arifuddinali.blogspot.com - Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi(bahasa Arab: أبو الحسين مسلم بن الحجاج القشيري النيشابوري), atau sering dikenal sebagai Imam Muslim (821-875) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di Naisaburi.
Beliau juga sudah belajar hadis sejak kecil seperti Imam Bukhari
dan pernah mendengar dari guru-guru Al Bukhari dan ulama lain selain
mereka. Orang yang menerima hadis dari beliau ini, termasuk tokoh-tokoh
ulama pada masanya. Ia juga telah menyusun beberapa karangan yang
bermutu dan bermanfaat. Yang paling bermanfaat adalah kitab Shahihnya yang dikenal dengan Shahih Muslim. Kitab ini disusun lebih sistematis dari Shahih Bukhari. Kedua kitab hadis shahih ini; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim biasa disebut dengan Ash Shahihain.
Kadua tokoh hadis ini biasa disebut Asy Syaikhani atau Asy Syaikhaini,
yang berarti dua orang tua yang maksudnya dua tokoh ulama ahli hadis. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin terdapat istilah akhraja hu yang berarti mereka berdua meriwayatkannya.
Ia belajar hadis sejak masih dalam usia dini, yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya.
Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu `Ansan. Di Irak ia belajar hadis kepada Imam Ahmad dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz belajar kepada Sa`id bin Mansur dan Abu Mas`Abuzar; di Mesir berguru kepada `Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadis yang lain.
Beliau berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada
ulama-ulama ahli hadis, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H, di
waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, beliau sering datang kepadanya
untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi
fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung kepada Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim dalam
Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadis-hadis yang
diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan
terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadis dalam Sahihnya, yang
diterimanya dari Bukhari, padahal iapun sebagai gurunya. Nampaknya pada
hemat Muslim,
yang lebih baik adalah tidak memasukkan ke dalam Sahihnya hadis-hadis
yang diterima dari kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui mereka
sebagai guru.
Imam Muslim wafat
pada Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu
daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H / 5 Mei 875.
dalam usia 55 tahun.
== Karya ==
Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya :
- Al-Jami` ash-Shahih atau lebih dikenal sebagai Sahih Muslim
- Al-Musnad al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadis)
- Kitab al-Asma wal-Kuna
- Kitab al-Ilal
- Kitab al-Aqran
- Kitab Su`alatihi Ahmad bin Hambal
- Kitab al-Intifa` bi Uhubis-Siba`
- Kitab al-Muhadramin
- Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahid
- Kitab Auladish-Shahabah
- Kitab Auhamil-Muhadditsin
Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengulas kelebihan Shahih Bukhari atas Shahih Muslim, antara lain, karena al-Bukhari mensyaratkan kepastian bertemunya dua perawi yang secara struktural sebagai guru dan murid dalam hadis mu'an'an; agar dapat dihukumi bahwa sanadnya bersambung. Sementara Muslim menganggap cukup dengan "kemungkinan" bertemunya kedua rawi tersebut dengan tidak adanya tadlis.
Al-Bukhari
mentakhrij hadis yang diterima para perawi tsiqqat derajat utama dari
segi hafalan dan keteguhannya. Walaupun juga mengeluarkan hadis dari
rawi derajat berikutnya dengan sangat selektif. Sementara Muslim, lebih banyak pada rawi derajat kedua dibanding Bukhari. Disamping itu kritik yang ditujukan kepada perawi jalur Muslim lebih banyak dibanding kepada al-Bukhari.
Sementara pendapat yang berpihak pada keunggulan Shahih Muslim beralasan - sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar, bahwa Muslim lebih
berhati-hati dalam menyusun kata-kata dan redaksinya, karena
menyusunnya di negeri sendiri dengan berbagai sumber di masa kehidupan
guru-gurunya. Ia juga tidak membuat kesimpulan dengan memberi judul bab
sebagaimana Bukhari lakukan. Dan sejumlah alasan lainnya.
Namun prinsipnya, tidak semua hadis Bukhari lebih shahih ketimbang hadis Muslim dan sebaliknya. Hanya pada umumnya kesahihan hadis riwayat Bukhari itu lebih tinggi daripada kesahihan hadis dalam Shahih Muslim.
Referensi
- Huda Info Solutions : Sahih Muslim English Translation by Abdul Hamid Siddiqui - Introduction
- مناهج أئمة الجرح والتعديل
- منهج الإمام مسلم بن الحجاج
Tidak ada komentar:
Posting Komentar