JAKARTA (SuaraMedia News) - Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, Endang Rahayu Sedyaningsih mengakui dirinya sebagai orang dekat dengan Namru II (The US Naval Medical Reseach Unit Two) atau Unit 2 Pelayanan Medis Angkatan Laut AS.
"Saya dekat dengan Namru. Tidak hanya itu, saya juga dekat dengan Belanda, Jepang, dan China," ujarnya saat jumpa pers usai upacara serah terima jabatan dengan Menkes KIB I, Siti Fadhilah Supari, di Auditorium, Lantai 2 Gedung Baru Departemen Kesehatan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (22/10/2009).
Kedekatan itu diterangkannya, merupakan kedekatan sebagai sesama peneliti yang bekerjasama. Semua itu berbasis pada profesionalitas.
Kemudian, Endang juga menegaskan akan melanjutkan kerjasama dengan Namru. Kendati project lembaga riset Amerika Serikat itu akan berakhir pada Desember mendatang.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri, karena ini era globalisasi," ujarnya.
Kerjasama dengan AS menurutnya sangat penting dilaksanakan guna peningkatan mutu kesehatan masyarakat Indonesia di masa mendatang. Titik beratnya tidak hanya pada pembuatan vaksin penyakit menular, tetapi untuk aspek pengobatan yang lebih luas.
"Kerjasama diperlukan. Tetapi harus fair, transparan, dan seimbang di kedua belah pihak. Tentu harus menguntungkan Indonesia," pungkasnya.
The US Naval Medical Reseach Unit (Namru) merupakan unit kesehatan Angkatan Laut Amerika yang berada di Indonesia. Misinya mengadakan berbagai penelitian mengenai penyakit menular. Laboratorium Namru berada di kompleks Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.
Sementara itu, Belum bekerja, tapi nama Menteri Kesehatan baru pilihan SBY, Endang Rahayu Sedyaningsih, sudah menimbulkan kontroversi. Pasalnya alumnus Universtias Harvard, Boston, Amerika Serikat itu, disebut-sebut “terlibat” dalam proyek The US Naval Medical Research Unit 2 (Namru).
Sebelum ini, mantan Menkes Siti Fadilah di beberapa media mengatakan, Endang adalah peneliti Namru. Namun belakangan ia mengatakan lagi, Endang adalah staf Departemen Kesehatan, yang paling 'dekat' dengan Namru.
"Ibu Endang ini adalah orang yang paling dekat dengan Namru di antara semua pegawai Depkes," kata Siti Fadilah Supari.
Sementara itu, riwayat Namru 2 di Indonesia berakhir pada 16 Oktober 2009. Melalui surat bernomor 919/Menkes/X/2009, pemerintah RI melalui Menteri Kesehatan resmi mengakhiri kerjasama dengan Namru 2.
Setelah itu, Laboratorium Namru yang berada di kompleks Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan di Jalan Percetakan Negara, Jakarta, resmi tutup.
Neo-liberal
Pengamat politik LIPI Syamsudin Haris mengatakan, penetapkan Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Siti Fadilah Supari sebagai bukti “neoliberal”, sebagaimana sering dituduhkan banyak orang.
"Ini kabinet neoliberal yang cenderung tunduk pada kepentingan Amerika. Ibu Siti ditendang, padahal dia berhasil karena bisa melawan negara besar seperti Amerika dan WHO," kata Syamsudin Haris.
Syamsudin menyayangkan SBY yang tidak lagi memakai Siti yang dia nilai telah berhasil. "Mungkin karena SBY terlalu tunduk pada Amerika dan WHO," kata Syamsudin.
Senada dengan Syamsuddin Haris, mantan Ketua YLBHI, Munarman, SH mengatakan, penunjukkan Endang membuktikan Indonesia tunduk pada Amerika.
“Itu merupakan bukti bahwa penguasa Indonesia adalah antek Amerika, “ujarnya. Dari berbagai sumber: www.suaramedia.com
http://www.suaramedia.com/berita-nasional/11919-menkes-baru-orang-dekat-amerika-.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar