Dua Anggota DPR Ikut Demo BBM
Bentrok Mahasiswa-Polisi di Gambir
PDIP: Kepala Daerah Demo BBM Tak Bisa Dipecat
Ada dua kepala daerah yang ikut demo hari ini, FX Hadi Rudyatmo dan Bambang DH.
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Selasa, 27 Maret 2012 18:00 WIB
Lalu Lintas di Depan Gedung DPR Lumpu
Jumat, 30 Maret 2012 | 14:59 WIB
Sumber: KOMPAS.com
Duduki Tol Dalam Kota, Demonstran Hadang Bus
Jumat, 30 Maret 2012 | 14:23 WIB
Demonstran Berusaha Jebol Pagar DPR
Jumat, 30 Maret 2012 | 15:18 WIB
Sumber: tvOneNews
Arief
Jika biasanya sosok ini
terlihat di gedung DPR/MPR RI, kini keduanya turun langsung ke jalan
bersama simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) lainnya
untuk berunjuk rasa di depan Istana Negara.
Dua sosok ini adalah Ribka Tjiptaning dan Maruarar Sirait. "Kami
di sini menyuarakan suara rakyat Indonesia. Karena sebagian besar
rakyat Indonesia menolak kenaikan harga BBM ini," kata Maruarar saat
berorasi di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (27/3/2012) tadi.
Ia
juga menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2012
sudah disepakati untuk tidak menaikkan harga BBM. Sehingga tidak ada
alasan pemerintah mengambil langkah untuk menaikkan harga BBM pada 1
April mendatang yang justru membuat kehidupan masyarakat akan semakin
sulit.
Maruarar juga menjelaskan bahwa dirinya turun ke jalan
untuk membela rakyat. Mengenai imbauan dari Megawati Soekarnoputri agar
kadernya tidak turun ke jalan, ia mengatakan bahwa selama tidak
melakukan tindakan anarkis dan kekerasan maka tidak menjadi masalah bagi
para kader PDIP untuk turun ke jalan memperjuangkan aspirasi rakyat.
Dalam
kesempatan yang sama, Ribka Tjiptaning juga mengungkapkan bahwa
Presiden Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono agar mau
mendengarkan aspirasi rakyatnya. Mengingat sebagian besar suara rakyat
di seluruh Indonesia menyerukan hal yang sama yaitu menolak kenaikan
harga BBM.
"Suara rakyat harus didengarkan. Suara rakyat itu suara
Tuhan. Dan kami rakyat tidak akan menyerah. Lawan, lawan, lawan," tegas
Ribka.
Para simpatisan PDIP yang berunjuk rasa di depan Istana
Negara merupakan kumpulan partai berlambang kepala banteng dari Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Sumber: KOMPAS.com - Selasa, 27 Maret 2012 | 19:30 WIB
Bentrok Mahasiswa-Polisi di Gambir
Mahasiswa yang berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terlibat bentrok dengan polisi di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Selasa (27/3/2012). Bentrokan terjadi saat sekitar 1.000 mahasiswa yang berasal dari beberapa universitas mencoba menuju Istana Negara. Sejumlah mahasiswa ditahan dalam unjuk rasa ini. |
Aksi unjuk rasa mahasiswa
menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berujung ricuh
dengan aparat kepolisian di kawasan Monumen Nasional dekat Stasiun
Kereta Api Gambir, Jakarta, Selasa (27/3/2012) sore.
Mahasiswa
berjumlah ribuan tersebut sejatinya akan menuju Istana Kepresidenan dan
melakukan aksi di sana, namun langkah mereka terhadang barikade aparat
kepolisian.
Meskipun sempat diguyur hujan, massa tetap berkumpul
berhadap-hadapan dengan polisi. Mereka terus menyanyikan lagu perjuangan
sambil memajukan barisan mereka sedikit demi sedikit.
Suasana
semakin ramai ketika sejumlah besar mahasiswa datang dan bergabung
dengan mahasiswa yang lain. Sekitar pukul 15.30, barisan mahasiswa
semakin mendekati barikade polisi.
Entah siapa yang memulai aksi
dorong mendorong pun terjadi disusul dengan lemparan kayu ke arah
polisi. Tidak lama gas air mata ditembakkan ke arah mahasiswa untuk
membubarkan massa.
Mahasiswa terpaksa mundur bahkan salah seorang
mahasiswi pingsan dan harus dibopong oleh rekannya. Tidak berapa lama
mahasiswa kembali maju dan melemparkan batu ke arah polisi sehingga
polisi mengerahkan mobil water canon untuk membubarkan mereka.
Sumber: KOMPAS.com - Selasa, 27 Maret 2012 | 19:21 WIB
29 Maret, Demonstran Ancam Terobos Tol dan Duduki DPR
Massa mahasiswa UBK sempat membakar ban dalam aksinya di Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa (27/3/2012). Namun polisi cepat memadamkannya. |
Ratusan peserta aksi unjuk
rasa di depan gedung DPR/MPR mengancam akan kembali melakukan aksinya
pada Kamis (29/3/2012). Aksi pada hari Kamis mendatang itu disebut-sebut
akan lebih besar daripada aksi hari ini karena bertepatan dengan rapat
paripurna DPR yang dijadwalkan mengagendakan penetapkan keputusan
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Untuk selanjutnya tanggal 29 Maret kami akan datang ke tempat-tempat vital seperti bandara dan tol."
"Simpan tenaga teman-teman karena pada tanggal 29 Maret nanti kita akan kembali ke sini menduduki gedung DPR. Polisi kecele sudah
mengerahkan semua tenaganya hari ini. Padahal, aksi sesungguhnya
tanggal 29 nanti," ujar salah seorang koordinator aksi dari Front
Oposisi Rakyat Indonesia (FORI).
Koordinator aksi dari Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia juga meneriakkan bahwa para buruh akan kembali
datang ke DPR untuk menolak kenaikan harga BBM. Mereka bahkan mengancam
akan menduduki sejumlah obyek vital seperti Bandara Soekarno-Hatta dan
tol dalam kota.
"Polisi saat ini hanya jaga di DPR saja. Untuk
selanjutnya tanggal 29 Maret, kami akan datang ke tempat-tempat vital
seperti bandara dan tol. Semua buruh dari Tangerang akan menggunakan
sepeda motor menerobos masuk ke dalam tol sampai ke Jakarta," ancam sang
koordinator aksi.
Hari ini ratusan demonstran dari berbagai
lapisan mulai dari mahasiswa, buruh, nelayan, tani, dan juga lembaga
swadaya masyarakat (LSM) sudah berkumpul di depan gedung DPR/MPR sejak
pukul 10.00 WIB. Mereka bersatu menentang rencana kenaikan harga BBM
yang saat ini masih dibahas antara pemerintah dan DPR.
Sebanyak
1.000 personel kepolisian disiagakan di sekitar gedung DPR. Sementara
400 personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang disiagakan di gedung
DPR masih belum turun terlibat pengamanan. Aksi unjuk rasa akhirnya
bubar dengan tertib pada pukul 13.30 WIB.
Sumber: KOMPAS.com — Selasa, 27 Maret 2012 | 15:01 WIB
Korban Bentrok di Gambir: 13 Dirawat di RSCM, 4 Diamankan
Bentrok mahasiswa dengan aparat kepolisian di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (27/3/2012) sore. |
Pascabentrok yang terjadi antara massa dari Konami yang dihadang oleh
pihak kepolisian di Jalan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa
(27/3/2012) sore, terdapat 13 korban dirawat di RSCM dan 4 orang
mahasiswa yang ditangkap Polisi.
"Beberapa nama mahasiswa yang ditangkap pada aksi di Istana sore tadi
adalah, Firmanto/IISIP-Jurnalis/2011, Rico
Pramono/IISIP-Jurnalistik/2009, Andre Jonathan/IISIP-Jurnalistik/2011,
Marinus Warabay/UBK-Ilmu Politik/2008," ujar Koordinator lapangan, Api
dari UBK, Selasa (27/3/2012).
Menurut Api 4 mahasiwa yang ditangkap ini baru data sementara.
Sedangkan beberapa mahasiswa lainnya yang ikut tertangkap belum jelas
datanya.
Selain itu menurut Endang seorang petugas dari Palang Merah Indonesia
(PMI) ada 13 korban yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) dan 3 orang dirawat di RSPAD Gatoto Subroto.
Sementara, saat ini terpantau para mahasiswa sudah membubarkan diri.
begitu pula dengan para aparat kepolisian. Arus lalu lintas di depan
Stasiun Gambir perlahan sudah mulai normal kembali.
Sumber: TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Selasa, 27 Maret 2012 19:17 WIB
Martono Masih Sesak Nafas Pasca Tetembak
TANGKAP DEMONSTRAN - Sejumlah personil kepolisian menangkap dan memukuli seorang demonstran saat melakukan aksi unjuk rasa menolak naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di luar Bandara Polonia Medan, Senin (26/03/2012). Aksi menolak naiknya BBM yang dilakukan oleh ribuan massa dari berbagai elemen berakhir ricuh dengan pihak kepolisian. (Tribun Medan/Dedy Sinuhaji) |
Aksi Kongres Rakyat Sumatera Utara dibandara Polonia yang berujung
bentrok dengan ribuan Brimob dan PHH poldasu dan dibackup oleh ratusan
TNI AU dan TNI AD pada Senin (26/3/2012), berdasarakan data yang dipunya
Tim Advokasi KRSU saat ini terpantau dua korban tembakan peluru karet
dan gas air mata.
"Pertama Mantono (30) dari organisasi FRB luka pd bagian dada dirawat inap
di RS Elisabet, Suwito 32 th dari organ SBSI 92 PK PT Indo Kencana
Tamora luka pada bahu kanan dirawat di Klinik Mitra Sehat," ucap kordinator Kontras Sumut Muhrizal Syahputra yang tergabung dengan TIM Advokasi KRSU, Selasa (27/3/2012).
Ia sendiri menyesalkan adanya jatuh korban dari masa KRSU. Ia juga mengatakan, kedua korban tersebut, sebenarnya tidak berada dibarisan kedepan yang saat itu masa sedang terlibat baku hantam dengan pihak keamanan.
"Keduanya saat itu, sedang duduk memantau rekan mereka yang bentrok dengan kemanan, seperti martono yang saat itu sedang duduk di marka jalan dekat Petronas," jelasnya.
Sedangkan, Jumaida Hutahuruk (26) dari organisasi Perempuan Mahardika mendapatkan luka seperti lemparan pada lengan kanan. Dan Eris mahasiswa FISIP USU luka lebam karena pengeroyokan.
Senada juga disampaikan ketua SPSI 1992 Pahala Napitupulu, ia mengatakan, anggotanya yang terkena tembakan suwito saat itu tidak ikut dengan aksi masa yang sedang bersitegang dengan polisi.
"Suwito saat itu, hanya berdiri-diri melihat masa dengan polisi saling baku hantam dekat petronas, namun dirinya juga terkena peluru karet," terangnya.
Sumber: TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -
Selasa, 27 Maret 2012 20:13 WIB
Laporan Wartawan Tribun Medan, M Azhari TanjungPDIP: Kepala Daerah Demo BBM Tak Bisa Dipecat
Ada dua kepala daerah yang ikut demo hari ini, FX Hadi Rudyatmo dan Bambang DH.
Dua wakil walikota ikut dalam demonstrasi
menolak kenaikan harga bahan bakar minya (BBM) yang digelar hari ini,
Selasa 27 Maret 2012. Mereka adalah Wakil Walikota Solo, FX Hadi
Rudyatmo dan Wakil Walikota Surabaya, Bambang DH.
Atas aksinya itu, mereka harus bersiap dipecat, karena instruksi dari Mendagri Gamawan Fauzi, kepala dan wakil kepala daerah tidak boleh ikut turun ke jalan.
Terkait hal tersebut, Sekretaris Jenderal PDIP, Tjahtjo Kumolo mengatakan bahwa instruksi Mendagri tersebut tak memiliki dasar.
"Dasar Mendagri apa? Mendagri pembantu presiden. Kalau dia menentang Presiden dia bisa dicopot, tapi gubernur dan walikota itu ikut turun ke jalan ya nggak masalah kan yang memilih rakyat," kata Tjahtjo di Gedung DPR, Selasa siang.
Menurut Tjahtjo, kepala daerah merupakan pilihan rakyat. Sehingga sudah seharusnya memperjuangkan aspirasi rakyat.
"Kalau rakyatnya menolak BBM ya wakilnya juga harus ikut bersama rakyat yang memilihnya sebagai kepada daerah," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, menyampaikan alasan kepala daerah tidak boleh ikut demo kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Karena kepala daerah bersumpah patuh dan taat kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku," ujar Gamawan di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa 27 Maret 2012.
Artinya, tambah Gamawan, kepala daerah bisa diberhentikan dengan alasan dianggap tidak mematuhi undang-undang yang berlaku dan melanggar sumpah jabatan," tutur dia.
Tetapi, kata Gamawan, selama kenaikan harga BBM itu belum disahkan menjadi undang-undang, siapapun boleh memprotesnya. Hanya saja, tambah dia, jika ada kepala daerah yang turut memprotesnya, itu kurang pantas secara etika.
Menurut Gamawan, mestinya pemerintah daerah tidak berbeda aspirasi dengan pemerintah pusat. "Bupati dan walikota itu yang mengesahkan presiden. Walaupun dipilih rakyat, tetapi Presiden yang mengesahkan, mereka itu wakil pemerintah pusat di daerah, masa berbeda pemikiran itu kan aneh," tutur Gamawan. (umi)
Atas aksinya itu, mereka harus bersiap dipecat, karena instruksi dari Mendagri Gamawan Fauzi, kepala dan wakil kepala daerah tidak boleh ikut turun ke jalan.
Terkait hal tersebut, Sekretaris Jenderal PDIP, Tjahtjo Kumolo mengatakan bahwa instruksi Mendagri tersebut tak memiliki dasar.
"Dasar Mendagri apa? Mendagri pembantu presiden. Kalau dia menentang Presiden dia bisa dicopot, tapi gubernur dan walikota itu ikut turun ke jalan ya nggak masalah kan yang memilih rakyat," kata Tjahtjo di Gedung DPR, Selasa siang.
Menurut Tjahtjo, kepala daerah merupakan pilihan rakyat. Sehingga sudah seharusnya memperjuangkan aspirasi rakyat.
"Kalau rakyatnya menolak BBM ya wakilnya juga harus ikut bersama rakyat yang memilihnya sebagai kepada daerah," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, menyampaikan alasan kepala daerah tidak boleh ikut demo kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Karena kepala daerah bersumpah patuh dan taat kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku," ujar Gamawan di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa 27 Maret 2012.
Artinya, tambah Gamawan, kepala daerah bisa diberhentikan dengan alasan dianggap tidak mematuhi undang-undang yang berlaku dan melanggar sumpah jabatan," tutur dia.
Tetapi, kata Gamawan, selama kenaikan harga BBM itu belum disahkan menjadi undang-undang, siapapun boleh memprotesnya. Hanya saja, tambah dia, jika ada kepala daerah yang turut memprotesnya, itu kurang pantas secara etika.
Menurut Gamawan, mestinya pemerintah daerah tidak berbeda aspirasi dengan pemerintah pusat. "Bupati dan walikota itu yang mengesahkan presiden. Walaupun dipilih rakyat, tetapi Presiden yang mengesahkan, mereka itu wakil pemerintah pusat di daerah, masa berbeda pemikiran itu kan aneh," tutur Gamawan. (umi)
Sumber: VIVAnews - Selasa, 27 Maret 2012, 13:00 WIB
Demo BBM di Riau Libatkan Balita
Para demonstran yang menolak rencana
kenaikan harga BBM bersubsidi tidak hanya dari element mahasiswa dan
partai politik saja. Beberapa demonstran dari kalangan ibu-ibu di
Pekanbaru, Riau, juga melibatkan sejumlah balita dalam aksi menentang
kenaikan harga BBM bersubsidi, Selasa (27/3).
Beberapa bocah berusia kurang dari lima tahun tersebut juga turut dilibatkan untuk memblokir Jalan Sudirman Pekanbaru yang berlokasi tepat di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau.
Selain itu, kaum ibu yang mengaku tergabung dalam Serikat Rakyat Miskin Riau (SRMR) itu juga tampak membaringkan diri di tengah jalan. Mereka berbaring dengan beralaskan beberapa jeriken minyak kosong sebagai aksi kekecewaan terhadap pemerintah.
"Kami semua yang tergabung di Serikat Rakyat Miskin benar-benar merupakan warga miskin. Penghasilan pun pas-pasan. Bagaiman kalau BBM benar-benar dinaikan, sengsara lah kami," kata Anita (52), seorang demonstran.
Seorang demonstran lainnya yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) gabungan universitas di Riau, Andre (23), mengatakan, aksi kali ini bukan merupakan aksi puncak menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi yang diwacanakan pemerintah.
"Pada 29 Maret 2012, akan ada aksi yang lebih besar lagi. Kami juga akan mendirikan posko di depan gedung wakil rakyat ini untuk menjaring massa yang lebih banyak lagi," tegasnya.
Beberapa bocah berusia kurang dari lima tahun tersebut juga turut dilibatkan untuk memblokir Jalan Sudirman Pekanbaru yang berlokasi tepat di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau.
Selain itu, kaum ibu yang mengaku tergabung dalam Serikat Rakyat Miskin Riau (SRMR) itu juga tampak membaringkan diri di tengah jalan. Mereka berbaring dengan beralaskan beberapa jeriken minyak kosong sebagai aksi kekecewaan terhadap pemerintah.
"Kami semua yang tergabung di Serikat Rakyat Miskin benar-benar merupakan warga miskin. Penghasilan pun pas-pasan. Bagaiman kalau BBM benar-benar dinaikan, sengsara lah kami," kata Anita (52), seorang demonstran.
Seorang demonstran lainnya yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) gabungan universitas di Riau, Andre (23), mengatakan, aksi kali ini bukan merupakan aksi puncak menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi yang diwacanakan pemerintah.
"Pada 29 Maret 2012, akan ada aksi yang lebih besar lagi. Kami juga akan mendirikan posko di depan gedung wakil rakyat ini untuk menjaring massa yang lebih banyak lagi," tegasnya.
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Selasa, 27 Maret 2012 18:00 WIB
Polisi: Anggota TNI Yang Ikut Demo BBM di Makassar Bukan Provokator
Rabu, 28/03/2012 11:21 WIB
Dok Detikcom
Makassar
Kapolrestabes Makassar, Kombes Erwin Triwanto
menyebutkan Serda Syamsu Alam, anggota TNI Angkatan Darat dari resimen
Zeni Tempur yang sempat diamankan polisi dalam bentrok demo kenaikan BBM
di depan kampus UIN Alauddin Makassar, Sulsel, bukan provokator.
"Anggota saya tidak tahu kalau yang ditangkap itu anggota TNI, dia bukan provokator. Mungkin dia salah posisi saja. Kemarin sudah dilepas dan dikembalikan ke kesatuannya," ujar Erwin, Rabu (28/3/2012).
Serda Syamsu Alam yang berpakaian sipil ini ditangkap aparat kepolisian karena diketahui ikut melempari barikade polisi dari arah mahasiswa, Selasa (27/3/2012) kemarin. Anggota TNI berpotongan cepak yang memiliki NRP 21090172160390, sempat menjadi bulan-bulanan aparat dan warga yang emosi dengan aksi penutupan jalan oleh mahasiswa.
Meski demikian, Erwin menambahkan, insiden penangkapan anggota TNI tidak mempengaruhi hubungan koordinasi antara polisi dan TNI dalam mengamankan unjuk rasa tolak kenaikan BBM di Makassar.
Erwin menambahkan, 18 mahasiswa yang sempat ditahan di tiga lokasi bentrokan yang berbeda juga sudah dilepas malam tadi. Ke-18 mahasiswa tersebut terdiri atas 8 mahasiswa di UIN Alauddin, 7 mahasiswa di kampus UKIP Paulus dan 3 mahasiswa di kantor Gubernur Sulsel.
Erwin mengimbau pada para mahasiswa agar menggelar unjuk rasa yang damai dan tidak mudah disusupi provokator. "Banyak yang ikut melempari petugas kami bukan dari kelompok mahasiswa, banyak anak remaja yang tidak jelas asalnya dari mana. Kami minta adik-adik mahasiswa demonstrasi damai saja," pungkas Erwin.
"Anggota saya tidak tahu kalau yang ditangkap itu anggota TNI, dia bukan provokator. Mungkin dia salah posisi saja. Kemarin sudah dilepas dan dikembalikan ke kesatuannya," ujar Erwin, Rabu (28/3/2012).
Serda Syamsu Alam yang berpakaian sipil ini ditangkap aparat kepolisian karena diketahui ikut melempari barikade polisi dari arah mahasiswa, Selasa (27/3/2012) kemarin. Anggota TNI berpotongan cepak yang memiliki NRP 21090172160390, sempat menjadi bulan-bulanan aparat dan warga yang emosi dengan aksi penutupan jalan oleh mahasiswa.
Meski demikian, Erwin menambahkan, insiden penangkapan anggota TNI tidak mempengaruhi hubungan koordinasi antara polisi dan TNI dalam mengamankan unjuk rasa tolak kenaikan BBM di Makassar.
Erwin menambahkan, 18 mahasiswa yang sempat ditahan di tiga lokasi bentrokan yang berbeda juga sudah dilepas malam tadi. Ke-18 mahasiswa tersebut terdiri atas 8 mahasiswa di UIN Alauddin, 7 mahasiswa di kampus UKIP Paulus dan 3 mahasiswa di kantor Gubernur Sulsel.
Erwin mengimbau pada para mahasiswa agar menggelar unjuk rasa yang damai dan tidak mudah disusupi provokator. "Banyak yang ikut melempari petugas kami bukan dari kelompok mahasiswa, banyak anak remaja yang tidak jelas asalnya dari mana. Kami minta adik-adik mahasiswa demonstrasi damai saja," pungkas Erwin.
Sumber: detik.news
Lalu Lintas di Depan Gedung DPR Lumpu
Jumat, 30 Maret 2012 | 14:59 WIB
JAKARTA, Arus lalu lintas di dalam
jalan tol dalam kota tepatnya di depan Gedung DPR/MPR lumpuh total
pascademonstran buruh berhasil menerobos masuk gerbang tol itu.
Pengendara
tidak bisa melintas dari arah Slipi maupun arah sebaliknya. Polisi lalu
lintas, Ajun Komisaris Tatang, mengatakan arus lalu lintas di dalam tol
dialihkan untuk sementara waktu.
"Gerbang Tol Slipi ditutup
sementara karena ada aksi unjuk rasa yang ditutup buruh di depan DPR,"
ungkap Tatang, Jumat (30/3/2012), saat dijumpai di lokasi.
Ia
menjelaskan, bagi pengendara yang hendak memasuki tol di gerbang Tol
Slipi terpaksa harus masuk dari gerbang Tol Semanggi melalui jalan
protokol. Sementara dari arah sebaliknya, gerbang Tol Tegal Parang juga
ditutup.
"Pengendara yang mau masuk dari Tegal Parang tidak bisa
karena tol ditutup. Jadinya, pengendara bisa mengambil jalan protokol
dan untuk yang ke arah Slipi, pengendara dialihkan dari jembatan Senayan
ke arah Jalan Gerbang Pemuda menuju Slipi," pungkas Tatang.
Duduki Tol Dalam Kota, Demonstran Hadang Bus
Jumat, 30 Maret 2012 | 14:23 WIB
JAKARTA, Pengunjuk rasa dari elemen
buruh mulai menduduki tol dalam kota di depan Gedung DPR/MPR pada Jumat
(30/3/2012) pukul 13.30 WIB. Mereka berhasil masuk setelah merusak pagar
pembatas di depan gedung DPR.
Sekitar 200 orang buruh dengan
membawakan bendera Serikan Pekerja Nasional (SPN) Kota Tangerang tampak
berjalan di dalam tol dalam kota. Mereka juga sempat menghadang bus PPD
Nomor 54 jurusan Depok-Grogol. Beberapa massa tampak menaiki bus
tersebut.
Setelah menduduki tol dalam kota arah ke Slipi, massa
kemudian meringsek masuk ke ruas tol satunya lagi yang ke arah Semanggi.
Praktis dengan ratusan massa di dalam tol, membuat arus lalu lintas
terhambat.
Polisi melarang kendaraan di dalam tol mendekati
kerumunan massa. Pasalnya massa sudah mulai menghadang setiap kendaraan
yang melintas.
sumber: KOMPAS.com Demonstran Berusaha Jebol Pagar DPR
Jumat, 30 Maret 2012 | 15:18 WIB
JAKARTA, Lima ratus orang demonstran
yang berunjuk rasa di depan gedung DPR/MPR mulai menggoyang-goyangkan
pagar gedung dewan itu. Mereka terus mendesak masuk dan meminta bertemu
dengan wakil rakyat yang saat ini masih melakukan rapat paripurna
kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) itu.
Massa
demonstran di depan gedung DPR sebagian besar merupakan massa buruh drai
Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kota Tangerang, Konferderasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI), dan sejumlah mahasiswa dari Universitas
Indonesia.
"Ini adalah rumah rakyat," seru para demonstran sambil menggoyang-goyangkan dan memukul pagar bagian samping gedung DPR.
Tiga
buah spanduk mereka lilitkan di pagar tersebut lalu ditarik agar mampu
merobohkan pagar setinggi tiga meter tersebut. Di bagian lain yakni
persis di pintu masuk pengunjung, demonstran juga terus mencoba masuk
dengan terus berteriak dan memukul pagar. Aparat kepolisian anti huru
hara tampak mulai bersiaga di belakang pagar DPR membentuk pagar betis
dengan perlengkapan tameng dan helm
Sumber: KOMPAS.com Demonstran Robohkan Pagar Tol Depan DPR
Demonstran yang memadati depan Gedung DPR, Senayan, Jumat (30/3) mulai merobohkan pagar Tol Dalam Kota.Sumber: tvOneNews
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar