Pendiri Twitter: Ber-Twitter Tidak Sehat
Sriwijaya Post - Senin, 27 Februari 2012 08:47 WIB
S
RIPOKU.COM - Pernyataan
mengejutkan dilontarkan oleh Co-Founder Twitter Christopher 'Biz'
Stone. Menurutnya, jangan menghabiskan waktu berjam-jam dalam
menggunakan situs Twitter karena tidak menyehatkan.
Sebaliknya,
Stone menyuruh sekitar 500 juta pengguna Twitter untuk melakukan hal
positif lainnya serta menemukan apa yang mereka inginkan di tempat
lain.
Berdasarkan risetnya, pengguna Twitter
cenderung kecanduan (adiktif) dalam mengakses salah satu situs jejaring
sosial paling berpengaruh di dunia itu.
Bahkan ada beberapa pengguna yang mengakses situs tersebut selama 12 jam nonstop dalam sebuah kesempatan.
Pada
konferensi di Montreal, Stone yang merupakan salah satu dari empat pria
yang menciptakan Twitter pada 2006 silam ini menganggap bahwa Twitter
justru banyak disalahgunakan oleh penggunanya.
"Bagi saya, kedengarannya tidak menyehatkan," jelasnya.
Memang,
Stone mengaku senang apabila penggunanya terlibat aktif di Twitter.
Apalagi pengguna tersebut menemukan sesuatu yang dicarinya dan bisa
belajar sesuatu dari Twitter tersebut.
"Saya
pikir itu adalah keterlibatan lebih sehat. Jelas kami ingin agar Anda
datang lebih sering ke Twitter, yang memiliki sekitar 30 juta pengguna
di Inggris serta memungkinkan pengiriman pesan singkat tidak lebih dari
140 karakter untuk dilihat orang lain secara online," tambahnya.
Di
antara selebriti pertama yang menggunakan situs Twitter adalah Stephen
Fry yang melakukan tweet foto dirinya saat ia terjebak di lift pada
2009.
Padahal, Stone sempat berpikir bahwa
situs Twitter yang dibuatnya dulu adalah produk yang gagal dan malah
terkesan tidak berguna.
"Tidak ada yang berpikir itu adalah ide yang baik," katanya.
Sumber : Kompas.com
Twitter Lebih Bikin Kecanduan daripada Rokok
Sriwijaya Post - Senin, 6 Februari 2012 14:16 WIB
S
RIPOKU.COM - Jangan
heran bila ada teman yang lebih betah berlama-lama mengutak-atik akun
Twitter-nya, sehingga tak memedulikan apapun yang ada di sekitarnya.
Termasuk, misalnya, menolak rokok atau minuman yang Anda tawarkan.
Soalnya menurut penelitian baru, mengecek apa yang sedang dibicarakan di
jejaring sosial atau mengirim tweet ternyata lebih menggoda ketimbang
minum minuman beralkohol.
Tim peneliti dari
Booth Business School, University of Chicago, yang memelajari hasrat
orang sehari-hari, mendapati bahwa tidur dan seks adalah dua hal yang
paling diinginkan sepanjang hari. Namun dorongan untuk masuk ke jejaring
sosial adalah yang paling sulit ditolak. Yang mengejutkan, dan di luar
dugaan, alkohol dan tembakau yang memiliki reputasi adiktif justru tidak
begitu diinginkan karena kadarnya masih di bawah jejaring sosial.
"Hasrat
untuk media sosial relatif lebih sulit untuk ditolak karena
ketersediaannya yang tinggi, dan juga karena rasanya tidak mahal untuk
terlibat dalam aktivitas ini," ujar pemimpin studi, Dr Wilhelm Hofmann,
mengenai hasil survei yang segera akan diterbitkan di jurnal
Psychological Science ini. Hal inilah yang membedakan jejaring sosial
dengan rokok dan alkohol, yang butuh uang untuk membelinya. Orang juga
perlu sedikit berusaha untuk mendapatkannya.
Menurut
penelitian tersebut, semakin keras upaya kita menolak sesuatu, semakin
tinggi keinginan kita untuk menerimanya. Selanjutnya, kita jadi lebih
mudah menyerah belakangan karena kemauan kita (untuk menolak) juga
menurun.
Sumber : Kompas.com
Thailand Negara Pertama Dukung Sensor Twitter
Sriwijaya Post - Selasa, 31 Januari 2012 06:46 WIB
SRIPOKU.COM — Langkah
Twitter untuk melakukan sensor konten lokal menuai protes dari banyak
pihak. Di tengah kontroversi itu, Twitter akhirnya mendapat dukungan
internasional pertama dari Pemerintah Thailand, Senin (30/1/2012).
Sekretaris
Permanen Kementerian Teknologi dan Informasi Thailand, Jeerawan
Boonperm, mengatakan, langkah Twitter ini adalah "perkembangan yang
harus disambut baik".
Pihaknya akan menghubungi Twitter untuk memulai kerja sama pada fitur sensor konten lokal tersebut.
Tak
hanya dari pihak pemerintah, kelompok oposisi pun mendukung langkah
tersebut. Mallika Boonmetrakul dari Partai Demokrat, sejak akhir 2011,
berupaya mengumpulkan dukungan untuk memblokir situs media sosial dari
barat.
Menurut Boonmetrakul, Thailand patut
mencontoh sepak terjang China dalam usaha memblokir layanan internet
yang dianggap mengganggu stabilitas negara.
Sikap
yang diambil oleh Pemerintah Thailand ini merujuk dari Undang-Undang
Lese Majeste, sebuah aturan yang melarang warga Thailand mengejek
keluarga kerajaan.
Para aktivis Thailand
mengatakan, Lese Majeste semakin dipolitisasi dan digunakan sebagai alat
represi, bukan sebagai cara untuk melindungi monarki.
Sebelumnya,
Pemerintah Thailand pernah meminta Facebook untuk menghapus lebih dari
10.000 halaman yang dianggap melanggar Lese Majeste. YouTube juga pernah
kena komplain pada 2006 silam.
Thailand
berhasil memaksa YouTube menghapus 225 video yang menyinggung keluarga
kerajaan. Tak hanya itu, Thailand pun membatasi warganya dalam mengakses
YouTube.
Sejumlah warga Thailand telah dipenjarakan karena telah menyinggung kerajaan dalam posting-posting di Facebook dan internet.
Tahun
2011 lalu, seorang pria berusia 61 tahun mendapat hukuman penjara 20
tahun karena mengirim pesan singkat yang isinya menghina keluarga
kerajaan.
Sementara seorang warga negara AS
yang lahir di Thailand dihukum 2,5 tahun penjara karena menulis buku
biografi salah seorang Raja Thailand.
Sejauh ini, belum ada penangkapan atau hukuman yang dijatuhkan kepada warga Thailand yang berkicau di Twitter.
Sumber : Kompas.com
Indonesia Rangking Pertama Pengguna Fb dan Twitter di Asia
Sriwijaya Post - Rabu, 9 November 2011 14:02 WIB
SRIPOKU.COM, JIMBARAN -
Saat ini Indonesia menduduki ranking pertama di Asia sebagai pengguna
layanan twitter dan facebook (FB). Bayangkan saja jumlahnya 47 juta
orang Indonesia menjadi penggunanya atau lebih seperempat dari jumlah
245 juta. Jadi wajar jika hampir seperempat penduduknya sibuk ber
twitter dan FB.
"Itu data yang kami dapatkan,"
kata Presiden Direktur PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Rinaldi
Firmansyah, pada Konferensi Bali Annual Telkom International 2011 di
Ayana, JimbaranN Bali, siang ini.
Namun, jumlah
pelanggan juga tidak bisa menjadi ukuran industri teknologi.
Menurutnya, industri teknologi itu pelayanan dan pihaknya masih terus
memperkuat bisnis telekomunikasi khususnya layanan ke seluruh Indonesia.
"Kami
janji tahun ini seluruh Indonesia terkoneksi dan tidak ada lagi daerah
tak terjangkau televisi hingga internet," tegasnya. Jadi, semua orang di
mana pun berada tetap bisa nge-twitter dan FB-an.
Sumber : Kompas.com
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar