Sejarah
Ketika itu, Eugène Dubois tidak berhasil mengumpulkan fosil Pithecanthropus
secara utuh melainkan hanya tempurung tengkorak, tulang paha atas dan
tiga giginya saja. Dan sampai saat ini, belum ditemukan bukti yang jelas
bahwa ketiga tulang tersebut berasal dari spesies yang sama.[1]
Sebuah laporan berisi 342 halaman ditulis pada waktu itu tentang
keraguan validitas penemuan tersebut. Meskipun demikian manusia Jawa
masih dapat ditemukan di buku-buku pelajaran saat ini.
Fosil yang lebih lengkap kemudian ditemukan di desa Sangiran, Jawa Tengah, sekitar 18km ke Utara dari kota Solo. Fosil berupa tempurung tengkorak manusia ini ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, seorang ahli paleontologi dari Berlin, pada tahun 1936. Selain fosil, banyak pula penemuan-penemuan lain di situs Sangiran ini.[2].
Sampai temuan manusia yang lebih tua lainnya ditemukan di Great Rift Valley, Kenya, temuan Dubois dan von Koenigswald merupakan manusia tertua yang diketahui. Temuan ini juga dijadikan rujukan untuk mendukung teori evolusi Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace.
Banyak ilmuwan pada saat itu yang juga mengajukan teori bahwa Manusia
Jawa mungkin merupakan mata rantai yang hilang antara manusia kera
dengan manusia modern saat ini. Saat ini, antropolog bersepakat bahwa
leluhur manusia saat ini adalah Homo erectus yang hidup di Afrika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar