arifuddinali.blogspot.com - Kolonel (purnawirawan) Gatot Purwanto, anggota pasukan khusus yang pertama kali terjun ke Timor Timur pada tahun 1975, menyatakan dialah yang membawa Hercules ke ibu Kota, Hercules merupakan nama sandi di radio komunikasi "Dia itu anak buah saya" katanya.
Ia menceritakan tangn Hercules putus dalam kecelekaan Helikopter yang mengirimkan logistik. Ia kemudia di bawah kerumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta, untuk menjalani operasi penyambungan tangan palsu
Jum'at 15 Mar 2013
Infografis Metro
Hercules, dari Dili ke Tanah Abang
Jakarta - Hercules Rosario Marshal
lahir dan besar di Dili, Timor Timur. Sekitar tahun 1975, dia bertemu
dengan Kolonel Gatot Purwanto. Ketika itu ia adalah anggota pasukan
khusus yang pertama kali terjun di Timor Timur.
Keberadaan Hercules begitu dipercaya oleh tentara. Diangkat menjadi Tenaga Bantuan Operasi Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Hercules bertugas menjaga gudang amunisi. "Dia itu anak buah saya," kata Gatot dalam artikel Jatuh-Bangun Jawara Tenabang, majalah Tempo, 21 November 2010.
Waktu mengirimkan logistik, kata Gatot, Hercules mengalami kecelakaan helikopter. Tangan kanannya putus dan harus menjalani operasi. Gatot lalu memboyong Hercules ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Itulah awal Hercules merambah Ibu Kota.
Di Jakarta, Hercules tak langsung menjadi preman. Awalnya, ia bergabung dengan Yayasan Tiara, pimpinan Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut, putri mantan Presiden Soeharto. Di daerah Cijantung, Jakarta timur, Yayasan Tiara memberi Hercules keterampilan elektronik dan bengkel.
Pada 1987, Hercules masuk ke daerah Bongkaran di Tanah Abang. Ayah empat anak ini bisa dikatakan menciptakan kelompok preman baru, yang terdiri atas para pemuda asal Timor Timur. Sebelumnya, preman di sana berasal dari Ambon, Flores, Betawi, Bugis, dan Jawa. Di Tanah Abang, kelompok Hercules berkuasa selama sekitar 10 tahun.
Pada 1996, Hercules terusir dari Tanah Abang. Ia tak mampu mempertahankan kekuasaannya di pasar terbesar se-Asia Tenggara itu. Kelompoknya dikalahkan dalam pertikaian dengan kelompok Betawi pimpinan Bang Ucu Kambing, yang waktu itu berumur 64 tahun.
Sumber: tempo.co - um'at, 15 Maret 2013Keberadaan Hercules begitu dipercaya oleh tentara. Diangkat menjadi Tenaga Bantuan Operasi Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Hercules bertugas menjaga gudang amunisi. "Dia itu anak buah saya," kata Gatot dalam artikel Jatuh-Bangun Jawara Tenabang, majalah Tempo, 21 November 2010.
Waktu mengirimkan logistik, kata Gatot, Hercules mengalami kecelakaan helikopter. Tangan kanannya putus dan harus menjalani operasi. Gatot lalu memboyong Hercules ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Itulah awal Hercules merambah Ibu Kota.
Di Jakarta, Hercules tak langsung menjadi preman. Awalnya, ia bergabung dengan Yayasan Tiara, pimpinan Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut, putri mantan Presiden Soeharto. Di daerah Cijantung, Jakarta timur, Yayasan Tiara memberi Hercules keterampilan elektronik dan bengkel.
Pada 1987, Hercules masuk ke daerah Bongkaran di Tanah Abang. Ayah empat anak ini bisa dikatakan menciptakan kelompok preman baru, yang terdiri atas para pemuda asal Timor Timur. Sebelumnya, preman di sana berasal dari Ambon, Flores, Betawi, Bugis, dan Jawa. Di Tanah Abang, kelompok Hercules berkuasa selama sekitar 10 tahun.
Pada 1996, Hercules terusir dari Tanah Abang. Ia tak mampu mempertahankan kekuasaannya di pasar terbesar se-Asia Tenggara itu. Kelompoknya dikalahkan dalam pertikaian dengan kelompok Betawi pimpinan Bang Ucu Kambing, yang waktu itu berumur 64 tahun.
Hercules Jadi Kanjeng Raden Haryo Yudhopranoto
Surakarta: Bekas
preman Tanahabang Jakarta, Hercules Rosario Marshal, mendapat gelar
kebangsawanan dari Keraton Sasana Purnama, Surakarta, yang selama ini
digunakan Paku Buwana XIII Tedjowulan, Selasa, 5 Juni 2012. Dengan gelar
itu, Hercules mendapat nama baru yaitu Kanjeng Raden Haryo
Yudhopranoto.
Hercules datang ke keraton dengan menggunakan pakaian adat Jawa lengkap. Ia menjadi satu di antara 200 orang yang mendapat gelar kebangsawanan dari Keraton Sasana Purnama “Saya sangat bangga bisa diundang untuk mendapat gelar,” katanya.
Menurut Hercules, dia memang sudah memiliki hubungan baik dengan Tedjowulan. Mereka mulai berkenalan saat Tedjowulan yang bekerja di TNI mendapatkan tugas di Timor Timur, tempat kelahiran Hercules.
Perwakilan Keraton Sasana Purnama, KPH Adipati Sosronagoro, pemberian sertifikat gelar ini merupakan kali yang terakhir. “Sebab saat ini kami sedang dalam proses penyatuan dengan Keraton Kasunanan Surakarta,” katanya saat ditemui, Selasa 5 Juni 2012.
Sebenarnya, para penerima gelar tersebut telah memperoleh pengukuhan sejak lama. “Hanya saja mereka belum sempat mengambil kekancingan atau sertifikatnya,” kata Sosronagoro. Lantaran telah melakukan rekonsiliasi, Sasana Purnama berinisiatif mengundang pemilik gelar yang belum mengambil kekancingan tersebut.
Sumber: Tempo.co - Rabu, 06 Juni 2012Hercules datang ke keraton dengan menggunakan pakaian adat Jawa lengkap. Ia menjadi satu di antara 200 orang yang mendapat gelar kebangsawanan dari Keraton Sasana Purnama “Saya sangat bangga bisa diundang untuk mendapat gelar,” katanya.
Menurut Hercules, dia memang sudah memiliki hubungan baik dengan Tedjowulan. Mereka mulai berkenalan saat Tedjowulan yang bekerja di TNI mendapatkan tugas di Timor Timur, tempat kelahiran Hercules.
Perwakilan Keraton Sasana Purnama, KPH Adipati Sosronagoro, pemberian sertifikat gelar ini merupakan kali yang terakhir. “Sebab saat ini kami sedang dalam proses penyatuan dengan Keraton Kasunanan Surakarta,” katanya saat ditemui, Selasa 5 Juni 2012.
Sebenarnya, para penerima gelar tersebut telah memperoleh pengukuhan sejak lama. “Hanya saja mereka belum sempat mengambil kekancingan atau sertifikatnya,” kata Sosronagoro. Lantaran telah melakukan rekonsiliasi, Sasana Purnama berinisiatif mengundang pemilik gelar yang belum mengambil kekancingan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar