Dua belas Imam (Bahasa Arab: اثنا عشرية - Ithnāˤashariyya) adalah cabang dari ajaran Syiah
yang memiliki pengikut terbanyak. Mereka yang mengikuti ajaran yang
disebut sebagai Syiah Imamiyah ini mempercayai bahwa mereka mempunyai 12
orang pemimpin, yang pemimpin pertamanya adalah Imam Ali ra. dan pemimpin terakhir mereka adalah Imam Mahdi Al-Muntazhar (Imam Mahdi yang ditunggu), seorang Imam yang muncul pada tahun 868 dan kemudian menghilang. Para pengikut Itsna Asyariyyah yakin bahwa Imam Mahdi akan kembali untuk menghadapi dajjal dan akan membangun pemerintahan Islam.
1. Keyakinan Itsna Asyariyyah
1.1. Syariah dalam Itsna Asyariyyah
Para pengikut ajaran Syi'ah Itsna Asyariyyah mendasarkan hukum mereka
(Syariah) pada al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Perbedaan antara hukum
syariah Sunni dan Syiah terletak pada keyakinan bahwa Nabi Muhammad
memberikan Ali ra. sebagai pemimpin pertama setelah Nabi Muhammad saw.
Lebih lanjut, menurut pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah, bahwa Imam atau
pemimpin umat tidaklah dapat dipilih oleh manusia secara demokrasi
(pemilu). Imam adalah jabatan langsung dari Allah swt. Sedangkan
pengikut Sunni percaya bahwa pemimpin umat dipilih dengan pemilu dan
yang memiliki suara terbanyaklah yang menjadi pemimpin (khalifah).
Perbedaan inilah yang membuat Syi'ah dan Sunni menjadi terpecah. Berikut
ini adalah perbedaan lain dalam masalah Syari'ah antara Syi'ah dan
Sunni:
- Mengambil hadits dari Nabi Muhammad saw. dan para Ahlul Bait[1].
- Tidak mengambil hadits dan contoh yang diriwayatkan oleh Abu Bakar, Umar dan Usman (Mereka bertiga adalah khulafaur rasyidin sebelum Ali ra.)
- Memberikan status ma'shum (bebas dari kesalahan) kepada para Imam dan mengikuti contoh dan ajaran mereka.
1.2. Doktrin utama
Dalam ajaran Islam aliran Syi'ah Itsna Asyariyyah, terdapat 10 rukun islam, mencakup 5 rukun Sunni, [Sunni = 5 rukun]], tapi mereka memiliki 5 Ushuluddin (rukun iman versi Sunni)[2].
Berikut ini adalah keyakinan-keyakinan para pengikut Itsna Asyariyyah
dalam dua hal yaitu Ushuluddin (prinsip keyakinan) dan Furu' ad-Din
(prinsip keagamaan) :
1.2.1. Prinsip keimanan Itsna Asyariyyah
Aliran Itsna Asyariyyah tidak membolehkan taklid (keyakinan yang buta), tapi setiap mereka yang sudah mukallaf harus mengetahui keyakinan yang sudah ditentukan:
- Masalah ketauhidan: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa Allah-lah pencipta, menciptakan Adam langsung dengan tangan-Nya, kemudian menghidupkannya, memberinya rizki dan mematikannya. Juga memberi manusia sakit dan ujian, semua atas kekuasaan-Nya (QS Yasin:82). Mereka juga percaya bahwa Allah Maha Kuasa, Allah Maha Esa, Allah tidak terlihat dan tidak tergambar secara lahiriah oleh manusia. Secara tauhid, mereka sama dengan umat Islam pada umumnya.[3] [4]
- Masalah keadilan: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa Allah tidak menganiaya satupun dari hamba-Nya, dan setiap hamba-Nya diberikan rizki sesuai yang dibutuhkannya.
- Masalah kenabian: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa rasul terakhir umat Islam adalah Rasulullah Muhammad saw. dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. adalah wajib, seperti yang tercantum di Al-Qur'an (QS Ali 'Imran:85)
- Masalah imamah: Pengikut islam Syi'ah termasuk cabang Itsna Asyariyyah (Syiah Imamiyah) mempercayai bahwa ada sistem kepemimpinan yang disebut imamah yang berasal dari Nabi Muhammad. Imam sendiri bertugas untuk memimpin umat Islam dengan petunjuk dari Allah swt. Dan dalam prinsip ajaran Syi'ah disebutkan bahwa sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan umat Islam tanpa pemimpin. Mereka mempercayai bahwa Imam ma'shum (bebas dari dosa) dan jabatan Imam adalah langsung dari ilham yang didatangkan oleh Allah. Setiap Imam akan berwasiat kepada Imam selanjutnya.
- Masalah Kebangkitan: Bahwa Allah menghidupkan manusia untuk beramal. Mereka yang beramal baik akan diberikan ganjaran untuk masuk ke surga selamanya, sedangkan yang beramal buruk akan dimasukkan ke neraka selamanya.
2. Daftar Imam
No | Nama (Panjang/ Panggilan) |
Gelar (Bahasa Arab/ Bahasa Turki)[5] |
Lahir–Wafat (M/H) |
|||
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Ali bin Abi Thalib علي بن أبي طالب Abu al-Hassan أبو الحسن |
Amir al-Mu'minin (Pemimpin orang beriman)[6] Birinci Ali[7] |
600–661[6]
23–40[8] |
|||
2 | Hasan bin Ali الحسن بن علي Abu Muhammad أبو محمد |
al-Mujtaba
Ikinci Ali[7] |
624–680[10]
3–50[11] |
|||
3 | Husain bin Ali الحسین بن علي Abu Abdillah أبو عبدالله |
Sayyid al-Shuhada
Ūçüncü Ali[7] |
626–680[14]
4–61[15] |
|||
4 | Ali bin Husain علي بن الحسین Abu Muhammad أبو محمد |
as-Sajjad, Zainul Abidin
[17] Dorduncu Ali[7] |
658-9[17] – 712[18]
38[17]–95[18] |
|||
5 | Muhammad al-Baqir محمد بن علي Abu Ja'far أبو جعفر |
al-Baqirul Ulum (dia yang membagikan ilmu) [19] Besinci Ali[7] |
677–732[19]
57–114[19] |
|||
6 | Ja'far ash-Shadiq جعفر بن محمد Abu Abdillah أبو عبدالله |
ash-Shadiq[21]
(dia yang jujur) Altinci Ali[7] |
702–765[21]
83–148 [21] |
|||
7 | Musa al-Kadzim موسی بن جعفر Abu al-Hassan I أبو الحسن الاول [24] |
al-Kadzim[25]
Yedinci Ali[7] |
744–799[25]
128–183[25] |
|||
8 | Ali ar-Ridha علي بن موسی Abu al-Hassan II أبو الحسن الثانی[24] |
al-Ridha, Reza[28]
Sekizinci Ali[7] |
765–817[28]
148–203[28] |
|||
9 | Muhammad al-Jawad محمد بن علي Abu Ja'far أبو جعفر |
al-Taqi, al-Jawwad[29]
Dokuzuncu Ali[7] |
810–835[29]
195–220[29] |
|||
10 | Ali al-Hadi علي بن محمد Abu al-Hassan III أبو الحسن الثالث[30] |
al-Hadi, al-Naqi[30]
Onuncu Ali[7] |
827–868[30]
212–254[30] |
|||
11 | Hasan al-Asykari الحسن بن علي Abu Muhammad أبو محمد |
al-Asykari[32]
Onbirinci Ali[7] |
846–874[32]
232–260[32] |
|||
12 | Mahdi محمد بن الحسن Abu al-Qasim أبو القاسم |
al-Mahdi, Imam Tersembunyi, al-Hujjah [35]
Onikinci Ali[7] |
868–tidak diketahui[36]
255–tidak diketahui[36] |
No | Nama (Panjang/ Panggilan) |
Kepetingan | ||||
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Ali bin Abi Thalib علي بن أبي طالب Abu al-Hassan أبو الحسن |
Imam pertama dan pengganti yang berhak atas kekuasaan Nabi Muhammad saw. Bagaimanapun, para pengikut Sunni menganggap Ali ra. sebagai khalifah ke-empat dalam Khulafaur Rasyidin. Ali ra. menempati posisi tertinggi hampir di semua tarekat Sufi.[6] | ||||
2 | Hasan bin Ali الحسن بن علي Abu Muhammad أبو محمد |
Hasan bin Ali adalah cucu tertua Nabi Muhammad lewat Fatimah az-Zahra. Hasan menggantikan kekuasaan ayahnya sebagai khalifah di Kufah. Berdasarkan perjanjian dengan Muawiyah I, Hasan kemudian melepaskan kekuasaannya atas Irak.[12] | ||||
3 | Husain bin Ali الحسین بن علي Abu Abdillah أبو عبدالله |
Husain adalah cucu dari Nabi Muhammad saw. yang dibunuh ketika dalam perjalanan ke Kufah di Karbala. Husain dibunuh karena menentang Yazid bin Muawiyah. Insiden terbunuhnya Husain di Karbala sampai sekarang menjadi ritual utama dalam Syi'ah.[14][16] | ||||
4 | Ali bin Husain علي بن الحسین Abu Muhammad أبو محمد |
Pengarang buku Shahifah as-Sajadiyyah yang merupakan buku penting dalam ajaran Syi'ah [18] | ||||
5 | Muhammad al-Baqir محمد بن علي Abu Ja'far أبو جعفر |
Sumber dari Sunni dan Syi'ah menyebutkan bahwa Muhammad al-Baqir adalah salah satu pakar fiqih yang memiliki banyak murid pada zamannya.[19][20] | ||||
6 | Ja'far ash-Shadiq جعفر بن محمد Abu Abdillah أبو عبدالله |
Beliau mendirikan ajaran Ja'fariyyah dan mengembangkan ajaran Syi'ah. Ia mengajari banyak murid dalam berbagai bidang, di antaranya Imam Abu Hanifah dalam fiqih, dan Jabar Ibnu Hayyan dalam alkimia[21][22][23] | ||||
7 | Musa al-Kadzim موسی بن جعفر Abu al-Hassan I أبو الحسن الاول [24] |
Pemimpin umat Islam Syi'ah pada saat terjadi perpecahan antara pengikut Ismailiyyah dan pengikut lainnya setelah kematian Ja'far ash-Shadiq[26] Beliau membuat sistem pengumpulan ghanimah di daerah Timur Tengah dan Khurasan[27] | ||||
8 | Ali ar-Ridha علي بن موسی Abu al-Hassan II أبو الحسن الثانی[24] |
Sebagai putra mahkota oleh Khalifah al-Ma'mun, dan mempelopori diskusi antar-agama.[28] | ||||
9 | Muhammad al-Jawad محمد بن علي Abu Ja'far أبو جعفر |
Dikenal dengan kebaikannya terhadap mereka yang teraniaya pada masa Kekhalifahan Abbasiyah. | ||||
10 | Ali al-Hadi علي بن محمد Abu al-Hassan III أبو الحسن الثالث[30] |
Menguatkan jaringan Wali di komunitas Syi'ah. Ali al-Hadi memberikan mereka instruksi, di antaranya untuk membimbing umat dalam beragama dan mengumpulkan seperlima harta ghanimah.[30] | ||||
11 | Hasan al-Asykari الحسن بن علي Abu Muhammad أبو محمد |
Pada masanya, umat Syi'ah ditekan dan dibatasi luar biasa oleh Kekhalifahan Abbasiyah dibawah tangan al-Mu'tamid[33] | ||||
12 | Mahdi محمد بن الحسن Abu al-Qasim أبو القاسم |
Menurut doktrin Itsna Asyariyyah, beliau adalah imam saat ini dan dialah Imam Mahdi yang dijanjikan.[37] |
No | Nama (Panjang/ Panggilan) |
Tempat lahir | Tempat wafat dan makam | |||
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Ali bin Abi Thalib علي بن أبي طالب Abu al-Hassan أبو الحسن |
Makkah, Arab Saudi[6] | Dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang Khawarij di Kufah, Irak. Imam Ali ra. kepalanya ditebas dengan pedang beracun disaat memimpin shalat subuh.[6][9] Dimakamkan di Masjid Imam Ali, Najaf, Irak | |||
2 | Hasan bin Ali الحسن بن علي Abu Muhammad أبو محمد |
Madinah, Arab Saudi[10] | Diracuni oleh istrinya di Madinah, Arab Saudi atas perintah dari Muawiyah I.[13] Dimakamkan di Pemakaman Baqi. | |||
3 | Husain bin Ali الحسین بن علي Abu Abdillah أبو عبدالله |
Madinah, Arab Saudi[14] | Syahid di Karbala.[14] Dimakamkan di Makam Imam Husain di Karbala, Irak | |||
4 | Ali bin Husain علي بن الحسین Abu Muhammad أبو محمد |
Madinah, Arab Saudi[17] | Menurut kebanyakan ilmuwan Syi'ah, Ali bin Husain diyakini wafat karena diracuni oleh orang suruhan Khalifah al-Walid di Madinah, Arab Saudi[18] Dimakamkan di Pemakaman Baqi. | |||
5 | Muhammad al-Baqir محمد بن علي Abu Ja'far أبو جعفر |
Madinah, Arab Saudi[19] | Menurut sejumlah ilmuwan Syi'ah, diyakini bahwa Muhammad al-Baqir diracuni oleh Ibrahim bin Walid di Madinah, Arab Saudi, atas perintah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik.[18]. Dimakamkan di Pemakaman Baqi. | |||
6 | Ja'far ash-Shadiq جعفر بن محمد Abu Abdillah أبو عبدالله |
Madinah, Arab Saudi[21] | Menurut sumber-sumber Syi'ah, beliau diracuni atas perintah Khalifah al-Mansur di Madinah, Arab Saudi[21]. Dimakamkan di Pemakaman Baqi. | |||
7 | Musa al-Kadzim موسی بن جعفر Abu al-Hassan I أبو الحسن الاول [24] |
Madinah, Arab Saudi[25] | Dipenjara dan diracuni oleh Harun ar-Rashid di Baghdad, Irak. Dimakamkan di Baghdad, Irak.[25] | |||
8 | Ali ar-Ridha علي بن موسی Abu al-Hassan II أبو الحسن الثانی[24] |
Madinah, Arab Saudi[28] | Menurut sumber Syi'ah, beliau diracuni oleh Khalifah al-Ma'mun di Mashhad, Iran. Dimakamkan di Makam Imam Reza, Mashhad, Iran[28] | |||
9 | Muhammad al-Jawad محمد بن علي Abu Ja'far أبو جعفر |
Madinah, Arab Saudi[29] | Diracuni oleh istrinya, anak dari al-Ma'mun di Baghdad, Irak atas perintah Khalifah al-Mu'tashim. Dimakamkan di Makam Kazmain di Baghdad.[29] | |||
10 | Ali al-Hadi علي بن محمد Abu al-Hassan III أبو الحسن الثالث[30] |
Surayya, sebuah desa dekat Madinah, Arab Saudi[30] | Menurut sumber Syi'ah, beliau diracuni di Samarra atas perintah Khalifah al-Mu'tazz.[31] Dimakamkan di Masjid Al-Askari di Samarra, Irak. | |||
11 | Hasan al-Asykari الحسن بن علي Abu Muhammad أبو محمد |
Madinah, Arab Saudi[32] | Menurut sumber Syi'ah, beliau diracuni di Samarra, Irak atas perintah Khalifah al-Mu'tamid. Ia dimakamkan di Masjid Al-Askari, Samarra[34] | |||
12 | Mahdi محمد بن الحسن Abu al-Qasim أبو القاسم |
Samarra, Irak[36] | Menurut keyakinan Syi'ah, beliau sekarang berada di dalam persembunyian dan akan muncul selama Allah mengizinkannya.[36] |
Beberapa orang melihat bahwa Imam dalam Syi'ah memiliki tempat yang
sejajar dengan nabi. Tapi, dalam aspek keyakinan kaum Syi'ah Itsna
Asyariyyah, para Imam bukanlah nabi atau rasul. Para Imam hanyalah
membawakan pesan Nabi Muhammad saw. Syi'ah Itsna Asyariyyah tidak
menganggap Imam lebih berkuasa daripada nabi. Kebanyakan muslim salah
melihat Syi'ah dalam hal tersebut. Bahkan, di ajaran Syi'ah, jika ada
seseorang yang menganggap adanya nabi atau rasul setelah Nabi Muhammad
saw. akan langsung diberi status bid'ah atau kafir.
2.1. Peran Imam Mahdi
Pada hari akhir, kaum Syi'ah Itsna Asyariyyah meyakini bahwa Imam
al-Mahdi, Imam terakhir dari Imam Duabelas, akan menyelamatkan umat
manusia dari kezaliman dan akan membangun suatu pemerintahan Islam. Kaum
Istana Asyariyyah meyakini bahwa Imam Mahdi disembunyikan oleh Allah
swt. dan kemudian akan keluar untuk memberantas kelaliman dan menegakkan
kebenaran dan keadilan bersama Nabi Isa as. sebelum tibanya Hari Akhir.
Syi'ah aliran lain, seperti Zaidiyyah, Ismailiyyah atau Bahraiyyah,
berbeda dalam hal pergantian Imam dan nama-namanya, juga tidak
menganggap bahwa Imam ke-12 (Muhammad bin Hasan) adalah Imam al-Mahdi.
3. Hadits dalam Itsna Asyariyyah
- Hadits dalam Syi'ah: dimana hadits adalah perkataan dan tindakan dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam). Hadits ini akan diteliti dengan shahih atau dengan interview dengan sang perawi. Hadits ini akan melewati banyak perawi yang di antaranya adalah sahabat dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam) dan sampai akhirnya akan tiba di al-Ma'shum tersebut (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam)[38] .
- Ilmu dariyah dalam Itsna Asyariyyah: yaitu ilmu untuk mencari gejala hadits dalam kondisi darurat dalam hal bagaimana matan dan sanad menyampaikan hadits[39].
- Hadits dalam satu jalur: karena hadits merupakan hasil adaptasi untuk mempertahankan dan menyampaikan sebuah cerita atau perkataan dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam), maka ada satu orang yang akan menyampaikan banyak hadist dalam satu jalur dan kemudian akan diteruskan ke setiap orang, seperti yang telah ditulis dan diikuti dalam ilmu Ushul Fiqih, bahwa kebenaran hadist dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam) belum tentu benar adanya jika disampaikan dalam banyak jalur.
- Ilmu rijal : Ilmu yang ditujukan untuk menguji ilmu dan keadaan para perawi saat menyampaikan hadits untuk mengetahui dan mengidentifikasi sebuah hadits sebagai shahih atau tidak shahih.[40]
- Sifat perawi yang riwayatnya dan kualifikasinya diterima:
- Beragama Islam: Tidak akan diterima riwayat hadits dari perawi kafir, sebelum sang perawi kafir tersebut mengucapkan syahadat secara sungguh-sungguh.
- Mempunyai akal yang logis (tidak gila): Tidak diterima hadits yang disampaikan oleh orang gila
- Baligh (cukup umur untuk menyampaikan hadits): Tidak diterima hadits dari seorang anak kecil sebelum dia mumayyiz (dewasa)
- Beriman
- Adil: Sang perawi harus bisa mempertahankan haditsnya dalam kebenaran dan tidak berlebihan dalam meriwayatkan hadits.
Penulis Kitab | Tahun lahir dan wafat | Jumlah hadits | Ket | |
---|---|---|---|---|
Al-Kafi | Hadits-hadits dalam kitab dikumpulkan oleh Syaikh Abu Ja'far Muhammad bin Ya'qub al-Kulaini ar-Razi. Ia adalah cendekiawan Islam yang sangat menguasai ilmu hadits. | Wafat tahun 329 Hijriah | Terdapat sekitar 16000 hadits yang berada dalam kitab al-Kafi, dan merupakan jumlah terbanyak yang berhasil dikumpulkan. | Kitab Syi'ah yang terbaik |
Man la yahdarul fiqh Untuk orang yang tidak memperhatikan fiqih |
Ditulis oleh Syaikh Abu Ja'far Muhammad bin Ali bin Husein | Lahir tahun 305 Hijriah dan wafat tahun 381 Hijriah | Terdapat sekitar 6000 hadits tentang Syariah | |
Tazhibul Ahkam | Ditulis oleh Syaikh Abu Ja'far Muhammad bin Hasan al-Tusi | Lahir di Khurasan tahun 385 Hijriah, dan wafat pada tahun 460 Hijriah | Terdapat sekitar 13590 Hadits dalam kitab ini. | |
Al-Istibshar fima Ikhtilaf minal Akhbar | Ditulis oleh Syakih Abu Ja'far Muhammad bin Hasan al-Tusi | Lahir di Khurasan tahun 385 Hijriah, dan wafat pada tahun 460 Hijriah | Terkumpul sekitar 5511 hadits dalam kitab ini. | |
Al-Majmu' | Al-Kulani, al-Qami dan at-Tusi | Wafat pada tahun 329-381-460 | Total hadits sekitar 41101 hadits (kompilasi dari empat buku tersebut di atas) |
4. Tempat suci dan bersejarah Itsna Asyariyyah
Setiap muslim, baik Sunni maupun Syi'ah, memiliki tempat-tempat suci.
Di antara tempat suci tersebut adalah tiga masjid suci yaitu Masjidil Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjidil Aqsa di Jerussalem.
Selain tiga tempat tersebut, Syi'ah juga memiliki beberapa tempat suci
yang kebanyakan di antaranya adalah makam-makam para Imam. Berikut
tempat-tempat suci Syi'ah:
- Makam Imam Ali - Najaf, Irak
- Makam Imam Husein - Karbala, Irak
- Makam Imam Ali Ridha - Mashhad, Iran
- Makam Imam Ali Hadi dan Askari - Samarra, Irak
- Makam Fatimah al-Ma'sumah (Fatimah az-Zahra) - Qum, Iran
5. Daerah penyebaran
Fokus daerah penyebaran ajaran Syi'ah aliran Itsna Asyariyyah berada di Iran, Irak, Azerbaijan, dan Bahrain.
Daerah-daerah ini merupakan penyumbang terbesar pengikut ajaran Syi'ah
Itsna Asyariyyah. Daerah lain yang juga terdapat banyak pengikut Syi'ah
Itsna Asyariyyah berada di wilayah Teluk Persia dan di Lebanon. Pengikut Syi'ah juga terdapat di Arab Saudi, yang notabene penduduk Arab Saudi beraliran Sunni Wahabi. Pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah di Arab Saudi terpusat di beberapa kota seperti Qatif, Madinah dan di Al-Hasa'. Selain itu, pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah juga dapat ditemui di Muskat, Oman dan di negara-negara yang terdapat di Asia Selatan.
5.1. Jumlah pengikut
Menurut Ensiklopedia Britannica,
terdapat 60-80 juta (40 juta di antaranya adalah pengikut Syi'ah Itsna
Asyariyyah) pengikut Syi'ah di seluruh dunia. Sedangkan menurut
Ensiklopedia Kristen Internasional, diyakini bahwa jumlah pengikut
Syi'ah adalah 135 juta di seluruh dunia.
Berikut ini adalah detail dari jumlah pengikut Syi'ah berdasarkan negara asal, menurut 2008 World Factbook:
- Iran dengan jumlah sebanyak 58 juta pengikut Syi'ah
- Irak dengan jumlah sebanyak 17-18 pengikut Syi'ah.
- Afganistan dengan jumlah sebanyak 6 juta pengikut Syi'ah.
- Azerbaijan dengan jumlah sebanyak 5 juta pengikut Syi'ah.
- Kuwait dengan jumlah sebanyak 400 ribu pengikut Syi'ah.
- Bahrain dengan jumlah sebanyak 400 ribu pengikut Syi'ah.
- Lebanon dengan jumlah sebanyak 1.2 juta pengikut Syi'ah.
- Arab Saudi dengan jumlah sebanyak 1.5 sampai 2 juta pengikut Syi'ah.
- Pakistan dengan jumlah sebanyak 33 juta pengikut Syi'ah.
- India dengan jumlah sebanyak 30 juta pengikut Syi'ah.
- Tajikistan dengan jumlah sebanyak 306 ribu pengikut Syi'ah
- Turkmenistan dengan jumlah sebanyak 185 ribu pengikut Syi'ah.
- Uzbekistan dengan jumlah sebanyak 1.4 juta pengikut Syi'ah.
- Kirgizstan dengan jumlah sebanyak 117 ribu pengikut Syi'ah.
- Kazakhstan dengan jumlah sebanyak 355 ribu pengikut Syi'ah.
- Rusia dengan jumlah sebanyak 1.2 juta pengikut Syi'ah.
Berdasarkan jumlah di atas, dapat dihitung dan totalnya mencapai 158
juta pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah dan Syi'ah Isma'iliyyah di seluruh
dunia. Dengan adanya pengikut Syi'ah Isma'iliyyah yang hanya berkisar
35 juta di seluruh dunia, maka didapatkan bahwa pengikut Syi'ah Itsna
Asyariyyah di seluruh dunia berjumlah 123 juta pengikut. Perkiraan
terakhir bahwa pengikut Syi'ah berjumlah 170 juta orang di seluruh
dunia.[41]
6. Referensi
- Imam Muslim (translated by Aftab Shahryar) (2004). Sahih Muslim Abridged. Islamic Book Service. ISBN 81-7231-592-9.
- http://www.albayyinat.net/jwb5ta.html
- نهجنا في الحياة من المهم إلى الممات للميرزا حسن ال عصفور
- عقائد الإمامية لمحمد جواد مغنية
- Gelar Imam dalam bahasa Arab digunakan karena bahasa Arab adalah bahasa liturgi dalam agama Islam Syi'ah sedangkan gelar dalam bahasa Turki berasal dari pengikut ajaran Alawiyyah Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa. (2004). Gale Group. ISBN 978-0-02-865769-1.
- Nasr, Seyyed Hossein "Ali". Encyclopedia Britannica Online. Diakses pada 2007-10-12.
- Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa. (2004). Gale Group. ISBN 978-0-02-865769-1.
- Tabatabae (1979), pp.190-192
- Tabatabae (1979), p.192
- "Hasan". Encyclopedia Britannica Online. Diakses pada 2007-11-08.
- Tabatabae (1979), pp.194-195
- Madelung, Wilferd "Hasan ibn Ali". Encyclopedia Iranica. Diakses pada 2008-03-23.
- Tabatabae (1979), p.195
- "al-Husayn". Encyclopedia Britannica Online. Diakses pada 2007-11-08.
- Tabatabae (1979), pp.196-199
- Calmard, Jean "Husayn ibn Ali". Encyclopedia Iranica. Diakses pada 2008-03-23.
- Madelung, Wilferd "'ALÈ B. AL-HUOSAYN". Encyclopedia Iranica. Diakses pada 2007-11-08.
- Tabatabae (1979), p.202
- Madelung, Wilferd "AL-BAQER, ABU JAFAR MOHAMMAD". Encyclopedia Iranica. Diakses pada 2007-11-08.
- Tabatabae (1979), p.203
- Tabatabae (1979), p.203-204
- Reseach Committee of Strasburg University, Imam Jafar Ibn Muhammad As-Sadiq A.S. The Great Muslim Scientist and Philosopher, translated by Kaukab Ali Mirza, 2000. Willowdale Ont. ISBN 0-9699490-1-4.
- "Wasil ibn Ata". Encyclopedia Britannica Online. Diakses pada 2007-11-08.
- Madelung, Wilferd "'ALÈ AL-HAÚDÈ". Encyclopedia Iranica. Diakses pada 2007-11-09.
- Tabatabae (1979), p.205
- Tabatabae (1979) p. 78
- Sachedina (1988), pp.53-54
- Tabatabae (1979), pp.205-207
- Tabatabae (1979), p. 207
- Madelung, Wilferd "'ALÈ AL-HAÚDÈ". Encyclopedia Iranica. Diakses pada 2007-11-08.
- Tabatabae (1979), pp.208-209
- Halm, H "'ASKARÈ". Encyclopedia Iranica. Diakses pada 2007-11-08.
- Tabatabae (1979) pp. 209-210
- Tabatabae (1979), pp.209-210
- "Muhammad al-Mahdi al-Hujjah". Encyclopedia Britannica Online. Diakses pada 2007-11-08.
- Tabatabae (1979), pp.210-211
- Tabatabae (1979), pp. 211-214
- العلامة المُحقق آية الله الشيخ جعفر السبحاني : أصول الحديث وأحكامه : 19
- العلامة الدكتور الشيخ عبد الهادي الفضلي : أصول الحديث : 223
- العلامة الدكتور الشيخ عبد الهادي الفضلي : أصول علم الرجال : 11 ، الطبعة الثانية ، سنة : 1416 هجرية ، مؤسسة أم نهجنا في الحياة من المهد إلى الممات للميرزا حسن ال عصفو
- القرى للتحقيق والنشر
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar