Bismillah,
Sumber: Tausyiah 275
Ada salah kaprah yg luar biasa dialami oleh kaum muslim, terutama
jika saya lihat, kaum muslim di Indonesia. Salah kaprah yg saya maksud
adalah mengidentikkan Islam dan Arab Saudi, demikian juga sebaliknya.
Dengan kata lain, semua yg ada dan terjadi di Arab Saudi merupakan
representasi/cerminan dari Islam. Sebaliknya, jika ingin melihat Islam
maka lihatlah Arab Saudi.
Memang benar, Islam (dan agama2 lain) berasal dari Jazirah Arab.
Mengapa banyak para Nabi dan Rasul diturunkan di sana, sementara nyaris
tidak pernah kita dengar ada Nabi dan Rasul berasal dari Cina, Jepang
atau daerah lainnya di dunia? Terus terang, saya belum punya jawaban yg
memuaskan, kecuali bahwa kejahiliyahan bangsa Arab sudah sedemikian
besar (dan membahayakan?) sehingga ALLOH SWT perlu mengutus Nabi dan
Rasul di sana. *insya ALLOH akan saya bahas di kesempatan lain*
Namun, tidak berarti Islam identik dengan Arab.
Bahkan (lahir sebagai) orang Arab BUKAN JAMINAN menjadi seorang muslim
yg baik! Rasululloh SAW sendiri sudah menyatakan hal ini,“Wahai
manusia, sesungguhnya ayahmu satu dan sesungguhnya ayahmu satu.
Ketahuilah, tidak ada keunggulan orang Arab atas non-Arab, tidak pula
non-Arab atas orang Arab, serta tidak pula orang berkulit hitam atas
orang yang berkulit merah. Yang membedakan adalah taqwanya.” (HR. Ahmad)
Lalu, apa hubungan Arab Saudi dengan Arab dan Islam?
Arab Saudi (di beberapa tulisan lain disebut Saudi Arabia) adalah
sebuah NEGARA yang didirikan oleh Abdul Aziz bin Saud. (silakan anda
merujuk ke sini utk lebih jelasnya).
‘Kebetulan’ (maaf, saya tidak menemukan kata yg lebih tepat utk
menggambarkan hal ini) negara ini didirikan di Arab yg terdapat kota
Mekkah dan Madinah. Walhasil banyak orang ‘terbutakan’ dan taklid buta
serta menganggap Arab Saudi sebagai representasi Islam.
Padahal, jika kita perhatikan, banyak hal yg tidak Islami terjadi di
Arab Saudi. Seperti yg sudah pernah saya tulis sebelumnya di sini,
banyak sekali berita penyiksaan, pemerkosaan yg dilakukan oleh orang2
di Arab (Saudi) namun entah kenapa tidak ada tindakan hukum yg dikenakan
pada mereka. Padahal mereka mengaku sebagai negara yg menerapkan hukum
berdasar Al Qur’an dan Hadits, namun kenyataannya? NOL BESAR!
Hal yg sama pada kasus suap ataupun korupsi. Jika mau jujur dan
diperhatikan dengan seksama, sebenarnya sudah cukup banyak kasus suap
dan korupsi yg terjadi. Tapi apakah kita pernah dengar berita orang Arab
Saudi (terutama yg berhubungan dg kerajaan) dihukum sesuai dg hukum
Islam? Saya meragukan hal itu, kecuali anda bisa menunjukkan berita dan
bukti yg bisa dipercaya!
Barangkali hal yg tidak kalah ‘parah’ adalah banyak para pangeran
dari Arab Saudi menanamkan saham mereka di kasino2 di Amerika Serikat.
Padahal sudah jelas2 dinyatakan dalam Al Qur’an dan Hadits, bahwa judi
itu HARAM!
Sebenarnya masih banyak hal yg hendak saya beberkan di sini untuk
menelanjangi kebobrokan dan kejahiliyahan orang Arab Saudi. Namun, saya
yakin orang2 yg fanatik buta akan langsung menyerang saya dan menganggap
saya melecehkan Islam, bla 3x.
Orang2 yg fanatik ini mungkin TIDAK TAHU bahwa tidak ada ayat Al
Qur’an ataupun Hadits yg menyatakan orang Arab itu suci! Lha wong Abu
Jahal dan Abu Lahab juga orang Arab, toh mereka jelas sekali
kekafirannya serta permusuhannya terhadap Islam!
Menganggap orang2 Arab sekarang tidak berdosa karena mereka
merupakan negara di mana ada Mekkah dan Madinah sama saja dengan
mengejek hadits di atas!
Yang menyedihkannya, ulama2 Arab Saudi begitu didewa-dewakan dan
dipuja-puja. Padahal banyak kebijakan dan fatwa para ulama di sana yg
‘disesuaikan’ (kasarnya: dipesan) dengan kebijakan kerajaan Arab Saudi.
Lalu, apa bedanya dg MENJUAL AGAMA?
Intinya, orang Arab itu sama halnya seperti manusia pada umumnya.
Ada yg baik, ada yg jahat. Ada koruptor, pemerkosa, pembunuh, pelaku
zina di Puncak (Indonesia) dan pelaku kejahatan lainnya. Ada juga yg
menyumbangkan hartanya untuk kemanusiaan, imam Masjidil Haram, penghafal
Al Qur’an, dan kebajikan2 lainnya.
Jika usai membaca artikel ini anda merasa marah dan kesal, terlebih
lagi jika berkomentar yg isinya menghujat atau mencaci maki saya, insya
ALLOH saya yakin bahwa anda adalah salah satu orang yg terbutakan.
Sebaliknya, jika anda cukup bijak, saya yakin komentar dan hati anda
akan semakin tercerahkan, insya ALLOH.
Semoga bermanfaat.Sumber: Tausyiah 275
Tidak ada komentar:
Posting Komentar