Hidayatullah adalah sebuah organisasi massa (ormas) Islam di Indonesia. Namanya berasal dari dua kata dalam bahasa Arab: hidayat/hidayah dan Allah, yang berarti petunjuk Allah.
1. Sejarah
Hidayatullah didirikan pada tanggal 7 Januari 1973 (kalender Islam: 2 Dzulhijjah 1392 Hijr) di Balikpapan dalam bentuk sebuah pesantren oleh Ust. Abdullah Said (alm), kemudian berkembang dengan berbagai amal usaha di bidang sosial, dakwah, pendidikan dan ekonomi serta menyebar ke berbagai daerah di seluruh provinsi di Indonesia. Melalui Musyawarah Nasional I pada tanggal 9–13 Juli 2000
di Balikpapan, Hidayatullah mengubah bentuk organisasinya menjadi
organisasi kemasyarakatan (ormas) dan menyatakan diri sebagai gerakan
perjuangan Islam.
Sejak 1978 Hidayatullah melakukan pengiriman da’i ke seluruh Indonesia dan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Hidayatullah ( STIM-HIDA ) di Depok, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL)
di Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STIS
Hidayatullah) di Balikpapan sebagai lembaga pendidikan untuk pengkaderan
da’i dengan memberlakukan beasiswa penuh (biaya pendidikan dan biaya
hidup) bagi mahasiswa STAIL
dan STIS dengan pola ikatan dinas. Da'i ini kemudian mendapatkan
tunjangan maksimal hingga 3 tahun atau sampai mereka mampu menjadi
pelaku ekonomi di tempatnya berada.
Mulai tahun 1998
lembaga pendidikan kader da’i ini telah menghasilkan lulusan dan telah
mengirimkan da’i ke berbagai daerah terutama Indonesia Bagian Timur dan Tengah.
Setidaknya setiap tahun, Hidayatullah mengirimkan 150 da’i ke berbagai
daerah di Indonesia dengan 50 di antaranya adalah lulusan strata satu
dari lembaga pendidikan kader da’i.
Lembaga pendidikan Hidayatullah meliputi Taman Kanak-Kanak dan
kelompok bermain pra sekolah, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah di
hampir semua Daerah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah setidaknya ada di setiap Wilayah
dan 3 perguruan tinggi di Surabaya, Balikpapan dan Depok.
Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) adalah institusi berupa pesantren
bagi anak yatim piatu. Ada lebih dari 200 Pusat Pendidikan Anak Shaleh
(PPAS) dengan jumlah anak yatim piatu dan tidak mampu dimana setiap PPAS
menampung sekitar 150 orang anak.
Jaringan kerja Hidayatullah (hingga Desember 2005) didukung dengan keberadaan 26 DPW dan 194 DPD, 51 DPD terdapat di Pulau Jawa
dan 143 DPD ada di luar Pulau Jawa. Pada akhir 2006 direncanakan
terdapat tambahan 66 DPD dan 4 DPW. Jumlah DPC, PR dan PAR tidak
dicantumkan karena pertumbuhannya yang terus berubah.
Untuk periode 2005-2010, Pimpinan Umum/Ketua Dewan Syura adalah
Ustadz H Abdurrahman Muhammad sedangkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat
(DPP) dijabat oleh Dr. H. Abdul Mannan, didampingi Sekjend BM Wibowo.
Sebagai organisasi massa Islam yang berbasis kader, Hidayatullah menyatakan diri sebagai Gerakan Perjuangan Islam (Al-Harakah al-Jihadiyah al-Islamiyah) dengan dakwah dan tarbiyah
sebagai program utamanya. Keanggotaan Hidayatullah bersifat terbuka,
dimana usahanya berfungsi sebagai basis pendidikan dan pengkaderan.
Metode (manhaj nubuwwah') Hidayatullah yaitu berpegang pada al Qur’an dan as-Sunnah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Hidayatullah berfokus pada pelurusan masalah aqidah, imamah dan jamaah (tajdid); pencerahan kesadaran (tilawatu ayatillah); pembersihan jiwa (tazkiyatun-nufus); pengajaran dan pendidikan (ta’limatul-kitab wal-hikmah) dengan tujuan akhir melahirkan kepemimpinan dan ummat.
1.1. Struktur dan mekanisme organisasi
Pengurus organisasi tingkat pusat terdiri dari Dewan Syura
dan Dewan Pimpinan Pusat. Dewan Syura merupakan lembaga tertinggi
organisasi, dipimpin oleh Ketua Dewan Syura yang sekaligus merupakan
Imam bagi jamaah Hidayatullah, dengan sebutan Pemimpin Umum. Ketua Umum
Dewan Pimpinan Pusat dipilih lewat Musyawarah Nasional, dan Pengurus DPP
disahkan oleh Pemimpin Umum di dalam Munas tersebut untuk jangka waktu 5
tahun.
Struktur di bawah Dewan Pimpinan Pusat (DPP)terdiri dari Dewan
Pimpinan Wilayah (DPW/tingkat Provinsi), Dewan Pimpinan Daerah
(DPD/tingkat Kabupaten/Kota), Dewan Pimpinan Cabang (DPC/tingkat
Kecamatan), Pimpinan Ranting (PR/tingkat Desa/Kelurahan), Pimpinan Anak
Ranting (PAR/tingkat RW/RT). Ketua Dewan Pimpinan Wilayah/Daerah/Cabang
dipilih oleh Musyawarah di tingkat masing-masing dan disahkan oleh
struktur di atasnya.
2. Pesantren Hidayatullah
Pesantren-Pesantren Hidayatullah berfungsi sebagai tempat untuk
mendalami ilmu. Pesantren ini dihuni santri yang tinggal di asrama,
guru, pengasuh, pengelola dan jamaah Hidayatullah.
Pola pengajaran di Pesantren Hidayatullah adalah sistem pesantren
modern, yaitu penggabungan mata ajaran umum dan mata ajaran khusus atau
keislaman. Mata ajaran umum sama seperti mata ajaran pada sekolah -
sekolah umum lainnya, contohnya matematika, fisika, kimia dll. Mata
ajaran khusus yaitu mata ajaran yang berkaitan dengan keislaman,
contohnya aqidah, fiqih, bahasa arab, dan hafalan/tahfidz Al Qur'an,
serta masih banyak lagi mata ajaran yang lain, sesuai dengan jenjang
pendidikan dan letak kampus (contoh: kurikulum di Surabaya sedikit
berbeda dengan di Jakarta).
Panorama Pesantren Hidayatullah di Kampus Gunung Tembak, Balikpapan |
2.1. Baitul maal Hidayatullah
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) adalah lembaga di bawah Hidayatullah yang berfungsi mengelola dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf
ummat. Baitul Maal Hidayatullah (BMH) mendapat pengukuhan sebagai
lembaga amil zakat nasional melalui Surat Keputusan Menteri Agama
Republik Indonesia No. 538 tahun 2001.
BMH mengelola dana milik ummat yang dipercayakan kepada Hidayatullah
untuk disalurkan bagi pemberdayaan ummat, memajukan lembaga-lembaga
pendidikan maupun sosial, memajukan dakwah Islam, mengentaskan kaum
dhuafa (lemah) maupun mustadh’afin (tertindas).
Kini Baitul Maal Hidayatullah telah memiliki 30 kantor perwakilan dan 144 jaringan pos peduli (mitra).
3. Majalah Suara Hidayatullah
Majalah Suara Hidayatullah, atau biasa disingkat Majalah Hidayatullah merupakan salah satu dari badan usaha di lingkungan Hidayatullah yang menggarap bidang pers. Majalah ini dikelola oleh PT Lentera Jaya Abadi, sebuah badan usaha milik ormas Hidayatullah.
Salah satu cover majalah Suara Hidayatullah |
Awalnya, majalah ini hanya berupa buletin hasil karya beberapa santri di Pesantren Hidayatullah
Balikpapan. Mengingat betapa strategisnya dakwah bil qalam melalui
media massa, buletin tersebut terus dikembangkan sampai akhirnya
berbentuk majalah seperti sekarang.
Majalah Suara Hidayatullah berisi tentang problematika dan dinamika
dakwah, baik di Indonesia maupun dunia. Di dalamnya ada rubrik wawancara
dengan tokoh ternama, kajian al-Qur`an dan Hadits, kisah kepahlawanan perjuangan da’i di berbagai pelosok tanah air, hingga masalah keluarga.
Tiras majalah yang terbit sebulan sekali ini sekarang mencapai
50.000-55.000 eksemplar, tersebar di seluruh pelosok tanah air, mulai
dari Banda Aceh sampai Merauke. Majalah Suara Hidayatullah berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur.
4. Muslimat Hidayatullah (Mushida)
Mushida merupakan organisasi otonom Hidayatullah, yang telah memiliki
15 Pengurus Wilayah (PW) di seluruh Indonesia. Mushida bergerak dalam
bidang da’wah, pendidikan, dan sosial, dengan fokus garapan adalah pemberdayaan wanita, keluarga dan anak.
Visi Muslhida adalah “Membangun keluarga Qur’ani sebagai tonggak
utama terwujudnya masyarakat bertauhid”. Untuk menggapai visi tersebut
maka setiap program Mushida mengarah kepada pembentuk pribadi muslimah
dalam menunjang perannya sebagai pribadi, istri, ibu dan sebagai anggota
masyarakat.
Program pembinaan anggota berupa kegiatan majelis ta’lim yang
dilaksanakan secara rutin. Pembinaan yang lebih intensif dilaksanakan
melalui Halaqah Tarbiyah, kelompok belajar yang beranggotakan maksimal
10 orang dan dengan kurikulum yang telah ditentukan.
Korps Da’iyah Mushida (KDM) adalah divisi dari Mushida yang bertugas
mempersipakan da’iyah yang akan diterjunkan langsung ke tengah-tengah
masyarakat, dan senantiasa meningkatkan kuantitas dan kualitas da’iyah
melalui berbagai kegiatan pengkaderan dan pelatihan rutin.
Di bidang pendidikan, Mushida mengemban amanah untuk mengembangkan
lembaga pendidikan Hidayatullah pada tingkatan Taman Kanak-Kanak, Taman
bermain, Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA). Untuk meningkatkan kualitas
guru dilakukan pelatihan rutin, pembinaan manajemen, penerbitan bulletin hingga penyediaan tenaga guru.
5. Induk Koperasi Hidayatullah (Inkophida)
Induk Koperasi Hidayatullah (Inkophida) adalah koperasi sekunder yang
menjadi wadah seluruh jaringan Koperasi Hidayatullah yang tersebar
diseluruh Indonesia.
Inkophida didirikan di Jakarta pada tahun 1999, dan telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Koperasi dan Pemberdayaan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia nomor : 013/BH/M.1/1999, tanggal 9 April
1999. Saat ini Inkophida memiliki 9 (sembilan) Puskophida (Pusat
Koperasi Hidayatullah) ditingkat provinsi dan 142 Kophida (Koperasi
Primer Hidayatullah) di tingkat Kabupaten/Kota. Visi Inkophida adalah
membangun jaringan ekonomi ummat yang berkeadilan dan saling
menguntungkan.
6. Hidayatullah dan pemberdayaan masyarakat pedalaman
Sebagai organisasi yang lahir di Kalimantan Timur, maka Hidayatullah memiliki perhatian besar terhadap pengembangan wilayah Kalimantan.
Selain di Kalimantan, Hidayatullah juga memberikan perhatian kepada Irian (Papua).
Di hampir semua kota di Papua, terdapat da’i Hidayatullah, yang salah
satu kegiatannya adalah mendirikan pesantren, dengan menerima murid dari lingkungan setempat. Hal serupa dilakukan di Timor Timur sebelum kawasan itu lepas dari Indonesia.
7. Pranala luar
back to islamArief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar