arifuddinali.blogspot.com - Museum yang berada pada kawasan Taman Mini Indonesia di Jakarta
Kawasan Taman Mini Indonesia Indah
- Museum Asmat
Perhatian besar orang-orang asing terhadap kekhasan seni ukir Asmat
yang mengagumkan ditanggapi Ibu Tien Soeharto dengan meprakarsai
mendirikan Museum Asmat. Berada di atas lahan Taman Bunga Keong
Emas dengan luas bangunan 6.500 m², museum ini dapat dicapai melalui dua
pintu masuk: berjalan kaki melalui Taman Bunga Keong Emas atau melewati
jembatan Taman Aquarium Air Tawar.
Gedung museum mencontoh model rumah kariwari, yakni rumah pemujaan
suku Tobati-Enggros, penduduk asli di tepi Danau Sentani, Papua, namun
dikembangkan menjadi bangunan berarsitektur modern. Gedung terdiri atas
tiga bangunan utama dan dua bangunan penghubung yang masing-masing
berbentuk segi delapan, diberi kesan rumah panggung. Atap berbentuk
kerucut tiga setinggi 25 meter berbahan GRC dan pada permukaannya diberi
kesan daun rumbia. Di berbagai bagian bangunan diberi ragam hias dengan
warna khas Asmat, yakni merah, putih, dan hitam.
Ketiga bangunan utama digunakan untuk ruang pameran tetap koleksi
museum, sedangkan dua bangunan penghubung sebagian dimanfaatkan untuk
ruang pameran tetap dan sebagian lagi untuk ruang administrasi, serta
ruang pimpinan museum.
Benda-benda pameran berupa benda-benda budaya yang mengandung nilai
keperkasaan dan mencerminkan pandangan hidup orang Asmat yang selalu
berkait dengan nenek moyang. Ikatan batin dengan nenek moyang itu
diwujudkan dalam ukiran perlambang di berbagai benda keseharian. Untuk
memudahkan pengunjung memahami kehidupan suku Asmat secara keseluruhan,
tata pameran disusun berdasar tema.
Tema pameran bangunan pertama berupa Manusia dan Lingkungannya,
memamerkan bermacam pakaian adat dan perhiasan, diorama mata pencaharian
hidup (menokok sagu), perahu arwah kendaraan roh nenek moyang
(wuramon), patung nenek moyang (mbis pole), dan berbagai hiasan
perlambang yang menceritakan gejala kehidupan.
Pameran pada bangunan kedua bertema Manusia dan Kebudayaannya,
memamerkan peralatan untuk membuat sagu, peralatan berburu, senjata,
benda budaya dan upacara, perkusi (tifa), alat musik tiup dari bambu
(fu), dan kapak batu (si).
Tema pameran pada bangunan ketiga adalah Manusia dan Hasil
Kreatifitasnya, memamerkan seni kontemporer yang merupakan hasil
pengembangan pola-pola rancangan seni tradisional. Benda-benda yang
dipamerkan berupa hasil seni modern orang Asmat yang mengacu pada
permintaan pasar tetapi masih berpijak pada pola rancangan tradisional.
Di samping pameran tetap, Museum Asmat juga menyelenggarakan kegiatan
secara berkala dengan tema khusus, misalnya Gelar Lomba Kreasi Tari
Gerak Asmat dan Lomba Mewarnai Gambar Ragam Hias Asmat.
- Museum Fauna Indonesia Komodo
Museum Fauna Indonesia “Komodo” dan Taman Reptilia menampilkan
pesona satwa langka dalam bentuk awetan dan reptilia hidup. Arsitektur
bangunannya mengambil bentuk komodo, satwa yang hanya hidup di Pulau
Komodo, Nusa Tenggara Timur, berdiri di atas lahan seluas 10.120 m²
dengan luas bangunan 1.500 m².
Tema pameran adalah keanekaragaman satwa di Indonesia, dari barat sampai timur, dan dari pantai sampai pegunungan, ditata dalam dua lantai.
Koleksi lantai I berupa berjenis-jenis binatang mamalia dan reptilia
lengkap dengan kondisi lingkungan alamnya. Jenis-jenis yang hampir
mengalami kepunahan ditampilkan, antara lain harimau, gajah dan beruang.
Di dalam vitrin-vitrin disajikan berbagai macam kupu-kupu yang terdapat
di seluruh Indonesia; berjenis keong, kerang, kepiting, dan udang;
serta binatang beruas, meliputi kaki seribu, laba-laba, dan kala
jengking.
Koleksi lantai II berupa berjenis-jenis burung yang diopset dan
ditata sesuai dengan habitatnya, meliputi yang hidup di laut, pantai,
rawa, persawahan, lapangan, perkebunan, dasar rimba, hutan, dan
pegunungan dengan daerah asal Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Taman Reptilia yang menghadirkan koleksi reptilia hidup dibangun di sekitar gedung museum pada tanggal 20 April 2001.
Pengunjung dapat mengenali satu persatu satwa unik tersebut mulai dari
komodo, biawak, kadal, ular berkaki, ular sanca, king kobra, penyu,
kura-kura leher ular, kura-kura buaya, kodok, buaya, iguana dan binatang
reptil lainnya. Anak-anak yang memiliki rasa keingintahuan lebih dan
selalu ingin memegang dapat bebas memegang dan bercengkerama dengan ular
sanca di Taman Sentuh.
- Museum Indonesia
Bangunan utama Museum Indonesia yang bergaya arsitektur Bali |
Museum Indonesia, adalah museum antropologi dan etnologi yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Indonesia. Museum ini berkonsentrasi pada seni dan budaya berbagai suku bangsa yang menghuni Nusantara dan membentuk negara kesatuan Republik Indonesia.
Museum ini bergaya arsitektur Bali dan dihiasi beraneka ukiran dan
patung Bali yang sangat halus dan indah. Museum ini menyimpan koleksi
beraneka seni, kerajinan, pakaian tradisional dan kontemporer dari
berbagai daerah di Indonesia.
Patung peraga menampilkan aneka pakaian tradisional suku bangsa di Indonesia |
Museum ini dirancang sebagai bagian dari kesatuan kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Bertujuan sebagai pusat informasi dan pembelajaran mengenai Kebudayaan Indonesia,
sebagai "satu perhentian untuk belajar mengenai Indonesia". Museum dan
keseluruhan komplks TMII dibangun dan kemudian diresmikan pada tahun
1975 atas prakarsa Ibu Tien Suharto.
Museum ini dihiasi berbagai ornamen dan patung Bali dan bergaya
arsitektur Bali yang sangat indah. Beberapa gapura besar bergaya Paduraksa dan Candi Bentar
(gerbang terbelah) khas Bali, demikian pula beberapa menara sudut
menghiasi kompleks museum. Taman dan bangunan museum mengambil tema
kisah Ramayana, misalnya jembatan menuju bangunan utama berbentuk ular Naga dan Wanara, pasukan kera yang membangun jembatan menuju Alengka.
Bangunan utama terdiri atas tiga lantai yang berdasarkan pada falsafah Bali Tri Hita Karana,
konsep moral yang menekankan pada tiga aspek yang dapat membawa manusia
kepada kebahagiaan sejati yakni; memelihara hubungan yang harmonis
dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam dan lingkungan
sekitar.
- Museum Istiqlal
Karya-karya unggulan para ulama dan intelektual muslim Nusantara
sejak abad ke-17 sampai abad ke-20 yang bernilai historis dapat
disaksikan di sini. Warisan budaya berupa mushaf, manuskrip Al Qur’an,
arsitektur, seni rupa islami yang memiliki keindahan seni juga
tersimpan. Bayt al Qur’an & Museum Istiqlal, memang menghadirkan pesona untuk direnungkan.
Bayt al Qur’an & Museum Istiqlal merupakan kesatuan dari dua
lembaga yang berbeda namun dalam kesatuan konsep. Bayt al Qur’an, yang
berarti rumah Al Qur’an, dengan materi pokok berupa peragaan yang
berkaitan dengan Al Qur’an, sedangkan Museum Istiqlal menampilkan
hasil-hasil kebudayaan Islam Indonesia.
Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQ&MI) yang menempati areal
seluas 20.013 m2 dibuka untuk umum tanggal 20 April 1997 bersamaan
dengan peresmian oleh Presiden Soeharto. Tujuannya untuk menampilkan
Islam sebagai pemersatu bangsa dari berbagai etnik di Indonesia dengan
menampilkan ajaran dan kebudayaan Islam Indonesia yang berkualitas dan
kreatif dalam upaya untuk memantapkan jatidiri bangsa, menampilkan wajah
Indonesia yang mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia dalam
percaturan internasional melalui kajian sejarah perkembangan ajaran
Islam dan implementasinya dalam seni dan budaya, menyampaikan makna yang
lebih dalam tentang ajaran Islam dan karakter kebudayaannya yang
bersifat terbuka, otentik, toleran, progresif dan kosmopolitan; dan
sebagai pemicu (trigger) untuk pengkajian ajaran dan kebudayaan Islam
secara lebih dalam khususnya di Indonesia dan umumnya di Asia Tenggara.
Ruang pamer Bayt al-Qur’an menghadirkan beragam seni mushaf dari
dalam dan luar negeri, seperti Mushaf Istiqlal yang menjadi primadona
pada Festival Istiqlal II 1995, Mushaf Wonosobo, yang merupakan terbesar
hasil kreasi dua orang santri Pondok Pesantren al- Asy’ariah, Wonosobo,
Jawa Tengah, Mushaf Sundawi yang menampilkan iluminasi ragam hias khas
Jawa Barat, dan Mushaf Malaysia yang menampilkan iluminasi ragam khas
Malaysia.
Ditampilkan pula al-Qur’an standar Departemen Agama RI, al-Qur’an
biasa dan al-Qur’an Braille untuk umat Islam tunanetra. Disajikan juga
al-Qur’an Interaktif dalam bentuk software (perangkat lunak) computer
yang dapat dioperasikan secara digital seperti program-program aplikasi
komputer lainnya.
Ruang peraga Museum Istiqlal menyimpan dan memamerkan benda-benda
budaya yang telah berabad lamanya, menembus peradaban suku, bahasa,
daerah, dan adat istiadat di Indonesia. Kejayaan historis masa lalu dan
masa kini berbaur dalam suatu peristiwa. Manuskrip al-Qur’an,
benda-benda tradisi dan warisan, arsitek, seni rupa kontemporer, serta
benda islami lainnya, semua tersimpan di sini, sebagai hasil
implementasi dan implikasi budaya yang bersumber dari al-Qur’an.
Bangunan Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal berlantai 4 dengan
lingkungan yang jauh dari polusi memiliki fasilitas ruangan yang lengkap
seperti, serba guna (main hall), auditorium, audiovisual, ruang kelas,
pameran, balkon, dan lain-lain. Semua itu dapat digunakan untuk
mengadakan kegiatan seperti, seminar, pertunjukkan, pameran, perlombaan,
forum ilmiah, syukuran, dan lain-lain.
- Museum Keprajuritan Indonesia
Di jalur luar bagian selatan Taman Mini Indonesia Indah
terdapat sebuah bangunan megah Museum Keprajuritan Indonesia berbentuk
benteng bersegi lima yang dikelilingi perairan. Perairan sekeliling
benteng ini menggambarkan negara kepulauan dengan doktrin Wawasan Nusantara.
Misinya adalah melestarikan bukti dan rekaman sejarah perjuangan bangsa
pada masa-masa perjuangan sejak abad ketujuh sampai abad
kesembilanbelas. Oleh karena itu setiap segi bangunan dan benda yang
ditampilkan memiliki makna perlambang.
Gerbang utama berbentuk model bangunan abad keenambelas, mencerminkan
sifat keterbukaan dan keramahtamahan rakyat Indonesia. Di setiap sudut
bangunan terdapat menara pengintai atau bastion, menyiratkan kewaspadaan
nasional. Dua kapal tradisional—yaitu kapal Banten dan kapal Pinisi
dari Sulawesi Selatan—bersandar di danau, melambangkan kekuatan maritim
dari barat sampai ke timur.
Penyajian pameran dalam bentuk diorama, fragmen patung, dan relief,
baik bagian luar maupun bagian dalam. Pameran bagian luar berupa paduan
relief yang menyatu ke dinding gedung bagian luar, meliputi 19 adegan
kisah panjang perjuangan bangsa dari abad VII sampai abad XIX, antara
lain sewaktu Raden Wijaya mengusir tentara Cina tahun 1292, pertempuran di Benteng Sao Paolo tahun 1575 di Maluku dan Sultan Ageng menyerang Kastel Batavia tahun 1628.
Ruang pamer bagian dalam menyajikan 14 diorama yang menggambarkan
cerita perlawanan terhadap penjajah untuk mempertahankan tanah air. Juga
terdapat tiruan senjata, meriam, pakaian perang, panji-panji, formasi
tempur serta boneka peraga yang mengenakan busana prajurit tradisional.
Di samping itu juga dipamerkan 23 patung pahlawan dari perunggu
berukuran 1¼ kali besar manusia yang ditempatkan mengelilingi panggung
di dalam gedung, di antaranya Gajah Mada, Cut Nyak Dien, dan Pattimura.
Setiap bulan Oktober, dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda,
museum menyelenggarakan kegiatan pawai prajurit tradisional yang diikuti
oleh berbagai daerah provinsi di Indonesia. Panggung terbuka yang
dimiliki dapat digunakan untuk pentas musik atau kegiatan lain baik
siang maupun malam hari.
- Museum Listrik dan Energi Baru
Museum Listrik dan Energi Baru (Museum LEB) adalah salah satu museum sains yang menyajikan koleksi peragaan tentang energi dan listrik yang berada di Taman Mini Indonesia Indah.
Rancang-bangunnya mengacu pada konsep arsitektur berbentuk tapak
“Struktur Atom”, yaitu satu proton dikelilingi tiga elektron,
diaplikasikan dalam bentuk Anjungan Listrik yang dikelilingi tiga
bangunan lain, yakni Anjungan Energi Baru, Anjungan Energi Fosil, dan
Anjungan Energi Konvesional.
Sebagai wahana pendidikan dan rekreasi, Museum LEB mengemban fungsi
menyampaikan informasi teknologi kelistrikan dan energi, baik dari
sejarah perkembangan teknologi, aplikasi energi di Indonesia dari masa
ke masa, maupun semangat inovasinya kepada generasi mendatang.
Tata pamerannya memungkinkan pengunjung diajak mengenal segala aspek
listrik dengan alur yang jelas dan runtut, penyajian yang interaktif
karena didukung teknologi komputer (audiovisual).
Terdapat 619 unit koleksi peraga yang dipamerkan di dalam dan di luar
gedung. Pameran di dalam gedung meliputi pengenalan energi, teori,
sejarah, hingga pemanfaatan listrik dan energi. Berbagai alat peragaan
yang menarik dapat dicoba secara interaktif, misalnya kompor surya,
sepeda, dan harpa ajaib.
Di dalam “Ruang Cerdas Energi”, pengunjung diajak berinteraksi dengan
memainkan benda-benda peraga agar lebih memahami gejala yang berasal
dari energi dan listrik. Pameran dan peragaan antara lain meliputi
Diorama Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, Simulasi Konsumsi Listrik
di Rumah Tangga (di sini pengunjung diajak membaca data berapa watt
listrik yang digunakan sehari-hari), Konversi Energi Listrik Menjadi
Panas (memperlihatkan bagaimana listrik dapat memanaskan air), Plasma
Ball (alat yang dapat menunjukkan bahwa tubuh manusia mengandung energi
listrik), Permainan Magnet, Permainan Adu Cepat, Harpa Ajaib (pengunjung
dapat memainkan harpa tanpa senar karena senar dawai diganti dengan
sinar infra merah), serta Komputer Interaktif Kuis dan Game tentang
energi yang menguji ketangkasan dan daya ingat.
Peragaan di luar gedung meliputi Kompor Tenaga Surya Serba Guna yang
digunakan untuk memasak sekaligus sebagai antene parabola yang dapat
menerima ± 150 saluran televisi, Rumah Energi Baru yang mengubah energi
matahari dan angin menjadi listrik, Mobil Tenaga Surya dengan
menggunakan tenaga matahari.
Selain menyajikan benda-benda koleksinya, museum juga memiliki
ruangan yang berfungsi sebagai tempat seminar lengkap dengan perangkat
multi media dan juga menyediakan sarana penginapan.
- Museum Minyak dan Gas Bumi Graha Widya Patra
Museum Minyak dan Gas Bumi “Graha Widya Patra” (Gawitra) terletak di bagian timur Taman Mini Indonesia Indah berdekatan dengan Taman Burung dan Museum Listrik dan Energi Baru.
Pembangunan Museum Migas menandai peringatan 100 tahun industri minyak
dan gas bumi Indonesia, merupakan sumbangan masyarakat perminyakan
Indonesia demi melestarikan dan mewariskan nilai-nilai juang kepada
generasi penerus untuk peningkatan ilmu dan teknologi.
Gedung utama berbentuk anjungan lepas pantai dengan dua bangunan
pendukung berbentuk gilig menyerupai tangki minyak, disebut Anjungan
Eksplorasi dan Anjungan Pengolahan. Ruang pamer terdapat di gedung utama
dan di anjungan eksplorasi. Pameran di gedung utama mengenai sejarah
industri perminyakan. Di ruang ini terdapat Teater Minyak yang memutar
film pendek dan multislide mengenai asal-mula serta hasil pengolahan
minyak dan gas bumi di Indonesia. Selain itu terdapat ruang untuk
pameran berbagai benda dan bahan mengenai minyak dan gas bumi yang ada
di sekitar kita.
Anjungan eksplorasi mengetengahkan eksplorasi minyak dan gas bumi,
termasuk peragaan sejarah terjadinya cekungan minyak dan gas bumi serta
penerapan teknologi pada masa yang lalu, sekarang, dan yang akan datang.
Di luar gedung dipamerkan peralatan pengeboran minyak dan peragaan
benda-benda eksplorasi berupa menara bor tahun 1930-an, berbagai pompa
angguk, sebuah truk logging tua, pompa bensin engkol, dan sebuah kilang
minyak tua.
Museum ini sangat tepat dijadikan sebagai tempat rekreasi dan menimba ilmu.
- Museum Olahraga Nasional
Museum Olahraga adalah museum yang berisi tentang segala macam olahraga yang berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah.
Bentuk bangunan Museum Olahraga sungguh unik, yakni berbentuk bola
menghadap ke arah Teater Keong Emas. Berdiri di atas tanah 1,5 hektar
dengan luas bangunan 3.000 m2 , museum ini bertujuan memberikan
pemahaman masyarakat mengenai pentingnya olah raga bagi kesehatan badan.
Lobby lantai dasar menampilkan motto yang mencerminkan nilai hakiki
olahraga, antara lain sportivitas dan perjuangan. Pameran meliputi
sejarah olahraga antarbangsa, menampilkan perjuangan bangsa Indonesia
dalam mengikuti kegiatan olahraga di dunia internasional, seperti
Olimpiade Helsinki dan Asian Games; tokoh olahraga, menampilkan para
pejuang olahraga yang telah mengharumkan nama bangsa di bidang
keolahragaan dan para tokoh yang berkecimpung dalam bidang olahraga;
sejarah olahraga nasional, menampilkan sejarah berdirinya stadion
pertama Indonesia dan pelaksanaan PON I tahun 1948 di Solo; serta
keberhasilan tim Everest, menampilkan perjuangan Tim Kopassus dalam
menaklukkan Gunung Himalaya dan Tim Dewaruci yang menampilkan maket
kapal Dewaruci.
Lantai dua terdiri atas ruang pamer olahraga berprestasi, menampilkan
pelbagai alat olahraga dan penghargaan berupa medali dan piala para
atlet yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia; permainan
tradisional, menampilkan sejumlah alat permainan tradisional dari
berbagai provinsi; serta Pekan Olah Raga Nasional (PON), menampilkan
berbagai hal mengenai PON-I sampai dengan PON-9, dan alat perwasitan.
Lantai tiga terdiri atas ruang pamer diorama yang menampilkan
permainan tradisional dari berbagai provinsi dalam bentuk lukisan dan
patung dengan ukuran sebenarnya, antara lain lompat batu dari Pulau
Nias, pasola dari Nusa Tenggara Timur, karapan sapi dari Madura, dan
dayung berdiri dari Papua.
Selain itu, museum juga memaparkan sejarah singkat olahraga nasional,
antara lain anggar, atletik, bulutangkis, panahan, pencak silat,
sepakbola, tenis lapangan, dan bola voli.
Fasilitas pendukung berupa auditorium, ruang serba guna, ruang
fitnes, lapangan tenis, dan kantin dapat dimanfaatkan masyarakat umum.
Setiap Minggu pagi pengunjung dapat mengikuti senam ‘aerobic bersama’
dalam program Minggu Ria di halaman museum.
- Museum Penerangan
Rancang-bangun Museum Penerangan berbentuk bintang bersudut lima yang melambangkan Pancasila
dan lima unsur penerangan. Museum ini mengumpulkan, mempelajari,
menggelar, dan merawat objek sejarah penerangan dan komunikasi sekaligus
sebagai media komunikasi massa keenam setelah tatap muka, radio, TV,
film, dan pers.
Di halaman depan terdapat tugu yang menyangga lambang penerangan "Api
Nan Tak Kunjung Padam" dikelilingi oleh lima patung juru penerang serta
air mancur, pertemuan air dari atas tugu dengan air yang memancar dari
bawah, melambangkan hubungan timbal balik antara pemerintah, masyarakat,
dan media massa. Bangunan terdiri atas tiga lantai berbentuk silinder,
mencitrakan kentongan sebagai unsur penerangan tradisional, menyangga
menara antena sebagai unsur modern.
Pameran ditata di luar dan di dalam gedung, yang secara keseluruhan
menggambarkan sejarah penerangan sejak pergerakan nasional hingga masa
Indonesia modern. Koleksi di luar gedung antara lain empat mobil Siaran
Luar TVRI (Televisi Republik Indonesia),
mobil Panggung Penerangan, mobil unit Sinerama PFN (Perusahaan Film
Negara), mobil siaran luar RRI (Radio Republik Indonesia), serta mobil
Siaran Luar TVRI pertama untuk meliput Asian Games IV di Jakarta tahun 1962 yang mencatat sebagai awal berdirinya TVRI, dan mesin cetak tiga zaman.
Koleksi lantai satu berupa benda-benda yang mempunyai nilai sejarah
informasi dan komunikasi dari film, radio, televisi, media tatap muka,
termasuk wayang suluh, serta perkembangan media pers dan grafika berikut
17 patung setengah badan tokoh informasi dan komunikasi. Selain itu
terdapat empat diorama kecil operasional penerangan di bidang pependes,
pencerdasan kehidupan bangsa, penanggulangan bencana alam, dan
kelompencapir. Koleksi lain berupa mesin ketik huruf Jawa yang digunakan
sejak tahun 1917 oleh Kraton Surakarta, kamera Perekam Rapat Kabinet Rl
pertama, Radio Oemoem tahun 1940, dan sebagainya. Di sini juga terdapat
perpustakaan dan teater mini berdaya tampung 60 pengunjung, dilengkapi
tata suara modern, dan dapat digunakan untuk menyampaikan informasi
secara audio visual serta pernutaran film dokumenter.
Lantai dua meliputi relief sepanjang 150 meter yang menggambarkan
sejarah penerangan Indonesia selama lima periode, peran penerangan dalam
membangun kesatuan dan persatuan bangsa, dan penyampaian informasi
melalui media cetak dan elektronik baik tradisional maupun modern. Di
sini terdapat juga tujuh diorama yang menggambarkan kegiatan penerangan
dalam membangkitkan nasionalisme, menyatukan bangsa, dan mengisi
kemerdekaan dengan pembangunan, termasuk percetakan koran Retno
Dhoemilah. Di samping itu terdapat lukisan wajah Dr. Wahidin
Soedirohusodo karya Sumidjo, berukuran 8 m x 7 m, yang merupakan lukisan
terbesar di Indonesia dan memperoleh sertifikat MURI.
Koleksi lantai tiga meliputi tiga studio mini PFN, studio mini RRI, studio mini TVRI, dan display foto transparan.
- Museum Prangko Indonesia
Museum Prangko dihiasi sejumlah ukiran dan patung gaya Bali
dan Jawa, dikelilingi pagar tembok dengan dua pintu gerbang yang
mengambil model dasar candi bentar. Di sayap kanan dan kiri terdapat dua
bangunan yang luas masing-masing 402 m2, sayap kanan digunakan kantor
pengelola dan tempat pertemuan, sedangkan sayap kiri untuk kantor pos.
Museum ini memamerkan koleksi aneka prangko Indonesia dan luar negeri.
Di depan pintu masuk berdiri patung Hanoman, yang dalam pewayangan
dikenal sebagai dhuta dharma pembawa berita, misinya sama dengan tugas
pos. Di samping kiri dan kanan pintu masuk ada dua lukisan gaya Bali
karya pelukis Wayan Sutha yang merupakan cuplikan cerita pewayangan
versi Bali, menggambarkan bahwa pada masa sebelum kertas dikenal seperti
sekarang surat-menyurat menggunakan daun ‘ron’ tal.
- Museum Pusaka
Museum Pusaka berada di jalur selatan Taman Mini Indonesia Indah di antara Museum Keprajuritan Indonesia dan Museum Serangga dan Taman kupu-Kupu,
berupa bangunan khas karena di atas atapnya terdapat bentuk keris yang
menjulang. Museum ini bertujuan melestarikan, merawat, mengumpulkan,
serta menginformasikan benda-benda budaya berupa senjata tradisional
kepada generasi penerus agar merasa bangga terhadap bangsanya dan dapat
dimanfaatkan bagi yang ingin melakukan studi dan penelitian mengenai
senjata.
Pada awalnya koleksi museum merupakan koleksi pribadi Mas Agung,
kemudian dihibahkan oleh Sri Lestari Mas Agung kepada Ibu Tien Soeharto
selaku ketua Yayasan Harapan Kita. Setelah ditambah dengan pembelian,
Museum Pusaka memiliki koleksi senjata tradisional paling lengkap,
mewakili 26 provinsi di Indonesia.
Museum dengan dua lantai seluas 1.535 m² di atas lahan 3.800 m² ini
memiliki beberapa ruang sebagai sarana dan pendukung, yakni ruang
pameran, ruang informasi, ruang pengelola, ruang sarasehan, ruang
perpustakaan, ruang konservasi dan preservasi, ruang bursa, dan ruang
cenderamata.
Selain memeragakan benda-benda koleksi senjata seluruh nusantara,
ruang pameran juga menginformasikan berbagai hal mengenai pusaka,
misalnya rincian pusaka, ragam bentuk pusaka, zaman pembuatan pusaka,
ragam hias bilah pusaka, berbagai pusaka khas daerah, pusaka dari zaman
ke zaman, dan pusaka hasil temuan. Jenis-jenis kayu untuk membuat pusaka
serta ruang besalen (tempat kerja empu pembuat keris) dan peralatannya
melengkapi pameran.
Keris Nagasasra Sabuk Inten zaman Mataram, kujang zaman Pajajaran,
keris Singa Barong tinatah mas, karih dari Sumatera, belati zaman
Kerajaan Mataram, kudi zaman kerajaan Tuban, pedang zaman Hamengku
Bowono IX, dan keris Naga Tapa dari Yogyakarta dipajang sebagai
benda-benda pusaka unggulan karena langka dan melegenda.
Selain pameran tetap, museum juga melaksanakan pameran berkala baik
di dalam maupun bekerjasama dengan pihak luar. Kegiatan lain yang
ditawarkan kepada umum adalah penjamasan pusaka, konsultasi pusaka, dan
bursa pusaka bagi yang berminat mengoleksi benda-benda pusaka.
- Museum Serangga
Pengurus Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) dan
Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) dengan restu Ibu Tien Soeharto
mendirikan Museum Serangga dengan tujuan mengenalkan keanekaragaman
khasanah serangga serta merangsang keinginan dan kepedulian masyarakat
terhadap peran dan potensinya di alam.
Museum ini menempati areal seluas 500 m2 mengambil bentuk tubuh belalang dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 20 April 1993. Pada tahun 1998,
atas bantuan Dr. Soedjarwo melalui Yayasan Sarana Wana Jaya, menambah
wahana baru berupa Taman Kupu beserta kebun pakan, kandang penangkaran,
dan laboratorium yang diharapkan menjadi usaha penangkaran dan
pelestarian kupu-kupu yang dilindungi dan langka. Kemudian tahun 2004 bertambah lagi sarana koleksi binatangnya selain serangga.
Jenis serangga dunia diperkirakan sekitar 16% ada di Indonesia.
Sebanyak 500 jenis, terdiri atas kupu-kupu (sekitar 250 jenis), kumbang
(sekitar 150 jenis), dan kelompok serangga yang lain (sekitar 100 jenis)
menjadi koleksi Museum Serangga dan Taman Kupu (MSTK). Diorama-diorama
yang dapat dilihat meliputi pesona kumbang nusantara, peranan serangga
tanah dalam ekosistem dan pelestarian ekosistem, peta serangga
Indonesia, serangga-serangga perombak, peta kupu-kupu Indonesia,
kupu-kupu Bantimurung, dan serangga-serangga di pekarangan, serta
kotak-kotak koleksi yang menampilkan kelompok serangga lain.
Selain koleksi serangga mati, juga mempunyai koleksi serangga hidup
yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung, antara lain kumbang tanduk,
kumbang air, lebah madu, belalang ranting, belalang daun, dan kumbang
badak. Di dalam Taman Kupu terdapat sekitar 20 jenis tanaman berbunga
yang sering dikunjungi kupu-kupu. Selain itu juga dipelihara beberapa
jenis binatang, antara lain tupai Sumatera, tupai Bali, oppusum layang,
kadal lidah biru, kancil, dan tarsius. Laboratorium digunakan sebagai
sarana penangkaran dan terbuka bagi mahasiswa dan pelajar yang ingin
belajar bagaimana mengoleksi, membuat awetan serangga, identifikasi,
serta memelihara serangga hidup dan mati.
Museum juga menyediakan layanan untuk menambah pengetahuan mengenai
berbagai hal yang berhubungan dengan serangga, misalnya bimbingan umum
tentang serangga dan kehidupannya, pemutaran film tentang kehidupan
serangga dan penjelasan di ruang audio visual, bimbingan mengawetkan
serangga, dan penangkaran serangga (kupu, belalang ranting dan belalang
daun), yang dilengkapi dengan perpustakaan.
- Museum Telekomunikasi
Museum Telekomunikasi berada di bagian depan kawasan Taman Mini Indonesia Indah berdampingan dengan Museum Olahraga
dan Bayt al-Quran di dekat pintu utama. Ciri khas museum ini beratap
kubah warna biru dengan keberadaan di depannya sebuah Monumen Sumpah
Palapa Maha Patih Gajah Mada yang berdiri tegak sambil mengacungkan
keris. Adegan ini mengingatkan pada satelit komunikasi pertama Indonesia
yang diberi nama Palapa, sesuai jiwa Sumpah Palapa menyatukan
nusantara. Gedung museum meliputi bangunan induk untuk ruang pameran dan
pengelolaan serta ruang penerima tamu di bagian depan.
Museum Telekomunikasi memamerkan berbagai koleksi dan informasi
mengenai perkembangan pertelekomunikasian di Indonesia pada masa
sebelum-masa perang-awal kemerdekaan, Orde Baru, dan masa depan
telekomunikasi dunia, termasuk alat komunikasi dari masa ke masa. Alat
telekomunikasi pra elektrik antara lain meliputi alat komunikasi tiup,
kentongan/gendering, bedug, gong, dan lonceng. Alat telekomunikasi masa
elektrik antara lain telegraph morse, sentral telepon manual lokal
baterai, dan diorama pemancar radio perjuangan YBJ-6.
Alat komunikasi sekarang dibagi menjadi analog dan digital. Alat
komunikasi analog meliputi pesawat teleprinter/teleks, sentral telepon
otomat analog, maket jaringan telekomunikasi nasional dan maket SKGM,
serta hambur tropos. Alat komunikasi digital meliputi planet konfigurasi
STKB konvensional dan STKB cellular, sampel produk PT. INTI, panel
STDI-K, panel stasiun bumi kecil, peluncuran satelit, maket GSO (Geo
Statistik Orbit) panel konfigurasi SKI, panel Intelsat/Inmarsat, serta
Pasopati (Paduan Solusi Pelayanan Teknologi Informasi) atau ISDN
(Integrated System Digital Network).
Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat semakin memperpendek
jarak. Kehadiran videophone dan internet mempertegas fungsi alat
komunikasi yang tidak hanya terbatas sebagai alat komunikasi tetapi juga
sebagai multimedia. Museum ini juga menampilkan diorama dan maket
pemanfaatan multimedia, meliputi Solution for Enterprise Network,
Elektronik Mega Mall (EMM), dan System Satelit Iridium.
Masyarakat umum dapat memanfaatkan museum ini sebagai sarana belajar
dengan dilengkapi sarana teater dengan koleksi film dokumenter
perkembangan teknologi telekomunikasi dan film animasi si Ponix; ruang
elshop, ruang Info dan demo produk barang/jasa telekomunikasi, ruang
rapat, warung telekomunikasi, dan warung internet.
- Museum Timor Timur
Museum Timor Timur berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah dan terletak di sebelah utara Istana Anak-Anak Indonesia, menghadap ke selatan arah Museum Prangko Indonesia. Semula Museum Timor Timur adalah Anjungan Daerah Timor-Timur yang dibangun tahun 1979 dan diresmikan 20 April 1980 oleh Presiden Soeharto. Setelah Provinsi Timor Timur berpisah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan membentuk negara sendiri, anjungan ini menjadi suatu monumen dan
menjadi tanggung jawab pengelola TMII. Sebagai monumen, Anjungan Timor
Timur kemudian berstatus museum di bawah pengelolaan Istana Anak Anak Indonesia.
Museum seluas 4.988 m² menampilkan rumah penduduk Los Palos, terdiri
atas sebuah bangunan utama dan beberapa bangunan pendukung. Bangunan
utama disebut uma lautem atau dagada, berupa rumah panggung dengan empat
tiang tiga meter di atas permukaan tanah, berbentuk segi empat dengan
atap ramping menjulang. Atap berlapis ijuk, berdinding kayu, dan
dilengkapi banyak jendela yang berfungsi sebagai penerangan di siang
hari. Aslinya, balok utama menggunakan kayu besi, sedangkan tiang
menggunakan kayu eucalyptus yang diikat dengan tali dari rotan.
Di dalam uma lautem dipamerkan barang-barang khas Timor Timur, berupa
peralatan makan, busana adat, senjata tradisional, alat musik
tradisional, hasil kerajinan, serta perlengkapan lain seperti anyaman
dari daun tal, keramik atau manatutu, kain tenun khas Timor Timur
(tais), serta aneka keong dari Pulau Atauro.
Juga dipajang foto-foto yang memperlihatkan keindahan alam, antara lain
pantai pasir putih dan sebuah monumen berupa patung Kristus Raja dan
foto-foto lain yang mengingatkan bahwa Timor Timur pernah menjadi bagian
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bangunan pendukung uma laku berupa bangunan panggung kembar beratap
bulat dan tidak berdinding. Kedua bangunan ini mengapit bangunan induk,
berfungsi sebagai balai pertemuan adat, namun di Museum Timor Timur
digunakan sebagai tempat istirahat bagi pengunjung.
Bangunan pendukung lain berupa panggung yang digunakan untuk
pergelaran seni yang dapat digunakan oleh umum untuk acara-acara yang
memerlukan pentas dan penonton duduk di lantai dasar uma lautem.
Museum Timor Timur, pada saat berstatus anjungan daerah, pernah menerima kunjungan Perdana Menteri India Naelam Sanjiva Reddy dan Nyonya pada tanggal 4 Desember 1981 dan berkenan melakukan penanaman pohon beringin persahabatan.
- Museum Transportasi
Museum Transportasi merupakan lembaga milik Departemen Perhubungan Republik Indonesia
dengan maksud mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan bukti
sejarah dan perkembangan transportasi, serta peranannya. Tujuannya
memberikan informasi dan tambahan pengetahuan kepada para pengunjung
mengenai transportasi dan sejarah perkembangan teknologi transportasi
sekaligus sebagai tempat rekreasi yang edukatif.
Pameran diselenggarakan di dalam dan di luar ruang. Pameran di dalam
ruang dibagi dalam beberapa ruangan yang seolah-olah merupakan bangunan
tersendiri, disebut modul; terdiri atas modul pusat, modul darat, modul
laut, dan modul udara; baik dengan benda asli, tiruan, miniatur, foto,
maupun diorama.
Modul pusat menggambarkan keberadaan transportasi tradisional masa
lampau, mencakup transportasi darat dan laut dari berbagai daerah di
Indonesia, berupa alat transportasi sederhana dengan menggunakan tenaga
manusia, hewan, atau angin; antara lain cikar, andong, bendi, becak,
perahu layar.
Modul darat menggambarkan keberadaan dan layanan transportasi darat,
mencakup transportasi jalan raya, jalan baja, sungai, danau, dan
penyeberangan, berupa alat transportasi yang sudah mulai menggunakan
tenaga mesin awal sampai sekarang; antara lain cikar DAMRI yang
merupakan armada pertama DAMRI dan berperan pada masa kemerdekaan (tahun
1946) sebagai alat angkut logistik militer di wilayah Surabaya dan
Mojokerto.
Modul laut menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transportasi
laut yang telah menggunakan mesin, mencakup berbagai kapal penumpang,
container, dok terapung, serta peralatan penunjangnya; dilengkapi
paparan teknologi kelautan dengan berbagai jenis kapal laut, prasarana
yang ada dewasa ini, serta peralatan penunjang lain.
Modul udara menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transportasi
udara serta perkembangannya dan teknologi peralatan transportasi udara,
mencakup pesawat terbang, peralatan transportasi udara, dan peralatan
bandar udara.
Pameran luar statis menampilkan berbagai jenis lokomotif generasi
pertama Perusahaan Kereta Api Indonesia, termasuk rel kereta api dan
terowongan, Kereta Api Luar Biasa (KLB) yang digunakan Presiden dan
Wakil Presiden Rl Pertama Soekarno-Hatta pada waktu Pemerintah RI hijrah
dari Jakarta ke Yogyakarta, bis yang pernah dioperasikan di Indonesia,
serta pesawat udara jenis DC-9 PK-GNT milik Garuda Indonesia yang pernah
melayani penerbangan ke negara-negara Asean dan Australia. Di samping
itu terdapat sebuah rangkaian kereta api, terdiri atas lokomotif dan dua
gerbong kayu, sebagai sarana hiburan bagi pengunjung.
Sumber: tamanmini.com dan wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar