Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal jumlah penderita tuberculosis (TBC). Baru pada tahun ini turun ke peringkat ke-5 dan masuk dalam milestoneatau pencapaian kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan.
"Tentu saja kasus TBC masih banyak, tapi perbaikan peringkat ini merupakan sebuah pencapaian," ungkap Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dalam evaluasi kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan di gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (22/10/2010).
Prestasi lain yang dibanggakan oleh Menkes adalah tercapainya bebas tetanus pada ibu dan bayi di regional Jawa dan Bali. Status tersebut diberikan langsung oleh badan kesehatan dunia WHO pada tanggal 16 September 2010.
Masih terkait kesehatan ibu dan anak, Menkes juga mengungkap bahwa dalam setahun kinerjanya 82,3 persen persalinan bayi telah dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sayangnya belum semua dilakukan di puskesmas, sebagian masih dilakukan di rumah sehingga risikonya masih tinggi.
Padahal dalam setahun Menkes mengaku telah banyak menambah jumlah fasilitas pelayanan dasar, di antaranya penambahan 197 puskesmas, 2.828 posyandu dan 283 desa siaga. Sedangkan untuk rumah sakit terjadi penambahan 152 unit, 44 di antaranya milik daerah dan sisanya milik swasta.
Jumlah tenaga kesehatan juga mengalami kenaikan cukup besar, yakni 14.353 orang terdiri dari dokter, dokter gigi, dokter gigi spesialis dan bidan. Untuk mendorong pemerataan, kemenkes menyediakan 1.500 beasiswa calon dokter spesialis yang bersedia bertugas di daerah.
"Jumlah tersebut sebenarnya sudah cukup masif (besar) untuk ukuran negara kecil. Masalahnya negara kita ini sangat besar, sehingga penambahan sebanyak itu kadang-kadang tidak terlalu kelihatan," ungkap Menkes.
"Tentu saja kasus TBC masih banyak, tapi perbaikan peringkat ini merupakan sebuah pencapaian," ungkap Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dalam evaluasi kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan di gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (22/10/2010).
Prestasi lain yang dibanggakan oleh Menkes adalah tercapainya bebas tetanus pada ibu dan bayi di regional Jawa dan Bali. Status tersebut diberikan langsung oleh badan kesehatan dunia WHO pada tanggal 16 September 2010.
Masih terkait kesehatan ibu dan anak, Menkes juga mengungkap bahwa dalam setahun kinerjanya 82,3 persen persalinan bayi telah dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sayangnya belum semua dilakukan di puskesmas, sebagian masih dilakukan di rumah sehingga risikonya masih tinggi.
Padahal dalam setahun Menkes mengaku telah banyak menambah jumlah fasilitas pelayanan dasar, di antaranya penambahan 197 puskesmas, 2.828 posyandu dan 283 desa siaga. Sedangkan untuk rumah sakit terjadi penambahan 152 unit, 44 di antaranya milik daerah dan sisanya milik swasta.
Jumlah tenaga kesehatan juga mengalami kenaikan cukup besar, yakni 14.353 orang terdiri dari dokter, dokter gigi, dokter gigi spesialis dan bidan. Untuk mendorong pemerataan, kemenkes menyediakan 1.500 beasiswa calon dokter spesialis yang bersedia bertugas di daerah.
"Jumlah tersebut sebenarnya sudah cukup masif (besar) untuk ukuran negara kecil. Masalahnya negara kita ini sangat besar, sehingga penambahan sebanyak itu kadang-kadang tidak terlalu kelihatan," ungkap Menkes.
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar