Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman (lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918 – meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 47 tahun) atau lebih dikenal dengan nama S. Parman adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia dan tokoh militer Indonesia. Ia meninggal dibunuh pada persitiwa G30S PKI dan mendapatkan gelar Letnan Jenderal Anumerta. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah ini merupakan perwira intelijen,
sehingga banyak tahu tentang kegiatan rahasia PKI karena itulah dirinya
termasuk salah satu di antara para perwira yang menolak rencana PKI
untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani. Penolakan yang membuatnya dimusuhi dan menjadi korban pembunuhan PKI.
Pendidikan umum yang pernah diikutinya adalah sekolah tingkat dasar,
sekolah menengah, dan Sekolah Tinggi Kedokteran. Namun sebelum
menyelesaikan dokternya, tentara Jepang telah menduduki Republik sehingga gelar dokter pun tidak sampai berhasil diraihnya.
Setelah tidak bisa meneruskan sekolah kedokteran, ia sempat bekerja pada Jawatan Kempeitai.
Di sana ia dicurigai Jepang sehingga ditangkap, namun tidak lama
kemudian dibebaskan kembali. Sesudah itu, ia malah dikirim ke Jepang
untuk mengikuti pendidikan pada Kenpei Kasya Butai. Sekembalinya ke tanah air ia kembali lagi bekerja pada Jawatan Kempeitai.
Awal kariernya di militer dimulai dengan mengikuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yaitu Tentara RI yang dibentuk setelah proklamasi kemerdekaan. Pada akhir bulan Desember 1945, ia diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara (PT) di Yogyakarta.
Selama Agresi Militer II Belanda, ia turut berjuang dengan melakukan perang gerilya. Pada bulan Desember 1949, ia ditugaskan sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya. Salah satu keberhasilannya saat itu adalah membongkar rahasia gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang akan melakukan operasinya di Jakarta di bawah pimpinan Westerling. Selanjutnya, pada Maret 1950, ia diangkat menjadi kepala Staf G. Dan setahun kemudian dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan pada Military Police School.
Sekembalinya dari Amerika Serikat, ia ditugaskan di Kementerian
Pertahanan untuk beberapa lama kemudian diangkat menjadi Atase Militer
RI di London, Inggris pada tahun 1959. Lima tahun berikutnya yakni pada tahun 1964, ia diserahi tugas sebagai Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) dengan pangkat Mayor Jenderal.
Ketika menjabat Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat
(Men/Pangad) ini, pengaruh PKI juga sedang marak di Indonesia. Partai
Komunis ini merasa dekat dengan Presiden Soekarno
dan sebagian rakyat pun sudah terpengaruh. Namun sebagai perwira
intelijen, S. Parman sebelumnya sudah banyak mengetahui kegiatan rahasia
PKI. Maka ketika PKI mengusulkan agar kaum buruh dan tani dipersenjatai
atau yang disebut dengan Angkatan Kelima. Ia bersama sebagian besar
Perwira Angkatan Darat lainnya menolak usul yang mengandung maksud
tersembunyi itu. Dengan dasar itulah kemudian dirinya dimusuhi oleh
PKI.Dan akhirnya pada saat terjadinya peristiwa G30S
,beliau menjadi korban karena termasuk musuh PKI.S.Parman diculik dari
rumahnya,dibunuh di Lubang Buaya,dan disembunyikan di sumur Lubang
Buaya.
Pranala luar
- (Indonesia) Setia Pada Pancasila
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar