Kamis, 02 April 2009 14:00
Pemkab Nunukan akan membuat langkah baru dengan melakukan kontrak subsidi transportasi udara untuk dua daerah terpencil di tahun 2009 ini.
MENJAWAB aspirasi masyarakat terkait persoalan transportasi udara menuju Krayan, seperti yang ‘diteriakkan’ wakil rakyat di DPRD Nunukan, Pemkab Nunukan tampaknya akan segera membuat formulasi baru, yakni melakukan kontrak subsidi transportasi udara untuk dua daerah terpencil itu ditahun 2009 ini.
Bagian ekonomi Pemkab Nunukan yang menangani masalah transportasi menyebutkan, negosiasi kontrak pesawat untuk terbang ke Krayan Induk dan Krayan Selatan sudah dalam proses lelang. Pemasukan penawaran untuk lelang subsidi angkutan penumpang dan barang sudah dilakukan sejak 5-16 Februari 2009 lalu. Sayangnya hingga detik ini belum ada kejelasannya menyangkut keputusan negoisasi itu.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan H Ady Kamaris Ishak, mengungkapkan, proses lelang pesawat ini dilakukan untuk kedua kalinya, karena lelang pertama pesertanya kurang dari tiga, sehingga tidak memenuhi persyaratan dan lelang dibatalkan.
Dikonfirmasi mengenai hal itu, Kabag Ekonomi Jumianto melalui Kasubag Produksi Daerah Bagian Ekonomi, Sudarmin membenarkan, kontrak subsidi transportasi udara tersebut masih dalam proses lelang.
Menurutnya, pendaftaran dan pengumuman lelang seharusnya berlangsung pada 5 Januari 2009 lalu. Namun sesuai Keppres 80/2003 tentang pengadaan barang dan jasa, kurang dari tiga peserta harus lelang ulang. “Jadi kita menunggu hingga peserta lelang memenuhi standar persyaratan,”ujarnya.
Sudarmin menambahkan, peserta lelang yang ikut dalam tender waktu itu hanya Susi Air dan NBA (jenis Cassa). Setelah diadakan lelang ulang, Trigana Air menyusul menjadi peserta. Sehingga ada 3 peserta yang mengikuti lelang ini dan sudah diumumkan pada 29 Januari 2009 lalu. “Namun untuk subsidi angkutan Krayan Selatan, tetap Susi Air dan Kura-kura Aviation,” tambah Sudarmin.
Secara detail dia menjelaskan, untuk rute penerbangan Nunukan-Long Bawan ada 224 trip dengan jadwal 2-3 kali seminggu, dengan anggaran sekitar Rp 4 miliar lebih dari APBD Kabupaten Nunukan. Nunukan-Long Layu 176 trip dengan jadwal 2 kali seminggu, dengan anggaran sekitar Rp1,9 miliar, juga dari APBD Kabupaten Nunukan.
Sedangkan Nunukan-Binuang 52 trip dengan jadwal sekali seminggu, dengan anggaran sekitar Rp1,1 miliar lebih. “Ini tergantung kapasitas pesawat yang memenangkan lelang. Jika kapasitasnya kecil, jumlah tripnya pasti lebih banyak lagi. Dan kalau ada penumpukan penumpang, jadwal akan ditambah trip tetap,” jelasnya.
Mengapa tak ada anggaran dari APBD Pemprov Kaltim? Ady Kamaris menjelaskan, memang belum ada anggaran dari APBD Pemprov Kaltim. “Kami (Pemkab Nunukan-red) sudah mengusulkan ke Pemprov Kaltim, karena kita melihat subsidi angkutan ini tidak bisa ditangani Pemkab Nunukan semua. Harus ada campur tangan dari Pemprov Kaltim,” jelasnya.
Seperti diketahui, untuk subsidi transportasi ke Krayan tahun 2008 lalu, Pemkab menggunakan tiga unit pesawat jenis MAF. Untuk Nunukan-Long Bawan 3 kali seminggu, dengan 70 trip, kapasitas 9 orang dan kontrak senilai Rp 1 miliar lebih.
Nunukan-Long Layu dan Nunukan-Binuang masing-masing 78 trip, dengan pesawat MAF berkapasitas 5 orang dan terbang 2 kali seminggu. “Kontrak subsidi tersebut dimulai Oktober lalu hingga Desember lalu,”lanjut Ady lagi.*Bongkar
back to nunukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar