Forum Ilmiah Universitas Trisakti (FORIL Usakti) X 2011 yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 6-8 Oktober 2011 menghadirkan periodontist terkemuka, Konselor FDI World Dental Federation, dan Mantan Presiden Persatuan Pergigian Malaysia, Dr. How Kim Chuan. Forum ilmiah tersebut mengulas topik “Pendekatan Terkini Dalam Perawatan Hipersensitivitas Dentin pada Pasien Periodontal”. Seminar tersebut akan menjawab bagaimana inovasi strontium asetat dapat merevolusi filosofi perawatan pada penyakit periodontal.
Berdasarkan studi yang dilakukan dari seluruh dunia, 52% pasien gigi sensitif tidak melakukan perawatan maupun konsultasi terhadap gejala gigi sensitif kepada dokter gigi dan 75% pasien gigi sensitif tidak pernah melakukan perawatan sederhana seperti menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif untuk mengobati gigi sensitif mereka. Hal ini antara lain dikarenakan mispersepsi dalam masyarakat bahwa rasa sakit dan gangguan akibat gigi sensitif bukan sesuatu yang serius, sehingga tidak perlu melakukan perawatan dengan menggunakan produk khusus gigi sensitif apalagi jika sampai harus periksa ke dokter gigi.
Dr. How Kim Chuan memaparkan pada media,“Dentin yang membentuk hampir seluruh bagian gigi sebenarnya cukup berpori, dengan jutaan saluran kecil menuju saluran saraf di tengah. Apabila dentin terbuka, maka sejumlah rangsangan (stimuli) pada dentin yang terekspos tersebut mudah menyebabkan rasa sakit. Pengelolaan hipersensitivitas dentin cenderung empiris karena kurangnya pengetahuan tentang mekanisme transmisi rasa sakit melalui dentin. Namun demikian, hasil studi klinis menunjukkan bahwa lapisan sumbatan dentin (oklusi tubulus dentin) yang terbentuk efektif meredakan rasa sakit pada gigi sensitif.”
Lebih jauh Dr. How menjelaskan, “Bahan aktif desensitizing agents dalam sebuah pasta gigi bekerja melalui a) secara langsung menenangkan ujung saraf di dalam gigi atau b) memblokir saluran kecil di dalam dentin. Strontium asetat telah terbukti secara klinis merupakan bahan aktif yang secara cepat dan efektif meredakan rasa sakit pada gigi sensitif. Keunggulan strontium asetat terletak pada kemampuan membentuk sumbatan dalam lumentubulus atau dengan kata lain memblokir saluran kecil pada gigi yang terpapar rasa sakit secara efektif, membentuk lapisan sumbatan yang secara fisik membantu untuk mencegah aliran cairan yang dapat merangsang saraf. Bahkan lapisan sumbatan (oklusi) yang dibentuk oleh Stronsium asetat telah terbukti merupakan penghalang yang kuat, bahkan terhadap makanan atau minuman asam sekalipun.
Menanggapi penjelasan tersebut, drg. Ariandes Veddytarro, GSK Dental Detailing Specialist memaparkan bahwa dari sejumlah besar bahan yang telah digunakan dalam pengelolaan hipersensitivitas dentin, strontium asetat merupakan bahan aktif yang dikembangkan dalam inovasi produk pasta gigi sensitif terbaru dari GSK yaitu Sensodyne Rapid Relief. Untuk perlindungan jangka panjang dari sensitivitas, pasta gigi ini dapat digunakan untuk menyikat gigi dua kali sehari. Sementara untuk mengurangi rasa sakit karena gigi sensitif, pasta gigi Sensodyne Rapid Relief dapat dioleskan langsung pada gigi sensitif dan dapat dirasakan perbedaannya secara cepat.
Berdasarkan studi yang dilakukan dari seluruh dunia, 52% pasien gigi sensitif tidak melakukan perawatan maupun konsultasi terhadap gejala gigi sensitif kepada dokter gigi dan 75% pasien gigi sensitif tidak pernah melakukan perawatan sederhana seperti menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif untuk mengobati gigi sensitif mereka. Hal ini antara lain dikarenakan mispersepsi dalam masyarakat bahwa rasa sakit dan gangguan akibat gigi sensitif bukan sesuatu yang serius, sehingga tidak perlu melakukan perawatan dengan menggunakan produk khusus gigi sensitif apalagi jika sampai harus periksa ke dokter gigi.
Dr. How Kim Chuan memaparkan pada media,“Dentin yang membentuk hampir seluruh bagian gigi sebenarnya cukup berpori, dengan jutaan saluran kecil menuju saluran saraf di tengah. Apabila dentin terbuka, maka sejumlah rangsangan (stimuli) pada dentin yang terekspos tersebut mudah menyebabkan rasa sakit. Pengelolaan hipersensitivitas dentin cenderung empiris karena kurangnya pengetahuan tentang mekanisme transmisi rasa sakit melalui dentin. Namun demikian, hasil studi klinis menunjukkan bahwa lapisan sumbatan dentin (oklusi tubulus dentin) yang terbentuk efektif meredakan rasa sakit pada gigi sensitif.”
Lebih jauh Dr. How menjelaskan, “Bahan aktif desensitizing agents dalam sebuah pasta gigi bekerja melalui a) secara langsung menenangkan ujung saraf di dalam gigi atau b) memblokir saluran kecil di dalam dentin. Strontium asetat telah terbukti secara klinis merupakan bahan aktif yang secara cepat dan efektif meredakan rasa sakit pada gigi sensitif. Keunggulan strontium asetat terletak pada kemampuan membentuk sumbatan dalam lumentubulus atau dengan kata lain memblokir saluran kecil pada gigi yang terpapar rasa sakit secara efektif, membentuk lapisan sumbatan yang secara fisik membantu untuk mencegah aliran cairan yang dapat merangsang saraf. Bahkan lapisan sumbatan (oklusi) yang dibentuk oleh Stronsium asetat telah terbukti merupakan penghalang yang kuat, bahkan terhadap makanan atau minuman asam sekalipun.
Menanggapi penjelasan tersebut, drg. Ariandes Veddytarro, GSK Dental Detailing Specialist memaparkan bahwa dari sejumlah besar bahan yang telah digunakan dalam pengelolaan hipersensitivitas dentin, strontium asetat merupakan bahan aktif yang dikembangkan dalam inovasi produk pasta gigi sensitif terbaru dari GSK yaitu Sensodyne Rapid Relief. Untuk perlindungan jangka panjang dari sensitivitas, pasta gigi ini dapat digunakan untuk menyikat gigi dua kali sehari. Sementara untuk mengurangi rasa sakit karena gigi sensitif, pasta gigi Sensodyne Rapid Relief dapat dioleskan langsung pada gigi sensitif dan dapat dirasakan perbedaannya secara cepat.
Sumber: medicastore.com
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar