Sekilas Kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota |
---|---|---|
1 | Kabupaten Bangkalan | Bangkalan |
2 | Kabupaten Banyuwangi | Banyuwangi |
3 | Kabupaten Blitar | Kanigoro |
4 | Kabupaten Bojonegoro | Bojonegoro |
5 | Kabupaten Bondowoso | Bondowoso |
6 | Kabupaten Gresik | Gresik |
7 | Kabupaten Jember | Jember |
8 | Kabupaten Jombang | Jombang |
9 | Kabupaten Kediri | Kediri |
10 | Kabupaten Lamongan | Lamongan |
11 | Kabupaten Lumajang | Lumajang |
12 | Kabupaten Madiun | Madiun |
13 | Kabupaten Magetan | Magetan |
14 | Kabupaten Malang | Kepanjen |
15 | Kabupaten Mojokerto | Mojokerto |
16 | Kabupaten Nganjuk | Nganjuk |
17 | Kabupaten Ngawi | Ngawi |
18 | Kabupaten Pacitan | Pacitan |
19 | Kabupaten Pamekasan | Pamekasan |
20 | Kabupaten Pasuruan | Pasuruan |
21 | Kabupaten Ponorogo | Ponorogo |
22 | Kabupaten Probolinggo | Kraksaan |
23 | Kabupaten Sampang | Sampang |
24 | Kabupaten Sidoarjo | Sidoarjo |
25 | Kabupaten Situbondo | Situbondo |
26 | Kabupaten Sumenep | Sumenep |
27 | Kabupaten Trenggalek | Trenggalek |
28 | Kabupaten Tuban | Tuban |
29 | Kabupaten Tulungagung | Tulungagung |
30 | Kota Batu | - |
31 | Kota Blitar | - |
32 | Kota Kediri | - |
33 | Kota Madiun | - |
34 | Kota Malang | - |
35 | Kota Mojokerto | - |
36 | Kota Pasuruan | - |
37 | Kota Probolinggo | - |
38 | Kota Surabaya | - |
1. Kabupaten Bangkalan
Peta lokasi Kabupaten Bangkalan |
Kabupaten Bangkalan, adalah sebuah kabupaten di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Bangkalan. Kabupaten ini terletak di ujung paling barat Pulau Madura; berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Sampang di timur serta Selat Madura di selatan dan barat.
Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang Madura dari Jawa, dimana terdapat layanan kapal ferry yang menghubungkan Madura dengan Surabaya (Pelabuhan Ujung). Saat ini telah dibangun Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang saat ini adalah jembatan terpanjang dan terbesar di Indonesia. Bangkalan merupakan salah satu kawasan perkembangan Surabaya serta tercakup dalam lingkup Gerbangkertosusila.
Kabupaten Bangkalan terdiri atas 18 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Bangkalan.
2. Kabupaten Banyuwangi
Peta lokasi Kabupaten Banyuwangi Koordinat: 7,43° – 8,46° LS dan 113,53° – 114,38° BT |
Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur Pulau Jawa, berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pelabuhan Gilimanuk di Bali.
Kabupaten Banyuwangi terdiri atas 24 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan.
3. Kabupaten Blitar
Letak Kabupaten Blitar di Jawa Timur |
Kabupaten Blitar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan kabupaten ini berada di Kota Kanigoro setelah sebelumnya satu wilayah dengan Kota Blitar. Kabupaten Blitar memiliki 22 kecamatan yang dibagi lagi menjadi 220 desa dan 28 kelurahan dengan luas wilayah 1.588,79 km².
Nama Blitar dipercaya berasal dari frase bali dadi latar
(kembali jadi halaman). Kata tersebut diteriakkan oleh Prabu Mahesa
Sura saat meregang nyawa di sumur yang dibuatnya sendiri sebagai mahar
untuk Dewi Kilaswara.
4. Kabupaten Bojonegoro
Peta lokasi Kabupaten Bojonegoro Koordinat: Bujur Timur : 112º25' dan 112º09' Lintang Selatan : 6º59' dan 7º37' |
Kabupaten Bojonegoro, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Bojonegoro. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tuban di utara, Kabupaten Lamongan di timur, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi di selatan, serta Kabupaten Blora (Jawa Tengah) di barat. Bagian barat Bojonegoro (perbatasan dengan Jawa Tengah) merupakan bagian dari Blok Cepu, salah satu sumber deposit minyak bumi terbesar di Indonesia.
Monumen pahlawan |
Kabupaten Bojonegoro terdiri atas 27 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 419 desa dan 11 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Bojonegoro.
Kota Bojonegoro terletak di jalur Surabaya-Cepu-Semarang. Kota ini juga
dilintasi jalur kereta api jalur Surabaya-Semarang-Jakarta.
5. Kabupaten Bondowoso
Peta lokasi Kabupaten Bondowoso Koordinat: 113°48′10″ - 113°48′26″ BT dan 7°50′10″ - 7°56′41″ |
Kabupaten Bondowoso, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Bondowoso. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Kabupaten Banyuwangi di timur, Kabupaten Jember di selatan, serta Kabupaten Probolinggo di barat. Ibukota kabupaten Bondowoso berada di persimpangan jalur dari Besuki dan Situbondo menuju Jember.
Kabupaten Bondowoso dapat dibagi menjadi tiga wilayah: Wilayah barat merupakan pegunungan (bagian dari Pegunungan Iyang), bagian tengah berupa dataran tinggi dan bergelombang, sedang bagian timur berupa pegunungan (bagian dari Dataran Tinggi Ijen). Bondowoso merupakan satu-satunya kabupaten di daerah Tapal Kuda yang tidak memiliki garis pantai.
Alun-alun kota Bondowoso pada tahun 1920-an |
Kebudayaan: Terdapat lima suku/ etnis di Kabupaten Bondowoso. Terbanyak dari suku
Jawa dan Madura dan sebagian kecil suku India. Dua suku lainnya yaitu
Cina dan Arab. Umumnya dalam kesehariannya mereka menggunakan bahasa
Jawa dan Madura.
Keagamaan: Fasilitas peribadatan tersebar di seluruh Kabupaten Bondowoso. Masjid
terbesar di Bondowoso yaitu Masjid Jami’ At Taqwa yang berada di sebelah
barat alun-alun Bondowoso. Khusus untuk gereja Katolik, Pura dan Vihara
terletak di Kecamatan Bondowoso. Di Kabupaten Bondowoso sebagai salah
satu kabupaten tapal kuda tersebar pondok-pondok pesantren dimana jumlah pondok pesantren dan jumlah santri setiap tahun selalu bertambah.
6. Kabupaten Gresik
Peta lokasi Kabupaten Gresik Koordinat: xxx°xx’-xxx°xx’ BT dan xx°xx’-xx°xx’ LS |
Kabupaten Gresik adalah sebuah kabupaten memiliki luas 1.191,25km² di Jawa Timur, Indonesia. memiliki
Etimologi: Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java mengungkapkan bahwa nama Gresik berasal dari kata giri gisik, yang berarti "gunung di tepi pantai", merujuk pada topografi kota yang berada di pinggir pantai.Prasasti di Gresik |
Sejarah:
Menurut catatan dari Tiongkok, Gresik didirikan di abad ke-14 oleh seorang Tionghoa
Sejak abad ke-11, Gresik menjadi Pusat perdagangan dan kota bandar yang dikunjungi oleh banyak bangsa seperti, Cina, Arab, campa dan Gujarat. Gresik juga sebagai pintu masuk Islam pertama di Jawa yang dibawa syekh Maulana Malik Ibrahim Bersama Fatimah binti Maimun. Gresik sudah menjadi salah satu pelabuhan utama dan kota dagang yang cukup penting sejak abad ke-14, serta menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dari Maluku menuju Sumatera dan daratan Asia (termasuk India dan Persia). Hal ini berlanjut hingga era VOC.
Tahun 1411 penguasa Gresik, seorang kelahiran Guangzhou, mengirim utusan ke kaisar Tiongkok. Di abad ke-15, Gresik menjadi pelabuhan dagang internasional yang besar. Dalam Suma Oriental-nya, Tomé Pires menyebutnya sebagai "permata pulau Jawa di antara pelabuhan dagang".
Pada era VOC, Afdeeling Gresik terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Sedayu. Kota Gresik sendiri berada pada jalur utama jalan pos Daendels. Perkembangan Surabaya yang cukup pesat memaksa dihapuskannya Kabupaten Gresik dan bergabung dengan Kabupaten Surabaya pada tahun 1934.
Pada awal Kemerdekaan Indonesia, Gresik hanyalah sebuah kawedanan di bawah Kabupaten Surabaya. Didirikannya Pabrik Semen Gresik pada tahun 1953 merupakan titik awal industrialisasi di Gresik. Pada tahun 1974, status Kabupaten Surabaya dihapus dan sebagai penggantinya adalah Kabupaten Gresik, dengan bupati pertama H. Soeflan. Kawasan permukiman pun semakin melebar, dan bahkan pusat pemerintahan dipindahkan ke Kawasan Bunder.
7. Kabupaten Jember
Peta lokasi Kabupaten Jember Koordinat: 113°30’ - 113°45’ BT dan 8°00’ - 8°30’ LS |
Kabupaten Jember adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia yang beribukota di Jember. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Bondowoso di utara, Kabupaten Banyuwangi di timur, Samudra Hindia di selatan, dan Kabupaten Lumajang di barat. Kabupaten Jember terdiri atas 31 kecamatan.
Kota Jember dahulu merupakan kota administratif, namun sejak tahun 2001 istilah kota administratif dihapus, sehingga Kota Administratif Jember kembali menjadi bagian dari Kabupaten Jember. Jember merupakan pusat regional di kawasan timur tapal kuda. Di kota ini terdapat perguruan tinggi negeri, Universitas Jember. Hari jadi Kabupaten Jember diperingati setiap tanggal 1 Januari.
Pantai Watu Ulo pada tahun 1920-an |
Sejarah : Kabupaten Jember dibentuk
berdasarkan Staatsbland Nomor 322 tanggal 9 Agustus 1928 dan sebagai
dasar hukum mulai berlaku tanggal 1 Januari 1929. Pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan ketentuan tentang penataan kembali pemerintah desentralisasi di wilayah Provinsi Jawa Timur, antara lain dengan menunjuk Regenschap Djember sebagai masyarakat kesatuan hukum yang berdiri sendiri. Secara resmi ketentuan tersebut diterbitkan oleh Sekretaris Umum Pemerintah Hindia Belanda (De Aglemeene Secretaris) G.R. Erdbrink, 21 Agustus 1928.
8. Kabupaten Jombang
Peta lokasi Kapubaten Jombang Koordinat: 5.2° - 5.3° BT dan 7.2° - 7.45° LS |
Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km²,
dan jumlah penduduknya 1.201.557 jiwa (2010), terdiri dari 597.219
laki-laki dan 604.338 perempuan. Pusat kota Jombang terletak di
tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya Kota Surabaya,
ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat
strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Madiun-Jogjakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.
Jombang juga dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya.
Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren
di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti
pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal
adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum (Rejoso).
Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah mantan Presiden Indonesia yaitu KH Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun Najib, dan seniman Cucuk Espe.
Konon, kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa yaitu ijo (Indonesia: hijau) dan abang (Indonesia: merah).
Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan
(nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan dan
harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna
dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.
Penemuan fosil Homo mojokertensis di lembah Sungai Brantas menunjukkan bahwa seputaran wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang diduga telah dihuni sejak ratusan ribu tahun yang lalu.
Tahun 929, Raja Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, diduga karena letusan Gunung Merapi atau serangan Kerajaan Sriwijaya. Beberapa literatur menyebutkan pusat kerajaan yang baru ini terletak di Watugaluh. Suksesor Mpu Sindok adalah Sri Isyana Tunggawijaya (947-985) dan Dharmawangsa (985-1006). Tahun 1006, sekutu Sriwijaya menghancurkan ibukota kerajaan Mataram dan menewaskan Raja Dharmawangsa. Airlangga,
putera mahkota yang ketika itu masih muda, berhasil meloloskan diri
dari serbuan Sriwijaya, dan ia menghimpun kekuatan untuk mendirikan
kembali kerajaan yang telah runtuh. Bukti petilasan sejarah Airlangga
sewaktu menghimpun kekuatan kini dapat dijumpai di Sendang Made, Kecamatan Kudu. Tahun 1019, Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan, yang kelak wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali; serta mengadakan perdamaian dengan Sriwijaya.
Pada masa Kerajaan Majapahit, wilayah yang kini Kabupaten Jombang merupakan gerbang Majapahit. Gapura barat adalah Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, sedang gapura selatan adalah Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng. Hingga ini banyak dijumpai nama-nama desa/kecamatan yang diawali dengan prefiks mojo-,
di antaranya Mojoagung, Mojowarno, Mojojejer, Mojotengah, Mojongapit,
dan sebagainya. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang adalah Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama Islam
mulai berkembang di kawasan, yang penyebarannya dari pesisir pantai
utara Jawa Timur. Jombang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram
Islam. Seiring dengan melemahnya pengaruh Mataram, Kolonialisasi Belanda menjadikan Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad ke-17, yang kemudian sebagai bagian dari Hindia Belanda.
Etnis Tionghoa juga berkembang; Kelenteng Hong San Kiong di Gudo, yang
konon didirikan pada tahun 1700 masih berfungsi hingga kini. Hingga kini
pun masih ditemukan sejumlah kawasan yang mayoritasnya adalah etnis
Tionghoa dan Arab.
Tahun 1811, didirikan Kabupaten Mojokerto, di mana meliputi pula wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang. Jombang merupakan salah satu residen di dalam Kabupaten Mojokerto. Bahkan Trowulan (di mana merupakan pusat Kerajaan Majapahit), adalah masuk dalam kawedanan (onderdistrict afdeeling) Jombang.
Alfred Russel Wallace (1823-1913), naturalis asal Inggris yang memformulasikan Teori Evolusi dan terkenal akan Garis Wallace, pernah mengunjungi dan bermalam di Jombang ketika mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia.
Tahun 1910, Jombang memperoleh status Kabupaten, yang memisahkan diri dari Kabupaten Mojokerto, dengan Raden Adipati Arya Soeroadiningrat sebagai Bupati Jombang pertama. Masa pergerakan nasional, wilayah Kabupaten Jombang
memiliki peran penting dalam menentang kolonialisme. Beberapa putera
Jombang merupakan tokoh perintis kemerdekaan Indonesia, seperti KH Hasyim Asy'ari (salah satu pendiri NU dan pernah menjabat ketua Masyumi) dan KH Wachid Hasyim (salah satu anggota BPUPKI termuda, serta Menteri Agama RI pertama).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur mengukuhkan Jombang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
9. Kabupaten Kediri
Peta lokasi Kabupaten Kediri |
Kabupaten Kediri, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Kediri Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Jombang di utara, Kabupaten Malang di timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung di selatan, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo di barat, serta Kabupaten Nganjuk di barat dan utara. Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah 963,21 km².
Kabupaten Kediri terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Kediri, namun kini pusat pemerintahan mulai dipindahkan secara bertahap ke kecamatan Pare.
Sejarah
Raden Tumenggung Danoediningrat, bupati Kediri di tahun 1920-an |
Kabupaten Kediri adalah lokasi dari pusat satu kerajaan penting di Nusantara pada awal milenium kedua, Kerajaan Kadiri. Pada masa kejayaannya, Di bawah pemerintahan Raja Jayabaya, pengaruhnya telah sampai ke Ternate. Situs Tondowongso, yang ditemukan pada awal tahun 2007, memberikan indikasi bahwa di situlah letak pusat pemerintahan kerajaan ini.
10. Kabupaten Lamongan
Peta lokasi Kabupaten Lamongan Koordinat: 6'51'54"-7'23'06" LS dan 112'33'45" - 112'33'45 |
Kabupaten Lamongan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Lamongan. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Gresik di timur, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di selatan, serta Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di barat.
Monumen Bandeng Lele, lambang kota Lamongan |
SEJARAH
Waktu mudanya bernama Hadi, karena mendapatkan pangkat rangga, maka
ia lalu disebut Ranggahadi. Ranggahadi kemudian juga bernama mBah
Lamong, yaitu sebutan yang diberikan oleh rakyat daerah ini.
Karena Ranggahadi pandai Ngemong Rakyat, pandai membina daerah dan
mahir menyebarkan ajaran agama Islam serta dicintai oleh seluruh
rakyatnya, dari asal kata mbah Lamong inilah kawasan ini lalu disebut
Lamongan.
Adapun yang mewisuda Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama, tidak lain adalah Kanjeng Sunan Giri IV
yang bergelar Sunan Prapen. Wisuda tersebut bertepatan dengan hari
pasamuan agung yang diselenggarakan di Puri Kasunanan Giri di Gresik,
yang dihadiri oleh para pembesar yang sudah masuk agama Islam dan para
Sentana Agung Kasunanan Giri. Pelaksanaan Pasamuan Agung tersebut
bertepatan dengan peringatan Hari Besar Islam yaitu Idhul Adha tanggal
10 Dzulhijjah.
Berbeda dengan daerah-daerah Kabupaten lain
khususnya di Jawa Timur yang kebanyakan mengambil sumber dari sesuatu
prasasti, atau dari suatu Candi dan dari peninggalan sejarah yang lain,
tetapi hari lahir lamongan mengambil sumber dari buku wasiat. Silsilah
Kanjeng Sunan Giri yang ditulis tangan dalam huruf Jawa Kuno/Lama yang
disimpan oleh Juru Kunci Makam Giri di Gresik. Almarhum Bapak Muhammad
Baddawi di dalam buku tersebut ditulis, bahwa diwisudanya Tumenggung
Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam pasamuan agung di
Tahun 976 H. Yang ditulis dalam buku wasiat tersebut memang hanya
tahunnya saja, sedangkan tanggal, hari dan bulannya tidak dituliskan.
Oleh karena itu, maka Panitia Khusus Penggali Hari Jadi Lamongan
mencari pembuktian sebagai dasar yang kuat guna mencari dan menetapkan
tanggal, hari dan bulannya. Setelah Panitia menelusuri buku sejarah,
terutama yang bersangkutan dengan Kasunanan Giri, serta Sejarah para
wali dan adat istiadat di waktu itu, akhirnya Panitia menemukan bukti,
bahwa adat atau tradisi kuno yang berlaku di zaman Kasunanan Giri dan
Kerajaan Islam di Jawa waktu itu, selalu melaksanakan pasamuan agung
yang utama dengan memanggil menghadap para Adipati, Tumenggung serta
para pembesar lainnya yang sudah memeluk agama Islam. Pasamuan Agung
tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Hari Peringatan Islam tanggal 10
Dzulhijjah yang disebut Garebeg Besar atau Idhul Adha.
Berdasarkan adat yang berlaku pada saat itu, maka Panitia menetapkan
wisuda Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama
dilakukan dalam pasamuan agung Garebeg Besar pada tanggal 10 Dzulhijjah
Tahun 976 Hijriyah. Selanjutnya Panitia menelusuri jalannya tarikh
hijriyah dipadukan dengan jalannya tarikh masehi, dengan berpedoman
tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriyah jatuh pada tanggal 16 Juni 622
Masehi, akhirnya Panitia Menemukan bahwa tanggal 10 Dzulhijjah 976 H.,
itu jatuh pada Hari Kamis Pahing tanggal 26 Mei 1569 M.
Dengan demikian jelas bahwa perkembangan daerah Lamongan sampai akhirnya menjadi wilayah Kabupaten Lamongan,
sepenuhnya berlangsung di zaman keislaman dengan Kasultanan Pajang
sebagai pusat pemerintahan. Tetapi yang bertindak meningkatkan Kranggan
Lamongan menjadi Kabupaten Lamongan
serta yang mengangkat/mewisuda Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang
pertama bukanlah Sultan Pajang, melainkan Kanjeng Sunan Giri IV. Hal itu
disebabkan Kanjeng Sunan Giri prihatin terhadap Kasultanan Pajang yang
selalu resah dan situasi pemerintahan yang kurang mantap. Disamping itu
Kanjeng Sunan Giri juga merasa prihatin dengan adanya ancaman dan ulah
para pedagang asing dari Eropa yaitu orang Portugis yang ingin menguasai
Nusantara khususnya Pulau Jawa.
Siapakah sebenarnya Tumenggung Surajaya itu ? di depan sudah
diungkapkan nama kecil Tumenggung Surajaya adalah Hadi yang berasal dari
dusun Cancing yang sekarang termasuk wilayah Desa Sendangrejo Kecamatan
Ngimbang Kabupaten Lamongan.
Sejak masih muda Hadi sudah nyuwito di Kasunanan Giri dan menjadi
seorang santri yang dikasihi oleh Kanjeng Sunan Giri karena sifatnya
yang baik, pemuda yang trampil, cakap dan cepat menguasai ajaran agama
Islam serta seluk beluk pemerintahan. Disebabkan pertimbangan itu
akhirnya Sunan Giri menunjuk Hadi untuk melaksanakan perintah
menyebarkan Agama Islam dan sekaligus mengatur pemerintahan dan
kehidupan Rakyat di Kawasan yang terletak di sebelah barat Kasunanan
Giri yang bernama Kenduruan. Untuk melaksanakan tugas berat tersebut
Sunan Giri memberikan Pangkat Rangga kepada Hadi.
Ringkasnya sejarah, Rangga Hadi dengan segenap pengikutnya dengan
naik perahu melalui Kali Lamong, akhirnya dapat menemukan tempat yang
bernama Kenduruan itu. Adapu kawasan yang disebut Kenduruan tersebut
sampai sekarang masih ada dan tetap bernama Kenduruan, berstatus Kampung
di Kelurahan Sidokumpul wilayah Kecamatan Lamongan.
Di daerah baru tersebut ternyata semua usaha dan rencana Rangga Hadi
dapat berjalan dengan mudah dan lancar, terutama di dalam usaha
menyebarkan Agama Islam,mengatur pemerintahan dan kehidupan masyarakat.
Pesantren untuk menyebar Agama Islam peninggalan Rangga Hadi sampai
sekarang masih ada.
11. Kabupaten Lumajang
Peta lokasi Kabupaten Lumajang Koordinat: 112°53' - 113°23' Bujur Timur dan 7°54' - 8°23' Lintang Selatan |
Kabupaten Lumajang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Lumajang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo di utara, Kabupaten Jember di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Malang di barat.
Alun-alun Lumajang (1880-1920) |
Sejarah.
Nama Lumajang berasal dari "Lamajang" yang diketahui dari penelusuran
sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan
hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari
jadinya.Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain:
- Prasasti Mula Malurung
- Naskah Negara Kertagama
- Kitab Pararaton
- Kidung Harsa Wijaya
- Kitab Pujangga Manik
- Serat Babad Tanah Jawi
- Serat Kanda
Karena Prasasti Mula Manurung di nyatakan sebagai prasasti tertua dan
pernah menyebut-nyebut "Negara Lamajang" maka dianggap sebagai titik
tolak pertimbangan hari jadi Lumajang.
Prasasti Mula Manurung ini ditemukan pada tahun 1975 di Kediri.
Prasasti ini ditemukan berangka tahun 1977 Saka, mempunyai 12 lempengan
tembaga . Pada lempengan VII halaman a baris 1—3 prasasti Mula Manurung
menyebutkan "Sira Nararyya Sminingrat, pinralista juru Lamajang pinasangaken jagat palaku, ngkaneng nagara Lamajang"
yang artinya: Beliau Nararyya Sminingrat (Wisnuwardhana) ditetapkan
menjadi juru di Lamajang diangkat menjadi pelindung dunia di Negara
Lamajang tahun 1177 Saka pada Prasasti tersebut setelah diadakan
penelitian / penghitungan kalender kuno maka ditemukan dalam tahun Jawa
pada tanggal 14 Dulkaidah 1165 atau tanggal 15 Desember 1255 M.
Mengingat keberadaan Negara Lamajang sudah cukup meyakinkan bahwa
1255M itu Lamajang sudah merupakan sebuah negara berpenduduk, mempunyai
wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka
ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang
dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lumajang
Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990.
12. Kabupaten Madiun
Peta lokasi Kabupaten Madiun |
Kabupaten Madiun, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Nganjuk di timur, Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kota Madiun, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Ngawi
di barat. Ibukotanya adalah Kecamatan Mejayan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No.52 Tahun 2010. Sebagian gedung-gedung pemerintahan sudah
berada di wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung lainnya akan dipindah secara bertahap dari Kota Madiun mulai tahun 2011.
Madiun dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, dan kabupaten ini
juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Kota-kota
kecamatan yang cukup signifikan adalah Caruban, Saradan, Dolopo, Dagangan dan Balerejo.
Bagian utara wilayah Madiun berupa perbukitan, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian tengah merupakan dataran tinggi dan bergelombang. Sedang bagian tenggara berupa pegunungan, bagian dari kompleks Gunung Wilis-Gunung Liman.
Kabupaten Madiun terdiri atas 15 kecamatan, yang terbagi dalam 206 terdiri dari 196 desa dan 8 kelurahan. Dalam percakapan sehari-hari penduduk kabupaten Madiun menggunakan Bahasa Jawa dengan Dialek Madiun atau Dialek Mataraman yang lebih condong ke logat Surakarta/Solo.
Potensi yang menonjol saat ini adalah pertanian padi, kedelai, palawija, perkebunan kakao, kopi, mangga, durian, rambutan
dan produk hasil hutan dan produk olahan lainnya seperti kerajinan kayu
jati dan lain sebagainya. Durian dan kakao banyak di budidayakan di
Kecamatan Dagangan,
dan Kecamatan Kare. Kebun Kopi dengan skala besar di budidayakan di
Kandangan, Kecamatan Kare, yang merupakan peninggalan Belanda.
Gunung Liman
merupakan puncak tertinggi di Pegunungan Wilis menjajikan sensasi
pendakian yang luar biasa. Banyak sekali ditemukan flora fauna dan juga
arca sepanjang jalur pendakian dari Pulosari, Kecamatan Kare. Sayang
jalur tersebut jarang sekali dilalui pendaki. Karena Aksesnya yang
susah. Jika jalur Kecamatan Kare- Telaga Ngebel sudah dilakukan pengaspalan akan bisa menyaingi pesona gunung-gunung lain di Jawa. Karena di lerengnya menyimpan potensi wisata yang luar biasa. seperti Air Terjun Slampir, Monumen Kresek, Monumen Jendral Sudirman, Air Terjun Selorejo, Kebun Kopi Kandangan, Wana Wisata Grape dan lain-lain.
Sejarah.
Kabupaten Madiun ditinjau dari pemerintahan yang sah, berdiri pada tanggal paro terang, bulan Muharam, tahun 1568 Masehi tepatnya jatuh hari Kamis Kliwon tanggal 18 Juli 1568 / Jumat Legi tanggal 15 Suro 1487 Be - Jawa Islam.
Berawal pada masa Kesultanan Demak, yang ditandai dengan perkawinan putra mahkota Demak Pangeran Surya Patiunus dengan Raden Ayu Retno Lembah putri dari Pangeran Adipati Gugur yang berkuasa di Ngurawan, Dolopo. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Ngurawan ke desa Sogaten dengan nama baru Purabaya (sekarang Madiun). Pangeran Surya Patiunus menduduki kesultanan hingga tahun 1521 dan diteruskan oleh Kyai Rekso Gati. (Sogaten = tempat Rekso Gati)
Pangeran Timoer dilantik menjadi Bupati di Purabaya tanggal 18 Juli 1568
berpusat di desa Sogaten. Sejak saat itu secara yuridis formal
Kabupaten Purabaya menjadi suatu wilayah pemerintahan di bawah seorang
Bupati dan berakhirlah pemerintahan pengawasan di Purabaya yang dipegang
oleh Kyai Rekso Gati atas nama Demak dari tahun 1518 - 1568.
Pada tahun 1575 pusat pemerintahan dipindahkan dari desa Sogaten ke desa Wonorejo atau Kuncen, Kota Madiun sampai tahun 1590.
Pada tahun 1686, kekuasaan pemerintahan Kabupaten Purabaya diserahkan oleh Bupati Pangeran Timur (Panembahan Rama) kepada putrinya Raden Ayu Retno Djumilah. Bupati inilah selaku senopati manggalaning perang yang memimpin prajurit-prajurit Mancanegara Timur.
Pada tahun 1586 dan 1587 Mataram melakukan penyerangan ke Purbaya dengan Mataram menderita kekalahan berat. Pada tahun 1590,
dengan berpura-pura menyatakan takluk, Mataram menyerang pusat istana
Kabupaten Purbaya yang hanya dipertahankan oleh Raden Ayu Retno Djumilah
dengan sejumlah kecil pengawalnya. Perang tanding terjadi antara Sutawidjaja dengan Raden Ayu Retno Djumilah dilakukan disekitar sendang di dekat istana Kabupaten Wonorejo (Madiun).
Pusaka Tundung
Madiun berhasil direbut oleh Sutawidjaja dan melalui bujuk rayunya,
Raden Ayu Retno Djumilah dipersunting oleh Sutawidjaja dan diboyong ke
istana Mataram di Plered (Jogjakarta) sebagai peringatan penguasaan Mataram atas Purbaya tersebut maka pada hari Jumat Legi tanggal 16 Nopember 1590 Masehi nama "Purbaya" diganti menjadi "Madiun".
13. Kabupaten Magetan
Peta lokasi Kabupaten Magetan |
Kabupaten Magetan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri (keduanya termasuk provinsi Jawa Tengah). Bandara Iswahyudi, salah satu pangkalan utama Angkatan Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati.
Kabupaten Magetan dilintasi jalan raya utama Surabaya-Madiun-Yogyakarta dan jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa, namun jalur tersebut tidak melintasi ibukota Kabupaten Magetan. Satu-satunya stasiun yang berada di wilayah kabupaten Magetan adalah Stasiun Barat terletak di wilayah Kecamatan Barat.
Gunung Lawu (3.265 m) terdapat di bagian barat Kabupaten Magetan, yakni perbatasan dengan Jawa Tengah. Di daerah pegunungan ini terdapat Telaga Sarangan(1000 m dpl), salah satu tempat wisata andalan kabupaten ini, yang berada di jalur wisata Magetan-Sarangan-Tawangmangu-Karanganyar.
Magetan dikenal karena kerajinan kulit (untuk alas kaki dan tas), anyaman bambu, rengginan, dan produksi jeruk pamelo (jeruk bali)serta krupuk lempengnya yang terbuat dari nasi.
Luas Kabupaten Magetan adalah 688,85 km²,yang terdiri dari 19 wilayah kecamatan, 208 desa, 27 kelurahan, 822 Dusun/Lingkungan, dan 4575 Rukun Tetangga.
14. Kabupaten Malang
Peta lokasi Kabupaten Malang |
Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008, Kota Kepanjen ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Malang yang baru. Kota Kepanjen saat ini sedang berbenah diri agar nantinya layak sebagai ibu kota kabupaten. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan di utara, Kabupaten Lumajang di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan yang berhawa sejuk, Malang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur.
Sejarah
Ketika kerajaan Singhasari dibawah kepemimpinan Akuwu Tunggul Ametung yang beristrikan Ken Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari saat itu berada di Tumapel. Baru setelah muncul Ken Arok yang kemudian membunuh Akuwu Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes, pusat kerajaan berpindah ke Malang, setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri, dan saat jatuh ke tangan Singhasari statusnya menjadi kadipaten. Sementara Ken Arok mengangkat dirinya sebagai raja yang bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana atau Dhandang Gendhis (1185 - 1222).Kerajaan ini mengalami jatuh bangun. Semasa kejayaan Mataram, kerajaan-kerajaan yang ada di Malang jatuh ke tangan Mataram, seperti halnya Kerajaan Majapahit. Sementara pemerintahan pun berpindah ke Demak disertai masuknya agama Islam yang dibawa oleh Wali Songo. Malang saat itu berada di bawah pemerintahan Adipati Ronggo Tohjiwo dan hanya berstatus kadipaten. Pada masa-masa keruntuhan itu, menurut Folklore, muncul pahlawan legendaris Raden Panji Pulongjiwo. Ia tertangkap prajurit Mataram di Desa Panggungrejo yang kini disebut Kepanjen (Kepanji-an). Hancurnya kota Malang saat itu dikenal sebagai Malang Kutho Bedhah.
Bukti-bukti lain yang hingga sekarang merupakan saksi bisu adalah nama-nama desa seperti Kanjeron, Balandit, Turen, Polowijen, Ketindan, Ngantang dan Mandaraka. Peninggalan sejarah berupa candi-candi merupakan bukti konkrit seperti :
- Candi Kidal di Desa Kidal kecamatan Tumpang yang dikenal sebagai tempat penyimpanan jenazah Anusapati.
- Candi Singhasari di kecamatan Singosari sebagai penyimpanan abu jenazah Kertanegara.
- Candi Jago / Jajaghu di kecamatan Tumpang merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Wisnuwardhana.
Kediaman bupati Malang (sekitar 1935) |
15. Kabupaten Mojokerto
Peta lokasi Kabupaten Mojokerto |
Kabupaten Mojokerto terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kini banyak gedung dan kantor pemerintahan yang dipindahkan ke Kota Mojosari, sebelah timur Kota Mojokerto.
Bagian selatan Kabupaten Mojokerto berupa pegunungan, dengan puncak Gunung Welirang (3.156 m) dan Gunung Anjasmoro (2.277 m).
16. Kabupaten Nganjuk
Peta lokasi Kabupaten Nganjuk Koordinat: terletak antara 11105' sampai dengan 112013' BT dan 7020' sampai dengan 7059' LS |
Kabupaten Nganjuk adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Nganjuk. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat.
Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.
Sejarah
Kediaman bupati Nganjuk antara tahun 1860 dan 1900 |
Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul : ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean, Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta, sedangkan daerah Nganjuk merupakan mancanegara kasunanan Surakarta. Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk dibawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek dibawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Dimana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibukota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.
Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibukota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs : de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman. Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibukota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.
17. Kabupaten Ngawi
Peta lokasi Kabupaten Ngawi |
Kabupaten Ngawi adalah sebuah wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Ngawi. Kota kabupaten ini terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Kata Ngawi berasal dari kata awi, bahasa Sanskerta yang berarti bambu dan mendapat imbuhan kata ng sehingga menjadi Ngawi. Dulu Ngawi banyak terdapat pohon bambu.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora (keduanya termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah), dan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun di selatan, serta Kabupaten Sragen (Jawa Tengah) di barat.
Kabupaten Ngawi terdiri atas 19 kecamatan yang terbagi dalam sejumlah 217 desa dan 4 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Ngawi.
Bagian utara merupakan perbukitan, bagian dari Pegunungan Kendeng. Bagian barat daya adalah kawasan pegunungan, bagian dari sistem Gunung Lawu (3.265 meter).
18. Kabupaten Pacitan
Peta lokasi Kabupaten Pacitan Koordinat: 110º 55’ - 111º 25’ Bujur timur dan 7º 55’ - 8º 17’ Lintang Selatan |
Kabupaten Pacitan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pacitan
Geogarafi: Kabupaten Pacitan terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara, Kabupaten Trenggalek di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di barat. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kidul. Tanah tersebut kurang cocok untuk pertanian.
Pacitan juga dikenal memiliki gua-gua yang indah, diantaranya Gua Gong, Tabuhan, Kalak, dan Luweng Jaran (diduga sebagai kompleks gua terluas di Asia Tenggara). Di daerah pegunungan seringkali ditemukan fosil purbakala.
19. Kabupaten Pamekasan
Peta lokasi Kabupaten Pamekasan Koordinat: 6°51–7°31 LS dan 113°19–113°58 BT |
Kabupaten Pamekasan adalah sebuah kabupaten di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pamekasan. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Madura di selatan, Kabupaten Sampang di barat, dan Kabupaten Sumenep di timur.
Kabupaten Pamekasan terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi lagi atas 178 desa dan 11 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Pamekasan.
Sejarah.
Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Istilah Pamekasan sendiri baru dikenal pada sepertiga abad ke-16, ketika Ronggosukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari Kraton Labangan Daja ke Kraton Mandilaras. Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses perpindahan pusat pemerintahan sehingga terjadi perubahan nama wilayah ini. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.
20. Kabupaten Pasuruan
Peta lokasi Kabupaten Pasuruan Koordinat: 112030' - 113030' BT dan 7030' - 8030' LS |
Kabupaten Pasuruan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Probolinggo di barat, Kabupaten Malang di selatan, Kota Batu di barat daya, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Kabupaten ini dikenal sebagai daerah industri dan daerah wisata, termasuk Gunung Bromo.
Domografi:
Kabupaten Pasuruan memiliki keanekaragaman penduduk yang sebagian besar adalah suku Jawa, selain itu bisa juga ditemui suku-suku lain seperti suku Madura serta masyarakat keturunan Tionghoa-Indonesia, Arab dan India. Di Pasuruan juga masih dapat ditemui satu suku dengan sosial budaya khas, yaitu masyarakat Tengger yang hidup di kawasan Pegunungan Tengger Kecamatan Tosari. Sistem sosial dan religi masyarakat Tengger ini sangat unik dan khas dengan berbagai aktivitasnya seperti perayaan Hari Raya Kasada dan Hari Raya Karo yang di dalamnya banyak mengandung nilai-nilai religius dan sejarah.
Geografi: Bagian utara wilayah Kabupaten Pasuruan merupakan dataran rendah. Bagian barat daya merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Bagian tenggara adalah bagian dari Pegunungan Tengger, dengan puncaknya Gunung Bromo.
21. Kabupaten Ponorogo
Peta Kabupaten Ponorogo |
Hari jadi Kabupaten Ponorogo diperingati setiap tanggal 11 Agustus, karena pada tanggal 11 Agustus 1496, Bathara Katong diwisuda/dinobatkan sebagai adipati pertama Kadipaten Ponorogo. Pada tahun 1837, Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo. Semenjak tahun 1944 hingga sekarang Kabupaten Ponorogo sudah berganti kepemimpinan sebanyak 16 kali.
Kabupaten Ponorogo dikenal dengan julukan Kota Reog atau Bumi Reog karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Ponorogo juga dikenal sebagai Kota Santri karena memiliki banyak pondok pesantren, salah satu yang terkenal adalah Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di desa Gontor, kecamatan Mlarak.
Setiap tahun pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu rangkaian acara berupa pesta rakyat yaitu Grebeg Suro. Pada pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, di antaranya Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.
Pertunjukan reog Ponorogo pada tahun 1920 |
Menurut Babad Ponorogo, berdirinya Kabupaten Ponorogo dimulai setelah Raden Katong sampai di wilayah Wengker. Pada saat itu Wengker dipimpin oleh Suryo Ngalam yang dikenal sebagai Ki Ageng Kutu. Raden Katong lalu memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman (yaitu di dusun Plampitan Kelurahan Setono Kecamatan Jenangan sekarang). Melalui situasi dan kondisi yang penuh dengan hambatan, tantangan, yang datang silih berganti, Raden Katong, Selo Aji, dan Ki Ageng Mirah beserta pengikutnya terus berupaya mendirikan pemukiman.
Tahun 1482 – 1486 M, untuk mencapai tujuan menegakkan perjuangan dengan menyusun kekuatan, sedikit demi sedikit kesulitan tersebut dapat teratasi, pendekatan kekeluargaan dengan Ki Ageng Kutu dan seluruh pendukungnya ketika itu mulai membuahkan hasil.
Dengan persiapan dalam rangka merintis kadipaten didukung semua pihak, Bathoro Katong (Raden Katong) dapat mendirikan Kadipaten Ponorogo pada akhir abad XV, dan ia menjadi adipati yang pertama.
Kadipaten Ponorogo berdiri pada tanggal 11 Agustus 1496, tanggal inilah yang kemudian di tetapkan sebagai hari jadi kota Ponorogo. Penetapan tanggal ini merupakan kajian mendalam atas dasar bukti peninggalan benda-benda purbakala berupa sepasang batu gilang yang terdapat di depan gapura kelima di kompleks makam Batara Katong dan juga mengacu pada buku Hand book of Oriental History. Pada batu gilang tersebut tertulis candrasengkala memet berupa gambar manusia yang bersemedi, pohon, burung garuda dan gajah. Candrasengkala memet ini menunjukkan angka tahun 1418 Saka atau tahun 1496 M. Sehingga dapat ditemukan hari wisuda Bathoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo yaitu hari Ahad Pon, tanggal 1 Besar 1418 Saka bertepatan tanggal 11 Agustus 1496 M atau 1 Dzulhijjah 901 H. Selanjutnya melalui seminar Hari Jadi Kabupaten Ponorogo yang diselenggarakan pada tanggal 30 April 1996 maka penetapan tanggal 11 Agustus sebagai Hari Jadi Kabupaten Ponorogo telah mendapat persetujuan DPRD Kabupaten Ponorogo.
Sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo dibawah pimpinan Raden Katong , tata pemerintahan menjadi stabil dan pada tahun 1837 Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang.
22. Kabupaten Probolinggo
Peta lokasi Kabupaten Probolinggo Koordinat: 112° 51' - 113° 30' BT dan 7° 40' - 8° 10' LS |
Kabupaten Probolinggo mempunyai semboyan "Prasadja Ngesti Wibawa". Makna semboyan : Prasadja berarti : bersahaja, blaka, jujur, bares, dengan terus terang, Ngesti berarti : menginginkan, menciptakan, mempunyai tujuan, Wibawa berarti : mukti, luhur, mulia. "Prasadja Ngesti Wibawa" berarti : Dengan rasa tulus ikhlas (bersahaja, jujur, bares) menuju kemuliaan.
Geografi:
Kabupaten Probolinggo memiliki luas sekitar 1.696,166 Km persegi, tepatnya pada 112° 51' - 113° 30' Bujur Timur dan 7° 40' - 8° 10' Lintang Selatan, berada pada ketinggian 0 - 2500 m dpl.
23. Kabupaten Sampang
Peta lokasi Kabupaten Sampang Koordinat: 1130 08’ - 1130 39’ BT, 060 05’ - 070 13’ LS |
Sampang adalah sebuah kabupaten di Madura yang termasuk provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Sampang secara administrasi terletak dalam wilayah Propinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak di antara 113o08’ - 113o39’ Bujur Timur dan 6o 05’ - 7o13’ Lintang Selatan. Kabupaten Sampang terletak ± 100 Km dari Surabaya, dapat dengan melalui Jembatan Suramadu kira2 1,5 jam atau dengan perjalanan laut kurang lebih 45 menit dilanjutkan dengan perjalanan darat ± 2 jam. batas-batas wilayah Kabupaten Sampang adalah : • Sebelah Utara : Laut Jawa • Sebelah Selatan : Selat Madura • Sebelah Barat : Kabupaten Bangkalan. • Sebelah Timur : Kabupaten Pamekasan.
Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1.233,30 Km2. Proporsi luasan 14 kecamatan terdiri dari 6 kelurahan dan 180 Desa. Kecamatan Banyuates dengan luas 141,03 Km2 atau 11,44 % yang merupakan Kecamatan terluas, sedangkan Kecamatan terkecil adalah Pangarengan dengan luas hanya 42,7 Km2 (3,46 %).
Kabupaten Sampang mempunyai 1 buah pulau berpenghuni yang terletak di sebelah selatan Kecamatan Sampang. Nama pulau tersebut adalah Pulau Mandangin, luas Pulau Mandangin sebesar 1,650 km2. Akses transportasi ke Pulau Mandangin adalah dengan menggunakan transportasi air dalam hal ini adalah perahu motor yang berada di Pelabuhan Tanglok. Perjalanan dari Pelabuhan Tanglok menuju Pulau Mandangin ini membutuhkan waktu ± 30 menit Masakan khas kota ini adalah kaldu. Selain itu makanan khasnya adalah nasi jagung
24. Kabupaten Sidoarjo
Peta lokasi Kabupaten Sidoarjo |
Sejarah.
Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokari. Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare, yang memiliki konotasi kurang bagus diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo.
Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum 1863 diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati R.T.A.A Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro mendapat pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.
Di masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang.
Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti pada masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949. Tanggal 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.
25. Kabupaten Situbondo
Peta lokasi Kabupaten Situbodo Koordinat: 7° 35’ - 7° 44’ LS dan 113° 30’ – 114° 42’ BT |
Pantai Pasir Putih di tahun 1920-an |
Konon, Situbondo pada zaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Di zaman kejayaan kerajaan kerajaan Jawa dahulu Situbondo merupakan bagian dari konflik konflik perebutan wilayah dan kekuasaan Majapahit, Blambangan dan di daerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai bagian dari kehancuran Majapahit terjadi.
Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Jawa dan Madura. Pada tahun 1950-70 an kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya , yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas dan Prajekan. Namun dengan surutnya industri gula, pada tahun 1980 dan 1990-an kegiatan perekonomian bergeser kearah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.
Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Jawa dan Madura. Pada tahun 1950-70 an kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya , yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas dan Prajekan. Namun dengan surutnya industri gula, pada tahun 1980 dan 1990-an kegiatan perekonomian bergeser kearah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.
26. Kabupaten Sumenep
Peta lokasi Kabupaten Sumenep Koordinat: 113°032;54" - 116°016;48" BT dan 4°055'- 7°024'1 LS |
Nama Songènèb sendiri dalam arti etimologinya merupakan Bahasa Kawi / Jawa Kuno yang jika diterjemaahkan mempunyai makna sebagai berikut :
- Kata “Sung” mempunyai arti sebuah relung/cekungan/lembah, dan
- kata “ènèb” yang berarti endapan yang tenang,
Penyebutan Kata Songènèb sendiri sebenarnya sudah popular semenjak Kerajaan Singhasari sudah berkuasa atas Jawa, Madura dan Sekitarnya, seperti yang telah disebutkan dalam kitab Pararaton tentang penyebutan daerah "Sumenep" pada saat sang Prabu Kertanegara mendinohaken (menyingkirkan) Arya Wiraraja (penasehat kerajaan dalam bidang politik dan pemerintahan) ke Wilayah Sumenep, Madura Timur tahun 1926 M
'“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungeneb, anger ing Madura wetan”.' Yang artinya :
“Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura timur.”
27. Kabupaten Trenggalek
Peta lokasi Kabupaten Trenggalek |
Sejarah.
Salah satu tokoh terkenal di Trenggalek adalah Dyan Arya Menak Sopal
lebih dikenal dengan nama Menak Sopal, salah seorang bupati atau
penguasa Trenggalek. keterangan resmi mengenai Menak Sopal belum banyak
ditulis, akan tetapi situs berupa makam dapat dijumpai di dusun Bagong,
kelurahan Ngantru, kecamatan Trenggalek. Menak Sopal dikenal sebagai
pahlawan bagi kaum tani di Trenggalek, usahanya untuk membangun sebuah
dam atau waduk beserta saluran irigasi yang menyertainya berkembang
menjadi sebuah legenda yang mengiringi tradisi sedekah bumi yang sampai
saat ini dilaksanakan oleh kaum tani di kelurahan Ngantru pada bulan
Sela. konon, saat membangun waduk tersebut, Menak Sopal dan pengikutnya
mengalami kesulitan karena selalu saja bangunan yang membendung kali
Bagong itu jebol. setelah bertapa beberapa hari akhirnya, Menak Sopal
mengetahui jika penyebab jebolnya bangunan waduk tersebut karena ulah
siluman bajul putih yang menguasai sungai tersebut. setelah bertemu
dengan siluman bajul putih, akhirnya sang siluman bersedia untuk tidak
mengganggu pekerjaan besar Menak Sopal dengan meminta tumbal seekor
gajah yang berkulit putih pula. singkat cerita dengan sedikit tipu
muslihat, Menak Sopal berhasil menyediakan tumbal Gajah Putih kepada
Bajul Putih. Untuk diketahui pemilik Gajah Putih di daerah Wengker hanya
ada satu orang yaitu seorang janda di daerah Ponorogo.
28. Kabupaten Tuban
Peta lokasi Kabupaten Tuban |
29. Kabupaten Tulungagung
Peta lokasi Kabupaten Tulungagung Koordinat: 111,43°-112,07° BT dan 7,51°-8,08° LS |
Kabupaten Tulungagung adalah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia, dan terletak terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Tulungagung adalah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer di Indonesia, dan terletak terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.
30. Kota Batu
Peta lokasi Kota Batu Koordinat: 7° 44' 55,11" s/d 8° 26' 35,45" LS 122° 17' 10,90" s/d 122° 57' 00,00" BT |
Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius.
31. Kota Blitar
Letak Kota Blitar di Jawa Timur |
Selain disebut sebagai Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota PETA (Pembela Tanah Air) karena di bawah kepimpinanan Suprijadi, Laskar PETA melakukan perlawanan terhadap Jepang untuk pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang menginspirasi timbulnya perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain.
Ikan koi yang populer di Jepang dapat dibudidayakan dengan baik di kota ini sehingga memberikan julukan tambahan sebagai Kota Koi.
32. Kota Kediri
Peta lokasi Kota Kediri Koordinat: 111,05°-112,03° BT dan 7,45°-7,55° LS |
Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Kediri dengan luas wilayah 63,40 Km2 terbelah Sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer.
Kota Kediri merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang mempunyai 2 gunung yaitu : Gunung Klotok dan Gunung Maskumambang.
Di kota ini jugalah, pabrik rokok kretek PT. Gudang Garam berdiri dan berkembang.
33. Kota Madiun
Peta lokasi Kota Madiun |
Kota Madiun, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 169 km sebelah Barat Kota Surabaya, atau 114 km sebelah Timur Kota Surakarta. Di Kota ini terdapat pusat industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki Lapangan Terbang Iswahyudi, yakni salah satu pangkalan utama AURI, meski sebenarnya terletak di Kabupaten Magetan. Madiun memiliki julukan Kota Gadis, Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota Budaya, Kota Sastra, dan Kota Industri.
34. Kota Malang
Peta lokasi Kota Malang Koordinat: 112,34'09" - 11,41'34" BT 7,54'52", 22 - 8,03'05", 11 LS |
Kota Malang, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan dikenal dengan julukan kota pelajar.
35. Kota Mojokerto
Peta lokasi Kota Mojokerto Koordinat: 7°33' LS dan 122°28' BT |
Kota Mojokerto adalah sebuah kota (dahulu daerah tingkat II berstatus kotamadya) di Jawa Timur, Indonesia. Terletak 50 km barat daya Surabaya, wilayah kota ini dikelilingi oleh Kabupaten Mojokerto.
36. Kota Pasuruan
Peta lokasi Kota Pasuruan |
37. Kota Probolinggo
Peta lokasi Kota Probolinggo |
Kota Probolinggo, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Kota Surabaya, Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan tengah. Kota ini juga terdapat pelabuhan perikanan yang cukup besar.
38. Kota Surabaya (lihat)
Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota "terbesar" kedua di Indonesia setelah Jakarta, dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya) dan akhirnya menjadi kota Surabaya
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar