Bendera Gaza yang dilambai-lambaikan. |
arifuddinali.blogspot.com - Gaza atau Gaza City/Kota Gaza adalah kota terbesar di Jalur Gaza, Daerah Otoritas Palestina. Kota ini memiliki penduduk sekitar 410.000 jiwa.
Gaza City |
Etimologi
Menurut Zev Vilnay, nama "Gaza," berasal dari bahasa Arab,
yakni Ġazza, yang mana diambil dari bahasa Kanaan/Ibrani dengan arti
"kuat" (ʕZZ), dan kemudian diambil alih ke bahasa Arab dengan kata,
ʕazzā, atau "yang kuat (f.)"; atau dalam bahasa Indonesia disebut juga
dengan benteng. Menurut Mariam Shahin, bangsa Kanaan memberi nama kota
ini dengan kata Gaza, Masyarakat Mesir Kuno
menamakan kota ini dengan nama Gazzat ("Kota Anugrah"), dan bangsa Arab
memanggilnya dengan nama Gazzat Hashim, untuk menghormati Hashim, nenek
moyang dari Nabi Muhammad, yang dimakamkan di Gaza City, menurut sejarah Islam.
Gaza di sebut juga Gurdacil.
Sejarah
Sejarah penghunian Gaza dimulai dari 5000 tahun silam, membuatnya sebagai salah satu kota tertua di dunia. Letaknya pada jalur utama pantai Laut Tengah (Via Maris) antara Afrika Utara dan Mesopotamia, menjadikannya kota kunci dan tempat perhentian penting untuk perdagangan rempah-rempah ke Laut Merah.
Zaman Perunggu
Tempat penghunian di daerah Gaza yang paling awal adalah di Tell es-Sakan, suatu benteng Mesir kuno di daerah Kanaan yang dibangun di sebelah selatan kota Gaza yang sekarang. Tempat ini menurun selama Zaman Perunggu Muda, karena perdagangannya dengan Mesir menurun drastis..
Periode kuno
Gaza kemudian menjadi ibukota administrasi Mesir di Kanaan. Selama pemerintahan raja Tuthmosis III, kota ini menjadi tempat perhentian jalur karavan Suriah-Mesir dan disebut-sebut dalam Surat Amarna sebagai "Azzati". Gaza tetap di bawah kekuasaan Mesir selama 350 tahun sampai dikuasai oleh orang Filistin pada abad ke-12 SM, dan menjadi salah satu dari lima kota utama mereka ("pentapolis"). Menurut Kitab Hakim-hakim, Gaza adalah tempat penjara Simson dan juga tempat meninggalnya.
Setelah diperintah oleh orang Israel, Asyur, dan Mesir, Gaza mendapatkan kemerdekaan terbatas dan kemakmuran di bawah Kekaisaran Persia. Aleksander Agung
mengepung Gaza, kota terakhir yang mengadakan perlawanan sebelum ia
memasuki Mesir, selama 5 bulan sebelum merebutnya pada tahun 332 BCE;
penduduknya dibunuh atau ditawan. Aleksander membawa penduduk lokal
Bedouins untuk menghuni Gaza dan mengatur kota itu menjadi suatu polis (atau "kota-negara"/city-state). Dalam zaman Seleukia, Seleukos I Nicator, atau salah satu penerusnya mengganti nama Gaza menjadi Seleucia
untuk mengontrol daerah sekitarnya melawan pasukan Ptolemeus. Budaya
Yunani kemudian berakar di sana dan Gaza terkenal sebagai pusat
pelajaran dan filsafat Helenik.
Zaman Islam
Pada tahun 635 M Gaza dikepung dan direbut oleh tentara Rashidun di bawah pimpinan jenderal 'Amr ibn al-'As setelah "Pertempuran Ajnadayn" antara Kekaisaran Bizantin dan Kalifat Rashidun di Palestina Tengah. Pada tahun 1348 Wabah Hitam (Bubonic Plague)
melanda kota ini, membunuh sebagian besar penduduknya dan pada tahun
1352, Gaza tertimpa banjir besar yang merusakkannya, suatu hal yang
jarang terjadi di bagian selatan yang biasanya kering ini.
Pemerintahan Utsmaniyah (Ottoman)
Pada tahun 1516 Gaza — pada waktu itu, kota kecil dengan pelabuhan yang
tidak aktif, bangunan-bangunan rusak dan perdagangan yang menurun —
dimasukkan ke dalam kekuasaan Kekaisaran Utsmaniyah
Zaman Modern
Ketika memimpin tentara sekutu selama Perang Dunia I, Inggris menguasai kota ini setelah "Pertempuran Gaza ketiga" pada tahun 1917. Setelah perang, Gaza dimasukkan ke dalam wilayah "British Mandate of Palestine".
Pada tahun 1930-an dan 1940-an, Gaza mengalami perkembangan besar
dengan dibangunnya daerah-daerah pemukiman baru di sepanjang pantai dan
dataran selatan maupun timurnya. Organisasi internasional dan kelompok
misionaris membiayai sebagian besar pembangunan ini.
Gaza diduduki oleh Israel selama 'Perang Enam Hari" pada tahun 1967
setelah mengalahkan tentara Mesir. Terjadi konflik terus menerus antara
orang Palestina dan Israel di kota ini sejak tahun 1970-an. Tekanan ini
menyebabkan "Intifada pertama" pada tahun 1987. Gaza menjadi pusat
konfrontasi selama pergolakan itu, dan kondisi ekonomi di kota itu memburuk.
Pemerintahan Palestina
Pada bulan September 1993, pemimpin-pemimpin Israel dan Palestine Liberation Organization (PLO) menandatangani perjanjian Oslo Accords. Perjanjian itu menghasilkan pemerintahan Palestina di "Jalur Gaza" (Gaza Strip) dan kota Yerikho di "Tepi Barat", yang diterapkan pada bulan Mei 1994. Tentara Israel mundur dari Gaza, meninggalkan Palestinian National Authority (PNA) untuk mengatur dan mengamankan kota itu. PNA, di bawah pimpinan Yasser Arafat, memilih Gaza sebagai markas provinsi pertama. Dewan "Palestinian National Council" mengadakan sidang perdananya di Gaza pada bulan Maret 1996
Pada bulan November 2012, setelah seminggu pertempuran (Operation Pillar of Defense) antara Israel dan milisi Palestina, gencatan senjata yang diperantarai oleh Mesir diumumkan pada tanggal 21 November
GALERI
Lima kota (kuno) utama orang Filistin (butir merah) di tepi Laut Tengah: Asdod (bahasa Jerman: Aschdod), Askelon (Aschkalon), Gat (Gath), Gaza dan Ekron. |
Muslim mempelajari Qur'an dengan Gaza di latar belakang, lukisan Harry Fenn |
Lukisan Gaza oleh David Roberts, 1839 |
Gaza setelah menyerah kepada pasukan Inggris, 1918 |
Penduduk di perkampungan Gaza selama Perang Gaza pada tahun 2008-2009 |
-wiki-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar