Yakub (Standar Yaʿaqov Tiberias Yaʿăqōḇ ; Ya'akov; bahasa Arab: يعقوب Yaʿqūb), kemudian namanya diganti menjadi Israel (Standar Yisraʾel Tiberias Yiśrāʾēl; bahasa Arab اسرائيل, Isrāʾīl; bahasa Ge'ez Israʾēl) adalah kakek moyang ke-3 bangsa Israel seperti yang dicatat di dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Anak dari Ishak dan Ribka; cucu dari Abraham dan Sara. Abang kembarnya bernama Esau. Ia memainkan peranan penting dalam sejumlah kejadian di dalam Kitab Kejadian dan anak-anaknya menjadi leluhur ke-12 suku Israel.
Nama Yakub biasa disebut bersama-sama dengan Ishak, ayahnya, dan Abraham, kakeknya. Ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa dalam semak belukar yang terbakar di tanah Midian, Allah mengatakan: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: YAHWEH (tetragramaton YHWH, YEHUWA), Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun." [1]
Namun demikian, dalam tradisi Yahudi dan Kristen Yakub adalah tokoh yang kontroversial. Namanya sendiri, Yakub dalam bahasa Ibrani berarti penipu. Tidak mengherankan apabila tingkah-lakunya penuh dengan muslihat. Kitab Kejadian melukiskan bahwa bahkan sejak di dalam kandungan ibunya, Yakub telah berseteru dengan Esau, kembarnya yang sulung.[2]
Setelah semakin besar, Yakub dan Esau memperlihatkan pribadi yang
bertolak belakang pula. Yakub lebih suka tinggal di kemah bersama
orangtuanya, sementara Esau lebih suka berburu. Yakub menjadi anak
kesayangan ibunya, Ribka, sementara Esau disayangi ayahnya, Ishak.
1.1. Mencuri hak kesulungan
Pada suatu hari, ketika Esau pulang berburu dan merasa sangat lelah
dan lapar, ia mencium bau masakan yang sangat lezat yang dimasak oleh
Yakub. Ia ingin mencicipi sedikit saja masakan itu, namun Yakub
menolaknya. "Juallah dulu kepadaku hak kesulungan-mu," kata Yakub. Tanpa berpikir panjang, Esau menyetujuinya, bahkan dengan sumpah.[3]
Kitab Kejadian tidak serta-merta mempersalahkan Yakub dalam hal ini,
melainkan lebih menyalahkan Esau karena ia telah "memandang ringan hak
kesulungan itu."
Ketika Ishak semakin lanjut usianya, Yakub yang merasa belum yakin
akan hak kesulungan yang telah dicurinya itu, kembali berulah dengan
pertolongan ibunya. Ia mencuri berkat kesulungan Ishak dengan menyamar
sebagai Esau (Kejadian 27). Akibatnya, Esau murka dan berniat membunuh Yakub. Karena itu Yakub melarikan diri ke rumah pamannya, Laban, di Padan-Aram, Mesopotamia.
1.2. Bekerja di rumah Laban
Di rumah Laban kini giliran Yakub yang ditipu (Kejadian 29:1-30). Yakub jatuh cinta kepada anak perempuan Laban, Rahel.
Untuk mendapatkan Rahel, Laban menyuruh Yakub bekerja selama 7 tahun.
Namun setelah masa 7 tahun itu lewat, Laban, dengan tipu muslihatnya,
justru memberikan Lea, kakak Rahel, untuk dinikahi Yakub. Karena lebih cinta kepada Rahel, Yakub setuju untuk bekerja 7 tahun lagi.
1.3. Menipu Laban
Setelah mendapatkan keturunan dari Lea dan Rahel, Yakub berniat
kembali ke kampung halamannya. Sebelum itu, Laban berjanji membayar
Yakub untuk pekerjaannya. Yakub "hanya" meminta kambing-domba yang
hitam, berbintik-bintik, dan belang-belang sebagai upahnya (Kejadian 30:25-43).
Sementara Laban bebas mengambil semua kambing-domba yang putih.
Pengalamannya sebagai penggembala telah mengajar Yakub tentang hukum
keturunan (yang kelak dikenal sebagai hukum Mendel). Dengan demikian Yakub mendapatkan ternak yang bagus-bagus, sementara Laban mendapatkan yang kurang bagus.
1.4. Berdamai dengan Esau
Kembali ke kampung halamannya melahirkan rasa gundah dalam diri Yakub
karena ia yakin bahwa Esau masih tetap ingin membunuhnya. Dalam
kegelisahannya, pada suatu malam Yakub bertemu dan bergelut dengan orang
asing hingga fajar tiba (Kejadian 32:22-33). Yakub tidak melepaskan
orang itu sebelum ia memberkatinya. Ternyata orang yang bergelut dengan
Yakub itu adalah Allah sendiri. Allah kemudian mengganti nama Yakub
menjadi Israel yang artinya "yang bergumul melawan Allah dan manusia", dan memberkatinya.
Ketika bertemu dengan Esau,
Yakub merendahkan dirinya dan menunjukkan penyesalannya kepada Esau,
serta memberikan banyak persembahan untuknya. Hati Esau melunak, dan ia
berdamai dengan adik kembarnya (Kejadian 33:1-20).
1.5. Anak-anak Yakub
Yakub mempunyai 12 anak laki-laki dan paling sedikit 1 anak perempuan, yang disebutkan namanya di Alkitab.
Dari Lea Yakub mendapatkan 6 putra: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon dan paling sedikit 1 putri: Dina. Dari Rahel ia mendapatkan 2 putra: Yusuf dan Benyamin. Dari Bilha, budak perempuan Rahel, ia mendapatkan 2 putra: Dan dan Naftali, dan dari Zilpa, budak perempuan Lea, ia mendapatkan Gad dan Asyer.
Yakub meninggal di Mesir karena ia dan anak-anaknya pindah ke sana untuk bergabung dengan Yusuf yang menjadi raja muda di negeri itu, ketika Kanaan mengalami bencana kelaparan. Namun ia dikuburkan bersama nenek moyangnya di dalam gua Makhpela, di tanah Kanaan (Kejadian 49:29-32).
Ya'akub (sekitar 1837-1690 SM) ialah salah seorang Rasul yang ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Syam.
Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1750 SM dan Namanya disebutkan
sebanyak disebutkan sebanyak 16 kali dan memiliki 12 anak. Ia wafat di
Alkhalil Hebron Palestina.
2.1. Genealogi
Yaakub bin Ishak bin Ibrahim in Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u
bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Dari
beberapa orang istrinya Ya'qub memiliki dua belas putra dan dua orang
putri. Kedua belas putranya yakni Rubin, Simeon, Lawway, Yahuda,
Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Benyamin.[4] Sedangkan kedua putrinya adalah Dinah dan Yathirah kembaran Benyamin.[5]
Mertua Yaqub yaitu Laban memiliki dua orang puteri, yang pertama
bernama Leah, dan yang kedua bernama Rahel. Ya'qub sebenarnya ingin
menikah dengan Rahel, karena ia lebih cantik. Akan tetapi Laban
mengatakan bahwa bukanlah kebiasaan mereka menikahkan anak yang lebih
kecil (muda) sebelum anak yang besar. Jika Ya'qub ingin menikahi Rahel
maka ia harus menikahi Leah lebih dahulu, kemudian bekerja selama 7
tahun kepada Laban agar dapat meminang Rahel. Pada saat itu hukum
menikahi dua gadis sekandung diperbolehkan.
Kepada masing-masing puterinya, Laban memberikan seorang budak
perempuan. Kepada Leah ia memberikan budak perempuan bernama Zulfa, dan
kepada Rahel ia memberikan budak perempuan bernama Balhah. Leah dan
Rahel kemudian memberikan sahaya mereka untuk diperistri pula oleh
Ya'qub, sehingga istri Ya'qub menjadi 4 orang.
- Lea (Li'ah/ Lay'ah/Elia):
- Rubin
- Syam'un
- Lawway
- Yahuda
- Yasakir
- Zebulaon
- Dina
- Rahel (Rachel):
- Yusuf
- Bunyamin
- Yathirah
- Bilha (Balhah, Bilahah):
- Dann
- Naftal
- Zilpa (Zulfa, Zilfah):
- Jaad (Gad)
- Asyir (Asyer, Asher)
Dari istrinya yang bernama Li'ah atau Elia mempunyai anak yang
bernama Lawway, Lawway mempunyai anak 3 orang yaitu Jarsun, Quhas, dan
Marun. Quhas mempunyai anak Imran dan Yashar. Imran mempunyai anak Maryam, Harun, dan Musa, sedangkan Yashar mempunyai Qarun, Nafiq dan Dzihun.
2.2. Kisah Ya'akub
Nabi Ya'akub adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya
adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim, bernama Rifqah binti A'zar. Ishaq
mempunyai anak kembar, satu Ya'akub dan satu lagi bernama Ishu. Antara
kedua saudara kembar ini tidak terdapat suasana rukun dan damai serta
tidak ada menaruh kasih-sayang satu terhadap yang lain bahkan Ishu
mendendam dengki dan iri hati terhadap Ya'qub saudara kembarnya yang
memang dimanjakan dan lebih disayangi serta dicintai oleh ibunya.
Hubungan mereka yang renggang dan tidak akrab itu makin buruk dan tegang
setelah diketahui oleh Ishu bahwa Ya'qublah yang diajukan oleh ibunya
ketika ayahnya minta kedatangan anak-anaknya untuk diberkahi dan
didoakan, sedangkan dia tidak diberitahu dan karenanya tidak mendapat
kesempatan seperti Ya'qub memperoleh berkah dan doa ayahnya, Nabi Ishaq.
Melihat sikap saudaranya yang bersikap kaku dan dingin dan mendengar
kata-kata sindirannya yang timbul dari rasa dengki dan irihati, bahkan
ia selalu diancam. Maka, datanglah Ya'qub kepada ayahnya mengadukan
sikap permusuhan itu. Ya'akub berkata mengeluh : " Wahai ayahku!
Tolonglah berikan fikiran kepadaku, bagaimana harus aku menghadapi
saudaraku Ishu yang membenciku mendendam dengki kepadaku dan selalu
menyindirku dengan kata-kata yang menyakitkan hatiku, sehinggakan
menjadihubungan persaudaraan kami berdua renggang dan tegang, tidak ada
saling cinta mencintai dan saling sayang-menyayangi. Dia marah kerana
ayah memberkati dan mendoakan aku agar aku memperolehi keturunan soleh,
rezeki yang mudah dan kehidupan yang makmur serta kemewahan . Dia
menyombongkan diri dengan kedua orang isterinya dari suku Kan'aan dan
mengancam bahawa anak-anaknya dari kedua isteri itu akan menjadi saingan
berat bagi anak-anakku kelak di dalam pencarian dan penghidupan dan
macam-macam ancaman lain yang mencemas dan menyesakkan hatiku. Tolonglah
ayah berikan aku fikiran bagaimana aku dapat mengatasi masalah ini
serta mengatasinya dengan cara kekeluargaan.
Berkata Nabi Ishaq yang memang sudah merasa kesal hati melihat
hubungan kedua puteranya yang makin hari makin meruncing:" Wahai anakku,
kerana umurku yang sudah lanjut aku tidak dapat menengahi kamu berdua.
Ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, badanku sudah membongkok, raut
mukaku sudah berkerut dan aku sudah berada di ambang pintu perpisahan
dari kamu dan meninggalkan dunia yang fana ini. Aku khuatir bila aku
sudah menutup usia, gangguan saudaramu Ishu kepadamu akan makin
meningkat dan ia secara terbuka akan memusuhimu, berusaha mencari
kecelakaan mu dan kebinasaanmu. Ia dalam usahanya memusuhimu akan
mendapat sokongan dan pertolongan dan saudara-saudara iparnya yang
berpengaruh dan berwibawa di negeri ini. Maka jalan yang terbaik bagimu,
menurut fikiranku, engkau harus pergi meninggalkan negeri ini dan
berhijrah engkau ke Fadan A'raam di daerah Iraq, di mana bapa saudaramu
iaitu saudara ibumu, Laban bin Batu;il. Engkau dapat mengharap
dikahwinkan kepada salah seorang puterinya. Oleh yang demikian , menjadi
kuatlah kedudukan sosialmu, agar disegani dan dihormati orang kerana
kedudukan mertuamu yang menonjol di mata masyarkat. Pergilah engkau ke
sana dengan iringan doa daripadaku. Semoga Allah memberkati
perjalananmu, memberi rezeki murah dan mudah serta kehidupan yang tenang
dan tenteram.
Nasihat dan anjuran si ayah mendapat tempat dalam hati Ya'akub.
Melihat dalam anjuran ayahnya jalan keluar yang dikehendaki dari krisis
hubungan persaudaraan antaranya dan Ishu, dengan mengikuti saranan itu,
dia akan dapat bertemu dengan bapa saudaranya dan anggota-anggota
keluarganya dari pihak ibunya . Ya'akub segera berkemas-kemas dan
membungkus barang-barang yang diperlukan dalam perjalanan dan dengan
hati yang terharu serta air mata yang tergenang di matanya ia meminta
kepada ayahnya dan ibunya ketika akan meninggalkan rumah.
2.2.1. Ya'qub tiba di Iraq
Dengan melalui jalan pasir dan Sahara yang luas dengan panas
mataharinya yang terik dan angin samumnya {panas} yang membakar kulit,
Ya'qub meneruskan perjalanan seorang diri, menuju ke Fadan A'ram dimana
bapa saudaranya Laban tinggal. Dalam perjalanan yang jauh itu , ia
sesekali berhenti beristirehat bila merasa letih dan lesu .Dan dalam
salah satu tempat perhentiannya ia berhenti kerana sudah sangat letih,
lalu tertidurlah Ya'akub dibawah teduhan sebuah batu karang yang besar
.Dalam tidurnya yang nyenyak, ia mendapat mimpi bahawa ia dikurniakan
rezeki yang luas, penghidupan yang aman damai, keluarga dan anak cucu
yang soleh dan bakti serta kerajaan yang besar dan makmur. Terbangunlah
Ya'akub dari tidurnya, mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri
dan sedarlah ia bahawa apa yang dilihatnya hanyalah sebuah mimpi namun
ia percaya bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan di kemudian hari
sesuia dengan doa ayahnya yang masih tetap mendengung di telinganya.
Dengan diperoleh mimpi itu ,ia merasa segala letih yang ditimbulkan oleh
perjalanannya menjadi hilang seolah-olah ia memperolehi tanaga baru dan
bertambahlah semangatnya untuk secepat mungkin tiba di tempat yang
dituju dan menemui sanak-saudaranya dari pihak ibunya.
Tiba pada akhirnya, Ya'akub di depan pintu gerbang kota Fadan A'ram.
Setelah berhari-hari siang dan malam menempuh perjalanan yang
membosankan tiada yang dilihat selain dari langit di atas dan pasir di
bawah. Alangkah lega hatinya ketika ia mulai melihat binatang-binatang
peliharaan berkeliaran di atas ladang-ladang rumput ,burung-burung
berterbangan di udara yang cerah dan para penduduk kota berhilir mundir
mencari nafkah dan keperluan hidup masing-masing. Sesampainya disalah
satu persimpangan jalan, dia berhenti sebentar bertanya salah seorang
penduduk di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban barada. Laban
seorang kaya-raya yang kenamaan pemilik dari suatu perusahaan
perternakan yang terbesar di kota itu tidak sukar bagi seseorang untuk
menemukan alamatnya. Penduduk yang ditanyanya itu segera menunjuk ke
arah seorang gadis cantik yang sedang menggembala kambing seraya berkata
kepada Ya'akub:"Kebetulan sekali, itulah dia anak perempuan Laban,
Rahil, yang akan dapat membawa kamu ke rumah ayahnya".
Dengan hati yang berdebar, pergilah Ya'akub menghampiri seorang gadis
ayu dan cantik itu, lalu dengan suara yang terputus-putus seakan-akan
ada sesuatu yang mengikat lidahnya ,Ya'akub mengenalkan diri, bahwa ia
adalah saudara sepupunya sendiri. Rifqah ibunya, saudara kandung dari
ayah si gadis itu, Laban. Diterangkan lagi kepada Rahil, tujuannya
datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan. Mendengar kata-kata Ya'akub yang
bertujuan hendak menemui ayahnya, Laban, dan untuk menyampaikan
pesanan(Ishaq). Maka, dengan senang hati, sikap yang ramah, muka yang
manis , Rahil (anak gadis Laban) mempersilakan Ya'akub mengikutinya
balik ke rumah untuk menemui ayahnya ,Laban, iaitu bapa saudara Ya'akub.
Setelah berjumpa, lalu berpeluk-pelukanlah dengan mesranya Laban
dengan Ya'akub, tanda kegembiraan masing-masing. Pertemuan yang tidak
disangka-sangka itu dan mencetuskan airmata bagi kedua-dua mereka,
mengalirlah air mata oleh rasa terharu dan sukcita. Laban bin Batu'il,
menyediakan tempat dan bilik khas untuk anak saudaranya itu, Ya'akub,
yang tiada bezanya dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri, dengan
senang hatilah Ya'akub tinggal dirumah Laban seperti rumah sendiri.
Setelah selang beberapa waktu tinggal di rumah Laban , Ya'akub
menyampaikan pesanan ayahnya (Ishaq), agar Ishaq dan Laban menjadi
besan, dengan mengahwinkannya kepada salah seorang dari
puteri-puterinya. Pesanan tersebut di terima oleh Laban, dia bersetuju
akan mengahwinkan Ya'akub dengan salah seorang puterinya. Sebagai mas
kahwin, Ya'akub harus memberikan tenaga kerjanya di dalam perusahaan
penternakan bakal mentuanya selama tujuh tahun. Ya'akub setuju dengan
syarat-syarat yang dikemukakan oleh Laban. Bekerjalah Ya'akub sebagai
seorang pengurus perusahaan penternakan terbesar di kota Fadan A'raam
itu.
Tujuh tahun telah dilalui oleh Ya'qub sebagai pekerja dalam
perusahaan penternakan Laban. Ya'akub menagih janji bapa saudaranya,
untuk dijadikan sebagai anak menantunya. Laban menawarkan kepada
Ya'akub, agar menyunting puterinya yang bernama Laiya sebagai isteri.
Ya'akub berhendakkan Rahil adik Laiya, kerana Rahil lebih cantik dan
lebih ayu dari Laiya. Ya'akub menyatakan hasrat untuk berkahwin dengan
Rahil, bukan Laiya. Laban mengerti keinginan Ya'akub, namun hasrat itu
ditolak kerana mengikut adat mereka, kakak harus dikahwinkan dahulu dari
adiknya. Laban yang tidak mahu kecewakan hati Ya'akub, lalu menyuarakan
pendapat, agar menerima Laiya sebagai isteri pertama. Bagi mengahwini
Rahil, syarat yang sama juga diberi kepada Ya'akub, sebelum Ya'akub
dapat memiliki Rahil.
Ya'akub yang sangat hormat kepada bapa saudaranya dan merasa
berhutang budi kepadanya yang telah menerimanya di rumah sebagai
keluarga sendiri. Malah, Laban melayannya dengan baik dan menganggapnya
seperti anak kandungnya sendiri. Lalu, Ya'akub tidak dapat berbuat
apa-apa selain menerima cadangan bapa saudaranya itu . Perkahwinan
dengan Laiya dilaksanakan, dan perjanjian untuk mengawini Rahil
ditandatangani.
Begitu masa tujuh tahun kedua berakhir dikahwinkanlah Ya'qub dengan
Rahil gadis yang sangat dicintainya dan selalu dikenang sejak pertemuan
pertamanya tatkala ia masuk kota Fadan A'raam. Dengan demikian Nabi
Ya'qub beristerikan dua wanita bersaudara, kakak dan adik, hal mana
menurut syariat dan peraturan yang berlaku pada waktu tidak terlarang.
Akan tetapi, syariat ini diharamkan oleh Muhammad s.a.w.
Laban memberi hadiah seorang hamba sahaya untuk menjadi pembantu
rumahtangga kepada setiap satu anak perempuannya, Laiya dan Rahil. Dan
dari kedua isterinya serta kedua hamba sahayanya itu Ya'qub dikurniai
dua belas anak, di antaraya Yusuf dan Binyamin dari ibu Rahil.
2.3. Kisah Ya'qub di dalam Al-Quran
Kisah Ya'qub tidak terdapat dalam Al-Quran secara tersendiri, namun disebut-sebut nama Ya'qub dalam hubungannya dengan Ibrahim, Yusuf dan nabi lainnya. Bahan kisah ini adalah bersumberkan dari kitab-kitab tafsir dan buku-buku sejarah.
3. Referensi
- Keluaran 3:15
- Kejadian 25:22-26
- Kejadian 25:29-34
- Nabi Ishaq alayhi salam berputra Nabi Ya’qub alayhi salam yang bergelar Israel. Dari beberapa orang istrinya, Nabi Ya'qub alayhi salam berputra dua belas, yakni Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Benyamin.
- Dinah dan Yathirah di Scribd.com
back to nabi
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar