‘Arsy (Bahasa Arab عَرْش, ‘Arasy) adalah makhluk tertinggi], berupa singgasana seperti kubah yang memiliki tiang-tiang yang dipikul oleh para Malaikat.[1] Pengertian ‘Arsy ini yang diyakini oleh para manhaj Salaf, berdasarkan Al Qur'an dan hadits Muhammad, sesuai dengan ayat:
“ | (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas 'Arsy.(Thaha, 20:5) | ” |
Tetapi banyak ulama yang berpendapat beda dalam mengartikan makna dari ‘Arsy ini, apakah ‘Arsy itu berwujud fisik atau nonfisik.
1. Etimologi
‘Arsy adalah bentuk mashdar dari kata kerja ‘arasya – ya‘risyu – ‘arsyan (عَرَشَ يَعْرِشُ عَرْشًا) yang berarti bangunan, singgasana, istana atau tahta. Di dalam Al-Quran, kata ‘Arsy itu disebut sebanyak 33 kali. Kata ‘Arsy mempunyai banyak makna, tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah singgasana atau tahta Tuhan. Kemudian arti dari kata tersebut dipakai oleh bangsa Arab untuk menunjukkan beberapa makna, yaitu:
- Singgasana raja, tercantum dalam Surah An-Naml, 23.
- Atap rumah, tercantum dalam hadits
- Tiang dari sesuatu
- Kerajaan
- Bagian dari punggung kaki
Inilah sebagian dari arti ‘Arsy dalam bahasa Arab, akan tetapi arti tersebut berubah-ubah sesuai dengan kalimat yang disandarinya.
Seorang ulama yang bernama Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar menjelaskan bahwa ‘Arsy
merupakan ”pusat pengendalian segala persoalan makhluk-Nya di alam
semesta”. Penjelasan Rasyid Rida itu antara lain didasarkan pada Al
Qur'an:
“ | ...kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy untuk mengatur segala urusan...(Yunus 10:3) | ” |
2. Wujud 'Arsy
Menurut manhaj salaf, 'Arsy memiliki wujud yang teramat sangat besar,
memiliki beberapa tiang yang menjadikan 'Arsy sebagai atap alam
semesta. Wujud ini dicatat dalam beberapa hadits-hadits yang shahih.
Saking besarnya ada malaikat yang memiliki sayap banyak, diperintahkan
oleh Tuhan untuk terbang kemana saja yang ia kehendaki dan ia merasa
tidak beranjak dari tempat semula ia terbang.
Allah berfirman
kepada malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau
memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7.000 malaikat."
Malaikat itu diberikan 70.000 sayap.
Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang
dengan kekuatan penuh dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja
yang dikehendaki Allah. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan
memandang ke arah ‘Arsy. Tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak
beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini
memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘Arsy Allah itu.
“ 'Arsy yaitu singgasana yang memiliki beberapa tiang yang dipikul oleh para Malaikat. Ia menyerupai kubah bagi alam semesta. 'Arsy juga merupakan atap seluruh makhluk.”[2]
Nabi Muhammad bersabda: "Perumpamaan langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi seperti cincin yang dilemparkan di padang Sahara yang luas, dan keunggulan 'Arsy atas Kursi seperti keunggulan padang Sahara yang luas itu atas cincin tersebut."
3. Letak 'Arsy
Menurut syariat Islam, 'Arsy terletak diatas surga Firdaus yang berada dilangit ke-7. Keyakinan ini bersumber dari salah satu hadits Muhammad. Muhammad bersabda kepada sahabatnya yang bernama Abu Hurairah
“Apabila engkau memohon kepada Allah, maka mohon-lah kepada-Nya Surga
Firdaus. Sesungguhnya ia (adalah) Surga yang paling utama dan paling
tinggi. Di atasnya terdapat ‘Arsy Allah yang Maha Pengasih...”[3]
Masih diriwayatkan dari Ibnu Abi 'Ashim, Nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya ‘Arsy sebelumnya berada di atas air. Setelah Allah menciptakan langit (ke-7), ‘Arsy itu ditempatkan di langit yg ke-7. Dia jadikan awan sebagai saringan untuk hujan. Apabila tidak dijadikan seperti itu, tentu bumi akan tenggelam terendam air.”
4. Hamalat al-‘Arsy
Para malaikat pemikul 'Arsy terkenal dengan nama Hamalat al-‘Arsy (Arab: حملات العرش) berjumlah empat malaikat, setelah kiamat akan bertambah menjadi delapan malaikat yaitu; Israfil, Mikail, Jibril, Izrail dan Hamalat al-‘Arsy.[4] Didalam Al-Qur'an juga disebutkan para malaikat ini, dalam surah Al Haqqah 69 ayat 17:
“ | Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (Al Haqqah, 69:17) | ” |
4.1. Wujud Hamalat al-‘Arsy
Berdasarkan hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud dari seorang sahabat Jabir bin Abdillah,
wujud para malaikat pemikul singgahsana Allah sangatlah besar dan jarak
antara pundak malaikat tersebut dengan telinganya sejauh perjalanan burung terbang selama 700 tahun.[5][6]
Dikatakan pula dalam hadits, bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki sayap lebih besar dan banyak dibandingkan dengan Jibril dan Israfil. Dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy
memiliki sayap sejumlah 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200
sayap Israfil, sedangkan Israfil mempunyai 1200 sayap, dimana satu
sayapnya menyamai 600 sayap Jibril.[7]
Sedangkan Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi Al-Jawi Al-Bantani, seorang wali besar dari tanah Jawa,
mengatakan bahwa, "Mereka adalah tingkatan tertinggi para Malaikat dan
Malaikat yang pertama kali diciptakan, dan mereka berada di dunia
sebanyak 4 malaikat, pada saat qiyamat akan berjumlah 8 malaikat dengan
bentuk kambing
hutan. Jarak antara telapak kakinya sampai lututnya sejauh perjalanan
70 tahun burung yang terbang paling cepat. Adapun sifat dari 'Arsy,
dikatakan bahwa bahwa 'Arsy adalah permata berwarna hijau dan 'Arsy
adalah makhluk yang paling besar dalam penciptaan. Dan setiap harinya
'Arsy dihiasi dengan 1000 warna daripada cahaya, tidak ada satu
makhlukpun dari makhluk Allah ta'ala yang sanggup memandangnya.. Dan
segala sesuatu seluruhnya di dalam 'Arsy seperti lingkaran ditanah
lapang...Dikatakan sesungguhnya 'Arsy merupakan kiblat para penduduk
langit.. sebagaimana Ka'bah sebagai kiblat penduduk bumi..."[8]
5. Perbedaan Pendapat Tentang 'Arsy
Di dalam perbincangan para ulama
tradisional dengan ulama kontemporer dan modern, mereka masing-masing
memiliki perbedaan pendapat dalam menafsirkan istilah 'Arsy ini. Mereka
memperdebatkan apakah 'Arsy itu suatu nonmateri (nonfisik) atau materi (fisik).
Para ulama tradisional lebih menyukai memahami 'Arsy sebagai suatu
singgasana, dimana dari singgasana-Nya inilah Tuhan mengendalikan
kekuasaan-Nya atas makhluk-makhluk-Nya, namun ulama-ulama tersebut juga
lebih suka untuk tidak melakukan pembahasan lebih jauh mengenainya dan
hanya mencukupkan urusannya kepada iman dan itu menjadi rahasia Allah
saja.
Sejumlah ulama lain yang lebih moderat menolak penafsiran 'Arasy
seperti yang telah disebutkan diatas tadi, karena menurut mereka Allah
tidak membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan waktu.
Jika dikatakan bahwa Allah duduk diatas 'Arsy maka berarti Allah
memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat
tinggal dan tempat bernaung, padahal Allah Maha Suci dan Maha Mulia dari
semua itu.
Dalam penafsiran 'Arsy oleh para ulama ini, maka bisa digolongkan menjadi tiga pendapat yang berbeda, yaitu:
- Mu'tazilah
Berpendapat bahwa kata ‘Arsy di dalam al-Quran harus diartikan dan
dipahami sebagai makna metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan
bersemayam di ‘Arsy, maka arti ‘Arsy di sini adalah kekuasaan Tuhan. Tuhan merupakan zat yang nonmateri, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat materi.
- Mujassimah
Berpendapat golongan ini bertolak belakang dengan pendapat pertama.
Menurut mereka, kata ‘Arsy harus dipahami sebagaimana adanya. Karena
itu, mereka mengartikan ‘Arsy sebagai sesuatu yang yang bersifat fisik
atau materi. Mereka memiliki paham antropomorfisme.
- Asy'ariyah
Berpendapat yang menyatakan bahwa ‘Arsy dalam arti tahta atau singgasana harus diyakini keberadaannya, karena Al-Quran sendiri mengartikan demikian adanya.
- Sidrat al-Muntahā
- Isra Mi'raj
6. Catatan kaki
- Majalah As-Sunnah Edisi: 07/V/1422H - 2001 M, Aqidah Ahlus Sunnah seputar 'Arsy, Hal. 26
- Hadits riwayat Ibnu Abi 'Ashim.
- Hadits riwayat Imam Bukhari, Imam Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim dari Abu Hurairah.
- Hadits ketujuh: Delapan malaikat yang menjunjung 'Arsy
- Hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud dari seorang sahabat Jabir bin Abdillah hadist shahih, Muhammad bersabda: "Telah diizinkan bagiku untuk bercerita tentang sosok Malaikat dari Malaikat-Malaikat Allah yang bertugas sebagai pemikul 'Arsy, bahwa jarak antara daun telinganya sampai ke bahunya adalah sejauh perjalanan 700 tahun."
- Hadits ketujuh: Malaikat yang memikul 'Arsy
- Rasulullah SAW pernah melihat akan rupa sebenar Malaikat JIbril sebanyak 2 kali, iaitu ketika peristiwa Isra' Mikraj. Ketika Rasulullah melihat Malaikat Jibril dalam keadaan rupanya yang sebenar,Baginda lantas memuji Malaikat Jibril akan kehebatannya. Malaikat Jibril mempunyai 600 sayap, apabila dibuka satu sayap maka gelaplah seluruh bumi ini. Namun begitu, Malaikat Jibril mengatakan kepada Rasulullah bahawa jangan memujinya kerana Rasulullah masih belum melihat Malaikat lain yang lebih hebat kejadiannya. Lalu Rasulullah bertanya kepada Malaikat Jibril, "Ya Jibril, adakah masih ada Malaikat yang lebih hebat daripada kamu?" Malaikat Jibril menjawab, "Ya, ada." Malaikat Israfil mempunyai 1200 sayap,dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Malaikat Jibril Sesudah itu, Rasulullah bertanya lagi," Adakah Malaikat Israfil paling hebat?" Jawab Malaikat Jibril, "Tidak, Malaikat yang memikul Arasy Allah. Malaikat ini mempunyai 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Malaikat Israfil". Hadits riwayat?
- Kitab berjudul "Qathrul Ghaits" hal. 4, Karya Syeikh Muhammad Nawawi Al-Bantani, di artikan oleh Yudha Mandala Eka Putra, tahun 2010. Malaikat Hamalatul 'Arsy diKaskus.us
7. Referensi
- ‘Arsy Singgasana Allah di dakwahsalaf.info
- Etimologi ‘Arsy di www.psq.or.id
- ‘Arsy (Singgasana) Allah Azza Wa Jalla di www.almanhaj.or.id
- Maksud dari Singgasana Tuhan? di Al-Shia.org
8. Pranala luar
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar