WELCOME TO THE BLOG SERBA SERBI.

Sabtu, 28 April 2012

Kisah Alquran

ISI
  1. Penyembelian
  2. Fondasi
  3. Seruan Haji
  4. Haji Ibrahim
  5. Tentara Gajah
  6. Awal Wahyu

1. Penyembelian
Ketika Nabi Ibrahim a.s. hijrah dari negerinya, beliau memohon kepada Allah Taala agar dikaruniai seorang anak laki-laki yang saleh. Allah Taala mengabarkan berita gembira akan kelahiran seorang anak yang amat sabar yaitu Ismail a.s. Ismail lahir ketika Nabi Ibrahim a.s. berusia 86 tahun. Ketika Ismail a.s. menginjak usia remaja dan sudah dapat bekerja, Nabi Ibrahim a.s. bermimpi bahwa ia menyembelih anaknya. Mimpi seorang nabi adalah wahyu, sebab itu hal ini adalah ujian yang berat dari Allah Taala kepada Nabi Ibrahim a.s. Dalam hal ini Allah berfirman:
قال يا بني إني أرى في المنام أني أذبحك فانظر ماذا تري Artinya: Ibrahim berkata, "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Bagaimana pendapatmu!" ./50 Ismail a.s. menjawab:
يا أبت افعل ما تؤمر ستجدني إن شاء الله من الصابرين Artinya: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
Dikatakan kepada keduanya, "Berserah dirilah kamu berdua!"
فلما أسلما وتله للجبين Artinya: Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (jelaslah kesabaran keduanya). Ketika keduanya menuruti perintah Allah dan sudah akan melaksanakannya, Allah Taala berseru kepada Nabi Ibrahim as. dan mengabarkan berita gembira melalui Malaikat sebagaimana dalam firman Allah Taala:
أن يا إبراهيم * قد صدقت الرؤيا إنا كذلك نجزي المحسنين، * إن هذا لهو البلاء المبين * وفديناه بذبح عظيم * وتركنا عليه في الآخرِين، * سلام على إبراهيم، * كذلك نجزي المحسنين * إنه من عبادنا المؤمنين Artinya: Kami panggillah dia, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Setelah tercapai tujuan dari ujian Nabi Ibrahim a.s. dan anaknya, Ismail a.s. tercapai dan keduanya berkeinginan untuk melaksanakan perintah Allah Taala, maka Allah menjadikan tebusan sembelihan tersebut dengan seekor kibasy putih yang enak dipandang. Kibasy itu ditemukan Nabi Ibrahim a.s. terikat di sebuah pohon dekat gunung Tsubair. Kemudian beliau menyembelihnya di Mina. Tempat kejadian ini kemudian dijadikan sebagai bagian dari manasik haji dan sunat berkurban sejak masa Nabi Ibrahim a.s. dan anaknya, Ismail a.s. sampai Nabi Muhammad saw.


2. Fondasi
1. Nabi Ibrahim a.s. tiba di Mekah dalam rangka ingin melaksanakan perintah Allah Taala yaitu membangun Baitullah. Beliau berkata kepada anaknya, Ismail as, "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku sesuatu." Ismail a.s. berkata, "Laksanakanlah apa yang telah Tuhanmu perintahkan." Beliau berkata, "Apakah engkau bersedia membantuku untuk melaksanakannya؟" Ismail a.s. menjawab, "Aku akan membantumu." Beliau berkata, "Sesungguhnya Allah Taala memerintahkan aku untuk membangun sebuah rumah di sini," dan beliau menunjuk ke gundukkan tanah yang agak tinggi dan sekitarnya. Kemudian mereka berdua membangun di atas pondasi. Ismail a.s. membawa batu dan Ibrahim a.s. menyusun (membangun). Ketika bangunan bertambah tinggi, Nabi Ismail a.s. meletakkan batu Maqam Ibrahim dan di samping bangunan sebagai pijakan buat Nabi Ibrahim as. Kemudian Nabi Ibrahim a.s. naik ke atas batu itu dan Nabi Ismail a.s. menyodorkan batu-batu. Lalu mereka berdoa:

ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم، ربنا واجعلنا مسلمين لك، ومن ذريتنا أمة مسلمة لك، وأرنا مناسكنا وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، ربنا وابعث فيهم رسولا منهم يتلوا عليهم آياتك ويعلمهم الكتاب والحكمة ويزكيهم، إنك أنت العزيز الحكيم
Artinya, "Ya Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami! Utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan ayat-ayat-Mu kepada mereka dan mengajarkan Kitab (Alquran) dan Hikmah (Sunnah) kepada mereka serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Berkat Allah Taala pembangunan Kakbahpun dapat diselesaikan.
2. Tidak ada dalam berita yang sahih bahwa Baitullah sudah berdiri sebelum Nabi Ibrahim a.s. Barangsiapa yang berpegang pada firman Allah Taala:
وإذ بوأنا لإبراهيم مكان البيت
Artinya, "Ingatlah, ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah."

وإذ يرفع إبراهيم القواعد من البيت
Artinya, "Ingatlah, ketika Ibrahim meninggikan (membina) fondasi Baitullah." Maksudnya bahwa tempat Baitullah tersebut telah ada dalam ilmu Allah sejak penciptaan langit dan bumi. Jadi tempat Baitullah itu sudah diketahui adapun pembangunannya dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Sedangkan berita yang mengatakan bahwa Kakbah telah dibangun sebelum itu adalah berita yang diriwayatkan dari Bani Israil. Berita yang tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat disalahkan. Allahlah Yang Maha Mengetahui.
3. Saat Nabi Ibrahim a.s. membangun Baitullah, ia membuat:
  • Tingginya sembilan hasta.
  • Panjangnya dari Hajar Aswad sampai Rukun Syami 32 hasta.
  • Lebarnya dari Rukun Syami sampai Rukun Gharbi 22 hasta.
  • Panjangnya dari Rukun Gharbi sampai Rukun Yamani 31 hasta.
  • Lebarnya dari Rukun Yamani sampai Hajar Aswad 20 hasta.
Ia membuat pintu Kakbah sejajar dengan tanah, tidak di atas tanah dan tidak dibuatkan daun pintu, kemudian dibuat oleh Tubba Humairi dan setelah itu pintu Kakbah ditinggikan di atas tanah.
Bangunan yang dibuat oleh Nabi Ibrahim a.s. adalah bangunan yang dicontoh oleh orang setelahnya. Bangunan tersebut mempunyai dua rukun yaitu dua Rukun Yamani. Adapun bagian berikutnya adalah hijir yang tidak dibuatkan rukun, tetapi dibuat setengah lingkaran. Dikatakan bahwa Nabi Ibrahim a.s. membangun Baitullah ketika beliau berusia 100 tahun. Allahu A`lam.


3. Seruan Haji
Ketika Nabi Ibrahim a.s. selesai membangun Kakbah, Allah Taala memerintahkannya untuk menyeru manusia untuk melaksanakan haji. Dalam hal ini Allah Taala berfirman:
وأذن في الناس بالحج يأتوك رجالا وعلى كل ضامر يأتين من كل فج عميق
Artinya, "Serukanlah kepada seluruh manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. "
Nabi Ibrahim berkata kepada Allah Taala, "Wahai Tuhan! Bagaimana suaraku akan sampai?" Allah Taala berfirman, "Serulah! Aku yang akan membuat suaramu sampai."
Kemudian Nabi Ibrahim as. naik ke gunung Qubis dan memasukkan jari tangannya ke kuping sambil menghadapkan wajahnya ke Timur dan Barat beliau berseru, "Wahai sekalian manusia telah diwajibkan kepadamu menunaikan ibadah haji ke Baitul Atiq, maka sambutlah perintah Tuhanmu Yang Maha Agung." Seruan tersebut telah didengar oleh setiap yang berada dalam sulbi laki-laki dan rahim wanita. Seruan itu disambut oleh orang yang telah ditetapkan dalam ilmu Allah Taala bahwa ia akan melaksanakan haji, sampai hari Kiamat mereka berkata,
لبيك اللهم لبيك
Aartinya, "Telah saya penuhi panggilan-Mu, Ya Allah! Telah saya penuhi panggilan-Mu."


