
Teologi
Ismailiyah pernah menjadi yang terbesar di antara mazhab-mazhab Islam
Syi'ah, dan mencapai puncak kekuasaan politiknya pada masa kekuasaan Dinasti Fatimiyah pada abad ke-10 sampai dengan ke-12 Masehi.
Ajaran Ismailiyah, yang juga dikenal dengan nama mazhab Tujuh Imam, berkembang menjadi sistem kepercayaannya sekarang setelah Imam Muhammad bin Ismail
meninggal; atau "menghilang" sebagaimana kepercayaan pengikut
Ismailiyah. Ajaran Ismailiyah memiliki ciri penekanan pada aspek
batiniah (esoterik) dari agama Islam. Dibandingkan dengan perkembangan ajaran Dua Belas Imam yang pemikirannya berorientasi pada aspek lahiriah (eksoterik), yaitu akhbar dan ushul,
maka dapat dikatakan ajaran Syi'ah berkembang ke dua arah yang berbeda:
ajaran Ismailiyah yang lebih menekankan kemistisan sifat sang Imam dan kemistisan jalan menuju Allah, dan ajaran Dua Belas Imam yang lebih menekankan pemahaman atas syariah dan sunnah dari Ahlul Bait.
Meskipun terdapat beberapa kelompok pecahan dalam Ismailiyah, sekarang istilah ini umumnya digunakan untuk menyebut komunitas Nizari. Mereka adalah pengikut dari Aga Khan,
yang merupakan kelompok Ismailiyah dengan jumlah penganut terbesar. Di
antara kelompok-kelompok yang ada memang terdapat perbedaan dalam hal
kebiasaan ibadah lahiriah, akan tetapi umumnya secara teologi spiritual
tetap sesuai dengan kepercayaan imam-imam awal Ismailiyah. Kaum penganut
Ismailiyah umumnya dapat ditemukan di India, Pakistan, Suriah, Lebanon, Israel, Arab Saudi, Yaman, Tiongkok, Yordania, Uzbekistan, Tajikistan, Afganistan, Afrika Timur, dan Afrika Selatan. Pada beberapa tahun terakhir, sebagian di antara mereka juga beremigrasi ke Eropa, Australia, Selandia Baru, dan Amerika Utara
back to islam
Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar