BAGHDAD, KOMPAS.com -— Perang Irak dinyatakan
berakhir hari ini, Kamis (15/12/2011), ditandai dengan pernyataan
penutupan misi militer pasukan Amerika Serikat di Irak oleh Menteri
Pertahanan AS Leon Panetta. Penutupan misi ini dua minggu lebih cepat
dari yang dijadwalkan. Panetta sudah berada di Baghdad, Irak,
dalam perjalanan yang dirahasiakan sebelumnya untuk menghadiri upacara
penutupan misi militer ini.
Panetta akan menjadi tamu kehormatan
dalam sebuah upacara sederhana di Baghdad. Setelah pidato para pejabat,
bendera pasukan AS di Irak akan dilipat dan misi militer AS di Irak
dinyatakan ditutup, setelah berlangsung delapan tahun, delapan bulan,
dan 25 hari. Komandan terakhir pasukan AS di Irak, Jenderal Lloyd J
Austin III kemudian akan langsung berangkat ke bandara dan terbang
meninggalkan Irak bersama para pembantu terdekatnya. Setelah itu, hanya
akan ada beberapa tentara AS, yang menjaga upacara tersebut, yang masih
berada di Irak, dan akan segera menyusul pulang.
Perjanjian
keamanan antara pemerintah AS dan Irak yang ditandatangani 2008
sebenarnya menyatakan batas waktu penarikan pasukan AS dari Irak adalah
31 Desember 2011. Namun, para komandan lapangan pasukan AS memutuskan
tak ada gunanya mempertahankan pasukan di Irak sepanjang liburan Natal
tahun ini, setelah negosiasi untuk mengundurkan batas waktu penarikan
pasukan itu gagal.
Tanggal upacara penutupan misi militer ini
sengaja dirahasiakan selama berminggu-minggu, untuk menjaga agar jangan
sampai pihak pemberontak dan militan di Irak merencanakan serangan. Perang
Irak, yang dilancarkan Presiden AS George W Bush pada 2003, telah
merenggut nyawa 4.487 prajurit AS, lebih dari 100.000 warga Irak, dan
menelan biaya lebih dari 800 miliar dollar AS (lebih dari Rp 7,3
kuadriliun) untuk membayar ongkos perang dan rekonstruksi.
Sumber :
- Kompas,com
- washingtonpost.com
Perang Irak (tahun 2003–2011), yang dikenal juga dengan Okupasi Iraq, Perang Teluk II, Perang Teluk III, atau, oleh Amerika Serikat, Operasi Pembebasan Irak, dimulai dengan invasi Irak pada tahun 2003. Okupasi yang kemudian dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat mengakibatkan berlanjutnya peperangan antara para pemberontak dengan pasukan koalisi. Tentara Baru Irak
lalu dibentuk untuk menggantikan tentara lama Irak setelah dibubarkan
oleh koalisi, dan diharapkan tentara baru ini akan mengambil alih
tugas-tugas koalisi setelah mereka pergi dar Irak. Dan di antara
peperangan yang terjadi antara para pemberontak, koalisi, dan tentara
baru Irak, perang saudara antar kelompok mayoritas Syi'ah dan minoritas. Sebab dan akibat terjadinya perang ini sampai kini masih kontroversial. Sumber: wikipedia
Invasi Irak 2003 dengan kode "Operasi Pembebasan Irak"
secara resmi mulai pada tanggal 19 Maret 2003. Tujuan resmi yang
ditetapkan Amerika Serikat adalah untuk "melucuti senjata pemusnah masal
Irak, mengakhiri dukungan Saddam Hussein kepada terorisme, dan
memerdekakan rakyat Irak".[3] Sebagai persiapan, pada 18 February 100.000 tentara Amerika Serikat dimobilisasikan di Kuwait.[5]
Amerika Serikat menyediakan mayoritas pasukan untuk invasi ini, dengan
dukungan dari pasukan koalisi yang terdiri dari lebih dari 20 negara dan
suku Kurdi di utara Irak. Invasi Irak 2003 inilah yang menjadi pembuka
Perang Irak. Sumber: wikipedia
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar