WELCOME TO THE BLOG SERBA SERBI.

Jumat, 08 Juni 2012

Sejarah Amerika Serikat


Peta perubahan wilayah Amerika Serikat.
Amerika Serikat terletak di tengah-tengah benua Amerika Utara, dibatasi oleh Kanada di sebelah utara dan Meksiko di sebelah selatan. Negara Amerika Serikat terbentang dari Samudera Atlantik di pesisir timur hingga Samudera Pasifik di pesisir barat, termasuk kepulauan Hawaii di lautan Pasifik, negara bagian Alaska di ujung utara benua Amerika, dan beberapa teritori lainnya.

Penetap pertama wilayah yang kini menjadi Amerika Serikat berasal dari Asia sekitar 15.000 tahun yang lalu. Mereka menyeberangi jembatan darat Bering ke Alaska.[1] Selanjutnya, penduduk asli Amerika bermukim di wilayah tersebut selama ribuan tahun. Pada tahun 1492, Christopher Columbus berhasil mencapai Amerika. Orang-orang Inggris lalu bermukim di Jamestown, Virginia pada tahun 1607. Permukiman ini dianggap sebagai permukiman pertama di Amerika Serikat. Selanjutnya, Amerika Serikat terus didatangi oleh orang-orang Inggris. Orang Perancis, Spanyol, dan Belanda juga bermukim di sebagian Amerika Serikat.[2] Perkembangan koloni-koloni Inggris berakhir tidak baik bagi penduduk asli Amerika, karena banyak dari mereka yang tewas akibat penyakit, dan mereka kehilangan negeri mereka.

Amerika Serikat terbentuk dari 13 bekas koloni Inggris selepas Revolusi Amerika setelah deklarasi kemerdekaan pada tanggal 4 Juli 1776. Perang ini dimulai karena kolonis merasa diperlakukan tidak adil oleh Inggris.[3]

Setelah Revolusi, Amerika Serikat menghadapi banyak masalah, seperti perbudakan. Pada tahun 1800-an, AS memperoleh banyak wilayah dan mulai terindustralisasi. Dari tahun 1861 hingga 1865, Perang Saudara Amerika berkecamuk antara Utara dengan Selatan. Perang ini diakibatkan karena sengketa mengenai hak-hak negara bagian, perbudakan, dan masa depan Amerika Serikat. Beberapa negara bagian di Selatan meninggalkan Amerika Serikat dan mendirikan Konfederasi.

Utara memenangkan perang, dan negara-negara yang telah meninggalkan perserikatan kembali ke Amerika Serikat. Negara ini lalu melalui masa rekonstruksi. Pada akhir 1800-an, banyak orang Eropa datang ke Amerika Serikat dan bekerja di pabrik besar. Pada awal abad ke-20, AS menjadi kekuatan dunia. Ekonominya merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Negara ini juga terlibat dalam Perang Dunia I dan II.

Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dingin dengan Uni Soviet. Selama Perang Dingin, pemerintah banyak menghabiskan dana untuk pertahanan. AS terlibat dalam Perang Korea dan Vietnam, dan juga mengirimkan Neil Armstrong dan orang-orang Amerika lain ke luar angkasa. Pada tahun 1991, Uni Soviet runtuh dan perang dingin berakhir. Timur Tengah menjadi penting bagi Amerika, terutama setelah Serangan 11 September 2001. Kini, Amerika Serikat merupakan negara adidaya, tetapi masih menghadapi beberapa masalah.

Daftar isi
  • 1 Pra-Columbus
  • 2 Zaman kolonial
  • 3 Revolusi Amerika
  • 4 Periode Federal 1781–1815
  • 5 Ekspansi, industrialisasi, dan perbudakan, 1815–1861
  • 6 Perang Saudara
  • 7 Rekonstruksi dan Gilded Age
  • 8 Masa progresivisme dan imperialisme
  • 9 Perang Dunia I
  • 10 Periode antar perang: 1919–1939
  • 11 Perang Dunia II
  • 12 Perang Dingin
  • 13 Era setelah Perang Dingin
  • 14 Catatan kaki
  • 15 Bacaan lanjutan
  • 16 Pranala luar

1. Pra-Columbus

Pra-Columbus
Bangsa-bangsa asli yang menempati tanah Amerika sebelum kedatangan bangsa kulit putih.
Nenek moyang dari penduduk asli Amerika berasal dari Asia. Mereka menyeberangi jembatan darat Bering ke Alaska.

Masa Pra-Columbus adalah masa sebelum kedatangan Christopher Columbus ke Amerika tahun 1492. Pada masa itu, penduduk asli Amerika menetap di Amerika Serikat. Mereka memiliki budaya yang berbeda: penduduk asli di Amerika Serikat timur berburu; penduduk asli di Amerika Serikat barat laut menangkap ikan; penduduk asli di barat daya menanam jagung dan membangun rumah yang disebut pueblo; dan penduduk asli di Great Plains berburu bison.[4][5]

2. Zaman kolonial
Sejarah kolonial Amerika Serikat

Bangsa Inggris mencoba mendirikan permukiman di Pulau Roanoke tahun 1585, tetapi tidak berlangsung lama.[6] Pada tahun 1607, permukiman Inggris pertama yang dapat bertahan berdiri di Jamestown, Virginia. Permukiman ini didirikan oleh John Smith, John Rolfe, dan orang-orang Inggris lainnya yang tertarik dengan kekayaan dan petualangan. Koloni di Virginia hampir gagal bertahan karena penyakit dan kelaparan, tetapi berhasil karena penanaman tembakau.[7]
Kapal Mayflower membawa Pilgrim Fathers ke Amerika.
Pada tahun 1621, sekelompok orang Inggris yang dijuluki Pilgrim Fathers (orang yang melarikan diri karena berselisih paham dengan gereja) menetap di Plymouth, Massachusetts. Koloni yang lebih besar dibangun di Teluk Massachusetts oleh Puritan tahun 1630. Daripada menemukan emas, Pilgrims dan Puritan lebih tertarik untuk membuat masyarakat yang lebih baik, yang mereka juluki "kota di sebuah bukit."[8] Roger Williams, yang ditendang keluar dari Massachusetts, mendirikan koloni di Rhode Island tahun 1636.

Inggris bukan hanya satu-satunya negara yang menetap di wilayah yang kini menjadi Amerika Serikat. Pada tahun 1500-an, Spanyol mendirikan benteng di Saint Augustine, Florida.[9] Perancis menetap di Kanada dan wilayah sekitar Danau-Danau Besar. Bangsa Belanda mendirikan koloni di New York, yang mereka sebut Nieuw Nederland. Wilayah-wilayah lain dimukimi oleh orang Skotlandia-Irlandia, Jerman, dan Swedia.[10]

Perkembangan koloni merupakan hal yang buruk bagi penduduk asli Amerika. Mereka kehilangan negeri mereka, dan banyak dari antara mereka yang meninggal akibat variola, penyakit yang dibawa bangsa Eropa ke Amerika.

Pada awal tahun 1700-an, muncul gerakan religius yang disebut Gerakan Kebangunan Rohani.[11] Gerakan Kebangunan merupakan salah satu peristiwa pertama dalam sejarah Amerika yang merupakan "pergerakan besar", atau sesuatu yang melibatkan banyak orang Amerika. Gerakan Kebangunan Rohani, bersama dengan Penghukuman Penyihir Salem, merupakan tanggapan atas situasi Amerika saat itu, dan mungkin memengaruhi pemikiran yang digunakan dalam Revolusi Amerika.[12]

Pada tahun 1733, terdapat tiga belas koloni. Koloni-koloni ini biasanya dikelompokan menjadi New England (New Hampshire, Massachusetts, Rhode Island and Connecticut), koloni-koloni Tengah (New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware), dan Selatan (Maryland, Virginia, Carolina Utara, Carolina Selatan, dan Georgia). New England memiliki peternakan-peternakan kecil, dan lebih bertumpu pada perikanan, perkapalan, dan industri-industri kecil.[13] Koloni Selatan memiliki perkebunan tembakau dan kapas. Kebun-kebun ini awalnya digarap oleh pekerja yang bersedia bekerja beberapa tahun dengan upah pintu masuk ke Amerika dan tanah, lalu oleh budak. Koloni tengah memiliki peternakan berukuran kecil, dan dikenal memiliki budaya dan kepercayaan yang beragam.[14]

Ketigabelas koloni tersebut terikat dengan "ekonomi Atlantik", yang melibatkan penggunaan kapal untuk perdagangan budak, tembakau, rum, gula, emas, rempah-rempah, ikan, kayu, dan barang hasil produksi, antara Amerika, Hindia Barat, Eropa, dan Afrika.[15][16] New York, Philadelphia, Boston, dan Charleston merupakan kota dan pelabuhan utama pada masa itu.[17]

Dari tahun 1754 hingga 1763, Inggris dan Perancis terlibat dalam perang yang disebut Perang Tujuh Tahun. Inggris berhasil memenangkan perang. Perancis menyerahkan koloninya di Kanada kepada Inggris, dan menyerahkan Louisiana ke Spanyol; Spanyol menyerahkan Florida ke Inggris. Selanjutnya, Inggris mengeluarkan Proklamasi 1763, yang menyatakan bahwa orang yang tinggal di tiga belas koloni tidak dapat menetap di sebelah barat Pegunungan Appalachia.[18]

3. Revolusi Amerika
Perang Revolusi Amerika 
Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat

Setelah Perang Tujuh Tahun, kolonis mulai merasa mereka tidak memperoleh hak-hak mereka.[3] Selain akibat Proklamasi 1763, mereka merasa diperlakukan tak adil karena pajak yang dipungut oleh pemerintah Britania. Kolonis menyatakan "Tak ada pajak tanpa perwakilan", yang berarti mereka meminta agar mereka memiliki suara di Parlemen Britania.[19] Pajak-pajak tersebut meliputi Sugar Act (1764), Stamp Act (1765), Townsend Duties (1767), dan Tea Act (1773). Pada tahun 1770, peristiwa Boston Tea Party terjadi. Kolonis-kolonis di Boston membuang ratusan kotak berisi teh dari kapal di Pelabuhan Boston, sebagai tanggapan terhadap Tea Act. [20] Tentara Britania lalu mengambil alih Boston, yang mengakibatkan pendirian Kongres Kontinental, terdiri dari pemimpin setiap 13 koloni. Tokoh-tokoh penting dalam kongres tersebut adalah Benjamin Franklin, John Adams, Thomas Jefferson, John Hancock, Roger Sherman, dan John Jay.

Pada tahun 1776, Thomas Paine menulis pamflet Common Sense, yang menyatakan bahwa koloni-koloni harus merdeka dari Britania. Pada 4 Juli 1776, ketigabelas koloni setuju terhadap Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.[21] Kolonis-kolonis telah terlibat dalam pertempuran dengan Britania dalam Perang Revolusi Amerika. Perang dimulai pada tahun 1775 di Lexington dan Concord.[22] Meskipun tentara Amerika di bawah kepemimpinan George Washington banyak mengalami kekalahan, mereka memenangkan perang setelah kemenangan di Yorktown yang dibantu oleh Perancis. Traktat Paris ditandatangani, dan Britania menarik semua pasukannya dari Amerika Serikat.

4. Periode Federal 1781–1815
Konstitusi Amerika Serikat
Pada tahun 1781, koloni-koloni mempersiapkan sebuah Uni melalui Articles of Confederation, akan tetapi hanya dapat berlangsung selama enam tahun. Sebagian besar kekuasaan diserahkan kepada negara-negara bagian, dan hanya sedikit kekuasaan yang dimiliki pemerintah pusat.[23] Selain itu, tidak terdapat presiden. Articles of Confederation juga tidak dapat menghentikan penduduk asli Amerika atau orang Britania di perbatasan, dan juga tak mampu menghentikan pemberontakan seperti Pemberontakan Shays'. Setelah pemberontakan Shays', banyak orang merasa Articles of Confederation telah gagal.[24]

Konstitusi Amerika Serikat ditulis pada tahun 1787. Tokoh-tokoh yang membantu penulisan konstitusi, seperti Washington, James Madison, Alexander Hamilton, dan Gouverneur Morris, merupakan pemikir-pemikir utama Amerika pada masa itu. Beberapa tokoh akan memegang posisi penting dalam pemerintahan baru. Konstitusi ini mendirikan pemerintahan nasional yang lebih kuat dan memiliki tiga cabang: eksekutif (Presiden dan kabinetnya), legislatif (Dewan Perwakilan Rayat dan Senat), dan yudikatif (pengadilan federal).[25] Konstitusi ini diratifikasi oleh negara-negara bagian pada tahun 1788.
George Washington, presiden pertama Amerika Serikat.
Pada tahun 1789, Washington terpilih sebagai presiden pertama. Pada masa jabatannya, Pemberontakan Whiskey meletus. Petani-petani di pedesaan mencoba untuk menghentikan pengumpulan pajak terhadap whiskey. Pada tahun 1795, Kongres menyetujui Traktat Jay, yang membuka perdagangan dengan Britania.[26] Traktat ini dibuat dengan tujuan memperbaiki hubungan dengan Britania.[27] Thomas Jefferson dan James Madison sangat menentang traktat ini.[28]

Dalam pemilu tahun 1796, John Adams berhasil mengalahkan Thomas Jefferson. Pemilu ini merupakan pemilu antar dua partai politik pertama di Amerika Serikat.[29] Sebagai presiden, Adams membuat Angkatan Darat dan Laut Amerika Serikat menjadi lebih besar, tetapi juga mengeluarkan hukum untuk menutup koran yang menulis hal-hal jelek tentangnya.

Jefferson berhasil mengalahkan Adams pada pemilu tahun 1800. Salah satu hal penting yang dilakukannya sebagai presiden adalah membeli Louisiana dari Perancis.[30] Jefferson mengirim Lewis dan Clark untuk memetakan Pembelian Louisiana. Presiden Jefferson juga berusaha menghentikan perdagangan dengan Inggris dan Perancis, yang sedang terlibat dalam perang.[31] Perang meletus antara Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 1812 ketika James Madison menjabat sebagai presiden. Perang ini disebut Perang 1812.

5. Ekspansi, industrialisasi, dan perbudakan, 1815–1861
Penetap menyeberangi Dataran Nebraska.
Salah satu masalah pada periode ini adalah perbudakan. Pada tahun 1861, lebih dari tiga juta orang Afrika-Amerika menjadi budak di Selatan.[32] Sebagian besar bekerja memetik kapas di perkebunan besar. Selatan ingin agar perbudakan tetap ada, sementara Utara berusaha mengakhirinya.

Setelah Perang 1812, Amerika mengalami "Era Perasaan Baik" di bawah kepemipinan Presiden James Madison dan James Monroe. Di bawah Monroe, kebijakan Amerika Serikat di Amerika Utara adalah Doktrin Monroe, yang menyatakan bahwa benua Amerika tidak boleh lagi dijajah oleh negara-negara Eropa.[33] Pada masa ini pula, Kongres meminta "sistem Amerika", yaitu dengan menghabiskan dana untuk perbankan, transportasi, dan komunikasi, agar kota-kota menjadi lebih besar dan pabrik-pabrik dibangun.[34] Salah satu proyek transportasi besar pada masa ini adalah Kanal Erie di New York. Pada tahun 1840-an, jalur kereta api juga dibangun. Ribuan mil jalur kereta dan telegraf telah dibangun di Amerika Serikat pada tahun 1860.[35]

Industri di Amerika Serikat juga berkembang. Banyak pabrik dibangun di kota-kota timur laut seperti Lowell, Massachusetts. Kebanyakan pabrik memproduksi pakaian. Sebagian besar pekerja di pabrik adalah perempuan, dan sebagian merupakan anak-anak dari Irlandia dan Jerman.[36][37] Meskipun mengalami industrialisasi, mata pencaharian sebagian besar penduduk Amerika pada saat itu adalah petani.[38]

Pada awal dan pertengahan tahun 1800-an, Gerakan Kebangunan Rohani Kedua dilancarkan. Gerakan ini dimulai di New York[39] Gerakan Kebangunan Rohani berkaitan erat dengan gerakan anti perbudakan di Amerika Serikat.[40]
Ilustrasi Pengepungan Veracruz, bagian dari Perang Meksiko-Amerika.
Andrew Jackson terpilih sebagai presiden pada tahun 1828. Sebagian besar pendukungnya merupakan orang miskin yang tidak pernah memilih sebelumnya, sehingga ia memberi mereka pekerjaan sebagai "hadiah". Selain itu, ia juga menetapkan pajak impor tinggi yang tidak disukai oleh Selatan. [41] Wakil presiden Jackson, John C. Calhoun, yang berasal dari Selatan, menulis bahwa Selatan sebaiknya menghentikan kebijakan tersebut dan meninggalkan Amerika Serikat.[41]

Orang-orang mulai pindah ke sebelah barat Sungai Mississippi dan Pegunungan Rocky pada masa ini. Orang-orang pertama yang pindah ke Barat adalah orang yang menjual kulit binatang.[42][43] Pada tahun 1840-an, banyak orang pindah ke Oregon, dan semakin banyak orang yang pindah ke Barat setelah Demam Emas California tahun 1849.[44][45] Penduduk asli Amerika semakin terdesak oleh peristiwa seperti pengusiran (yang disebut Trail of Tears) dan Perang Black Hawk.[46]

Pada tahun 1845, Texas, yang telah meninggalkan Meksiko, bergabung dengan Amerika Serikat. Meksiko tidak menyukai hal ini, dan Amerika menginginkan wilayah Meksiko di Pantai Barat.[47] Akibatnya, Perang Meksiko-Amerika meletus. AS berhasil memenangkan perang ini, dan memperoleh wilayah California dan Amerika Serikat Barat Daya. Orang-orang di Utara tidak menyukai perang ini, karena mereka merasa perang ini hanya untuk keuntungan Selatan.[48]

6. Perang Saudara
Tentara Utara yang tewas di Gettysburg, Pennsylvania. Gambar diambil pada 5 atau 6 Juli 1863 oleh Timothy H. O'Sullivan.

Pada tahun 1840-an dan 1850-an, Utara dan Selatan kurang saling menyukai karena berbagai perbedaan, seperti:

Ekonomi Utara berdasarkan pada industri, sedangkan Selatan berdasarkan agraris.

Negara bagian Utara tidak memerlukan budak, sementara Selatan memerlukan budak.[49] Orang-orang di Selatan juga marah dengan buku-buku seperti Uncle Tom’s Cabin yang menyatakan bahwa perbudakan itu salah.

Utara memiliki Partai Republik, sementara Selatan memiliki Partai Demokrat.

Perbedaan pandangan mengenai kekuasaan pemerintahan federal.

Pejabat-pejabat pemerintahan berusaha membuat perjanjian untuk menghentikan perang. Akan tetapi, perjanjian-perjanjian ini tidak berhasil menghentikan perpecahan.[50] Orang-orang Utara dan Selatan mulai saling membunuh di Kansas karena masalah perbudakan. Peristiwa ini disebut "Kansas Berdarah". Pada tahun 1859, John Brown mengambil alih sebuah kota di Virginia untuk menunjukan bahwa perbudakan itu salah dan ia mencoba mengajak budak-budak melawan pemiliknya.[51]

Abraham Lincoln dari Partai Republik berhasil memenangkan pemilu pada tahun 1860. Setelah itu, sebelas negara bagian meninggalkan Amerika Serikat dan mendirikan Negara Konfederasi Amerika. Maka meletuslah Perang Saudara Amerika antara Utara dengan Selatan. Konfederasi memiliki jenderal yang lebih cakap daripada utara, akan tetapi memiliki lebih sedikit jalur kereta dan hampir tidak mempunyai pabrik senjata.[52] Pada awal perang, jenderal-jenderal Konfederasi seperti Robert E. Lee dan Stonewall Jackson memenangkan pertempuran melawan jenderal-jenderal Utara seperti George B. McClellan dan Ambrose Burnside. Pada pertengahan perang, Lincoln mengumandangkan Proklamasi Emansipasi yang akan membebaskan semua budak di Konfederasi, dan memperbolehkan orang kulit hitam bertempur dalam angkatan bersenjata Utara. Alur perang mulai memihak pada Utara setelah pertempuran Gettysburg tahun 1863. Pada tahun 1865, jenderal Ulysses S. Grant telah merebut ibukota Konfederasi di Richmond, Virginia, dan memaksa jenderal Lee untuk menyerah.

7. Rekonstruksi dan Gilded Age

Era rekonstruksi Amerika Serikat
Andrew Johnson.
Lincoln terpilih kembali sebagai presiden pada tahun 1864. Akan tetapi, ketika menghadiri drama di Ford's Theatre, Washington, D.C., ia ditembak oleh John Wilkes Booth. Lincoln menjadi presiden Amerika pertama yang tewas dibunuh.[53] Ia digantikan oleh Andrew Johnson.

Pada masa ini, amandemen ke-13, 14, dan 15 disetujui. Maka budak-budak dibebaskan dan menjadi warga negara. Mereka juga memiliki hak suara. Kongres pada masa itu dikuasai oleh "Republikan Radikal", yang ingin menghukum Selatan setelah Perang Saudara.[54] Mereka tidak menyukai Johnson dan hampir menghentikan jabatannya.[54] Mereka juga mengirim banyak tentara ke Selatan dan memaksa Selatan menyetujui amandemen ke-14 dan 15. Selatan tidak menyukai hal ini, dan membuat hukum "Jim Crow" yang menempatkan orang kulit hitam dalam peran-peran yang rendah dan memaksa mereka bekerja sebagai petani miskin.[55] Orang Kulit Putih di Selatan juga mendirikan Ku Klux Klan yang menyerang orang kulit hitam.

Amerika Serikat didatangi oleh pendatang dari berbagai negara, seperti Irlandia, Italia, Jerman, Eropa Timur, dan Cina.[56] Sebagian besar dari mereka bekerja di pabrik-pabrik besar dan tinggal di kota besar, seperti New York City, Chicago, dan Boston. Mereka biasanya menghuni apartemen yang kecil, miskin, dan berdekatan.[57] Pendatang-pendatang ini seringkali digunakan sebagai "mesin politik". Mereka diberi pekerjaan dan uang, dengan imbalan suara dalam pemilu.[57]

"Mesin-mesin politik" telah menguasai pemerintahan dalam dekade terakhir abad ke-19. Sebagian besar presiden terpilih karena mesin politik.[58] Pemilik bisnis besar seringkali memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada pemerintahan.[58] Contohnya adalah John D. Rockefeller, Andrew Carnegie, dan J.P. Morgan.

Jalur kereta api transkontinental selesai dibangun pada tahun 1869. Jalur ini membantu kemudahan transportasi di Amerika Serikat. Chicago, tempat jalur-jalur bertemu, menjadi pusat perdagangan antara Barat dan Timur.[59]

8. Masa progresivisme dan imperialisme
"Sepuluh ribu mil, dari ujung ke ujung", kartun politik yang menggambarkan kekuasaan Amerika Serikat pada tahun 1898.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Amerika Serikat menjadi lebih aktif dalam urusan luar negeri. Pada tahun 1898, Amerika Serikat berperang melawan Spanyol. AS berhasil memenangkan perang, dan menguasai Puerto Riko, Guam, Guantanamo, dan Filipina.[60] Ditambah dengan pembelian Alaska dan pengambilalihan Hawaii, Amerika Serikat telah memperoleh seluruh wilayahnya hari ini, ditambah beberapa wilayah yang akan lepas setelah Perang Dunia II.[61]

Pada tahun 1901, Theodore Roosevelt menjadi presiden Amerika Serikat. Ia memiliki kebijakan luar negeri yang disebut "Big Stick". Maksudnya ialah bahwa [AS] harus memiliki angkatan laut yang besar dan melakukan pengawasan terhadap Amerika Latin.[62][63] Antara tahun 1900 hingga 1930, Amerika Serikat beberapa kali mengirimkan tentara ke Amerika Latin. Ketika Theodore Roosevelt masih menjabat, penggalian Terusan Panama dimulai.

Woodrow Wilson terpilih sebagai presiden pada tahun 1912. Ia adalah seorang progresif, tetapi tidak sepenuhnya mirip Roosevelt.[64][65]

9. Perang Dunia I
Tentara Amerika selama Perang Dunia I.
Amerika Serikat awalnya tidak ingin terlibat dalam Perang Dunia I. Akan tetapi, karena:

Ditenggelamkannya kapal RMS Lusitania oleh torpedo Jerman pada 7 Mei 1915

Terungkapnya Telegram Zimmermann, pesan Jerman kepada Meksiko yang mengajak untuk bersama-sama menyerang AS

Amerika menyatakan perang terhadap Jerman pada 6 April 1917.[66] AS membantu Sekutu, dan perang berakhir setahun kemudian dengan kekalahan Blok Sentral. Seusai perang, Woodrow Wilson mencoba mendirikan Liga Bangsa-Bangsa, akan tetapi Amerika Serikat tidak bergabung karena kaum isolasionis di AS menolak traktat perjanjian.[67] Setelah Perang Dunia I, sebuah pandemi flu mewabah, dan menewaskan banyak orang di AS dan Eropa.[68] Selain itu, seusai Perang Dunia I, Amerika Serikat menjadi salah satu negara terkaya dan terkuat di dunia.[69]

10. Periode antar perang: 1919–1939
Pada tahun 1920-an, rasisme merebak. Ku Klux Klan semakin kuat dan mengincar orang kulit hitam, Katolik, Yahudi, dan imigran.[70] Orang-orang menuduh imigran dan pemimpin buruh (yang dituduh sebagai Bolshevik) bersalah atas perang dan masalah-masalah lain dalam sektor bisnis.[14][71]

1920-an merupakan era ledakan ekonomi dan kesejahteraan bagi Amerika Serikat. Pada masa ini, banyak orang Afrika-Amerika yang pindah dari Selatan ke kota-kota besar seperti New York City, Chicago, St. Louis, dan Los Angeles.[72] Mereka membawa musik jazz, sehingga tahun 1920-an dijuluki sebagai "Zaman Jazz".
Franklin D. Roosevelt
Seusai Perang Dunia I, Amerika Serikat menetapkan kebijakan luar negeri yang isolasionis. Hukum dan traktat yang mengakhiri perang disetujui. AS juga menolak menjual senjata kepada mantan sekutunya.[73]

Warren G. Harding menjadi presiden pada tahun 1921. Ia meyakini bahwa jalan terbaik untuk memperbaiki ekonomi adalah bersahabat dengan bisnis-bisnis besar melalui pemotongan pajak dan pengurangan regulasi.[74] Performa ekonomi berlangsung dengan baik di bawah kebijakan ini. Akan tetapi, jurang antara yang kaya dan miskin semakin melebar.[75] Harding meninggal pada tahun 1923, dan Calvin Coolidge menggantikannya. Seperti Harding, Calvin Coolidge meyakini bahwa pemerintah tidak boleh campur tangan dalam urusan bisnis, sehingga ia meneruskan banyak kebijakan Harding.[76][77] Coolidge memutuskan untuk tidak menjadi kandidat dalam pemilu 1928 dan selanjutnya Herbert Hoover menjadi presiden.

Pada tahun 1929, Depresi Besar melanda Amerika Serikat. Bursa efek jatuh, dan banyak bank kehabisan uang dan ditutup.[78] Pada tahun 1932, lebih dari seperempat rakyat Amerika Serikat menjadi pengangguran.[79]

Herbert Hoover, yang menjadi presiden pada saat itu, mencoba menghentikan Depresi, tetapi gagal.[80] Pada tahun 1932, ia dikalahkan oleh Franklin D. Roosevelt dalam pemilu. Franklin D. Roosevelt melancarkan kebijakan New Deal, yaitu rangkaian program pemerintah yang memberikan bantuan, pemulihan, dan reformasi.[81] Contoh program pada New Deal adalah Social Security, Works Progress Administration (pembangunan jalan, sekolah, gedung pemerintahan dan karya seni), dan Civilian Conservation Corps (memberikan anak muda pekerjaan untuk membantu lingkungan). Program-program seperti ini mempekerjakan jutaan warga Amerika, meskipun dengan gaji yang kecil.[82][83] New Deal seringkali disebut sebagai periode yang "menyelamatkan kapitalisme" dan menghentikan Amerika menjadi negara komunis atau fasis.[84] Meskipun New Deal berhasil meningkatkan ekonomi, kebijakan ini tidak mengakhiri Depresi Besar. Depresi ini diakhiri oleh Perang Dunia II.[85]

11. Perang Dunia II

Pasukan Amerika Serikat melakukan invasi di Pantai Omaha.
Perang Dunia II meletus pada 1 September 1939, dan Amerika Serikat menyatakan mereka tidak ingin terlibat. Sebagian besar warga Amerika merasa AS sebaiknya tetap netral.

Jepang mengebom Pearl Harbor pada 7 Desember 1941.[86] Akibatnya, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Blok Poros (Jerman, Jepang, dan Italia). Amerika Serikat terlibat dalam dua front, yaitu Front Pasifik melawan Jepang, dan Front Eropa dan Afrika melawan Jerman dan Italia.[87]

Pada 12 April 1945, Roosevelt meninggal dunia, dan digantikan oleh Harry Truman. Mussolini dieksekusi oleh partisan Italia pada 28 April.[88] Dua hari kemudian, Adolf Hitler bunuh diri.[89] Tentara Jerman menyerah di Italia pada 29 April dan di Eropa Barat pada 7 Mei.[90]

Pemimpin-pemimpin Sekutu bertemu di Potsdam, Jerman, pada 11 Juli. Mereka meminta agar Jepang menyerah tanpa syarat.[91] Jepang mengacuhkan seruan ini, sehingga AS menjatuhkan dua bom atom di Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) untuk mengakhiri perang.[87] Enam hari setelah pengeboman, pada 15 Agustus, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September.

12. Perang Dingin

Tank Soviet berhadapan dengan tank AS di Checkpoint Charlie, pada 27 Oktober, selama Krisis Berlin 1961.

Setelah Perang Dunia II, Uni Soviet dan Amerika Serikat menjadi dua adidaya dunia. Perang Dingin merupakan periode ketegangan dan persaingan antara Soviet dan AS. Akan tetapi, tentara Amerika dan Soviet tidak pernah bertemu secara langsung dalam medan perang, namun bertempur secara tidak langsung, seperti dalam Perang Korea (1950-an) dan Perang Vietnam (1950-an-1970-an).[92][93] Kedua perang tersebut merupakan perang antara pemerintah Utara yang komunis (didukung oleh Soviet dan Republik Rakyat Cina), dan pemerintahan Selatan yang dibantu oleh AS. Perang Korea berakhir dengan pembagian Korea, sementara perang Vietnam dimenangkan oleh Vietnam Komunis setelah AS mundur dari Vietnam.[94] Selain itu, salah satu konflik penting pada masa ini adalah Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962. Selama krisis ini, AS dan Uni Soviet berada pada posisi yang sangat dekat untuk saling menyerang dengan senjata nuklir.[95]
Buzz Aldrin berjalan di permukaan Bulan.
Pada masa Perang Dingin, pemerintah mencoba mencari orang yang diduga sebagai Komunis. Orang yang diduga komunis akan kehilangan pekerjaan, masuk penjara, atau bakan terbunuh.[96] Banyak aktor dan pengarang yang masuk ke daftar hitam.[97][14] Peristiwa ini disebut sebagai "Red Scare".

Perlombaan senjata juga berlangsung antara Amerika Serikat dengan Soviet.[98] Amerika Serikat banyak menghabiskan dana untuk proyek-proyek pertahanan.[99] Selain perlombaan senjata, perlombaan luar angkasa juga berlangsung. Perlombaan ini dimulai ketika Soviet meluncurkan Sputnik pada tahun 1957.[100] Dalam beberapa tahun, baik AS maupun Soviet telah meluncurkan satelit, dan juga mengirimkan hewan dan manusia ke luar angkasa.[100] Pada tahun 1969, Apollo 11 berhasil mendaratkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan.

Kebijakan luar negeri Amerika Serikat berubah pada tahun 1970-an ketika AS meninggalkan Vietnam dan Richard Nixon mengundurkan diri karena skandal Watergate.[14] Pada tahun 1970-an dan 1980-an, AS memiliki kebijakan "detente" (mengurangi ketegangan) dengan Uni Soviet.[101][102] Di bawah kepemimpinan Nixon dan Reagan, Amerika Serikat mengirimkan tentara dan uang ke negara-negara Amerika Latin agar mereka tidak menjadi komunis.[63] Pada masa ini pula, ekonomi menderita karena AS tidak memproduksi barang sebanyak dahulu, dan karena beberapa negara di Timur Tengah melakukan embargo minyak.[103]

Perang Dingin berakhir dengan runtuhnya Soviet pada Desember 1991.[104]

13. Era setelah Perang Dingin
Serangan 11 September
Setelah berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat menjadi "masyarakat post-industrial".[105] AS juga mulai mengalami defisit perdagangan.[106] Timur Tengah menjadi penting dalam kebijakan luar negeri AS, karena Amerika memperoleh miliaran barel minyak dari Timur Tengah. Banyak negara di Timur Tengah tidak peduli dengan AS karena Amerika merupakan sekutu Israel.[107] Pada tahun 1991, Amerika Serikat terlibat dalam Perang Teluk untuk mengusir invasi Irak dari Kuwait.

Pada tahun 1992, Bill Clinton menjadi presiden. Ia mengirim tentara ke Bosnia yang sedang dilanda oleh perang etnis.[108] AS juga setuju dengan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).[109] Akan tetapi, masa kepresidenan Clinton dinodai oleh skandal seks dengan sekretarisnya yang bernama Monica Lewinsky.[110]

George W. Bush memenangkan pemilu pada tahun 2000. Pada masa jabatannya, Serangan 11 September terjadi. Akibat serangan tersebut, World Trade Center runtuh, dan ribuan warga Amerika tewas. Bush lalu menyetujui USA Patriot Act, yang memperbolehkan pemerintah untuk mengumpulkan informasi mengenai orang Amerika yang diduga sebagai teroris. AS dan NATO lalu pergi ke Afganistan untuk mencari Osama bin Laden dan orang lain yang merencanakan Serangan 11 September. Selanjutnya, AS menyerang Irak pada tahun 2003 karena Saddam Hussein diduga memiliki senjata pemusnah massal.[111] Pada tahun 2005, Amerika Serikat bagian selatan dilanda oleh badai besar yang disebut Badai Katrina. Partai Demokrat memenangkan kembali Kongres pada tahun 2006 karena warga Amerika tidak menyukai kebijakan Bush mengenai Perang Irak dan Katrina.[112]

Pada tahun 2008, Barack Obama terpilih sebagai presiden Afrika-Amerika pertama.[113] Ia terpilih pada masa resesi terburuk semenjak Depresi Besar. Pada awal jabatannya, Obama dan Kongres menyetujui reformasi terhadap perawatan kesehatan dan perbankan. Pemerintah juga memberikan stimulus untuk membantu ekonomi selama resesi.[114] Selama masa resesi, pemerintah menghabiskan banyak dana untuk menjaga industri perbankan dan otomotif dari kejatuhan. Selain krisis finansial, Obama juga harus menyelesaikan masalah kebocoran minyak Deepwater Horizon yang terjadi pada Juni 2010.

14. Catatan kaki
  1. Wilford, John Noble, "Evidence Supports Earlier Date for People in North America ", The New York Times, 4 April 2008.
  2. "Scots to Colonial North Carolina Before 1775". School of Applied Arts of the University of Strathclyde. Diakses pada 27 Agustus 2010.
  3. Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 91. ISBN 0155656643.
  4. Pekka Hämäläinen (December, 2003). "The Rise and Fall of Plains Indians Horse Cultures". The Journal of American History. American Historical Association, Organization of American Historians, University of Illinois Press, National Academy Press. Diakses pada 5 April 2010.
  5. Johnston, Robert D. (2002). The Making of America: The History of the United States from 1492 to the Present. National Geographic. hlm. 13. ISBN 0792269446.
  6. Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 18. ISBN 0155656643.
  7. Davis, Kenneth C. (2002). Don't Know Much About American History. HarperCollins. ISBN 0060840560.
  8. Owen Collins, ed (1999). Speeches That Changed the World. John Knox Press. hlm. 63-65. ISBN 0664221491.
  9. "National Historic Landmarks Program - St. Augustine Town Plan Historic District". National Historic Landmarks Program. Diakses pada 29 Agustus 2010.
  10. "Colonial North America". Internet Modern History Sourcebook. Diakses pada 29 Agustus 2010.
  11. Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 72-74. ISBN 0155656643.
  12. Bailyn, Bernard (1992). The Ideological Origins of the American Revolution. Harvard University Press. hlm. 249,273-4, 299-300. ISBN 0674443012.
  13. Morison, Samuel Eliot (1972). The Oxford History of the American People. New York City: Mentor. hlm. 199–200. ISBN 0451-62600-1.
  14. Kennedy, David (2006). The American Pageant (edisi ke-13th). Boston: Houghton Mifflin. ISBN 061847906.
  15. "About.com: The Trans-Atlantic Slave Trade". Diakses pada 29 Agustus 2010.
  16. Kurlansky, Mark. Cod: A Biography of the Fish That Changed the World. New York: Walker. ISBN 0-8027-1326-2.
  17. U.S. Census Bureau. "Earliest Population Figures for American Cities". Diakses pada 29 Agustus 2010.
  18. Calloway, Colin (2006). The Scratch of a Pen. Oxford University Press. ISBN 0-19-530071-8.
  19. Miller, John C. (1943). Origins of the American Revolution. Little, Brown & Co.. hlm. 31, 99, 104.
  20. Alexander, John K. (2002). Samuel Adams:America’s Revolutionary Politician. Rowman & Littlefield. ISBN 074252115X.Labaree, Benjamin W. (1964). The Boston Tea Party. Northeastern University Press. hlm. 141-144. ISBN 0930350057.
  21. "United States Declaration of Independence". Wikisource. Diakses pada 14 Agustus 2010.
  22. French, Allen (1925). The Day of Concord and Lexington. Little, Brown & Co. hlm. 2, 272-273. Diakses pada 29 Agustus 2010.
  23. "Articles of Confederation". Wikisource. Diakses pada 14 Agustus 2010.
  24. Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 131. ISBN 0155656643.
  25. "Constitution of the United States of America". Wikisource. Diakses pada 15 Agustus 2010.
  26. Cole, Wayne S. (1968). An Interpretive History of American Foreign Relations. hlm. 55. ISBN 0256014132.
  27. Jean Edward Smith, John Marshall: Definer of a Nation (1998) hal. 177
  28. Chambers, 80.
  29. "From One to Two Political Parties. Cobblestone Publishing. 1 November 1988. pp. 6-9.
  30. "Table 1.1 Acquisition of the Public Domain 1781-1867". Diakses pada 29 Agustus 2010.
  31. Tucker, Spencer (2006). Injured Honor: The Chesapeake-Leopard Affair. Naval Institute Press. ISBN 1557508240.
  32. "Recapitulation of the Tables of Population, Nativity, and Occupation". Diakses pada 15 Agustus 2010.
  33. James Monroe di QuickFacts.
  34. Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history. 1 (edisi ke-1st). New York: W.W. Norton. hlm. 311. ISBN 0393927822.
  35. United States Census Bureau. "Report on Transportation Business in the United States at the Eleventh Census 1890". p. 4.
  36. Robinson, Harriet (1883). "Early Factory Labor in New England". Internet History Sourcebooks Project. Diakses pada 19 Agustus 2010.
  37. Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 310-311. ISBN 0155656643.
  38.  "Population: 1790 to 1990". United States Census Bureau. Diakses pada 19 Agustus 2010.
  39.  Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history. 1 (edisi ke-1st). New York: W.W. Norton. hlm. 293. ISBN 0393927822.
  40. Thomas Van den End. Harta Dalam Bejana. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990.
  41. Stampp, Kenneth (1991). The Causes of the Civil War (edisi ke-3rd). Touchstone.
  42. Scaliger, Charles (January 8, 2010). "John Colter: The First Mountain Man". The New American. Diakses pada 25 Juni 2010.
  43.  Caesar, Gene (1961). King Of The Mountain Men. E.P. Dutton Co,, Inc. Diakses pada 30 Agustus 2010.
  44.  Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history. 1 (edisi ke-1st). New York: W.W. Norton. hlm. 407. ISBN 0393927822.
  45. "California Gold Rush, 1848-1864". Learn California.org, a site designed for the California Secretary of State. Diakses pada 22 Juli 2008.
  46.  Len Green. "Choctaw Removal was really a "Trail of Tears"". University of Minnesota. Diakses pada 28 April 2008.
  47.  Rives, George Lockhart. The United States and Mexico. 2. hlm. 658. Diakses pada 30 Agustus 2010.
  48. Fuller, John D. P. (1936). The Movement for the Acquisition of All Mexico, 1846-1848. Diakses pada 30 Agustus 2010.
  49.  Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 296. ISBN 0155656643.
  50. Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history. 1 (edisi ke-1st). hlm. 411-414. ISBN 0393927822.
  51. McPherson, James M. (1998). Battle Cry of Freedom: The Civil War era. Ballantine Books. hlm. 205. ISBN 0345359429.
  52. Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 362. ISBN 0155656643.
  53. Swanson, James (2006). Manhunt: The 12-Day Chase for Lincoln's Killer. Harper Collins. ISBN 9780060518493.
  54.  Trefousse, Hans L. (2001). Thaddeus Stevens:Nineteenth-Century Egalitarian. Stackpole Books. ISBN 0811729451.
  55. Woodward, C. Vann (2001). The Strange Career of Jim Crow. Oxford University Press. ISBN 0195146905.
  56.  "Old fears over new faces", The Seattle Times, 21 September 2006. Diakses pada 30 Agustus 2010}}
  57. Schlesinger, Sr., Arthur (1933). The Rise of the City, 1879-1898.
  58.  Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 498-503. ISBN 0155656643.
  59. Cronon, William (1991). Nature's Metropolis. Norton. ISBN 0393308731.
  60. Gould, Lewis (1980). The Spanish-American War and President McKinley. University Press of Kansas. ISBN 9780700602278.
  61.  Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 566. ISBN 0155656643.
  62.  Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 567-569. ISBN 0155656643.
  63.  Chasteen, John Charles (2005). Born in Blood and Fire. W.W. Norton. ISBN 0393937695.
  64. Link, Arthur Stanley (1972). Woodrow Wilson and the Progressive Era, 1910-1917. Harpercollins. ISBN 006133023X.
  65. Cooper, John (1983). The Warrior and the Priest. Belknap Press. ISBN 0674947509.
  66. Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 595. ISBN 0155656643.
  67. Clements, Kendrick A. (1992). The Presidency of Woodrow Wilson. University Press of Kansas. ISBN 0-7006-0524-X.
  68. Patterson, KD (Spring 1991). "The geography and mortality of the 1918 influenza pandemic". Bull Hist Med. 65 (1): 4–21.
  69. Sunday, Julie. "Globalization and Autonomy". McMaster University. Diakses pada 31 Agustus 2010.
  70. "The Various Shady Lives of the Ku Klux Klan". Time. 1 April 1965. Diakses pada 24 Agustus 2010.
  71. Murray, Robert K. (1955). Red Scare: A Study in National Hysteria, 1919-1920. Minneapolis: University of Minnesota Press. ISBN 0313226733.
  72. Hahn, Steven (2003). A Nation Under Our Feet. Belknap Press. ISBN 067401765X.
  73. Adler, Selig (1957). The Isolationist Impulse: Its Twentieth Century Reaction. New York: The Free Press.
  74.  Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 622. ISBN 0155656643.
  75.  Sicilia, David. "Business". Companion to Twentieth-Century America. Ed. Stephen Whitfield. Oxford:Blackfield, 2004
  76. Coolidge, Calvin (January 17, 1925). "The Press Under a Free Government". Address before the American Society of Newspaper Editors Washington, D.C. Calvin Coolidge Memorial Foundation. Diakses pada 10 November 2009.
  77. Fuess, Claude M. (1940). Calvin Coolidge: The Man from Vermont. Little, Brown. hlm. 320. ISBN 9780700608928.
  78. "About the Great Depression". Diakses pada 24 Agustus 2010.
  79. Frank, Robert H.; Bernanke, Ben S. (2007). Principles of Macroeconomics (edisi ke-3rd). Boston: McGraw-Hill/Irwin. hlm. 98. ISBN 0073193976.
  80. Ohanian, Lee (August 2009). http://www.universityofcalifornia.edu/news/article/21795. Diakses pada 31 Agustus 2010.
  81. Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 674-676.
  82. "Work(s) Progress Administration Collection". Diakses pada 25 Agustus 2010.
  83.  Howard, Donald S. (1943). The WPA and Federal Relief Policy. Russell Sage Foundation.
  84.  McElvaine (1985). The Great Depression. Three Rivers Press. ISBN 0812963431.
  85.  Smiley, Gene (2002). Rethinking the Great Depression. Chicago: Ivan R. Dee. ISBN 9781566634724.
  86.  Stewart, Lt. Cmdr. A.J. (1974). Those Mysterious Midgets. United States Naval Institute Proceedings. hlm. 56.
  87. Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 677-679.
  88. O'Reilly, Charles T (2001). Forgotten Battles: Italy's War of Liberation, 1943–1945. Lexington Books. hlm. 244. ISBN 0739101951.
  89. Kershaw 2001, hal. 823
  90. Donnelly, Mark (1999). Britain in the Second World War. Routledge. hlm. xiv. ISBN 0415174252.
  91. Miscamble, Wilson D (2007). From Roosevelt to Truman: Potsdam, Hiroshima, and the Cold War. Cambridge University Press. hlm. 201. ISBN 0521862442.
  92.  Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 771. ISBN 0155656643.
  93.  Hermes, Jr., Walter (2002) [1966]. Truce Tent and Fighting Front. United States Army in the Korean War. United States Army Center of Military History. hlm. 2, 6–9. Diakses pada 31 Agustus 2010.
  94.  Andrew, John (2001). "Pro-War and Anti-Draft: Young Americans for Freedom and the War in Vietnam". di dalam Marc Jason, Gilbert. The Vietnam War on Campus. Westport, Conn.: Praeger. hlm. 1-2.
  95. Marfleet, B. Gregory. "The Operational Code of John F. Kennedy During the Cuban Missile Crisis: A Comparison of Public and Private Rhetoric". Political Psychology 21 (3): 545.
  96. Associated Press. "[://www.usatoday.com/news/nation/2003-06-17-rosenbergs_x.htm Fifty years later, Rosenberg execution is still fresh ]", 17 Juni 2003. Diakses pada 26 Agustus 2010.
  97.  Schwartz, Richard A. (1999). "How the Film and Television Blacklists Worked". Florida International University. Diakses pada 3 Maret 2010.
  98. Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 771-772. ISBN 0155656643.
  99.  Pursell, Carroll W. (1972). The Military-Industrial Complex. New York: Harper and Row. ISBN 006045296X.
  100. Burrows, William E. (1998). This New Ocean: The Story of the First Space Age. New York: Random House. ISBN 9780679445210.
  101. "Détente and the Nixon Doctrine - Cambridge University Press". Cambridge.org. Diakses pada 31 Januari 2010.
  102.  Suri, Jeremi (2003). Power and Protest: Global Revolution and the Rise of Détente. Harvard University Press. ISBN 0674010310.
  103.  Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (edisi ke-6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 771. ISBN 0155656643.
  104. Gaddis, John Lewis (1997). We Now Know: Rethinking Cold War History. Oxford University Press. ISBN 0198780702.
  105. Boeckelman, Keith. "The American States in the Postindustrial Economy". The State and Local Government Review. Diakses pada 31 Agustus 2010.
  106.  Bivens, L. Josh (2004). Debt and the Dollar. Economic Policy Institute. Diakses pada 7 Juli 2007.
  107. Rugh, W.A. (2005). American Encounters with Arabs: The Soft Power of U.S. Public Diplomacy in the Middle East. Praeger Publishers. ISBN 9780275988173.
  108. "Clinton Foundation News and Media". Diakses pada 31 Agustus 2010.
  109. Barth, James. "The Repeal of Glass–Steagall and the Advent of Broad Banking" (PDF). Diakses pada 31 Agustus 2010.
  110. "William J. Clinton". whitehouse.gov. Diakses pada 31 Agustus 2010.
  111.  "Renewel in Iraq". Diakses pada 28 Agustus 2010.
  112.  "Bush Roper Poll".
  113.  "BBC NEWS | World | Americas | US Elections 2008 | Obama wins historic US election ", BBC News, 5 November 2008. Diakses pada 5 November 2008.

15. Bacaan lanjutan

  • Agnew, Jean-Christophe, and Roy Rosenzweig, eds. A Companion to Post-1945 America (2006)
  • Anderson, Fred, ed. The Oxford Companion to American Military History (2000)
  • Barney, William. A Companion to 19th-Century America (2006)
  • Bender, Thomas. A Nation Among Nations : America’s place in world history, New York : Hill and Wang, 2006. ISBN 978-0-8090-9527-8
  • Carnes, Mark C., and John A. Garraty, The American Nation: A History of the United States: AP Edition (2008); university textbook
  • Diner, Hasia, ed. Encyclopedia of American Women's History (2010)
  • Foner, Eric. Give Me Liberty! An American History (2nd ed. 2008), university textbook
  • Gilbert, Martin. The Routledge Atlas of American History (2010)
  • Hornsby Jr., Alton. A Companion to African American History (2008) excerpt and text search
  • Kennedy, David M., Lizabeth Cohen, and Thomas Bailey. The American Pageant (2 vol 2008), university textbook study guide
  • Lancaster, Bruce, Bruce Catton, and Thomas Fleming. The American Heritage History of the American Revolution (2004)
  • Milner, Clyde A., Carol A. O'Connor, and Martha A. Sandweiss, eds. The Oxford History of the American West (1996) excerpt and text search
  • Perry, Elisabeth Israels, and Karen Manners Smith, eds. The Gilded Age & Progressive Era: A Student Companion (2006)
  • Pole, Jack P. and J.R. Pole. A Companion to the American Revolution (2003) excerpt and text search
  • Resch, John, ed. Americans at War: Society, Culture, and the Homefront (4 vol 2004)
  • Schweikart, Larry, and Michael Allen. A Patriot's History of the United States: From Columbus's Great Discovery to the War on Terror (2007), view from the right excerpt and text search
  • Tindall, George Brown, and David E. Shi. America: A Narrative History (8th ed. 2009), university textbook
  • Vickers, Daniel, ed. A Companion to Colonial America (2006)
  • Zinn, Howard. A People's History of the United States: 1492 to Present (2005), view from the left excerpt and text search
  • Zophy, Angela Howard, ed. Handbook of American Women's History. (2nd ed. 2000). 763 pp. articles by experts

 

16. Pranala luar

Arief

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bebas Bayar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

gif maker

Arifuddin Ali