4. Haji Ibrahim

Seusai Nabi Ibrahim a.s. menyeru manusia untuk melaksanakan haji, malaikat Jibril a.s. mengajaknya. Kepada beliau diperlihatkan bukit Safa, Marwah dan perbatasan tanah Haram lalu diperintahkan untuk memancakkan batu-batu pertanda. Beliaupun melaksanakannya.
Nabi Ibrahim a.s. adalah orang yang pertama menegakkan batasan tanah Haram setelah ditunjukkan oleh malaikat Jibril a.s. Pada tanggal 7 Zulhijah, Nabi Ibrahim a.s. berkhutbah di Mekah ketika matahari condong ke Barat (tergelincir), sementara Nabi Ismail a.s. duduk mendengarkan. Pada esok harinya, keduanya keluar berjalan kaki sambil bertalbiyah dalam keadaan berihram. Masing-masing membawa bekal makanan dan tongkat untuk bersandar. Hari itu dinamakan hari Tarawiah. Di Mina, keduanya melaksanakan salat Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh. Mereka tinggal di sebelah kanan Mina sampai terbit matahari dari gunung Tsubair (waktu Dhuha) keduanya keluar Mina menuju Arafah. Malaikat Jibril a.s. menyertai mereka berdua sambil menunjukkan tanda-tanda batas sampai akhirnya mereka tiba di Namirah. Malaikat Jibril a.s. menunjukkan pula tanda-tanda batas Arafah. Nabi Ibrahim a.s. sudah mengetahui sebelumnya lalu berkata: عَرَفْتُ Artinya: Aku sudah mengetahi, maka daerah itu dinamakan Arafah.
Ketika tergelincir matahari, malaikat Jibril a.s. bersama keduanya menuju suatu tempat --sekarang Mesjid--. Nabi Ibrahim as. berkhutbah dan Nabi Ismail a.s. duduk mendengarkan, lalu mereka salat jamak taqdim Zuhur dan Asar. Kemudian malaikat Jibril a.s. mengangkat keduanya ke bukit dan mereka berdua berdiri sambil berdoa hingga terbenam matahari dan hilang cahaya merah. Kemudian mereka meninggalkan Arafah berjalan kaki hingga tiba di Juma'. Mereka salat Magrib dan Isya di sana, sekarang tempat jamaah haji melaksanakan salat. Mereka bermalam di sana hingga terbit fajar keduanya diam di Quzah. Sebelum terbit matahari, mereka berjalan kaki hingga tiba di Muhassir. Di tepat ini mereka mempercepat langkahnya. Ketika sudah melewati Muhassir, mereka berjalan seperti sebelumnya. Ketika tiba di tempat jumrah, mereka melontar jumrah Aqabah tujuh kerikil yang dibawa dari Juma'. Kemudian mereka tinggal di Mina pada sebelah kanannya, lalu keduanya menyembelih hewan kurban di tempat sembelihan. Setelah itu memotong rambut dan tinggal beberapa hari di Mina untuk melontar tiga jumrah pulang bali saat matahari mulai naik. Pada hari Shadr, mereka keluar untuk salat Zuhur di Abthah. Semuanya itu ditunjukkan oleh malaikat Jibril a.s.


5. Tentara Gajah
Setelah Abrahah membangun sebuah gereja bernama Qalis yang belum ada tandingannya pada zaman itu di San'a, dia menulis surat kepada Raja Najasyi (Negus Negusi) berisi: "Sesungguhnya aku telah membangun sebuah gereja untukmu yang belum pernah dibangun semegah itu untuk raja sebelum kamu. Aku belum puas sebelum aku berhasil mengalihkan tujuan haji orang Arab." Ketika surat Abrahah buat Raja Najasyi tersebut menjadi pembicaraan orang-orang Arab, maka salah seorang dari suku Kinanah marah dan pergi menuju gereja Qalis, kemudian buang air besar di dalam gereja tersebut tanpa ada yang mengetahui kemudian kembali ke rumahnya. Kejadian itu didengar oleh Abrahah, iapun marah dan bersumpah akan menyerang Baitullah sampai hancur. Beliau memerintahkan tentara Abessinia untuk bersiap-siap. Dia berangkat menunggang gajah. Ketika orang-orang Arab mendengaar keinginan Abrahah untuk menghancurkan Kakbah, mereka merasa takut. Abrahah mengutus seorang laki-laki dari Abessinia bernama Aswad bin Mafsud beserta pasukan berkuda. Ketika sampai di Mekah ia meminta tebusan harta dari suku Quraisy dan suku lainnya. Abdul Mutalib bin Hasyim kehilangan 200 unta. Saat itu dia adalah pemuka Quraisy dan tokohnya. Suku Quraisy, suku Kinanah, suku Huzail dan suku-suku yang bertetangga dengan tanah Haram mengetahui bahwa mereka harus melawannya. Kemudian mereka menyadari bahwa mereka tidak akan mampu menghadapi pasukan tersebut. Mereka menyerahkan urusan tersebut.
Abrahah juga mengutus Hanathah Humairi ke Mekah. Ia diperintahkan untuk mencari siapa pemuka dan tokoh penduduk tanah Haram, lalu katakan: Sesungguhnya raja berkata, "Sesungguhnya aku tidak datang untuk memerangi kalian, tetapi aku datang untuk menghancurkan Baitullah. Jika kalian tidak menghalangi kami, maka kami tidak akan memerangi kalian, jika dia tidak ingin berperang denganku, maka ajaklah dia ke sini." Ketika Hanatah masuk Mekah untuk menjumpai tokoh Quraisy bernama Abdul Mutalib bin Hasyim, dia berkata kepada Abdul Mutalib seperti yang diperintahkan Abrahah.
Abdul Mutalib bin Hasyim berkata, "Demi Allah, kami tidak akan melawannya dan kami tidak mempunyai kekuatan untuk mempertahankan Rumah Allah dan Rumah Khalilullah (Nabi Ibrahim as.). Jika Allah ingin mencegahnya, maka rumah ini adalah rumah-Nya dan jika Dia membiarkannya, maka masalah ini adalah urusan-Nya dan urusan Abrahah. Demi Allah, kami tidak mempunyai kekuatan untuk mempertahankannya." Kemudian Hanatah berkata, "Kalau demikian ikutlah bersamaku menjumpainya karena ia memerintahkan aku untuk mengajakmu." Hanatah berangkat bersama Abdul Mutalib bin Hasyim dan beberapa anaknya hingga tiba di Askar. Kemudian Abdul Mutalib mencari temannya, Dzu Nafar --sampai ia masuk dan Dzu Nafar masih dalam penjara-- ia berkata, "Wahai Dzu Nafar! Apakah engkau dapat membantu kami?" Dzu Nafar menjawab, "Bantuan apa yang dapat diberikan seorang tawanan raja yang hanya menunggu kapan akan dibunuh, pagi atau siang? Aku tidak dapat membantu kamu, kecuali aku akan menunjukkan temanku bernama Anis, seorang pengembala gajah. Aku akan antarkan kamu kepadanya dan aku akan memesan kepadanya agar ia membantu kamu. Mintalah kepadanya agar diizinkan untuk menjumpai raja, lalu ceritakan keperluanmu, dia akan memudahkan urusanmu di hadapan raja, jika dia mampu." Abdul Mutalib berkata, "Sudah cukup buatku. Kemudian Dzu Nafar mengantarkannya ke Anis dan ia berkata kepada Anis, "Sesungguhnya Abdul Mutalib adalah tokoh dan pemuka suku Quraisy dan pemilik mata air Mekah yang memberi makan orang yang tinggal di lereng ataupun di atas-atas bukit, dia telah kehilangan 200 ekor unta. Mintakan izin buat dia untuk menghadap raja dan bantulah dia di hadapan raja semampumu." Dia berkata, "Aku akan lakukan." Kemudian Anis berkata kepada Abrahah, "Wahai raja! Ini ada seorang pemuka suku Quraisy di pintu meminta izin untuk menjumpaimu. Dia adalah pemilik mata air di Mekah, dialah yang memberi makan orang banyak, baik yang tinggal di lereng atau di atas gunung, izinkanlah dia bertemu denganmu untuk membicarakan suatu keperluan." Kemudian Abrahah mengizinkannya masuk.
Abdul Mutalib adalah orang yang gagah, mulia dan ganteng. Ketika Abrahah melihatnya, ia memuliakan dan menghormatinya dan mempersilahkan duduk di bawah. Raja Habsyah tidak senang melihatnya duduk di singgasana kerajaannya, maka Abrahah turun dan duduk di permadani, duduk berdampingan dengan Abdul Mutalib. Kemudian ia berkata kepada penterjemahnya agar menanyakan kepada Abdul Mutalib, apa keperluan kamu? Penterjemah itu bertanya kepada Abdul Mutalib, Abdul Mutalib menjawab, "Aku ingin agar raja mengembalikan unta-untaku sebanyak 200 ekor yang telah diambil." Ketika dikatakan demikian, Abrahah berkata kepada penterjemahnya agar mengatakan kepadanya, "Penampilan Anda membuatku kagum ketika pertama bertemu, tetapi kekaguman itu telah hilang ketika Anda berbicara demikian kepadaku. Apakah Anda hanya menanyakan tentang 200 unta milik Anda dan meninggalkan perkara Rumah Tua itu (Kakbah). Bukankah ia adalah agama kamu dan agama nenek moyang kamu? Sesungguhnya aku datang akan menghancurkannya, kenapa Anda tidak membicarakan masalah tersebut?" Abdul Mutalib berkata, "Sesungguhnya aku ini hanyalah pemilik unta-unta sedangkan Kakbah itu mempunyai Pemilik yang akan menjaganya." Abrahah berkata, "Tidak ada yang akan menghalangiku." Abdul Mutalib berkata, "Kalau demikian terserah Anda. Kemudian unta-unta Abdul Mutalib dikembalikan.
Abdul Mutalib kembali ke suku Quraisy dan menceritakan pertemuannya dengan Abrahah kepada mereka. Beliau memerintahkan orang-orang Quraisy untuk keluar dari Mekah dan berlindung di atas-atas gunung. Abdul Mutalib bangkit dan mengunci pintu Kabah. Bersama dengan beberapa orang Quraisy, beliau berdoa kepada Allah Taala agar dapat mengalahkan Abrahah dan tentaranya. Pagi harinya, Abrahah dan tentaranya telah bersiap untuk memasuki Mekah dengan menunggang gajah bernama Mahmud. Ketika mereka bergerak menuju Mekah, mereka bertemu dengan Nufail bin Habib. Ia menghampiri gajah kemudian memegang kupingnya dan berkata, "Duduklah dan kembalilah ke tempatmu, sesungguhnya kamu berada di negeri Haram." Dia melepaskan kuping gajah itu dan gajah itupun duduk berlutut.
Tentara Abrahah memukul gajah tersebut agar bangun, tetapi ia enggan. Mereka menghadapkannya ke Yaman, maka gajah itu bangkit berjalan menuju Yaman. Mereka mengarahkannya ke Syam, gajah itu menurut..
Mereka menghadapkannya ke Masyrik, gajah itu menurut, mereka menghadapkan ke Mekah, gajah itu duduk berlutut. Allah mengutus kepada mereka sekumpulan burung dari arah laut seperti burung layang-layang dan burung bangau, masing-masing membawa tiga butir batu, sebutir di paruhnya dan dua butir di kedua kakinya. Batu tersebut sebesar kacang humush dan kacang adas. Tidak ada yang terkena batu tersebut kecuali ia binasa. Tidak semuanya terkena lontaran batu tersebut. Mereka akhirnya keluar Mekah. Di tengah jalan mereka berjatuhan dan mati dalam keadaan yang mengerikan. Abrahah terkena lontaran batu tersebut, tentaranya membawa ia keluar Mekah dengan jari-jari terputus hingga tiba di Shan'a. Di sana ia meninggal.


6. Awal Wahyu
Aisyah r.a. berkata, "Wahyu pertama turun kepada Rasulullah saw. adalah berupa mimpi baik dalam tidur. Beliau melihat mimpi tersebut seperti cahaya fajar. Sejak itu beliau mulai senang menyendiri. Beliau menyendiri di gua Hira beribadah di sana sampai beberapa hari hingga habis perbekalan. Ketika perbekalan sudah habis, beliau kembali ke Khadijah ra. untuk mempersiapkan perbekalan dan kembali ke gua lagi. Akhirnya datang kebenaran ketika beliau berada di gua Hira. Malaikat Jibril as. datang dan berkata: Bacalah! Beliau menjawab, "Aku tidak dapat membaca." Beliau berkata: Malaikat memeluk aku sampai aku kepayahan kemudian ia melepaskan pelukannya, lalu berkata, "Bacalah!" Aku menjawab, "Aku tidak dapat membaca." Malaikat itu memeluk aku untuk kedua kalinya sampai aku kepayahan kemudian ia melepaskan pelukannya dan berkata, "Bacalah!" Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Maka Malaikat itu memeluk aku untukketiga kalinya kemudian melepaskan pelukannya dan berkata:

اقرأ باسم ربك الذي خلق * خلق الانسان من علق * اقرأ وربك الأكرم * الذي علم بالقلم * علم الإنسان ما لم يعلم
Artinya, " Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. " (96/1-5).
Kemudian Rasulullah saw. kembali dengan wahyu yang sudah terhujam di dadanya. Beliau menemui Khadijah binti Khuwailid ra. dan berkata, "Selimuti aku, selimuti aku." Keluarganya menyelimuti beliau hingga hilang ketakutan beliau. Beliau menceritakan kisahnya di gua Hiraa kepada Khadijah ra., "Aku khawatir terhadap apa yang menimpa diriku." Khadijah berkata, "Tidak apa-apa. Demi Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakanmu selamanya. Sesungguhnya engkau selalu menyambung silaturahim, menolong banyak orang, memberi makan orang miskin, menghormati tamu, membantu orang-orang yang benar." Khadijah ra. membawa beliau ke Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Izza, saudara sepupunya. Seorang Nasrani yang saleh pada masa Jahiliyah. Dia menerjemahkan Injil berbahasa Ibrani ke bahasa Arab. Dia sudah tua dan buta. Khadijah berkata kepadanya, "Wahai anak pamanku, dengarlah keluhan dari keponakanmu (Muhammad saw.). Waraqah menjawab, "Wahai keponakanku, ada apa denganmu؟" Rasulullah saw. menceritakan peristiwa yang telah terjadi atas dirinya. Waraqah berkata, "Itu adalah Namus yang pernah datang menemui Nabi Musa as. Seandainya aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu." Rasulullah saw. berkata, "Apakah mereka akan mengusirku؟" Waraqah menjawab, "Ya. Tidak ada seorang yang datang membawa seperti yang kamu bawa kecuali akan dimusuhi dan jika aku masih hidup pada saat itu, aku akan menolongmu sekuat tenaga." Waraqah tidak mendapati kesempatan itu, karena ia meninggal ketika wahyu terhenti sementara.


Terkait
Jenis-Jenis Haji

  1. Haji Tamattu
  2. Haji Qiran
  3. Haji Ifrad
  4. Manasik Umrah
  5. Haji Wada
  6. Ziarah Madinah
  7. Hukum kurban dan dam
  8. Kisah Alquran
  9. Masjidilharam
  10. Mesjid Nabi
  11. Fikih Haji
Arief

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bebas Bayar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

gif maker

Arifuddin Ali