Selasa, 10 Maret 2009 , 09:55
NUNUKAN
- Bupati Nunukan H Abd Hafid Achmad menegaskan, warga Kerukunan
Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) di Nunukan harus memberikan perhatian
dan apresiasi khusus untuk masalah kesenian dan kebudayaan Sulsel.
“Selama ini pembinaan kebudayaan masih tertinggal. Padahal dalam AD-ART KKSS, tujuan pendirian KKSS selain sebagai wadah silaturahmi, juga menjadi pemersatu untuk pembinaan kebudayaannya,” jelasnya.
Ini dianggap perlu dilakukan, agar warga KKSS tidak kehilangan identitas, jati diri sebagai suku bangsa yang berkebudayaan tinggi dan menjadi bagian dari bangsa ini. Masalah tersebut perlu dijadikan perhatian, mengingat Nunukan dengan letak geografis yang strategis, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran berbagai macam suku bangsa yang menjadi penduduknya.
Selain itu, warga KKSS Nunukan hendaknya lebih mengoptimalkan peran sertanya dibidang pembangunan daerah. Memang, peran masyarakat sudah cukup kelihatan, tapi jika melihat permasalahan pembangunan di tengah globalisasi dewasa ini, peran-peran itu sudah selayaknya dikembangkan.
“Utamanya peran yang berkaitan dengan tema-tema yang banyak dibutuhkan untuk diperhatikan, seperti pada penanggulangan kemiskinan, pencegahan trafficking, krisis nasionalisme dan permasalahan lainnya,” tambah bupati yang juga keturunan Sulsel ini.
Untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan, ia mengaku cukup responsif dan apresiatif dengan prinsip hidup warga Nunukan keturunan Sulsel, yakni ‘dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’.
“Prinsip ini diperkuat dengan pedoman hidup yang berlandaskan pada konsep budaya siri na pesse atau siri na pacce. Konsep yang membuat warga KKSS menjadi pekerja keras, punya rasa malu sehingga berusaha menjadi lebih baik, pantang menyerah, peduli sesama dan rela berkorban,” imbuhnya disambut tepuk tangan warga KKSS.
Tidak hanya itu, ia juga memberi apresiasi positif kepada pengurus pilar-pilar KKSS, yang tanggap dan peduli jika ada warganya yang tertimpa musibah, termasuk meninggal dunia. “Saya kira, jika peran dan potensi seperti ini dikelola, maka peran sosial warga KKSS akan jauh lebih baik,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Panitia H Laodding mengungkapkan, maksud dan tujuan pelaksanaan Muscab II KKSS periode 2009-2013, sebagai wahana silaturahmi sesama warga KKSS untuk merumuskan dan mengambil keputusan penting dalam peningkatan peran KKSS dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Tujuannya untuk mengevaluasi kepengurusan terkait dengan dinamika organisasi dan peran-peran sosial KKSS sebelumnya. Merumuskan program kerja dan rekomendasi, serta memilih pengurus baru,” katanya.
Muscab II KKSS ini dihadiri oleh Koordinator Wilayah Utara KKSS Provinsi Kaltim H AS Rahman Rasyid, Wabup Nunukan Kasmir Foret, pimpinan unsur muspida dan vertikal, serta kepala instansi Pemkab Nunukan dan sekitar 150 undangan yang berasal dari rumpun KKSS.
Dalam Muscab II KKSS ini, ada 9 kandidat yang akan memperebutkan kursi Ketua KKSS periode 2009-2013 dengan sistem pemilihan langsung dan formatur, yakni Ir Jabbar MSi, Hj Caramming, H Laodding, Andi Lempong, H Halim Parota, H Arifuddin Ali, Asmar Said, H Musliadi Yusuf dan Ruman Tumbo.(dew)
“Selama ini pembinaan kebudayaan masih tertinggal. Padahal dalam AD-ART KKSS, tujuan pendirian KKSS selain sebagai wadah silaturahmi, juga menjadi pemersatu untuk pembinaan kebudayaannya,” jelasnya.
Ini dianggap perlu dilakukan, agar warga KKSS tidak kehilangan identitas, jati diri sebagai suku bangsa yang berkebudayaan tinggi dan menjadi bagian dari bangsa ini. Masalah tersebut perlu dijadikan perhatian, mengingat Nunukan dengan letak geografis yang strategis, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran berbagai macam suku bangsa yang menjadi penduduknya.
Selain itu, warga KKSS Nunukan hendaknya lebih mengoptimalkan peran sertanya dibidang pembangunan daerah. Memang, peran masyarakat sudah cukup kelihatan, tapi jika melihat permasalahan pembangunan di tengah globalisasi dewasa ini, peran-peran itu sudah selayaknya dikembangkan.
“Utamanya peran yang berkaitan dengan tema-tema yang banyak dibutuhkan untuk diperhatikan, seperti pada penanggulangan kemiskinan, pencegahan trafficking, krisis nasionalisme dan permasalahan lainnya,” tambah bupati yang juga keturunan Sulsel ini.
Untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan, ia mengaku cukup responsif dan apresiatif dengan prinsip hidup warga Nunukan keturunan Sulsel, yakni ‘dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’.
“Prinsip ini diperkuat dengan pedoman hidup yang berlandaskan pada konsep budaya siri na pesse atau siri na pacce. Konsep yang membuat warga KKSS menjadi pekerja keras, punya rasa malu sehingga berusaha menjadi lebih baik, pantang menyerah, peduli sesama dan rela berkorban,” imbuhnya disambut tepuk tangan warga KKSS.
Tidak hanya itu, ia juga memberi apresiasi positif kepada pengurus pilar-pilar KKSS, yang tanggap dan peduli jika ada warganya yang tertimpa musibah, termasuk meninggal dunia. “Saya kira, jika peran dan potensi seperti ini dikelola, maka peran sosial warga KKSS akan jauh lebih baik,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Panitia H Laodding mengungkapkan, maksud dan tujuan pelaksanaan Muscab II KKSS periode 2009-2013, sebagai wahana silaturahmi sesama warga KKSS untuk merumuskan dan mengambil keputusan penting dalam peningkatan peran KKSS dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Tujuannya untuk mengevaluasi kepengurusan terkait dengan dinamika organisasi dan peran-peran sosial KKSS sebelumnya. Merumuskan program kerja dan rekomendasi, serta memilih pengurus baru,” katanya.
Muscab II KKSS ini dihadiri oleh Koordinator Wilayah Utara KKSS Provinsi Kaltim H AS Rahman Rasyid, Wabup Nunukan Kasmir Foret, pimpinan unsur muspida dan vertikal, serta kepala instansi Pemkab Nunukan dan sekitar 150 undangan yang berasal dari rumpun KKSS.
Dalam Muscab II KKSS ini, ada 9 kandidat yang akan memperebutkan kursi Ketua KKSS periode 2009-2013 dengan sistem pemilihan langsung dan formatur, yakni Ir Jabbar MSi, Hj Caramming, H Laodding, Andi Lempong, H Halim Parota, H Arifuddin Ali, Asmar Said, H Musliadi Yusuf dan Ruman Tumbo.(dew)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar