Motto: "Serumpun Sebalai" |
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung
serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P.
Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang
berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur
Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan.
Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai
yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001.
Setelah dilantiknya Pj. Gubernur yakni H. Amur Muchasim, SH (mantan
Sekjen Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintahan
provinsi.
Selat Bangka memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka, sedangkan Selat Gaspar memisahkan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Di bagian utara provinsi ini terdapat Laut Cina Selatan, bagian selatan adalah Laut Jawa dan Pulau Kalimantan di bagian timur yang dipisahkan dari Pulau Belitung oleh Selat Karimata.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatera Selatan, namun menjadi provinsi sendiri bersama Banten dan Gorontalo pada tahun 2000. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tanggal 23 Januari 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan penambahan 4 kabupaten yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan pemekaran wilayah dari Provinsi Sumatra Selatan.
1. Batas
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai batas wilayah:- Sebelah utara dengan Laut Natuna
- Sebelah timur dengan Selat Karimata
- Sebelah selatan dengan Laut Jawa
- Sebelah barat dengan Selat Bangka
2. Pembagian administratif
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi atas tujuh daerah tingkat dua, yaitu:
- Kabupaten Bangka (ibukota: Sungailiat): Sejak masih bergabung dengan Sumatera Selatan maupun setelah lepas, Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak. Saat lepas dari Sumsel, luas Kabupaten Bangka meliputi 91% luas pulau Bangka (11.000 km2), namun pada tahun 2003 Kabupaten Bangka dimekarkan menjadi 4 Kabupaten. oleh karena itu, Kabupaten Bangka juga dikenal sebagai Kabupaten Bangka Induk.
- Kabupaten Belitung (Ibukota: Tanjungpandan: Pada awalnya meliputi seluruh pulau Belitung dan pulau kecil di sekitarnya, namun pada tahun 2003 dimekarkan menjadi 2 kabupaten.
- Kabupaten Bangka Barat (ibukota: Mentok): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Kabupaten Bangka Barat merupakan titik penyebrangan yang menghubungkan Bangka dengan Sumatera Selatan melalui pelabuhan Mentok yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. kota Mentok sendiri merupakan pusat pengolahan timah Bangka serta tempat Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Roem dan pemimpin nasional lain diasingkan selama masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.
- Kabupaten Bangka Tengah (ibukota: Koba): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. merupakan pusat perikanan Bangka Belitung. sepanjang jalan raya Pangkalpinang-Koba (60 km) terdapat pantai indah tepat di sisi jalan terutama di Desa Penyak dan Kurau.
- Kabupaten Bangka Selatan (ibukota: Toboali): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Daerahnya meliputi bagian selatan Pulau Bangka, termasuk pulau-pulau kecil seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok dan pulau Nanas. Kabupaten Bangka Selatan merupakan pusat penghasil beras Kepulauan Bangka Belitung. Juga merupakan daerah tujuan transmigran dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
- Kabupaten Belitung Timur (ibukota: Manggar): merupakan pemekaran Kabupaten Belitung tahun 2003. Tempat ini merupakan tempat "Laskar Pelangi" yang ditulis Andrea Hirata.
- Kota Pangkal Pinang: merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sejak tahun 2002. kota terbesar dan teramai di provinsi ini. sebelumnya merupakan ibukota kabupaten Bangka, namun pada tahun 1971 ibukota kabupaten Bangka pindah ke Sungailiat dan kota Pangkalpinang menjadi kota sendiri. Kantor pusat PT. Timah Tbk. berada di wilayah ini.
3. Sejarah
Wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai "Duke of Island". 20 Mei 1812
kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13 Agustus 1824,
terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka Belitung
antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada 10 Desember 1816.
Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati
Amir yang di kenal sebagai perang Depati Amir (1849-1851). Kekalahan
perang Depati Amir menyebabkan Depati Amir diasingkan ke Desa Air Mata Kupang NTT. Atas dasar stbl. 565, tanggal 2 Desember 1933 pada tanggal 11 Maret 1933
di bentuk Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin
seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin
oleh Ast. Residen. Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang
akhirnya menjadi 5 Karesidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1
Karesidenan. Di zaman Jepang, Karesidenan Bangka Belitung di perintah
oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton Ginseibu.
Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda di
bentuk Dewan Bangka Sementara pada 10 Desember 1946
(stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang
diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada 11 November 1947. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi. Pada 23 Januari 1948
(stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau
bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang
merupakan suatu bagian dalam Negara Republik Indonesia Serikat
(RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali
bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku
undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April 1950 oleh
Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur Sumatera
Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim dan
Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung
ditunjuk R. Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang.Berdasarkan
UUDS 1950 dan UU Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16
November 1956 Karesidenan Bangka Belitung berada di Sumatera Selatan
yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil Pangkalpinang.
Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkalpinang menjadi Kota Praja. Pada
tanggal 13 Mei 1971 Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai
ibukota Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah
Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari
2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung mengalami pemekaran wilayah
dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka
Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.
4. Geografi
4.1. Posisi geografis
Posisi geografis provinsi ini adalah 1º50' - 3º10' LS dan 105º - 108º BT.
4.2. Tipologi
Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar
merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan
perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas
permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk
Gunung Maras mencapai 699 meter di Kecamatan Belinyu (P. Bangka), Gunung
Tajam Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut
di Pulau Belitung. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti Bukit
Menumbing ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter di Kecamatan
Mentok dan Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter di atas
permukaan laut di Kecamatan Pangkalan Baru.
4.3. Keadaan Tanah
Keadaan tanah Kepulauan Bangka Belitung secara umum mempunyai PH atau
reaksi tanah yang asam rata-rata dibawah 5, akan tetapi memiliki
kandungan aluminium yang sangat tinggi. Di dalamnya mengandung banyak
mineral biji timah dan bahan galian berupa pasir, pasir kuarsa, batu
granit, kaolin, tanah liat dan lain-lain. Keadaan tanah terdiri dari:
- Podsolik dan Litosol:
Warnanya coklat kekuning-kuningan berasal dari batu plutonik masam
yang terdapat di daerah perbukitan dan pegunungan, kuarsa, batu granit,
kaolin, tanah liat dan lain-lain.
- Asosiasi Podsolik:
Warnanya coklat kekuning-kuningan dengan bahan induk kompleks batu pasir kwarsit dan batuan plutonik masam.
- Asosiasi Aluvial, Hedromotif dan Clay Humus serta regosol:
Berwarna kelabu muda, berasal dari endapan pasir dan tanah liat.
4.4. Hidrologi
Daerah Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan oleh perairan laut dan
pulau-pulau kecil. Secara keseluruhan daratan dan perairan Bangka
Belitung merupakan satu kesatuan dari bagian dataran Sunda, sehingga
perairannya merupakan bagian Dangkalan Sunda (Sunda Shelf) dengan kedalaman laut tidak lebih dari 30 meter.
Sebagai daerah perairan, Kepulauan Bangka Belitung mempunyai dua jenis perairan, yaitu perairan terbuka dan perairan semi tertutup. Perairan terbuka yang terdapat di sekitar pulau Bangka terletak di sebelah utara, timur dan selatan pulau Bangka. Sedangkan perairan semi tertutup terdapat di selat Bangka dan teluk Kelabat di Bangka Utara. Sementara itu perairan di pulau Belitung umumnya bersifat perairan terbuka.
Di samping sebagai daerah perairan laut, daerah Kepulauan Bangka Belitung juga mempunyai banyak sungai seperti : sungai Baturusa, sungai Buluh, sungai Kotawaringin, sungai Kampa, sungai Layang, sungai Manise dan sungai Kurau.
4.5. Flora
Di Kepulauan Bangka Belitung tumbuh bermacam-macam jenis kayu
berkualitas yang diperdagangkan ke luar daerah seperti: Kayu Meranti,
Ramin, Mambalong, Mandaru, Bulin dan Kerengas. Tanaman hutan lainnya
adalah: Kapuk, Jelutung, Pulai, Gelam, Meranti rawa, Mentagor, Mahang,
Bakau dan lain-lain. Hasil hutan lainnya merupakan hasil ikutan terutama
madu alam dan rotan. Madu Kepulauan Bangka Belitung terkenal dengan
madu pahit.
4.6. Fauna
Fauna di Kepulauan Bangka Belitung lebih memiliki kesamaan dengan fauna di Kepulauan Riau dan semenanjung Malaysia daripada dengan daerah Sumatera. Beberapa jenis hewan yang dapat ditemui di Kepulauan Bangka Belitung antara lain: Rusa, Beruk, Monyet, Lutung, Babi Hutan, Tringgiling, Kancil, Musang , Elang, Ayam Hutan, Pelanduk, berjenis-jenis Ular dan Biawak.
5. Cuaca dan Iklim
Tahun 2007 kelembaban udara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
berkisar antara 77,4 % sampai dengan 87,3 % dengan rata-rata perbulan
mencapai 83,1 %, dengan curah hujan antara 58,3 mm sampai dengan 476,3
mm dan tekanan udara selama tahun 2007 sekitar 1.010,1 MBS. Rata-rata
suhu udara selama tahun 2007 di provinsi ini mencapai 26,7 oC dengan
rata-rata suhu udara maksimum 29,9 oC dan rata-rata suhu udara minimum
24,9 oC. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dengan
suhu udara 31,7 oC, sedangkan untuk suhu udara minimum terendah terjadi
pada Bulan Februari dan Maret dengan suhu udara sebesar 23,2 oC.
Kepulauan Bangka Belitung memiliki Iklim tropis yang dipengaruhi angin musim yang mengalami bulan basah selama tujuh bulan sepanjang tahun dan bulan kering selama lima bulan terus menerus. Tahun 2007 bulan kering terjadi pada Bulan Agustus sampai dengan Oktober dengan hari hujan 11-15 hari per bulan. Untuk bulan basah hari hujan 16-27 hari per bulan, terjadi pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Juli dan Bulan November sampai Bulan Desember.
6. Demografi
Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007
sebesar 1.106.657 jiwa menunjukkan peningkatan 23.08 persen dari tahun
2000, dengan jumlah penduduk sebesar 899.095 jiwa (hasil Sensus Penduduk
2000). Penduduk Bangka Belitung disebut orang Melayu Bangka-Belitung[4]
Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2007 sebanyak 584.178 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 522.479 jiwa. Rasio jenis kelamin tahun yang sama sebesar 112, artinya pada tahun 2007 untuk setiap 212 penduduk di Kepulauan Bangka Belitung terdapat 100 penduduk perempuan dan 112 penduduk laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 1980 - 1990 sebesar 2,29 persen per tahun dan turun menjadi 0,93 persen per tahun untuk periode tahun 1990 - 2000. Adapun laju pertumbuhan penduduk ditinjau menurut kabupaten/kota untuk periode tahun 1990-2000, laju pertumbuhan tertinggi terdapat di Kabupaten Bangka 1,06 persen, diikuti Kota Pangkalpinang 1,03 persen dan Kabupaten Belitung 0,59 persen. Jumlah rumahtangga di Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 sebanyak 272.704 rumahtangga dan kabupaten yang memiliki jumlah rumahtangga terbesar adalah Kabupaten Bangka sebesar 65.200 rumahtangga dan yang memiliki jumlah rumahtangga terendah adalah Belitung Timur sebesar 23.168 rumahtangga.
Adapun tingkat kepadatan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 67 orang per km2, apabila dilihat menurut kabupaten/kota, Kota Pangkalpinang memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 1.737 orang per km2 dan Kabupaten Belitung Timur memiliki tingkat kepadatan terendah yaitu 36 orang per km2.
7. Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Kepulauan Bangka Belitung usia 15 tahun ke atas atau
yang termasuk Penduduk Usia Kerja (PUK) pada tahun 2007 sebanyak 766.428
jiwa atau 69,25 persen dari total penduduk. Sebesar 66,28 persen dari
PUK termasuk dalam penduduk angkatan kerja (bekerja dan/atau mencari
kerja) dan sisanya 33.72 persen adalah penduduk bukan angkatan kerja
(sekolah, mengurus rumahtangga dan lainnya).
Tingkat partisipasi angkatan kerja Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 sebesar 66,28 persen artinya sebesar 66 persen penduduk usia kerja aktif secara ekonomi. Adapun tingkat pengangguran terbuka untuk Kepulauan Bangka Belitung tahun yang sama sebesar 6,49 persen, artinya dari 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja, secara rata-rata 5-6 orang diantaranya pencari kerja. Penduduk usia kerja yang bekerja apabila dilihat dari sektor lapangan pekerjaan tampak bahwa sebesar 34,4 persen penduduk usia kerja yang bekerja terserap di sektor pertanian, 20,9 persen terserap sektor pertambangan dan sektor perdagangan menyerap 18,7 persen.
8. Perekonomian
8.1. Produk Domestik Regional Bruto
Pada tahun 2007, PDRB atas dasar harga berlaku di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dengan migas sebesar 17.895.017 juta rupiah, sedangkan
PDRB tanpa migas sebesar 17.369.399 juta. Apabila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan dimana pada tahun 2006 PDRB
atas dasar harga berlaku dengan migas adalah 15.920.529 juta rupiah dan
PDRB tanpa migas sebesar 15.299.647 juta rupiah. Demikian juga, PDRB
atas dasar harga konstan 2000 baik dengan migas maupun tanpa migas pada
tahun 2007 menunjukkan peningkatan.
8.2. Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada
tahun 2007 semakin membaik dibandingkan tahun 2006. Berdasarkan
penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan
ekonomi tahun 2007 dengan migas adalah sekitar 4,54 persen dan
pertumbuhan ekonomi tanpa migas adalah sekitar 5,37 persen. Nilai PDRB
atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2006 dengan migas adalah
9.053.906 juta rupiah, pada tahun 2007 meningkat menjadi 9.645.062 juta
rupiah, sementara tanpa migasnya menjadi 9.257.539 juta rupiah.
Struktur Perekonomian
Perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 ditopang oleh sektor primer dan sektor sekunder. Sektor primer meliputi sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor primer ini mempunyai kontribusi cukup besar masing-masing sebesar 18,67 persen dan 20,40 persen.
Sedangkan pada sektor sekunder yaitu sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang cukup besar pada PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu sebesar 22,51 persen dan untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 0,65 persen dan 5,87 persen. Untuk sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai kontribusi sebesar 34,81 persen.
Dilihat dari sisi penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2007 besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 9.015.057 juta rupiah atau sekitar 50,38 persen dari total PDRB. Selain itu kegiatan perdagangan luar negeri juga mempunyai kontribusi yang cukup besar, untuk ekspor senilai 8.741.217 juta rupiah atau 48,84 persen dan untuk impor senilai 5.284.414 juta rupiah atau 29.53 persen dari total PDRB.
8.3. Ekspor impor
Neraca perdagangan yang meliputi kegiatan ekspor dan impor Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007 terjadi peningkatan nilai
surplus dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ekspor pada tahun 2007
mencapai 1.254,43 juta dollar AS, atau naik 17,38 persen dibanding tahun
sebelumnya. Sementara itu nilai impor menurun dari 25,09 juta dollar AS
pada tahun 2006 menjadi 21,58 juta dollar AS di tahun 2007 atau turun
sebesar 16,27 persen. Besarnya surplus neraca perdagangan tahun 2007
sebesar 1.232,85 juta dollar AS. Dengan demikian nilai surplus tahun
2007 naik sebesar 18,13 persen .
8.4. Industri
Pada tahun 2007 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh
kelompok industri kimia dan bahan bangunan secara kuantitas, yaitu
sebanyak 1187 unit usaha yang tersebar di seluruh kabupaten/kota,
terbanyak di kabupaten Bangka Tengah dengan 339 unit usaha. Penyerapan
tenaga kerja di sektor industri mencapai 19.462 orang dimana 7.375
merupakan penyerapan tenaga kerja terbesar berada di kelompok industri
logam mesin dan elektronika.
Industri kerajinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan industri yang mengolah hasil agro industri, perikanan, perkebunan dan hasil laut. Industri kerajinan yang diusahakan penduduk adalah kerajinan tangan berupa industri pewter dari timah, gelang/cincin/tongkat dari akar bahar, anyaman kopiah/peci resam dan sebagainya. Sedangkan industri kerajinan yang berupa makanan/penganan berupa terasi, rusip, getas/kerupuk, siput gonggong dan lain-lain.
9 Perguruan Tinggi
Sejarah perguruan tinggi di Bangka Belitung diawali oleh Universitas Sriwijaya
Cabang Bangka pada tahun 1970-an. Namun sesuai dengan peraturan yang
tidak memperbolehkan perguruan tinggi negeri yang membuka cabang, maka
pada awal tahun 1980-an Universitas Sriwijaya Cabang ditutup.
Kalangan pendidik di Pulau Bangka yang peduli akan pentingnya pendidikan tinggi kemudian memprakarsai hadirnya perguruan tinggi di Bangka dengan membentuk Yayasan Pendidikan Bangka (Yapertiba) yang kemudian pada tahun 1982 mendirikan STIH Pertiba dengan jurusan Ilmu Hukum dan STIE Pertiba dengan jurusan Manajemen yang berada di Kota Pangkalpinang.
Selanjutnya Universitas Terbuka hadir di Pulau Bangka pada tahun 1984.
Yapertiba juga mendirikan STAI Bangka yang berada di Kota Sungailiat.
PT. Timah Tbk. ikut berpartisipasi mengembangkan dunia pendidikan tinggi dengan mendirikan Politehnik Manufaktur Timah pada tahun 1994 yang terletak di Kota Sungailiat yang memiliki 3 jurusan.
Pada tahun 1990-an Pemkot Pangkalpinang turut andil mendirikan Akademi Keperawatan guna mencetak tenaga kesehatan yang handal sesuai kebutuhan daerah yang berlokasi di RSUD Pangkalpinang.
Yapertiba pada tahun 1999 mendirikan STIPER Bangka yang berlokasi di
Kota Sungailiat pada tahun 1999, selanjutnya STIPER Bangka pada tahun
2006 melebur menjadi bagian dari Universitas Bangka Belitung. Pada tahun
1999 juga berdiri Akademi Akuntansi Bakti yang didirikan oleh Yayasan
Pendidikan Bakti.
Di Pulau Belitung sejumlah pemerhati pendidikan pada tahun 1999 mendirikan Akademi Manajemen Belitung. STIE IBEK Babel turut hadir meramaikan dunia pendidikan tinggi di Bangka yang berdiri pada tahun 2000 berlokasi di Kota Pangkalpinang dengan jurusan Akuntansi dan Manajemen. Tahun 2001 AMIK Atma Luhur berdiri di Kota Pangkalpinang dengan kekhususan pada keahlian informatika, memiliki 2 jurusan yakni Manajemen Informatika dan Komputer Akuntansi. Di tahun yang sama STIKES Abdi Nusa juga hadir di Pangkalpinang dengan jurusan Kesehatan Masyarakat. Pada tahun 2003 Stisipol Pahlawan 12 dan STT Pahlawan 12 didirikan di Kota Sungailiat.
Departemene Agama pada tahun 2005 mendirikan STAIN Syekh Abdurrahman Sidik yang berlokasi di Kecamatan Mendo Barat.
Pada tahun 2006 berdirilah Universitas pertama di Bangka Belitung yakni Universitas Bangka Belitung (UBB) yang merupakan cikal bakal berdirinya universitas negeri di Bangka Belitung. UBB merupakan penggabungan 3 perguruan tinggi yaitu Polman Timah, STIPER Bangka dan STT Pahlawan 12. Pada bulan Februari 2009 UBB resmi menjadi universitas negeri dengan ditandatanganinya MoU penyerahan semua aset UBB dari Yayasan Cendikia Bangka kepada Dirjen Dikti Depdiknas.
- Universitas Bangka Belitung (UBB)
- Politeknik Manufaktur (POLMAN) Timah (Polman Timah UBB)
- STAIN SYEKH ABDURRAHMAN SIDIK
- STIPER Bangka Bergabung dengan Universitas Bangka Belitung (UBB)
- STIKES Abdi Nusa
- STMIK ATMA LUHUR (STMIK Atma Luhur Pangkalpinang)
- Akademi Akuntansi Bangka
- STIE IBEK Babel (STIE IBEK Babel)
- STIE Pertiba
- STIH Pertiba
- Akademi Keperawatan Pemkot Pangkalpinang
- Akademi Kebidanan
- STISIPOL Pahlawan 12
10. Pendidikan Dasar dan Menengah
Pada tahun ajaran 2007/2008 rasio murid TK terhadap sekolah di
provinsi ini sebesar 67, berarti rata-rata setiap sekolah TK yang
terdapat di Kepulauan Bangka Belitung kurang lebih memiliki 67 murid.
Rasio murid sekolah di SD sebesar 180.
Sedangkan untuk Madrasah Ibtidaiyah rasio murid sekolah sebesar 129. Rasio murid sekolah pada jenjang SLTP pada tahun ajaran 2006/2007 sebesar 231 artinya rata-rata sekolah SLTP negeri menampung kurang lebih 231 murid.
Untuk Madrasah Tsanawiyah, rasio murid sekolah sebesar 137. Pada jenjang Sekolah Menengah Umum (SMU) di Kepulauan Bangka Belitung rasio murid sekolah sebesar 300. Adapun SMK memiliki rasio murid sekolah sebesar 297.
Sedangkan untuk Madrasah Aliyah (MA), rasio murid sekolah MA sebesar 113.
11. Keagamaan
Penduduk Kepulauan Bangka Belitung merupakan masyarakat yang beragama
dan menjunjung tinggi kerukunan beragama. Tempat peribadatan agama di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ada sebanyak 730 masjid, 454 musala, 115 langgar, 87 gereja protestan, 30 gereja katolik, 48 vihara
dan 11 centiya. Pada pemberangkatan haji tahun 2007 jumlah jemaah haji
yang terdaftar dan diberangkatkan ke tanah suci sebanyak 1012 jemaah.
12. Rumah adat
- Rumah Panggung
Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri
Arsitektur Melayu seperti yang ditemukan di daerah-daerah sepanjang
pesisir Sumatera dan Malaka.
Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di sekitar pemukiman.
Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan rumah dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.
Berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang. Bangunan didirikan di atas 9 buah tiang, dengan tiang utama berada di tengah dan didirikan pertama kali. Atap ditutup dengan daun rumbia. Dindingnya biasanya dibuat dari pelepah/kulit kayu atau buluh (bambu). Rumah Melayu Bubung Panjang biasanya karena ada penambahan bangunan di sisi bangunan yang ada sebelumnya, sedangkan Bubung Limas karena pengaruh dari Palembang. Sebagian dari atap sisi bangunan dengan arsitektur ini terpancung. Selain pengaruh arsitektur Melayu ditemukan pula pengaruh arsitektur non-Melayu seperti terlihat dari bentuk Rumah Panjang yang pada umumnya didiami oleh warga keturunan Tionghoa. Pengaruh non-Melayu lain datang dari arsitektur kolonial, terutama tampak pada tangga batu dengan bentuk lengkung.
- Rumah Limas
- Rumah Rakit
13. Atraksi/Event Budaya
- Perang Ketupat
- Buang Jong
- Mandi Belimau
- Ruwah
- Kongian
- Imlek
- Sembahyang Rebut
- Sembahyang Kubur
- Kawin Masal
- Nganggung
- Maulid Nabi Muhammad
- Isra' Mi'raj
- Muharoman
- Selikur
- Nyukur
- Idul Fitri/Hari Raya Puasa
- Idul Adha/Hari Raya Haji
- Nujuh Hari
- Empat Puluh Hari
- Nyeratus Hari
14. Kain tradisional
- Kain Cual
15. Senjata tradisional
- Parang bangka bentuknya seperti layar kapal. Alat ini digunakan terutama untuk perkelahian jarak pendek. Senjata ini mirip dengan golok di Jawa, namun ujung parang ini dibuat lebar dan berat guna meningkatkan bobot supaya sasaran dapat terpotong dengan cepat. Parang yang berdiameter sedang atau sekitar 40 cm juga dapat digunakan untuk menebang pohon karena bobot ujungnya yang lebih besar dan lebih berat.
- Kedik adalah alat tradisional yang digunakan sebagai alat pertanian. Alat ini digunakan di perkebunan terutama di kebun lada. Dalam menggunakannya si pemakai harus berjongkok dan bergerak mundur atau menyamping. Alat ini digunakan dengan cara diletakkan pada tanah dan ditarik ke belakang. Alat ini efektif untuk membersihkan rumput pengganggu tanaman lada. Kedik biasanya digunakan oleh kaum wanita karena alatnya kecil dan relatif lebih ringan. Kedik hanya dapat digunakan untuk rumput jenis yang kecil atau rumput yang tumbuh dengan akar yang dangkal, bukan ilalang.
- Siwar Panjang
16. Media Massa Lokal
- Harian Bangka Pos
- Harian Babel Pos
- Harian Radar Bangka
- Harian Rakyat Pos
- Harian Metro Bangka Belitung
- Radio Jendela Serumpun Sebalai ( JESS )
- Radio Sonora
- Radio Eljohn
- Radio Prima
- Bangka TV
- Radio Pratama FM 99.2 MHz
- Radio Amoeba 105,1 FM Pangkalpinang live on Streaming
- Radio 104.6 BFM Tanjungpandan Belitung
- Radio Republik Indonesia Sungailiat Provinsi Kepulauan bangka Belitung FM 96,4 MHz (Media Lokal sekaligus Media Nasional)
- Radio Bernada FM 98.0 MHz, Sungailiat
17. Tokoh-tokoh
- Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra (Mantan Mensesneg, Menhuham)
- Andrea Hirata (Penulis Buku Laskar Pelangi)
- H M. Arub, SH (Mantan Wakil Gubernur Sumatera Selatan)
- Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA (Mantan Rektor UGM Yogyakarta)
- Prof. Dr. Djalaluddin (Mantan Rektor IAIN Raden Fatah Palembang)
- Prof. Dr. Djamaluddin Ancok (Guru Besar Psikologi UGM)
- Antasari Azhar, SH (Mantan Ketua KPK)
- Marsekal Muda TNI Dr. Rio Mendung (Wakil Gubernur Lemhanas)
- Yan Juanda Saputra, SH, MH (Advokat)
- Secarpiandy, SH (Advokat)
- H. Emron Pangkapi (Ketua DPP PPP)
- H. Muhammad Muas, SH (Fungsionaris DPP Partai Golkar)
- Drs. Agus Tarmizi (mantan Dubes RI untuk Austria)
- Idham Kholid
18. Alat musik dan tarian tradisional
- Dambus
- Suling
- Gendang Melayu
- Tari Tanggai
- Tari Zapin
- Tari Campak
- Rebana
- Rudat
- Tari Bahtera Bertiang Tujuh
- Sekapur Sirih
19. Masakan/makanan tradisional
- Lempah kuning adalah masakan khas dari Pulau Bangka. Bahan dasar makanan ini adalah ikan laut dan dapat juga memakai daging, yang kemudian diberi bermacam bumbu dapur seperti kunyit, bawang merah dan putih serta lebngkuas dan terasi atau belacan yang khas dari daerah Bangka.
- Getas atau Keretekadalah makanan yang berbahan dasar ikan dan terigu yang buat dengan berbagi bentuk yang rasanya hampir sama dengan kerupuk.
- Rusip adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar ikan bilis yang dicuci bersih dan diriskan secara steril, kemudian dicampur dengan garam yang komposisinya seimbang. Di samping itu ditambahkan juga air gula kabung agar aroma lebih terasa, kemudian disimpan sampai menjadi matang tanpa proses pemanasan. Adonan ini harus ditutup dengan wadah yang rapat agar tidak tercampur dengan benda asing apapun. Dahulu biasanya proses adonan ini ditempatkan dalam guci yang bermulut sempit. Suhu ruangan harus dijaga. Makanan ini dapat dimasak dulu atau dimakan langsung dengan lalapan.
- Calok
Terbuat dari udang kecil segar yang disebut dengan udang
cencalo/rebon. Udang dicuci bersih dan dicampur dengan garam sebagai
pengawet agar tahan lebih lama. sangat cocok untuk teman lauk nasi
hangat dengan lalapan ketimun, tomat dan sayuran segar lainnya. Calok
juga enak sebagai campuran omelete telur, rasanya akan lebih gurih dan
nikmat.
- Teritip
Tetirip adalah sejenis tiram kecil yang biasanya hidup di tepi pantai
dan melekat pada bebatuan. dagingnya sangat kecil tapi memiliki rasa da
tekstur seperti tiram pada umumnya. biasanya dimakan segar atau di
asinkan dengan garam jika ingin disimpan.Teritip sangat nikmat jika
ditambahkan dengan cabe merah dan jeruk kunci (sejenis jeruk asam khas
bangka).
- Lempok, makanan sejenis dodol yang terbuat dari campuran gula pasir dan buah-buahan tertentu (umumnya cempedak, nangka dan durian). Buah yang digunakan dilembutkan sampai memyerupai bubur, kemudian dicampur dengan gula pasir dengan perbandingan tertentu dan dipanaskan di atas api sampai kecoklatan dan mudah dibentuk. Selama pemanasan, campuran harus selalu diaduk.
Masyarakat keturunan Tionghoa dari daerah ini terkenal karena masakannya serta kue-kue basahnya. Mie Bangka, Martabak Bangka atau Hok Lopan atau Van De Cock, Ca Kwe
dan berbagai jenis makanan lainnya sering kali dijual oleh kelompok
masyarakat ini yang merantau ke kota-kota besar di luar provinsi ini.
20. Daftar gubernur
No. | Foto | Nama | Dari | Sampai | Ket |
1. | Amur Muchasim | 9 Februari 2001 | 22 April 2002 | pj | |
2. | Hudarni Rani | 22 April 2002 | 26 April 2007 | ||
3. | Eko Maulana Ali | 26 April 2007 | sekarang |
21. Sejarah kepahlawanan Bangka
- Depati Bahrin
- Depati Amir
- Batin Tikal
- Depati Hamzah
- Pahlawan Dua Belas
22. Tempat wisata
Pulau Bangka sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Pada umumnya
pantai di Bangka berpasir putih dan halus namun ada juga yang berwarna
kuning keemasan seperti bulir padi. Pantainya landai dengan ombak
lumayan besar dan dikelilingi oleh batu vulkanik yang unik dan indah.
Beberapa pantai yang terkenal di Pulau Bangka antara lain:
- Pantai Parai Tenggiri
- Pantai Matras
- Pantai Tanjung Pesona
- Pantai Rebo
- Pantai Batu Berdaun
- Pantai Pasir Padi
- Pantai Tanjung Ru Sadai,Bangka Selatan
- Pantai Tanjung Kerasak, Bangka Selatan
- Pantai Gunung Namak, Bangka Selatan
- Pantai Tanjung Kelian, Bangka Barat, Mentok
- Pantai Tanjung Ular, Bangka Barat, Mentok
Khusus Pulau Belitung merupakan pulau yang indah dengan pasir putih,
pemandangan unik dengan pantai pasir putih yang asli dihiasi oleh
batu-batu granit yang artistik dan air laut sejernih kristal dan
dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil. Salah satu pantai terbaik
dan unik di Indonesia, seperti:
- Tanjung Kelayang
- Tanjung Binga
- Tanjung Tinggi
- Pulau Lengkuas
- Pulau Kepayang
- Pantai Punai
- Pantai Tanjung Pendam
- Pantai Nyiur Melambai
- Pantai Burung Mandi
- Pantai Bukit Batu
Selain objek wisata pantai terdapat juga obyek wisata lainnya antara lain:
- Pesanggrahan Bung Karno Bukit Menumbing
- Wisma Ranggam Mentok
- Rumah Mayor Mentok
- Masjid Jami' di Mentok
- Tangga Seribu Mentok
- Museum Timah Pangkalpinang
- Masjid Jami' Pangkalpinang
- Perkampungan Cina Tradisional Simpang Gedong
- Taman Pha Kak Liang di Belinyu
- Kolam Pemandian Air Panas di Pemali
- Vihara Dewi Kuan Im di Sungailiat
- Lokasi Film Laskar Pelangi di Gantung
- Vihara Budhayana Dewi Kwam In Damar
- Bendungan Pice Gantung
- A1 Bukit Samak Manggar
- Museum Buding
- Situs Raja Balok di Desa Balok Kecamatan Dendang
- Perigi Belande Buding
23. Prasarana Transportasi
- Bandar Udara Depati Amir di Pangkalpinang
- Bandar Udara HAS Hanandjuddin di Tanjung Pandan
- Pelabuhan Pangkalbalam di Pangkalpinang
- Pelabuhan Tanjung Gudang di Belinyu
- Pelabuhan Tanjung Kalian di Mentok
- Pelabuhan Sadai di Sadai, Toboali
- Pelabuhan Tanjung Pandan di Tanjung Pandan (telah berganti nama menjadi "Pelabuhan Laskar Pelangi")
- Pelabuhan Tanjung Batu
- Pelabuhan Tanjung Ru di Pegantongan
- Pelabuhan Manggar
24. Terkait
- Aceh
- Sumatera Utara
- Bengkulu
- Jambi
- Riau
- Sumatera Barat
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Kepulauan Bangka Belitung
- Kepulauan Riau
back to Sumatera
25. Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Profil Demografi Bangka+Belitung
- (Indonesia) Profil Ekonomi Bangka+Belitung
- (Indonesia) Profil Wisata Bangka+Belitung
- (Indonesia) Ekonomi Regional Bangka+Belitung
- (Indonesia) Statistik Regional Bangka+Belitung
- (Indonesia) Sejarah Kerajaan Bangka-Belitung di MelayuOnline.com
26. Rujukan
- "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
- Sensus Penduduk 2010
- Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 1 Desember 2003. ISBN 9812302123.
- (Inggris) A. J. Gooszen, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), A demographic history of the Indonesian archipelago, 1880-1942, KITLV Press, 1999, ISBN 90-6718-128-5, 9789067181280
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar