Departemen Kesehatan Amerika
Serikat akan meninjau kembali pedoman daging merah setelah ditemukannya
fakta penelitian tentang risiko kematian dini. Mengonsumsi daging merah
hampir setengah dari batas yang direkomendasikan setiap harinya bisa
berisiko menimbulkant kanker dan jantung.
Menurut laman telegraph.co.uk, Senin (12/3), sejumlah kecil daging olahan seperti bacon dan sosis dapat meningkatkan kematian dini. Demikian temuan peneliti dari Harvard School of Medicine. Menurut mereka, makan daging dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 12 persen.
Studi ini menemukan bahwa mengurangi jumlah daging merah dalam diet hingga 1,5 ons (42 gram) sehari, yang setara dengan satu steak yang besar dalam seminggu, dapat mencegah hampir satu dari 10 kematian dini pada pria dan satu dari 13 pada wanita
Dr Frank Hu, rekan penulis studi itu, mengatakan mengingat bukti jumlah daging merah berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kronis dan kematian dini, maka kita harus menjadikan daging merah hanya sesekali dikonsumsi dan bukan bagian rutin dari diet kita.
"Daging merah sering berisi jumlah tinggi lemak jenuh, sedangkan bacon dan salami mengandung banyak garam. Mengganti daging merah dengan unggas, ikan, atau sayuran, biji-bijian, dan makanan sehat lainnya memotong risiko kematian hingga seperlima," ujar peneliti
Studi yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine diikuti lebih dari 100 ribu orang selama 28 tahun. Para peserta diminta secara berkala menceritakan tentang diet dan gaya hidup mereka.
Pada setiap porsi daging merah-setara dengan 3 ons (85 gram)- yang dimakan setiap hari, ditemukan sebanyak 18 persen dapat meningkatkan risiko kematian dini akibat penyakit jantung dan 10 persen akibat terserang kanker.
Penulis utama Dr Sebuah Pan, dari Departemen Nutrisi di Harvard, menulis dalam jurnal: "Kami menemukan bahwa semakin besar konsumsi daging merah yang belum diolah dan diproses akan dikaitkan dengan risiko kematian lebih tinggi".
"Dibandingkan dengan daging merah, komponen makanan lain, seperti ikan, unggas, kacang, kacang-kacangan, rendah lemak produk susu, dan biji-bijian, dikaitkan dengan risiko kematian lebih rendah," tambahnya. "Hasil ini menunjukkan bahwa penggantian daging merah dengan alternatif komponen diet yang sehat dapat menurunkan risiko kematian."
Para ilmuwan menambahkan bahwa orang yang diet dengan daging merah juga mungkin umumnya tidak sehat. Karena mereka lebih mungkin untuk merokok, kelebihan berat badan, dan tidak berolahraga.(MEL)
Sumber: Kesehatan Liputan6.com, New YorkMenurut laman telegraph.co.uk, Senin (12/3), sejumlah kecil daging olahan seperti bacon dan sosis dapat meningkatkan kematian dini. Demikian temuan peneliti dari Harvard School of Medicine. Menurut mereka, makan daging dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 12 persen.
Studi ini menemukan bahwa mengurangi jumlah daging merah dalam diet hingga 1,5 ons (42 gram) sehari, yang setara dengan satu steak yang besar dalam seminggu, dapat mencegah hampir satu dari 10 kematian dini pada pria dan satu dari 13 pada wanita
Dr Frank Hu, rekan penulis studi itu, mengatakan mengingat bukti jumlah daging merah berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kronis dan kematian dini, maka kita harus menjadikan daging merah hanya sesekali dikonsumsi dan bukan bagian rutin dari diet kita.
"Daging merah sering berisi jumlah tinggi lemak jenuh, sedangkan bacon dan salami mengandung banyak garam. Mengganti daging merah dengan unggas, ikan, atau sayuran, biji-bijian, dan makanan sehat lainnya memotong risiko kematian hingga seperlima," ujar peneliti
Studi yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine diikuti lebih dari 100 ribu orang selama 28 tahun. Para peserta diminta secara berkala menceritakan tentang diet dan gaya hidup mereka.
Pada setiap porsi daging merah-setara dengan 3 ons (85 gram)- yang dimakan setiap hari, ditemukan sebanyak 18 persen dapat meningkatkan risiko kematian dini akibat penyakit jantung dan 10 persen akibat terserang kanker.
Penulis utama Dr Sebuah Pan, dari Departemen Nutrisi di Harvard, menulis dalam jurnal: "Kami menemukan bahwa semakin besar konsumsi daging merah yang belum diolah dan diproses akan dikaitkan dengan risiko kematian lebih tinggi".
"Dibandingkan dengan daging merah, komponen makanan lain, seperti ikan, unggas, kacang, kacang-kacangan, rendah lemak produk susu, dan biji-bijian, dikaitkan dengan risiko kematian lebih rendah," tambahnya. "Hasil ini menunjukkan bahwa penggantian daging merah dengan alternatif komponen diet yang sehat dapat menurunkan risiko kematian."
Para ilmuwan menambahkan bahwa orang yang diet dengan daging merah juga mungkin umumnya tidak sehat. Karena mereka lebih mungkin untuk merokok, kelebihan berat badan, dan tidak berolahraga.(MEL)
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar