WELCOME TO THE BLOG SERBA SERBI.

Senin, 05 Desember 2011

Kalimantan Selatan

Motto: Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing
(Bahasa Banjar: Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir)
Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin.
Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani. Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.545.100 jiwa (2010).[4] Pertumbuhan Kalsel Sepanjang Tahun 2010 Mencapai 5,58 Persen.[5][6] Luas wilayah Kalimantan Selatan lebih kecil daripada luas wilayah Jawa Timur.

Kalimantan Selatan


1. Sejarah

Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar yang pernah memiliki wilayah di daerah ini, yakni Kerajaan Negara Daha, Negara Dipa, dan Kesultanan Banjar.

2. Kondisi dan sumber daya alam

2.1. Geografi

Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah.

2,2. Keanekaragaman hayati

Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga rawa-rawa sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi.

3. Kependudukan

3.1. Suku bangsa

Kelompok etnik di Kalimantan Selatan menurut Museum Lambung Mangkurat, antara lain:[7]
  1. Orang Banjar Kuala, di daerah Banjarmasin sampai Martapura[8]
  2. Orang Banjar Batang Banyu, di daerah Margasari sampai Kelua
  3. Orang Banjar Pahuluan, di daerah Tanjung sampai Pelaihari (luar Martapura)
  4. Suku Bukit, di daerah Dayak Pitap, Haruyan Dayak, Loksado, Harakit, Paramasan, Bajuin, Riam Adungan, Sampanahan, Hampang, Bangkalan Dayak
  5. Suku Berangas, di daerah Berangas, Ujung Panti, Lupak, Aluh Aluh
  6. Suku Bakumpai, di daerah Bakumpai, Marabahan, Kuripan, Tabukan
  7. Suku Maanyan, di daerah Maanyan Warukin, Maanyan Pasar Panas, Maanyan Juai (Dayak Balangan), Dayak Samihim
  8. Suku Abal, di daerah Kampung Agung sampai Haruai
  9. Suku Dusun Deyah, di kecamatan Muara Uya, Upau dan Gunung Riut
  10. Suku Lawangan, di desa Binjai, Dambung Raya
  11. Orang Madura Madurejo, di desa Madurejo, Mangkauk
  12. Orang Jawa Tamban, di desa Purwosari
  13. Orang Cina Parit, di daerah Pelaihari
  14. Suku Bajau, di daerah Semayap, Tanjung Batu
  15. Orang Bugis Pagatan, di daerah Pagatan
  16. Suku Mandar, di daerah pesisir pulau Laut dan pulau Sebuku
Selain ke-16 suku tersebut, terdapat juga Suku Bali (di desa Barambai, Sari Utama), Suku Sunda, dan suku asal NTB dan NTT di Unit Pemukiman Transmigrasi.
Delapan etnik terbanyak di Kalimantan Selatan (dalam sensus belum disebutkan beberapa suku kecil yang merupakan penduduk asli), yaitu:[9]
Nomor Suku Bangsa Jumlah
1 Suku Banjar 2.271.586
2 Suku Jawa 391.030
3 Suku Bugis 73.037
4 Suku Madura 36.334
5 Suku Bukit (Dayak Meratus) 35.838
6 Suku Mandar 29.322
7 Suku Bakumpai 20.609
8 Suku Sunda 18.519
9 Suku-suku lainnya 99.165
Kelompok etnik berdasarkan urutan keberadaannya di Kalimantan Selatan adalah:
  1. Austrolo-Melanosoid (sudah punah)
  2. Dayak (rumpun Ot Danum)
  3. Suku Dayak Bukit
  4. Suku Banjar (1526)
  5. Suku Bajau, Suku Bugis (1750) dan Suku Mandar
  6. Suku Jawa dan Suku Madura
  7. Etnis Tionghoa-Indonesia dan Etnis Arab-Indonesia
  8. Etnis Eropa (1860-1942), umumnya sudah kembali ke Eropa[14]

3.2. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa daerah, yakni bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala dan dialek Banjar Hulu. Di kawasan Pegunungan Meratus, dituturkan bahasa-bahasa dari rumpun Dayak, seperti bahasa Dusun Deyah, bahasa Maanyan, dan bahasa Bukit.

3.3. Agama

Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan beragama Islam. Di samping itu juga ada yang beragama Kristen dan Kaharingan, khususnya di kawasan Pegunungan Meratus, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu.

4. Pemerintahan


Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Bubungan Tinggi. Pada jalan raya di depannya terletak tugu batu 0 km Banjarmasin

Kantor Residen Belanda di Kampung Amerong (sekarang lokasi Kantor Gubernur Kalsel)

Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.
Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.


Rumah Adat

Rumat adat Sumatera Barat, khususnya dari etnis Banjar adalah Rumah Banjar dan ikon utamanya adalah Bubungan Tinggi.

Makanan dan Minuman

Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah Hulu Sungai Selatan dengan dodol kandangan-nya, Barabai dengan apam dan kacang jaruk, Amuntai dengan kuliner dari daging itik, dan Binuang dengan olahan pisang sale yang disebut rimpi.

5. Seni dan Budaya


Gedung Sultan Suriansyah tempat pementasan budaya Kal-Sel.

5.1. Seni Karawitan

  1. Gamelan Banjar
  2. Musik Panting (suku Banjar)
  3. Musik Kangkurung/Kukurung (suku Dayak Bukit)
  4. Musik Bumbung
  5. Musik Kintung
  6. Musik Kangkanong
  7. Musik Salung
  8. Musik Suling
  9. Musik Bambang
  10. Musik Masukkiri (suku Bugis)

5.2. Teater tradisional dan wayang

  • Mamanda (teater tradisional suku Banjar)
  • Lamut (suku Banjar)
  • Madihin (suku Banjar)
  • Wayang Kulit Banjar (suku Banjar)
  • Wayang Gung (wayang orang suku Banjar)
  • Balian(suku Dayak Bukit)

5.3. Tarian

Tarian suku Banjar:
  • Baksa Kambang
  • Radap Rahayu
  • Kuda Gepang
  • Tarian suku Banjar lainnya
Tarian suku Dayak Bukit:
  • Tari Tandik Balian
  • Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
  • Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)

5.4. Lagu

Lagu Daerah suku Banjar antara lain:
  • Ampar-ampar Pisang
  • Sapu Tangan Babuncu Ampat
  • Paris Barantai
  • Lagu daerah Banjar lainnya

5.5. Rumah Adat

  • Rumah Adat Suku Banjar disebut Rumah Bubungan Tinggi
  • Rumah Adat Suku Dayak Bukit disebut Balai

5.6. Pakaian Adat

  • Pakaian Pengantin Suku Banjar ada 4 jenis, yaitu:
    • Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
    • Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
    • Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
    • Pangantin Babaju Kubaya Panjang
  • Pakaian Pemuda-pemudi ada 2 jenis, yaitu:
    • Pakaian Nanang
    • Galuh Banjar

6. Rujukan

  1. Feuilletau de Bruyn, W.K.H.; Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Hoeloe Soengai, (Zuider a Ooster Afdeeling van Borneo), 19--.
  2. Broersma, R.;Handel en Bedrijf in Zuiz Oost Borneo, S'Gravenhage, G. Naeff, 1927.
  3. Eisenberger, J.; Kroniek de Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo, Bandjermasin, Drukkerij Lim Hwat Sing, 1936.
  4. Bondan, A.H.K.; Suluh Sedjarah Kalimantan, Padjar, Banjarmasin, 1953.
  5. Ras, J.J.; Hikajat Bandjar, A study in Malay Histiography, N.V. de Ned. Boeken, Steen Drukkerij van het H.L. Smits S'Graven hage, 1968.
  6. Heekeren, C. van.; Helen, Hazen en Honden Zuid Borneo 1942, Den Haag, 1969.
  7. Riwut, Tjilik; Kalimantan Memanggil, Penerbit Endang, Djakarta.
  8. Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
  9. M. P. Lambut, Kalimantan Selatan (Indonesia). Inspektorat, Mewujudkan good governance di Kalimantan Selatan: kumpulan pikiran urang Banua, PT LKiS Pelangi Aksara, 2007, ISBN 979-3381-26-4, 9789793381268

7. Pranala luar

8. Referensi

  1.  "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
  2.  Sensus Penduduk 2010
  3.  "INDONESIA: Population and Administrative Divisions" (PDF). The Permanent Committee on Geographical Names. 1 Desember 2003.
  4. Kesalahan pengutipan: Tag tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama A
  5.  (Indonesia)INDRA AP FM (8 Februari 2011). "Pertumbuhan Kalsel Sepanjang Tahun 2010 Mencapai 5,58 Persen". Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Diakses pada 12 April 2011.
  6. BPS
  7. (Sumber: Peta alam dan foto kelompok etnik Kalimantan Selatan, Museum Lambung Mangkurat, nomor 11 s/d 16 adalah suku pendatang dari luar Kalimantan)
  8.  karena letaknya yang strategis orang Banjar Kuala menyebar ke sekitar sungai Barito dan pesisir Kalimantan lainnya
  9.  Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000
  10.  Foreign Orientals in the Netherlands Indies, 1920
  11.  Chinese and Peranakan in the Indonesian archipelago, 1920
  12.  Chinese in urban and rural Indonesia, ca 1940
  13. Location of Chinese officers in the Netherlands Indies, 1867
  14.  Europeans (including Japanese) in the outer islands, 1920
  15. ^ www.aboebakar.info
  16.  (Indonesia) Santoso, F. Harianto (2010). Wajah DPR & DPD 2009-2014: latar belakang pendidikan dan karier. Penerbit Buku Kompas. ISBN 9797094715.ISBN 9789797094713
Berita Terkait

back to Kalimantan

Arief

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bebas Bayar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

gif maker

Arifuddin Ali