Fransiskus Xaverius Suprijadi (lahir di Trenggalek, Jawa Timur, 13 April 1923 – meninggal tahun 2000 adalah pahlawan nasional Indonesia, pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai menteri keamanan rakyat pada kabinet pertama Indonesia, Kabinet Presidensial, tapi digantikan oleh Jendral Sudirman pada 20 Oktober
1945 karena Suprijadi tidak pernah muncul. Selepas masa perjuangan
kemerdekaan RI, beliau pernah mendampingi Presiden RI Soekarno sebagai
pembantu (asisten) bersama dengan rekan seperjuangannya A.H Nasution
pada waktu itu. Sekali berdinas di Departemen Pertanian di Jakarta
menjabat Kepala Bagian Kepegawaian hingga memasuki usia pensiun.
Pendidikan
Sesudah menamatkan ELS (setingkat Sekolah Dasar), Suprijadi
melanjutkan pendidikannya ke MULO (setingkat Sekolah Pertama), kemudian
memasuki Sekolah Pamong Praja di Magelang sampai Jepang mendarat di
Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, Suprijadi memasuki Sekolah
Menengah Tinggi. Sesudahnya, ia mengikuti Latihan Pemuda (Seinendoyo) di
Tangerang.
Karier saat pendudukan Jepang
Pada bulan Oktober 1943, Jepang
membentuk Tentara Pembela Tanah Air (PETA). PETA dibentuk dengan tujuan
untuk memberikan latihan kemiliteran kepada pemuda-pemuda Indonesia.
Mereka selanjutnya akan dipakai untuk membantu Jepang menahan serbuan
sekutu. Tetapi, tokoh-tokoh pergerakan nasional berhasil menanamkan
perasaan kebangsaan di kalangan pemuda-pemuda tersebut. Supriyadi
diangkat menjadi Shondanco (Komandan Peleton) Peta
Asal mula perlawanan
Suprijadi mengikuti pendidikan peta dan sesudah itu diangkat menjadi
Shodanco di Blitar.Ia sering bertugas mengawasi para romusha membuat
benteng-benteng pertahanan dipantai selatan.Ia menyaksikan bagaimana
sengsaranya para romusya.Makanan kurang dan kesehatan tidak
terjamin.Banyak diantaranya yang meninggal dunia karena sakit.Suprijadi
tidak tahan melihat keadaan itu.Dengan beberapa orang temanya,ia
merencanakan pemberontakan melawan jepang.Walaupun menyadari bahwa waktu
itu Jepang sangat kuat,namun ia tetap berniat untuk melakukan
perlawanan.
Pemberontakan terhadap Jepang
Pemberontakan dilancarkan dini hari tanggal 14 Februari 1945,di
Daidan, Blitar.Jepang sangat terkejut mendengar perlawanan
tersebut.Mereka mengerahkan kekuatan yang besar untuk menangkap
anggota-anggota pasukan Peta Blitar.Selain itu,dilakukan pula siasat
membujuk beberapa tokoh pemberontak.karena kurang pengalaman dan
kekuatan tidak seimbang pemberontakan itu ditindas Jepang.Tokoh-tokoh
pemberontak yang tertangkap,diadili dalam mahkamah militer Jepang.Ada
yang dihukum mati dan ada pula yang dipenjara. Suprijadi tidak ikut
diadili,bahkan namanya tidak disebutkan dalam sidang pengadilan.
Supriyadi dinyatakan hilang dan tidak pernah hadir dlam sidang
pengadilan.Dikarenakan Supriyadi masih menjadi target teror agen-agen
tentara sekutu (NICA) sehingga sering bersembunyi dikaki bukit di kota
kelahirannya, Trenggalek,Jawa Timur
Pelantikan Sebagai Menteri Pertahanan
Ia dilantik sebagai Menteri Pertahanan Indonesia Pertama tanggal 2
September 1945, namun karena Supriyadi tidak pernah muncul, beberapa
hari kemudian ia digantikan oleh Jendral Sudirman. Atas Surat Keputusan Presiden RI Nomor 063/TK/1975, Supriyadi diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Jadi. pada suatu hari..
Refrensi
1. Buku Mengenal Pahlawan Indonesia karangan Arya Ajisaka terbitan Kawan Pustaka
Suprijadi | |
---|---|
Menteri Pertahanan Republik Indonesia ke-1 | |
Masa jabatan 2 September 1945 – 14 November 1945 |
|
Presiden | Soekarno |
Didahului oleh | Tidak ada, jabatan baru |
Digantikan oleh | Jendral Sudirman |
Informasi pribadi | |
Lahir | 13 April 1923 Trenggalek, Jawa Timur, Hindia Belanda |
Meninggal | Tanggal Meninggal tidak diketahui secara pasti hingga Saat ini. |
Agama | Katolik |
back to pahlawan nasional
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar