Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi
yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan
harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang
diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan
dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan
atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga,
pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa
selanjutnya.[1][2]
Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara
optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu
keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap
sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan[3], serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.[4]
Model permintaan dan penawaran |
1. Tinjauan umum
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisis pasar
beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan
jasa, dan alokasi dari sumber terbatas di antara banyak penggunaan
alternatif. Ekonomi mikro menganalisis kegagalan pasar,
yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta
menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.
Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi
pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan
pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.
2. Asumsi dan definisi
Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna.
Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar,
dan tidak satupun di antara mereka memiliki kapasitas untuk memengaruhi
harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di
kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu
(baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk memengaruhi
harga. Seringkali, dibutuhkan analisis yang lebih mendalam untuk
memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang.
Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang
sederhana.
Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak berasumsi apriori
bahwa pasar lebih disukai daripada bentuk organisasi sosial lainnya.
Bahkan, banyak analisis telah dilakukan untuk membahas beragam kasus
yang disebut "kegagalan pasar",
yang mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau
dari sudut pandang tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang
menguntungkan semua orang untuk digunakan tetapi tidak langsung
menguntungkan mereka untuk membiayainya). Dalam kasus ini, ekonom akan
berusaha untuk mencari kebijakan yang akan menghindari kesia-siaan
langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak langsung oleh
regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma
konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat "pasar yang hilang" untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus dicatat juga bahwa "kesejahteraan optimal" biasanya memakai norma Pareto, dimana dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks,
tidak konsisten dengan norma utilitarian dalam sisi normatif dari
ekonomi yang mempelajari tindakan kolektif, disebut pilihan
masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam ekonomi positif (ekonomi mikro)
dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan para ekonom dan
teorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut
sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari
hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang
diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan
seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para
konsumen.
3. Model operasi
Diasumsikan bahwa semua perusahaan mengikuti pembuatan keputusan
rasional, dan akan memproduksi pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
Dalam asumsi ini, ada empat kategori dimana keuntungan perusahaan akan
dipertimbangkan:
- Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
- Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan normal ketika keuntungan ekonominya sama dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika average total cost setara dengan harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
- Jika harga adalah di antara average total cost dan average variable cost pada keluaran maksimalisasi keuntungan, maka perusahaan tersebut dalam kondisi kerugian minimal. Perusahaan ini harusnya masih meneruskan produksi, karena kerugiannya akan makin membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus menerus, perusahaan bisa menaikkan biaya variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan semuanya akan mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
- Jika harga dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan, perusahaan harus melakukan penghentian. Kerugian diminimalisir dengan tidak memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian perusahaan hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan risiko kerugian menyeluruh.
4. Kegagalan pasar
Dalam ekonomi mikro, istilah "kegagalan pasar" tidak berarti bahwa
sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar
adalah situasi dimana sebuah pasar
efisien dalam mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke
konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi dimana
inefisiensi sudah dramatis, atau ketika disugestikan bahwa institusi
non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada
konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan
pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani "kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.
Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :
- Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana "sebuah" pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran. Penyalahgunaan kekuasaan pasar bisa dikurangi dengan menggunakan undang-undang anti-trust.[5]
- Eksternalitas, dimana terjadi dalam kasus dimana "pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi di dalam orang luar/asing." Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.[5] Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya.
- Barang publik seperti pertahanan nasional[5] dan kegiatan dalam kesehatan publik seperti pembasmian sarang nyamuk. Contohnya, jika membasmi sarang nyamuk diserahkan pada pasar pribadi, maka jauh lebih sedikit sarang yang mungkin akan dibasmi. Untuk menyediakan penawaran yang baik dari barang publik, negara biasanya menggunakan pajak-pajak yang mengharuskan semua penduduk untuk membayar pada barang publik tersebut (berkaitan dengan pengetahuan kurang dari eksternalitas positif pada pihak ketiga/kesejahteraan sosial).
- Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak pastian (informasi yang inefisien)[5]. Informasi asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain. Biasanya para penjual yang lebih tahu tentang produk tersebut daripada sang pembeli, tapi ini tidak selalu terjadi dalam kasus ini. Contohnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui bagaimana mobil tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki informasi lebih baik dari penjual merupakan penjualan rumah atau vila, yang mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan anggota keluarga yang ditinggalkan. Situasi ini dijelaskan pertamakali oleh Kenneth J. Arrow di artikel seminar tentang kesehatan tahun 1963 berjudul "ketidakpastian dan Kesejahteraan Ekonomi dari Kepedulian Kesehatan, " di dalam American Economic Review. George Akerlof kemudian menggunakan istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa, dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditas cenderung menurun, bahkan untuk kualitas yang sangat sempurna kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi sebuah "lemon" (produk yang menyesatkan).
5. Biaya peluang
Walaupun biaya peluang (opportunity cost) kadang-kadang sulit
untuk dihitung, efek dari biaya peluang sangatlah universal dan nyata
pada tingkat perorangan. Bahkan, prinsip ini dapat diaplikasikan kepada
semua keputusan, dan bukan hanya bidang ekonomi. Sejak kemunculannya
dalam karya seorang ekonom Jerman bernama Freidrich von Wieser, sekarang biaya peluang dilihat sebagai dasar dari teori nilai marjinal.
Biaya peluang merupakan salah satu cara untuk melakukan perhitungan
dari sesuatu biaya. Bukan saja untuk mengenali dan menambahkan biaya ke
proyek, tetapi juga mengenali cara alternatif lainnya untuk menghabiskan
suatu jumlah uang yang sama. Keuntungan yang akan hilang sebagai akibat
dari alternatif terbaik lainnya; adalah merupakan biaya peluang
dari pilihan pertama. Sebuah contoh umum adalah seorang petani yang
memilih mengolah pertaniannya dibandingkan dengan menyewakannya ke
tetangga. Maka, biaya peluangnya adalah keuntungan yang hilang dari
menyewakan lahan tersebut. Dalam kasus ini, sang petani mungkin
mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari
pekerjaan yang dilakukannya sendiri. Begitu juga dengan memasuki universitas
dan mengabaikan upah yang akan diterima jika memilih menjadi pekerja,
yang dibanding dengan biaya pendidikan, buku, dan barang lain yang
diperlukan (sebagai biaya total dari kehadirannya di universitas).
Contoh lainnya ialah biaya peluang dari melancong ke Bahamas, yang mungkin merupakan uang untuk pembayaran cicilan rumah.
Perlu diingat bahwa biaya peluang bukanlah jumlah dari
alternatif yang ada, melainkan lebih kepada keuntungan dari suatu
pilihan alternatif yang terbaik. Biaya peluang yang mungkin dari
keputusan sebuah kota membangun rumah sakit di lahan kosong, merupakan
kerugian dari lahan untuk gelanggang olahraga, atau ketidakmampuan untuk menggunakan lahan menjadi sebuah tempat parkir, atau uang yang bisa didapat dari menjual lahan tersebut, atau
kerugian dari penggunaan-pengguaan lainnya yang beragam - tapi bukan
merupakan agregat dari semuanya (ditotalkan). Biaya peluang yang
sebenarnya, merupakan keuntungan yang akan hilang dalam jumlah terbesar
di antara alternatif-alternatif yang telah disebutkan tadi.
Satu pertanyaan yang muncul dari ini ialah bagaimana menghitung
keuntungan dari alternatif yang tidak sama. Kita harus menentukan sebuah
nilai uang yang dihubungkan dengan tiap alternatif untuk memfasilitasi
pembandingan dan penghitungan biaya peluang, yang hasilnya lebih-kurang
akan menyulitkan untuk dihitung, tergantung dari benda yang akan kita
bandingkan. Contohnya, untuk keputusan-keputusan yang melibatkan dampak
lingkungan, nilai uangnya sangat sulit untuk dihitung karena
ketidakpastian ilmiah. Menilai kehidupan seorang manusia atau dampak
ekonomi dari tumpahnya minyak di Alaska, akan melibatkan banyak pilihan
subyektif dengan implikasi etisnya.
6. Penerapan ekonomi mikro
Ekonomi mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak di antaranya menggambarkan metode dari yang lainnya. Regulasi dan organisasi industri mempelajari topik seperti masuk dan keluar dari firma, inovasi, aturan merek dagang. Hukum dan Ekonomi menerapkan prinsip ekonomi mikro ke pemilihan dan penguatan dari berkompetisi dengan rezim legal dan efisiensi relatifnya. Ekonomi Perburuhan mempelajari upah, kepegawaian, dan dinamika pasar buruh. Finansial publik
(juga dikenal dengan ekonomi publik) mempelajari rancangan dari pajak
pemerintah dan kebijakan pengeluaran dan efek ekonomi dari
kebijakan-kebijakan tersebut (contohnya, program asuransi sosial). Ekonomi kesehatan mempelajari organisasi dari sistem kesehatan, termasuk peran dari pegawai kesehatan dan program asuransi kesehatan. Politik ekonomi mempelajari peran dari institusi politik dalam menentukan keluarnya sebuah kebijakan. Ekonomi kependudukan,
yang mempelajari tantangan yang dihadapi oleh kota-kota, seperti
gepeng, polusi air dan udara, kemacetan lalu-lintas, dan kemiskinan,
digambarkan dalam geografi kependudukan dan sosiologi. Finansial Ekonomi
mempelajari topik seperti struktur dari portofolio yang optimal, rasio
dari pengembalian ke modal, analisis ekonometri dari keamanan
pengembalian, dan kebiasaan finansial korporat. Bidang Sejarah ekonomi
mempelajari evolusi dari ekonomi dan institusi ekonomi, menggunakan
metode dan teknik dari bidang ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi,
psikologi dan ilmu politik.
6.1. Konsep fundamental dalam ekonomi mikro
elastisitas - surplus konsumsi - surplus produsen - permintaan agregat - kompetisi - efisiensi
6.2. Teori konsumsi
Prefrensi - kurva indiferen - utilitas - utilitas marjinal -pendataan
6.3. Teori produksi dan harga
Dasar tori produksi - efisiensi-X - faktor produksi - lahan kemungkinan produksi - maksimalisasi laba -fungsi produksi - ekonomi skala - ekonomi cakupan - diskriminasi harga - harga transfer - harga barang gabungan - titik harga
6.4. Kesejahteraan ekonomi
Ekonomi kesejahteraan - efisiensi Pareto - efisiensi Kaldor-Hicks - kotak Edgeworth - fungsi kesejahteraan sosial - matriks pertidaksamaan pendapatan - kurva Lorenz - koefisien Gini - tingkat kemiskinan - kerugian bobot mati
6.5. Organisasi industri
Bentuk pasar - pasar persaingan sempurna - monopoli - pasar monopolistik - oligopoli - rasio konsentrasi - indeks Herfindahl
6.6. Kegagalan pasar
Aksi kolektif - informasi asimetris - Pasar Lemon - eksternalitas - barang publik - Regulasi Antitrust - biaya sosial - barang bebas - pajak - tragedi rakyat jelata - tragedi rakyat bukan jelata - Penguin Coase
6.7. Ekonomi finansial
Teori pasar efisien - ekonomi finansial - finansial - risiko
6.8. Perdagangan internasional
Perdagangan internasional - syarat perdagangan - tarif - Daftar topik perdagangan internasional
6.9. Metodologi
Ekuilibirium umum - teori Game - ekonomi institusional - ekonomi neoklasik - ekonomi ustria
7. Catatan
- www.mcwdn.org/ECONOMICS/EcoGlossary.html
- www.nmlites.org/standards/socialstudies/glossary.html
- www.mcwdn.org/ECONOMICS/EcoGlossary.html
- www.econ100.com/eu5e/open/glossary.html
- http://www.economist.com/research/Economics/alphabetic.cfm?LETTER=M#marketfailure
8. Bacaan Lebih Lanjut
- Bade, Robin; and Michael Parkin. Foundations of Microeconomics. Addison Wesley Paperback 1st Edition: 2001.
- Eaton, B. Curtis; Eaton, Diane F.; and Douglas W. Allen. Microeconomics. Prentice Hall, 5th Edition: 2002.
- Frank, Robert A.; Microeconomics and Behavior. McGraw-Hill/Irwin, 6th Edition: 2006.
- Friedman, Milton. Price Theory. Aldine Transaction: 1976
- Jehle, Geoffrey A.; and Philip J. Reny. Advanced Microeconomic Theory. Addison Wesley Paperback, 2nd Edition: 2000.
- Hicks, John R. Value and Capital. Clarendon Press. [1939] 1946, 2nd ed.
- Katz, Michael L.; and Harvey S. Rosen. Microeconomics. McGraw-Hill/Irwin, 3rd Edition: 1997.
- Kreps, David M. A Course in Microeconomic Theory. Princeton University Press: 1990
- Landsburg, Steven. Price Theory and Applications. South-Western College Pub, 5th Edition: 2001.
- Mankiw , N. Gregory. Principles of Microeconomics. South-Western Pub, 2nd Edition: 2000.
- Mas-Colell, Andreu; Whinston, Michael D.; and Jerry R. Green. Microeconomic Theory. Oxford University Press, US: 1995.
- McGuigan, James R.; Moyer, R. Charles; and Frederick H. Harris. Managerial Economics: Applications, Strategy and Tactics. South-Western Educational Publishing, 9th Edition: 2001.
- Nicholson, Walter. Microeconomic Theory: Basic Principles and Extensions. South-Western College Pub, 8th Edition: 2001.
- Perloff, Jeffrey M. Microeconomics. Pearson - Addison Wesley, 4th Edition: 2007.
- Pindyck, Robert S.; and Daniel L. Rubinfeld. Microeconomics. Prentice Hall, 5th Edition: 2000.
- Ruffin, Roy J.; and Paul R. Gregory. Principles of Microeconomics. Addison Wesley, 7th Edition: 2000.
- Varian, Hal R. Microeconomic Analysis. W. W. Norton & Company, 3rd Edition.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar