Hud (Bahasa Arab هود , Aubir, Ubayr, Neber) (sekitar 2450-2320 SM) adalah seorang nabi yang diutus untuk kaum 'Aad yang tinggal di Al-Ahqaf, Rubu' al-Khali-Yaman. Hud dikenal dalam ajaran agama Islam, Yahudi dan Kristen. Dalam kitab Perjanjian Lama dikenal sebagai Eber.[1] Namanya disebutkan sebanyak 7 kali dalam Al-Quran. Umat Muslim percaya bahwa Nabi Hud hidup sekitar 150 tahun dan diutus menjadi rasul pada tahun 2400 SM.[2][3] Diriwayatkan ia wafat di Timur Hadhramaut, Yaman.
1. Genealogi
Hud bin Abdullah bin Ribah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Irim bin Syam bin Nuh. Ia menikahi seorang wanita yang bernama Melka binti Madai bin Japeth (Yafas).
2. Kisah Hud
Nabi Hud merupakan keturunan dari suku 'Aad (عاد), suku yang hidup di jazirah Arab, disuatu tempat bernama Al-Ahqaf yang terletak di utara Hadramaut antara Yaman dan Oman. Mereka adalah kaum penyembah berhala bernama Shamud, Shada, dan al-Haba. Mereka termasuk suku yang tertua sesudah kaum Nuh. Mereka dikaruniai oleh Allah (الله) tanah yang subur, dengan sumber-sumber air yang memudahkan mereka bercocok tanam.
Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh (نوح), kaum Hud, yaitu suku 'Aad tidak mengenal Allah sebagai Tuhannya. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama Shamud dan Alhattar
dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaannya
dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak
kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris a.s. (إدريس) dan Nabi Nuh a.s. (نوح) sudah tidak dijalankan lagi.
2.1. Dakwah
Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku 'Aad
kepada tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekitar mereka dan
bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka semua dan mengaruniakan mereka
dengan segala kenikmatan hidup. Dia-lah yang seharusnya mereka sembah
dan bukan patung-patung yang mereka buat sendiri.
Diterangkan oleh Nabi Hud bahwa dia adalah pesuruh Allah yang diberi
tugas untuk membawa mereka ke jalan yang benar, beriman kepada Allah
yang menciptakan mereka serta menghidupkan dan mematikan mereka, memberi
rezeki
atau mencabutnya dari mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut
balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntun mereka ke jalan yang
benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka
bahwa jika mereka tetap menutup telinga dan mata mereka, mengingatkan perihal kaum Nabi Nuh yang ditimpa azab Allah serta meminta mereka untuk berhenti dari menyembah berhala.
Bagi kaum 'Aad, seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan sesuatu yang
tidak pernah mereka dengar ataupun duga. Mereka melihat bahwa ajaran
yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah cara hidup mereka dan
membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa heran bahwa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak dapat dimengerti dan diterima oleh akal fikiran mereka.
2.2. Pembalasan Allah atas kaum 'Aad
Pembalasan Tuhan terhadap kaum 'Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua tahap.
Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang dan kebun
mereka. Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan
mereka bahwa kekeringan itu adalah suatu permulaan siksaan dari Allah
yang dijanjikan dan bahwa Allah masih memberi kesempatan kepada mereka
untuk sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman
kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang batil untuk kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan
turun kembali dan menghindari mereka dari bahaya kelaparan yang
mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mau percaya dan menganggap
janji Nabi Hud itu adalah janji kosong. Mereka bahkan pergi menghadap
berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka
hadapi.
Tentangan mereka terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawaban dengan datangnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan
dan mega hitam yang tebal diatas mereka yang disambutnya dengan
sorak-sorai gembira, karena mengira bahwa hujan akan segera turun
membasahi ladang dan menyirami kebun
mereka yang sedang mengalami kekeringan. Melihat sikap kaum 'Aad yang
sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek: Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awan
rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai
pembalasan Allah yang telah kujanjikan dan kamu ternanti-nanti untuk
membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu
dusta.
Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi
Hud itu bahwa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin topan yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh
yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan rumah dari dasarnya,
membawa berterbangan semua perabotan dan harta benda serta melempar jauh
binatang-binatang ternak. Keadaan kaum 'Aad menjadi panik, mereka berlari kesana-sini, hilir-mudik mencari perlindungan.
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat
perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya. Setelah keadaan
cuaca kembali tenang dan tanah Al-Ahqaf sudah menjadi sunyi senyap dari kaum 'Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, dimana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana. Hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit, di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun selalu dikunjungi para peziarah yang datang dari sekitar daerah itu, terutama pada bulan Syaaban.
3. Kisah Hud dalam al-Quran
Kisah Nabi Hud diceritakan dalam 68 ayat dari 10 surah yang di antaranya adalah Surat Hud, ayat 50 hingga 60, Surat Al Mu’minuun ayat 31 sehingga ayat 41 , Surat Al Ahqaaf ayat 21 sehingga ayat 26 dan Surat Al Haaqqah ayat 6 ,7 dan 8. Berikut adalah rincian kisah Nabi Hud disurat-surat yang lain:
- Kaum 'Aad membangun tanah mereka: 7:69,26:128–129, 26:133–134, 41:15 89:7–8
- Dakwah Nabi Hud: 7:65–72, 11:50–57,23:32 26:124–127, 26:131–132, 26:135, 46:21–23
- Tantangan untuk Nabi Hud: 7:66–67,11:53–5514:9,26:123,26:136–137 38:12, 46:21, 50:13, 54:18
- Pembinasaan terhadap kaum 'Aad: 7:72, 11:58, 11:89, 23:41, 25:38, 26:139, 29:38, 29:40, 40:31, 41:13, 41:16, 46:24–25, 51:41–42, 53:50, 54:19–20, 69:6–8, 89:6
4. Referensi
- Bang, 2003, p. 220.
- The Truth of Life
- :: www.zainab.org
5. Pranala luar
- (Indonesia) dzikir.org
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar