Tinnitus (Telinga Berdenging)
Gejala
Penyebab
source: http://www.conectique.com/tips_solution/health/disease/article.php?article_id=6258
Tinitus bukan merupakan suatu penyakit melainkan sebuah gejala dari suatu penyakit atau kondisi tertentu. Menurut catatan ahli di bidang tinitus di Amerika (data di Indonesia belum ada), hampir 36 juta penduduk Amerika mengalami gejala ini dalam hidupnya. Hanya sebagian kecil dari jumlah itu yang memeriksakan diri ke klinik klinik kesehatan terdekat.
Tinitus dapat berasal dari empat bagian telinga yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, telinga bagian dalam dan otak sebagai pusat pendengaran. Pada beberapa kasus, tinitus merupakan sesuatu yang normal alias tidak ada yang perlu di khawatirkan.
Pada keadaan normal, tubuh memang akan mengeluarkan suara suara aneh akibat dari proses yang terjadi di dalam tubuh. Kita tidak awas akan suara ini dikarenakan suara yang terdengar lebih kecil dari suara di luar tubuh. Jika pada suatu kondisi suara di luar tubuh tidak ada maka baru akan terdengar suara yang berasal dari dalam tubuh.
Penyebab lain dari tinitus adalah gangguan keseimbangan cairan dalam telinga, infeksi, atau penyakit yang menyerang tulang tulang pendengaran dan gendang telinga.
Penyebab paling sering dari tinitus abnormal adalah rusaknya ujung saraf pada telinga bagian dalam. Bertambahnya usia merupakan faktor penting dari rusaknya susunan saraf dalam telinga. Akhir akhir ini, suara yang terlampau keras atau bising juga sering menyebabkan terjadinya tinitus disamping akan menganggu fungsi pendengaran secara keseluruhan. Sayangnya, banyak diantara kita tidak terlalu ambil pusing terhadap paparan suara keras yang berasal dari suara musik, senjata api, dan lain lain.
Beberapa obat seperti aspirin dan penyakit telinga bagian tengah juga bisa menyebabkan terjadinya tinitus.
Bagaimana cara mendiagnosa tinitus?
Pemeriksaan lain seperti Auditory Brain Stem Response (ABR), CT Scan dan MRI masih sangat jarang dilakukan meskipun pada beberapa kasus dapat membantu menentukan penyebab tinitus. Mungkin karena pertimbangan biaya sehingga pemeriksaan ini tidak rutin dikerjakan.
Bagaimana mengobati tinitus?
Gunakanlah cotton bud yang ukuran kapasnya sesuai dengan diameter liang telinga anda. Bundelan kapas yang terlalu besar akan mendorong kotoran telinga ke bagian lebih dalam sehingga menempel pada gendang telinga. Keadaan ini akan mendorong terjadinya tinitus. Minumlah obat obatan sesuai dengan dosis yang dianjutkan oleh dokter.
Dapatkah gejala tinitus dikurangi?
Arief
Telinga
berdenging sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan gejala awal yang
dapat menyebabkan sejumlah kondisi medis. Seperti berkurangnya atau
hilangnya pendengaran karena
terjadinya kerusakan pada mata, atau indikasi dari penyakit sistem
sirkulasi pada tubuh. Meski tak sampai menganggu penampilan, namun bisa
dipastikan menimbulkan ketidaknyamanan serta menghilangkan kosentrasi
saat melakukan segala macam aktivitas.
Dalam istilah medis telinga berdenging disebut dengan tinnitus. Berasal dari bahasa latin tinnire, artinya berdenging.
Gejala
- Penderita mengalami gangguan seolah suara-suara tersebut ditimbulkan dari luar telinga padahal justru sebaliknya. Suara-suara tersebut berasala dari dalam telinga sendiri.
- Telinga terdengar berisik, seperti berdenging, berdengung, berdenyut, menderum, atau berbunyi
- Bunyi-bunyian yang terdengar bisa bervariasi mulai pelan sampai memekakkan telinga.
- Dari hari ke hari pendengaran semakin berkurang hingga akhirnya menghilang sama sekali
Penyebab
Di
dalam telinga, ribuan sel-sel pendengaran yang menjaga ‘sinyal listrik’
dan rambut mikroskopik membentuk jumbai pada permukaan dari
masing-masing sel-sel pendengaran. Saat kondisi normal, rambut-rambut
ini bergerak seirama dengan tekanan dari gelombang suara. Pergerakan ini
dipicu sel-sel untuk memutus sinyal listrik melalui jaringan syaraf
dari pendengaran. Otak akan menerjemahkan sinyal ini sebagai suara.
Jika
rambut-rambut ini mengalami kerusakan, mereka akan bergerak secara
random pada keadaan yang konstan. Karena tidak mampu menahan ‘pengisian
listrik’, pada sel-sel pendengaran terjadi kebocoran. Sinyal-sinyal
listrik ke otak sebagai bunyi yang amat berisik.
Kerusakan sel-sel pendengaran di dalam telinga bisa disebabkan:
- Usia. Pertambahan usia secara otomatis akan mengurangi kemampuan pendengaran seseorang.
- Telinga mengalami trauma sehingga terjadi pengikisan kemampuan pendengaran. Itu sebabnya sangat tidak dianjurkan untuk terlalu sering mendengar suara yang terlalu keras dalam periode yang lama.
- Efek samping penggunaan obat tertentu dalam waktu yang lama. Seperti penggunaan aspirin, obat untuk malaria atau obat kram pada kaki, antibiotik dan obat anti radang. Biasanya bunyi-bunyian yang mengganggu tersebut akan hilang saat konsumsi obat-obatan tersebut dihentikan.
- Gangguan pada rahang atau terjadinya perubahan pada tulang pada telinga.
- Terlalu banyak minum minuman beralkohol
- Bergesernya tulang pada telinga bagian tengah berdampak pada pendengaran.
- Terjadinya trauma akibat benturan pada kepala atau leher yang berdampak pada telinga bagian dalam.
- Terjadinya kelebihan cairan telinga (congek) karena menderita infeksi telinga
- Menderita tekanan darah tinggi.
- Adanya tumor pada kepala atau leher.
Pencegahan
Selain
harus menghindari faktor pencetusnya disarankan untuk
menghindaripenyebab stres sebisa mungkin. Sebab stres dapat memperburuk
dampak tinnitus.
Pengobatan
Pengobatan
tinnitus tergantung pada penyebabnya. Tapi jika dikarenakan faktor usia
serta kerusakan permanen dari dalam telinga, maka gangguan ini tak
dapat disembuhkan. Namun jika bunyi denging diakibatkan kondisi
kesehatan yang lain, dokter akan mengambil langkah untuk mengurangi
gangguan tersebut.
source: http://www.conectique.com/tips_solution/health/disease/article.php?article_id=6258
Apakah yang dimaksud dengan tinitus?
Tinitus merupakan suara berdengging, mendesis berdengung
atau lainnya yang terdengar pada telinga atau kepala. Suara yang
terdengar begitu nyata dan serasa berasal dari dalam telinga atau
kepala. Pada sebagian besar kasus, gangguan ini tidak begitu menjadi
masalah, namun bila terjadinya makin sering dan berat maka akan
menganggu juga. Uniknya suara yang terdengar oleh pasien, tidak akan
terdengar oleh orang lain.
Tinitus bukan merupakan suatu penyakit melainkan sebuah gejala dari suatu penyakit atau kondisi tertentu. Menurut catatan ahli di bidang tinitus di Amerika (data di Indonesia belum ada), hampir 36 juta penduduk Amerika mengalami gejala ini dalam hidupnya. Hanya sebagian kecil dari jumlah itu yang memeriksakan diri ke klinik klinik kesehatan terdekat.
Apakah yang menyebabkan tinitus?
Tinitus dapat berasal dari empat bagian telinga yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, telinga bagian dalam dan otak sebagai pusat pendengaran. Pada beberapa kasus, tinitus merupakan sesuatu yang normal alias tidak ada yang perlu di khawatirkan.
Pada keadaan normal, tubuh memang akan mengeluarkan suara suara aneh akibat dari proses yang terjadi di dalam tubuh. Kita tidak awas akan suara ini dikarenakan suara yang terdengar lebih kecil dari suara di luar tubuh. Jika pada suatu kondisi suara di luar tubuh tidak ada maka baru akan terdengar suara yang berasal dari dalam tubuh.
Penyebab lain dari tinitus adalah gangguan keseimbangan cairan dalam telinga, infeksi, atau penyakit yang menyerang tulang tulang pendengaran dan gendang telinga.
Penyebab paling sering dari tinitus abnormal adalah rusaknya ujung saraf pada telinga bagian dalam. Bertambahnya usia merupakan faktor penting dari rusaknya susunan saraf dalam telinga. Akhir akhir ini, suara yang terlampau keras atau bising juga sering menyebabkan terjadinya tinitus disamping akan menganggu fungsi pendengaran secara keseluruhan. Sayangnya, banyak diantara kita tidak terlalu ambil pusing terhadap paparan suara keras yang berasal dari suara musik, senjata api, dan lain lain.
Beberapa obat seperti aspirin dan penyakit telinga bagian tengah juga bisa menyebabkan terjadinya tinitus.
Bagaimana cara mendiagnosa tinitus?
Wawancara
mengenai riwayat penyakit sebelumnya, pemeriksaan fisik dan serangkaian
tes dapat membantu para dokter dalam menegakan diagnosa tinitus. Data
ini akan dapat dipakai oleh dokter untuk menentukan kualitas dan
kuantitas dari tinitus. Bila ternyata penyebab tinitus belum diketahui
maka pasien tersebut dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pendengaran
atau audiogram. Pola hilangnya fungsi pendengaran dari hasil pemeriksaan
audiogram dapat dijadikan pegangan oleh dokter untuk menentukan
penyebab tinitus.
Pemeriksaan lain seperti Auditory Brain Stem Response (ABR), CT Scan dan MRI masih sangat jarang dilakukan meskipun pada beberapa kasus dapat membantu menentukan penyebab tinitus. Mungkin karena pertimbangan biaya sehingga pemeriksaan ini tidak rutin dikerjakan.
Bagaimana mengobati tinitus?
Setelah
dilakukan pemeriksaan yang teliti, dokter akan dapat menentukan
penyebab dari tinitus dan melakukan pengobatan terhadap penyebab itu.
Pada beberapa kasus, penyebab tinitus tidak dapat diidentifikasi
sehingga tidak mampu untuk diberikan pengobatan yang pas. Keadaan ini
memaksa pasien untuk mengalami tinitus sepanjang hidupnya.
Dapatkah tinitus dicegah?
Gunakanlah cotton bud yang ukuran kapasnya sesuai dengan diameter liang telinga anda. Bundelan kapas yang terlalu besar akan mendorong kotoran telinga ke bagian lebih dalam sehingga menempel pada gendang telinga. Keadaan ini akan mendorong terjadinya tinitus. Minumlah obat obatan sesuai dengan dosis yang dianjutkan oleh dokter.
Gunakan penutup telinga atau pelindung telinga bila anda terpaksa berada di lingkungan yang bising.
Dapatkah gejala tinitus dikurangi?
Berikut beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengurangi gejala tinitus yang saat ini anda rasakan :
- Hindari tempat tempat yang bising.
- Kendalikan tekanan darah.
- Hindari makanan atau minuman yang menstimuli saraf seperti kopi dan rokok.
- Hindari stress.
- Cobalah berhenti memikirkan tinitus yang anda derita.
- Istirahatlah yang cukup.
- Berolah raga teratur.
- Hindari mengkonsumsi obat aspirin.
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar