mau menuju jalan kebenaran. Karena itulah
ia diangkat menjadi rasul Allah yang diutus bagi kaumnya
sendiri. Nabi Syu'aib yang saat itu memiliki beberapa pengikut, mulai
mendapat ejekan kasar dari kaum lain. Bahkan ada yang menganggapnya
sebagai penyihir dan pesulap ulung.
3.3. Balasan Allah
Nabi Syu'aib mengerti bahwa kaumnya telah ditutup hatinya. Ia berdoa
kepada Allah agar diturunkan azab pada kaum Madyan. Allah mengabulkan
doa Syu'aib dan menimpakan azab melalui beberapa tahap.
Kaum Madyan pada awalnya diberi siksa Allah melalui udara panas yang
membakar kulit dan membuat dahaga. Saat itu, pohon dan bangunan tidak
cukup untuk tempat berteduh mereka. Namun, Allah memberikan gumpalan
awan gelap untuk kaum Madyan. Kaum Madyan pun menghampiri awan itu untuk
berteduh sehingga mereka berdesak-desakan dibawah awan itu. Hingga
semua penduduk terkumpul, Allah menurunkan petir dengan suaranya yang
keras di atas mereka. Saat itu juga Allah menimpakan gempa bumi bagi mereka, menghancurkan kota dan kaum Madyan.
4. Dalam Al-Qur'an
Nabi Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 17 kali yang terdapat dalam :
- Surat Al A’Raaf sebanyak 5 kali yaitu ayat 85, 88, 90, 92, dan 93.
- Surat Hud sebanyak 7 kali yaitu ayat 84, 85, 87, 88, 91, 92, dan 94.
- Surat Asy Syu'araa' sebanyak 3 kali yaitu ayat 177, 1898, dan 189.
- Surat Al ‘Ankabuut sebanyak 2 kali yaitu ayat 36 dan 37.
Sementara untuk kisah Nabi Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 40 kali yang dibagi dalam:
- Keburukan kaum Syu'aib: Surat Al A’Raaf:85-86, Surat Hud:84-85, 87, 91-92, Surat Asy Syu'araa':181-183.
- Diutus ke Ashabul-Aikah: Surat Al Hijr:78 dan Surat Asy Syu'araa':178.
- Dakwah nabi Syu'aib kepada kaumnya: Surat Al A’Raaf:85-90, 93, Surat Hud:84, 86-87, 89-90, 92-93, Surat Asy Syu'araa':176-184, Surat Al ‘Ankabuut:36.
- Cobaan nabi Syu'aib: Surat Al A’Raaf:87-90, Surat Hud:87-88 dan 91, Surat Asy Syu'araa':176, 185-188, Surat Shaad:13, dan Surat Qaaf:14.
- Azab kaum Syu'aib: Surat Al A’Raaf:91-92, Surat At Taubah:70, Surat Hud:94-95, Surat Al Hijr:79, Surat Asy Syu'araa':189, Surat Al ‘Ankabuut:37.
5. Makam Syu'aib
Makam Syu'aib terpelihara dengan baik di Yordania yang terletak 2 km barat kota Mahis dalam area yang disebut Wadi Syu'aib [5]. Situs lain yang dikenal sebagai makam Syu'aib terletak di dekat Horns of Hattin di Lower Galilee. Tempat ini suci bagi Druze.
6. Referensi
7. Terkait
- Musa
- Zipora
- Bagian Alkitab yang berkaitan: Kitab Keluaran, Kitab Hakim-hakim.
8. Pranala luar
- The Story of Shu'aib
- 7:91
- [http://www.youtube.com/watch?v=OQdZI5hJKp8&feature=related Grave & Masjid of Prophet Shoaib/Yetro (AS) Jordan (Amman)
- Al-Qur'an dan Terjemahannya
- Kisah 25 Nabi
back to nabi
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar