Dalam ilmu perbandingan agama, agama Abrahamik -- yang sering pula disebut sebagai agama samawi -- adalah setiap agama yang muncul dari suatu tradisi Semit kuno bersama dan yang ditelusuri oleh para pemeluknya kepada Abraham atau Ibrahim ("Bapak/Pemimpin banyak orang" Bahasa Ibrani אַבְרָהָם ("Avraham") Bahasa Arab ابراهيم ("Ibrahim"), seorang leluhur yang kisah hidupnya diceritakan di dalam Alkitab Ibrani/Perjanjian Lama, dan sebagai seorang nabi di dalam Al Qur'an dan juga disebut nabi dalam Kitab Kejadian 20:7.
Agama ini merupakan kelompok besar dari agama-agama monoteistik, termasuk Kristen, Islam. Agama-agama Abrahamik mewakili lebih dari setengah [1]
dari seluruh pemeluk agama di dunia. Namun demikian, banyak dari para
pemeluk agama ini yang menolak pengelompokan agama atau kepercayaan
mereka seperti ini dengan alasan bahwa agama mereka pada intinya dan
dasarnya mengandung gagasan-gagasan yang berbeda atau bahkan berlawanan
dengan gagasan-gagasan agama yang lainnya mengenai Abraham dan Tuhan
atau Allah.
Menurut tradisi Yahudi, Abraham adalah orang pertama dari masa pasca air bah yang menolak penyembahan berhala melalui analisis yang rasional (Sem dan Eber melanjutkan tradisi dari Nuh), dan karena itu ia secara simbolis muncul sebagai tokoh fundamental untuk agama monoteistik. Dalam pengertian ini, agama Abrahamik dapat disebut secara sederhana sebagai agama monoteistik,
tetapi tidak semua agama monoteistik tergolong agama Abrahamik. Dalam
Islam ia dianggap sebagai pemeluk monoteis yang pertama di dunia, ketika
monoteisme telah lenyap (Abraham adalah nabi yang berada dalam
rangkaian nabi-nabi, mulai dari Adam) dan karenanya sering dirujuk
sebagai Ibrahim al-Hanif atau Abraham sang Monoteis.
Istilah monoteisme padang pasir kadang-kadang digunakan untuk
maksud perbandingan serupa dalam konteks historis, tetapi bukan untuk
agama-agama modern, dan sekarang istilah ini dianggap menghina.
Saat ini di dunia diperkirakan ada sekitar 3,7 milyar orang pemeluk agama Abrahamik.
Agama samawi atau disebut juga agama langit, adalah agama yang dipercaya oleh para pengikutnya dibangun berdasarkan wahyu Allah.
Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi jika:
- Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
- Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
- Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci
Di dunia ini agama-agama besar yang dianggap agama samawi diantaranya Yahudi, Kristen, Islam. Kebalikan dari agama samawi adalah Agama Ardhi. Baha'i juga sering dianggap sebagai agama Abrahamik.
1. Pengantar
Di dalam Torah dan Al Qur'an,
Abraham digambarkan sebagai seorang leluhur yang diberkati oleh Allah
(orang-orang Yahudi menyebutnya "Bapa kami Abraham"), dan dijanjikan banyak hal yang besar. Orang Yahudi, Kristen, dan Islam menganggapnya sebagai bapak bangsa Israel melalui anaknya Ishak; Orang Muslim juga menganggapnya sebagai bapak bangsa Arab melalui anaknya Ismail.
Dalam keyakinan Kristen, Abraham adalah teladan bagi iman, dan niatnya
untuk taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ishak dipandang sebagai
pendahulu atau baying-bayang dari persembahan oleh Allah sendiri atas
Anak-Nya, Yesus.
Dalam Islam, yang meyakini bahwa Ismail dan bukan Ishak yang
dipersembahkan, Ibrahim taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ismail
dan dianggap sebagai salah satu nabi terpenting yang diutus oleh Allah.
Dalam Al-Qur'an, Ibrahim disebutkan bukan penganut Yudaisme dan bukan
pula seorang penganut Nasrani, tetapi dia memiliki kepercayaan terhadap
Allah yang disebut Millah Ibrahim. Dalam Al-Qur'an, disebutkan Nabi Ibrahim memiliki lembaran-lembaran suci tetapi tidak disebut sebagai Kitab Suci.
2. Tinjauan umum
Semua agama Abrahamik berkaitan (atau bahkan berasal dari) Yudaisme sebagaimana yang dipraktikkan di kerajaan Israel dan Yehuda kuno sebelum pembuangan ke Babel, pada awal milennium pertama SM. Banyak orang percaya bahwa Yudaisme di Israel kuno pada zaman Alkitab diperbarui pada abad ke-6 SM oleh Ezra dan oleh para imam lainnya yang kembali ke Israel dari pembuangan.
Meskipun menerima orang-orang yang pindah menjadi pemeluknya, Yudaisme tidak menganjurkannya, dan karena itu tidak mempunyai misionaris. Yudaisme menyatakan bahwa orang-orang non-Yahudi dapat hidup benar dengan mengikuti Hukum Nuh, yaitu tujuh perintah universal yang diharapkan diikuti oleh orang-orang non-Yahudi. Dalam konteks ini Rambam (Rabi Moses Maimonides,
salah seorang guru Yahudi penting) berkomentar, "Mengutip dari para
bijak kita, orang-orang yang benar dari bangsa-bangsa lain mempunyai
tempat di dunia yang akan datang, bila mereka telah menemukan apa yang
seharusnya mereka pelajari tentang Sang Pencipta." Karena
perintah-perintah yang dapat diterapkan kepada orang-orang Yahudi jauh
lebih terinci dan berat daripada hokum-hukum Nuh, para sarjana Yahudi
biasanya mengatakan bahwa lebih baik menjadi seorang non-Yahudi yang
baik daripada seorang Yahudi yang tidak baik, karenanya mereka tidak
menganjurkan perpindahan agama. Yang umumnya terjadi, orang-orang yang
berpindah ke Yudaisme adalah mereka yang menikah dengan orang Yahudi; di
Amerika Serikat, jumlah orang-orang ini diperkirakan mencapai 10.000-15.000 setiap tahunnya. Lihat pula Perpindahan ke Yudaisme.
Agama Baha'i memberikan tekanan khusus untuk tidak melakukan
proselitisme. Malah hal ini dilarang. Orang-orang Baha'i memang menerima
orang-orang yang pindah dari latar belakang segala agama dan etnis dan
secara aktif mendukung orang-orang yang secara pribadi melakukan
penelaahan tentang kepercayaan ini. Umat Baha'i mempunyai
“perintis-perintis” dan “guru-guru keliling” khusus yang pindah ke
wilayah-wilayah yang komunitas Baha'inya kecil untuk menolong memperkuat
dan memperluasnya.. Para pemeluk agama lain sangat dihormati dan dalam
banyak hal dipandang sebagai orang-orang yang secara spiritual atau
rohani sejajar. Sementara umat Baha'is memandang hukum-hukum dan wahyu
Baha'i unik, mereka tidak menghalangi para pemeluk agama lain dalam
upaya spiritual mereka. Mereka juga menjadi pemimpin dalam berbagai
upaya antar-iman.
3. Nabi Ibrahim menjadi Imam bagi seluruh Manusia
Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”.
Ibrahim berkata : “ Dan saya mohon juga dari keturunanku”. Allah
berfirman : “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.(Al
Qur'an Surah 2:124)
4. Rujukan
- (Inggris) Mari Bertanya kepada Rabi Simmons
- (Inggris) Johansson, Warren Abrahamic Religions. Encyclopedia of Homosexuality (Dynes, Wayne R., ed.) Garland Publishing, 1990. hlm. 5&6.
- Preston Hunter, Major Religions of the World Ranked by Number of Adherents
5. Pranala luar
- (Inggris) What's Next? Heaven, hell, and salvation in major world religions Perbandingan pandangan agama-agama dari Beliefnet.
- (Inggris) The Abrahamic Faiths: A Comparison Apa perbedaan antara Yudaisme, Kristen, dan Islam? Lebih jauh dari Beliefnet
Bacaan
- Agama Dharmik
- Agama Taoik
- Konsep Abrahamik tentang Allah
- Mitologi Abrahamik
- Agama-agama Abrahamik tentang Allah dan gender
- Christadelphian
- Kristo-Islam
- Membandingkan Yudaisme dan Kristen
- Yudeo-Kristen
- Yudeo-Islam
- Agama-agama besar di dunia
- Monoteisme
- Ahlul Kitab
- Anak-anak Nuh
- Sepuluh Perintah Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar