Papua bagian barat merupakan wilayah bagian barat dari Pulau Papua yang terbagi ke dalam 2 provinsi Indonesia, yaitu Provinsi Papua dan Papua Barat. Wilayah ini juga sering hanya disebut sebagai Papua Barat (West Papua) oleh berbagai media internasional.
Untuk mendapatkan peta dalam ukuran sebenarnya, Anda bisa mendownload peta tersebut di sini
Untuk mendapatkan peta dalam ukuran sebenarnya, Anda bisa mendownload peta tersebut di sini
1. Sejarah
1.1 Penguasaan Tidore
Tidore kepada kekuasaan Belanda. |
Menurut Kakawin Nagarakretagama, Wwanin/Onin (Kabupaten Fakfak) merupakan daerah taklukan Majapahit, kawasan ini mungkin bagian dari kerajaan Hindu di Kepulauan Maluku yang ditaklukan Majapahit. Pada abad ke-18, kawasan pesisir dari Biak sampai Mimika merupakan bagian dari wilayah Kesultanan Tidore,
sebuah kerajaan besar yang berdekatan dengan wilayah Papua. Tidore
menganut adat Uli-Siwa (Persekutuan Sembilan), sehingga
propinsi-propinsi Tidore seperti Biak, Fakfak dan sebagainya juga dibagi
dalam sembilan distrik (pertuanan). Penguasaan wilayah ini kemudian
beralih dari Kesultanan
1.2 Penguasaan Hindia Belanda
C. Lulofs, residen Nieuw-Guinea pertama di masa Hindia Belanda (1910-1938) |
Tahun 1826 Pieter Merkus, gubernur Belanda untuk Maluku, mendengar
kabar angin bahwa Inggris mulai masuk pantai Irian di sebelah timur Kepulauan Aru. Dia mengutuskan rombongan untuk menjajagi pantai tersebut sampai Pulau Dolak[9]. Dua tahun kemudian, Belanda membangun Fort Du Bus, yang sekarang menjadi kota Lobo, dengan tujuan utama menghadang kekuatan Eropa lain mendarat di Irian barat. Fort Du Bus ditinggalkan tahun 1836.
Tahun 1872, Tidore mengakui kekuasaan Kerajaan Belanda atasnya.
Belanda baru kembali ke Irian tahun 1898. Irian dibagi antara
Belanda, Jerman (bagian utara Irian timur) dan Inggris (bagian selatan
Irian timur). Garis busur 141 diakui sebagai batas timur Irian barat. Le
gouvernement des Indes néerlandaises établit un poste administratif à Fakfak et Manokwari. En 1902, il en établit un à Merauke. Le territoire est subdivisé en 6 afdelingen (sections).
Après la Première Guerre mondiale,
la Papouasie orientale est administrée par l'Australie, tandis que la
Papouasie occidentale devient un lieu où les Hollandais internent les
nationalistes indonésiens, dans le camp de Boven Digul.
Pada 1898 - 1949, Papua bagian barat dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea) yang merupakan bagian dari Hindia Belanda.
1.3 Perebutan antara Indonesia dan Belanda
Pada tanggal 17 Agustus 1945,
Hindia Belanda memproklamasikan kemerdekaannya menjadi negara
Indonesia. Indonesia pun menuntut semua wilayah bekas Hindia Belanda
sebagai wilayahnya. Akan tetapi, Belanda ingin menjadikan Papua bagian
barat sebagai negara terpisah karena adanya perbedaan etnis. Status
Papua bagian barat tidak terselesaikan dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag
dan diputuskan untuk ditunda pembahasannya selama 1 tahun. Penyelesaian
status Papua bagian barat menjadi berlarut-larut dan tidak selesai juga
hingga tahun 1961, sampai terjadilah pertikaian bersenjata antara Indonesia dan Belanda pada Desember 1961 dan awal 1962 untuk memperebutkan wilayah ini. Melalui Perjanjian New York, akhirnya disetujui untuk menyerahkan sementara Papua bagian barat kepada PBB melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) sebelum diberikan sepenuhnya kepada Indonesia pada 1 Mei 1963. Kedudukan Papua bagian barat menjadi lebih pasti setelah diadakan sebuah referendum act of free choice pada tahun 1969, dimana rakyat Papua bagian barat memilih untuk tetap menjadi bagian dari Indonesia.
1.4 Penguasaan Indonesia
Zainal Abidin Syah, Sultan Tidore diangkat pemerintah RI menjadi gubernur pertama Papua tahun 1956-1961 yang saat itu beribukota di Soasiu, pulau Tidore. Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia sepenuhnya, Papua bagian barat dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua.
Pada tahun 2004, disertai oleh berbagai protes, Papua dibagi menjadi
dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat).
1.4.1 Gerakan separatis
Penduduk asli Papua bagian barat merasa bahwa mereka tidak memiliki
hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia
lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam Indonesia sejak tahun 1969
merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak
Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada
bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh
sebagian masyarakat Papua tidak diakui dan dianggap sebagai penyerahan
dari tangan satu penjajah kepada yang lain. Pada tahun 1965, beberapa nasionalis Papua bagian barat membentuk Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai sarana perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.
2. Gubernur Papua masa Belanda
- Stephan Lucien Joseph van Waardenburg (1950-1953)
- Jan van Baal (1953-1958)
- Pieter Johannes Platteel (1958-1962)
Operasi Trikora
Organisasi Papua Merdeka
Peta Ekspedisi Belanda di Nugini Belanda tahun 1907-1915 |
3. Catatan kaki
- Nafas Islam di Tanah Papua ( Part 2 )
- Sejarah masuknya Islam ke Papua
- Islam Di Papua, Sejarah Yang Terlupakan
- Islam Di Papua
- Sejarah Masuknya Islam di Papua
- Kerajaan Sekar, Salah Satu Perintis Penyebaran Islam di Papua
- Kerajaan Islam Yang Tenggelam di Tanah Papua
- Rutherford, Danilyn, Raiding the land of the foreigners
- Moore, Clive, New Guinea
Tidak ada komentar:
Posting Komentar