arifuddinali.blogspot.com -Gregory Goodwin Pincus (1903-1967) ialah endokrinolog, lahir di Woodbine, New Jersey, Amerika Serikat. Ia mengajar di empat universitas di Massachusetts, Harvard (1931–8), Clark (1938–45), Tufts (1946–50), dan Boston (1950–67).
Pada 1944 ia ikut mendirikan Yayasan Worcester untuk Biologi Eksperimental, salah satu laboratorium
utama yang didirikan secara cepat untuk menyalurkan penemuan ilmiah
secara langsung ke dalam pengembangan dagang. Ia berkonsentrasi pada
studi hormon dan faktor lainnya dalam reproduksi mamalia dan, dengan
dukungan keuangan yang dibawa dalam berterima kasih kepada Margaret Sanger, ia menjadi salah satu pengembang awal pil kontrasepsi oral (1951). Di antara buku dan kertas ilmiahnya, ia menerbitkan The Eggs of Mammals (1936) dan The Control of Fertility (1965).
Perjalanan Hidup
Gregory Pincus lahir tahun 1903 di Woodbine, New Jersey, putera
peranakan Rusia-Yahudi. Dia lulus dari Cornell tahun 1924, dan peroleh
gelar doktor dari Harvard tahun 1927. Sesudah itu dia melibatkan diri
dalam kerja penyelidikan di pelbagai lembaga, termasuk di Harvard dan
Cambridge dan menjadi mahaguru di Clark selama beberapa tahun. Tahun
1944 dia bantu Worcester Foundation untuk penyelidikan biologi, dan
bertahun-tahun sesudah itu memimpin laboratoriumnya. Dia penulis lebih
dari 250 kertas kerja ilmiah begitu juga sebuah buku The Conquest of
Fertility, tentang penaklukan kesuburan, terbit tahun 1965.
Pil kontrasepsi, dan biolog Amerika Gregory Pincus pegang rol penting
dalam soal ini. Pil itu punya dua segi arti penting. Di dunia yang
kelabakan melihat bahaya pesatnya pertumbuhan penduduk, pil itu
berfungsi sebagai alat pencegah. Walaupun kurang langsung, tetapi tak
kurang revolusionernya, pil itu punya akibat dalam hal perubahan hasrat
seksual. Sudahlah diketahui secara meluas bahwa lebih dari lima belas
tahun atau sekitar masa itu, telah terjadi "revolusi" dalam sikap
hubungan kelamin di Amerika Serikat. Tak syak lagi, banyak faktor
politik, ekonomi dan sosial telah memengaruhi revolusi itu, tetapi
faktor utama yang terbesar jelaslah disebabkan karena pil itu. Tadinya,
ketakutan terhadap bunting yang tidak diharapkan, merupakan faktor yang
memengaruhi banyak wanita dalam hal melakukan hubungan kelamin sebelum
nikah, atau bahkan sesudah nikah. Tiba-tiba, wanita disuguhi suatu
kesempatan melakukan hubungan seksual tanpa takut jadi bunting. Dengan
sendirinya, keadaan ini membawa perubahan sikap dan tingkah laku kedua
belah pihak.
Mungkin ada keberatan terhadap pengembangan "Enovid" (pil pertama
pencegah bunting) bahwa itu tidaklah sepenting yang dikira orang, karena
pencegahan kehamilan sudah dikenal orang sebelumnya. Argumen itu
mengesampingkan beda antara metode kontrasepsi dengan teknik yang
efektif dan yang secara psikologis bisa diterima. Sebelum ada
perkembangan pil, kontrasepsi yang paling dianjurkan oleh para ahli
adalah "diaphragm." Memang, diaphragm aman dan dapat dipercaya, tetapi
prakteknya mayoritas kaum wanita malas-malasan menggunakannya. Amat
mengherankan, tatkala pil untuk pertama kalinya dicoba, beribu wanita
siap ambil risiko menempuh cara yang belum pernah dicoba (dan mungkin
mengandung bahaya) untuk cegah bunting ketimbang "diaphragm" yang jelas
jelas amannya.
Dan bisa pula orang anggap pengembangan "Enovid" bukanlah suatu
kemenangan yang betul-betul mengesankan karena telan pil menyangkut
risiko terhadap kesehatan dan mungkin dalam waktu tak lama lagi di masa
depan metode pil itu akan diganti dengan cara yang lebih baru dan lewat
alat atau obat yang lebih sip. Tetapi, secara alamiah metode kontrasepsi
masa depan hanya akan memberi sedikit saja perbaikan karena pil sudah
diterima secara meluas dan sudah memuaskan pihak-pihak yang
bersangkutan. (Dapat dicatat, dalam masa lebih lima belas tahun ini
--masa berjuta-juta orang Amerika Serikat biasa menelan pil secara
teratur-- gairah hidup mereka meningkat secara menyolok. Fakta ini saja
sudah menunjukkan bahwa pil bukanlah sumber pokok dari gangguan
kesehatan). Sejarah akan dan harus mencatat perkembangan "Enovid" di
tahun 1950-an merupakan pendobrak metode pembatasan kelahiran yang ruwet
itu.
Banyak orang sudah memberikan sumbangan pikirannya buat perkembangan
pil kontrasepsi yang ditelan lewat mulut. Memang, masalah ini sudah jadi
bahan perbincangan lama sekali; kesulitannya adalah tak seorang pun
tahu persis unsur kimiawi apa yang mesti dimasukkan ke dalam pil.
Menariknya, kunci penemuan sudah diketemukan sejak tahun 1937. Pada
tahun itu. A.W. Makepeace, G.L. Weinstein, dan M.H. Friedman sudah
memperagakan bahwa suntikan "progesterone" (salah satu dari hormon seks
wanita) dapat mencegah pembuahan pada binatang di laboratorium.
Tetapi-mungkin karena penyuntikan di bawah kulit tidak menarik
keadaannya untuk cara-cara pencegahan kehamilan, atau mungkin karena
"progesterone" saat itu merupakan bahan kimia yang mahal
harganya-penemuan itu tidak banyak menarik perhatian umum. Tidak
mendorong.
Perkembangan utama pil baru mulai sekitar tahun 1950 tatkala seorang
biolog Amerika Serikat, Gregory Pincus, mulai menggarap masalah ini.
Jelas, adalah Margaret Sanger, seorang penganjur pembatasan kelahiran
kawakan yang memberi dorongan moril kepada Pincus. Dia akan sukar
memilih orang lain yang lebih baik dari Gregory Pincus, karena Pincus
ahli dalam bidang "steroid metabolisme" dan di bidang fisiologi
pembiakan makhluk pemamah biak dan juga direktur laboratorium Worcester
Foundation for Experimental Biology di Shrewsbury, Massachusetts,
laboratorium percobaan biologi.
Jelaslah, Pincus dengan dia punya gabungan luar biasa dari kepandaian
teknis dan naluri ilmiah, mampu memecahkan masalah secara garis besar
dengan cekatan. Segera dia mendapat pembantu Dr. Min-Chueh Chang,
seorang penyelidik di Worcester Foundation, melakukan percobaan
"progesteron" terhadap binatang-binatang laboratorium, untuk melihat
apakah hal itu dapat menekan pembuahan meskipun ditelan lewat mulut.
Percobaan Chang ternyata sukses. Ini betul-betul suatu permulaan yang
memberi harapan, khusus dari sudut kenyataan bahwa beberapa tahun
sebelumnya seorang ahli kimia bernama Russel Marker sudah menemukan cara
untuk membuat "progesterone" sintetis yang lebih murah harganya.
Penyumbang pikiran lainnya adalah Dr. John Rock, seorang gyneacolog
yang atas anjuran Pincus melakukan percobaan. Percobaan ini menunjukkan
bahwa "progesterone" yang ditelan dapat mencegah pembuahan pada wanita.
Tetapi, penyelidikan Rock juga memecahkan dua kesulitan serius akibat
penggunaan "progesterone" sebagai kontrasepsi yang ditelan. Pertama,
hanya menekan sekitar 85% pembuahan. Kedua, diperlukan dosis yang tak
layak besarnya untuk mengatasi soal itu.
Tetapi Pincus, yang yakin betul bahwa dia berada di atas jalur yang
tepat, siap dengan cara menanggulanginya. Dia sadar, mestinya ada bagian
lain yang secara kimiawi serupa dengan "progesterone" tetapi tanpa
hambatan-hambatan. Bulan Desember 1953 dia tanya pelbagai perusahaan
bahan kimia agar mengirim contoh "steroids" sintetis yang mereka
produsir, yang serupa secara kimiawi dengan "progesterone." Pincus
mencoba bahan-bahan kimia yang diterimanya, dan salah satu daripadanya
"norethynodrel" bikinan G.D. Searle ternyata efektif.
Ini merupakan jalan keluar yang menguntungkan buat Pincus, karena
tatkala dia mulai penyelidikannya, sejak tahun 1950, norethynodrel
bahkan tak pernah ada! Ini sudah disintetiskan tahun 1952 oleh Dr. Frank
B. Colton, seorang ahli biokimia yang bekerja di laboratorium Searle,
dan kemudian mempatenkan atas namanya. Tetapi, baik Colton ataupun para
pengawasnya di G.D. Searle tidak bermaksud mencoba menciptakan alat
kontrasepsi yang ditelan, bahkan tidak pada saat mereka sadar bahwa
mereka sebenarnya sudah berhasil membuatnya. Percobaan-percobaan
berikutnya yang dilakukan oleh kelompok penyelidik yang sudah dihimpun
oleh Pincus menunjukkan bahwa "norethynodrel" itu masih bisa lebih
efektif bilamana ditambah dengan sedikit campuran kimia yang disebut
"mestranol." Kombinasi obat inilah yang kemudian dilempar ke pasar oleh
G.D. Searle dan perusahaannya yang disebut "Enovid."
Menjelang tahun 1955 Pincus dapat mencium bahwa saatnya sudah tiba
untuk melakukan percobaan pil secara besar-besaran. Percobaan dimulai
bulan April tahun 1956, di kota San Yuan, Puerto Rico, di bawah
pengawasan Dr. Edris Rice-Wray. Dalam tempo sembilan bulan, percobaannya
menunjukkan betapa hebatnya pil kontrasepsi yang ditelan. Tetapi,
percobaan diteruskan lagi hingga tiga tahun sebelum "Food and Drug
Administration" (semacam dinas pengawasan makanan dan obat-obatan)
menyetujui pemasaran "Enovid" pada bulan Mei 1960.
Dari kemenangan itu jelaslah sudah Gregory Pincus tidaklah
mengembangkan pil kontrasepsi sendirian. Adalah Frank Colton yang
sesungguhnya menciptakan "norethynodrel"; jelas, Colton dan pelbagai
ahli kimia yang merintis jalan untuk hasil karyanya layaklah
jasa-jasanya diperhitungkan. Begitu pula banyak orang yang bekerja
bersama dalam kelompok Pincus, termasuk John Rock, Min-Chueh Chang, dan
Dr. Celso-Ramon Garcia kesemuanya ini tak bisa dikesampingkan sumbangan
pikirannya. Untuk hal,itu, Dr. Edris Rice-Wray, Margaret Sanger, dan
banyak lagi yang tak bisa saya sebut, mereka masing-masing pegang
peranan dalam keseluruhan hasil kerja. Tetapi, tampaknya tak bisa
diragukan lagi bahwa Gregory Pincus merupakan tokoh terpenting dan
tenaga penggerak utama dari seluruh proyek. Dia seorang ilmuwan yang tak
berkeputusan mengabdikan segenap waktu dan usahanya dalam perjuangan
penyelidikan kontrasepsi lewat mulut; dia adalah orang yang memiliki
kemampuan ilmiah dan pengorganisasian yang memungkinkan berhasilnya
proyek itu; dia menelaah gagasan dasar, mengusahakan dana untuk biaya
penyelidikan, dan mengajak orang-orang berbakat bekerja sama dalam
proyeknya. Dia punya pandangan dan kepastian mendorong proyek hingga
rampung dan rapi, dan dialah seorang yang terima penghargaan utama dari
hasil kerja besar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar