Tampil Gemilang di Debat Perdana, Romney Kalahkan Obama
DENVER, Jaringnews - Usai debat perdana antara Barack Obama dan Mitt Romney di Universitas Denver, Rabu malam atau Kamis pagi ini di Indonesia, penonton debat Amerika ternyata lebih mengunggulkan Romney. Seperti diberitakan Jaringnews.com sebelumnya, sejak diberi kesempatan pertama untuk berbicara, Romney langsung menikam kebijakan ekonomi Obama.
Selain itu, Romney yang tampil percaya diri dibandingkan Obama yang terkesan kaku dan pucat mengkritik habis-habisan Obama dengan mengatakan jika Obama terpilih maka pendapatan rumah tangga jatuh dan pengangguran akan merajalela.
Usai debat sebanyak dua pertiga orang yang menyaksikan debat itu menyatakan bahwa calon dari Partai Republik tersebut memenangkan perdebatan. Menurut survei CNN/ORC International yang dilakukan sesaat setelah perdebatan, 67 persen penonton debat mengatakan bahwa Romney memenangkan debat itu. Ini berarti, hanya satu dari empat orang yang mengatakan Presiden Obama yang menang.
Meski memenangkan Romney, tidak berarti itu akan mempengaruhi pilihan mereka. Kebanyakan dari penonton debat bicara soal proses debat seperti retorika, substansi dan penampilan saat debat, bukan soal pilihan akhir.
"Tidak ada calon presiden yang menduduki posisi 60 persen dalam jajak pendapat itu sejak pertama kali diadakan tahun 1984," kata Direktur Polling CNN Keating Holland.
Banyak penonton debat menyatakan bahwa Obama tampil buruk, tidak seperti yang diharapkan. Sebanyak 35 persen penonton mengatakan perdebatan itu membuat mereka lebih mungkin untuk memilih Romney, sementara hanya 18 persen yang mengatakan perdebatan itu akan membuat mereka lebih cenderung untuk memilih kembali Presiden Obama.
"Jajak pendapat ini tidak dapat mencerminkan pandangan semua orang Amerika. Ini hanya pandangan dari orang-orang yang menyaksikan langsung perdebatan," tegas Holland
Sumber: http://jaringnews.com/ Kamis, 4 Oktober 2012 14:08 WIB
INTERNASIONAL - AMERIKA
Jum'at, 05 Oktober 2012 , 06:59:00
|
DENVER
- Berbagai jajak pendapat memang menempatkan Mitt Romney sebagai
pemenang debat pertama pemilihan presiden Amerika Serikat 2012 melawan
incumbent Barack Obama yang berlangsung Rabu malam (3/10) waktu setempat
di University of Denver. Tetapi, secara keseluruhan, debat edisi
perdana di antara tiga seri yang diagendakan itu -dalam bahasa New York
Times- "tak ubahnya seminar oleh seorang konsultan bisnis atau guru
besar".
Sebab, sembari berulang-ulang menegaskan bahwa kebijakan mereka bakal mendongkrak taraf hidup kalangan kelas menengah, Romney maupun Obama tak menjelaskan secara komprehensif bagaimana tujuan itu bisa dicapai. Di podium, mereka lebih sibuk beradu argumentasi tanpa mampu mengoneksikan ide mereka ke warga Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan suara pada 6 November.
Walhasil, polling yang dilakukan CNN/ORC International, CBS News, dan Google (selengkapnya lihat grafis) memang menempatkan Romney sebagai pemenang debat yang dimoderatori jurnalis senior Jim Lehrer tersebut. Namun, tetap saja itu bukan jaminan kandidat dari Partai Republik tersebut bakal melenggang menuju Gedung Putih.
Apalagi, berbagai jajak pendapat terakhir yang dihelat sebelum debat masih mengunggulkan Obama atas Romney di kisaran 49 persen berbanding 46 persen. Bahkan, di swing state (negara bagian "mengambang") seperti Ohio, margin-nya lebih besar lagi. Sejarah menunjukkan kandidat yang unggul di jajak pendapat sebelum debat akan mulus melaju ke Gedung Putih.
Dengan kata lain, kecuali terjadi gaffe (silap kata yang fatal) atau gesture (bahasa tubuh) yang memalukan oleh kandidat yang unggul dalam jajak pendapat, hasil akhir pilpres sudah tergambar via polling sebelum debat dihelat. Dan, "apes" bagi Romney, Obama -yang memang terlihat begitu berhati-hati- dalam debat kemarin pagi WIB itu tak melakukan kesalahan yang fatal, baik dalam kata maupun bahasa tubuh.
Debat yang berlangsung 90 menit kemarin itu berpusar pada pajak, defisit, dan asuransi kesehatan. Secara ideologi, dua kandidat itu dipisahkan sebuah garis yang mencolok: Obama menekankan pada perlunya peran serta pemerintah, sedangkan Romney justru menegaskan pemerintah tak terlalu campur tangan dan membiarkan pasar yang berperan besar.
Sebagai "underdog", Romney memang tampil sangat agresif sejak awal debat. Dia, misalnya, menyerang kebijakan perekonomian Obama yang membuat pertumbuhan melambat dan program asuransinya yang telah mengakibatkan defisit.
"Anda telah menjadi presiden selama empat tahun," kata Romney sembari menyebut satu per satu janji pemerintahan Obama yang gagal dipenuhi, "Dan Anda telah membuat kelas menengah hancur."
Selain diuntungkan format debat yang meminimalkan peran moderator sehingga membuatnya bebas menyerang, Washington Post mencatat, banyaknya debat yang dijalani Romney sejak primary Partai Republik (tepatnya 19 kali) membuatnya lebih siap beradu argumen. Itu beda dari Obama yang terakhir menjalani debat di pilpres empat tahun silam melawan John McCain.
Romney pun jadi terlihat lebih rileks ketimbang Obama yang kerap menunduk saat dicecar Romney atau tersendat saat menyampaikan argumen. Yang mengherankan lagi, sepanjang debat, Obama hanya sekali menyebut salah satu prestasi terbesar pemerintahannya: membunuh Osama bin Laden.
Selain itu, politikus Partai Demokrat tersebut tak mencecar Romney pada dua isu yang selama ini menjadi handicap gubernur Massachusetts tersebut. Yakni, ucapannya di sebuah video rahasia yang menyebut 47 persen warga AS adalah korban ketergantungan kepada pemerintah dan kasusnya di firma investasi Bain Capital.
Ayah dua anak itu juga tak menggali lebih dalam bagaimana cara Romney mengurangi pajak sehingga tak sampai menimbulkan defisit seperti yang dijanjikannya selama kampanye.
"Warga Amerika harus bertanya kepada diri mereka sendiri: apa alasan Gubernur Romney merahasiakan semua rencananya, apakah karena rencana-rencana itu sangat bagus" Apakah akan menguntungkan kelas menengah" Tidak," kata Obama dalam salah satu serangannya ke ayah lima anak tersebut.
Tapi, Romney tangkas menangkis serangan itu dan mengubahnya seperti bumerang bagi Obama. "Saya tak akan menaikkan pajak saat ekonomi melambat seperti sekarang. Kala kita mengalami resesi seperti saat ini, Anda tak boleh menaikkan pajak kepada siapa pun," ucapnya.
Sepanjang debat, Romney memang gesit menghindar dari upaya Obama untuk memojokkannya. Sebaliknya, Obama beberapa kali sulit mengelak dari serangan lawannya itu sehingga terkesan "setidaknya lewat gesture" membenarkan bahwa dirinya bukanlah presiden yang sempurna. Misalnya, saat membahas pengurangan defisit.
Penekanannya pada pengurangan pajak "yang otomatis meringankan semua kalangan, terutama kalangan bawah" juga seperti menghapus "dosa" Romney yang pernah berucap, "Saya tak terlalu peduli kepada kaum miskin."
"Rencana saya (untuk mengurangi pajak) adalah rencana yang belum pernah diterapkan siapa pun," tegas Romney.
Debat seri kedua bakal berlangsung di Hempstead, New York, pada 16 Oktober. Namun, sebelumnya dihelat debat calon wakil presiden incumbent Joe Biden melawan Paul Ryan pada 11 Oktober di Danville, Kentucky. Adapun debat terakhir Obama versus Romney berlangsung di Boca Raton, Florida, pada 22 Oktober. (c10/ttg)
Jajak setelah Debat
CNN/ORC International : Romney 67%, Obama 25%
CBS News : Romney 46%, Obama 22%, Imbang 32%
Google : Romney 47,8%, Obama 25,4%
arifuddinali.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar