arifuddinali.blogspot.com - Al-Qur'an terdiri atas 114 surah, 30 juz dan 6236 ayat menurut riwayat
Hafsh, 6262 ayat menurut riwayat ad-Dur, atau 6214 ayat menurut riwayat
Warsy. Surah-surah dalam Al-Qur'an terbagi atas surah-surah makkiyah dan
madaniyah.
Surah 93 -114
93. Ad-Duhaa (waktu matahari sepenggalan naik)
Surah Ad-Duha (bahasa Arab:الضحى) adalah surah ke-93 dalam al-Qur'an dan terdiri atas 11 ayat. Surah ini termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan sesudah surah Al-Fajr. Nama Adh Dhuhaa diambil dari kata yang terdapat pada ayat pertama, yang artinya "waktu matahari sepenggalahan naik".
Surat Adh Dhuhaa, menerangkan tentang bimbingan pemeliharaan Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara yang tak putus-putusnya dan mengandung pula perintah kepada Nabi supaya mensyukuri segala nikmat itu.
Pokok-pokok Isinya
- Allah SWT sekali-kali tidak akan meninggalkan Nabi Muhammad SAW.
- Isyarat dari Allah SWT bahwa kehidupan Nabi Muhammad SAW dan dakwahnya akan bertambah baik dan berkembang.
- Larangan menghina anak yatim dan menghardik orang-orang yang minta-minta.
- Perintah menyebut-nyebut nikmat yang diberikan Allah sebagai tanda bersyukur.
94. Ash-Sharh
Surah Al-Insyirah (bahasa Arab:الانشراح, "Kelapangan") adalah surah ke-94 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah serta diturunkan sesudah surah Ad-Duha.
Pokok-pokok isi :
Penegasan tentang nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan pernyataan Allah bahwa disamping kesukaran ada kemudahan karena itu diperintahkan kepada Nabi agar tetap melakukan amal-amal saleh dan bertawakkal kepada-Nya.
95. At-Tin (buah Tin)
Surah At-Tin (Arab: التِّينِ , "Buah Tin") adalah surah ke-95 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah Al-Buruj. Nama At-Tin diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya buah Tin.
Ringkasan isi :
Surah at-Tin diawali dengan sumpah Allah yang menyebut buah Tin, buah Zaitun, Gunung Sinai, dan Mekkah (ayat 1 hingga 4). Ayat berikutnya menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Walau begitu, manusia pada akhirnya akan dikembalikan ke tempat yang paling rendah atau paling hina jika tidak menjalankan perintah Allah. Orang yang akan selamat dari kehinaan adalah orang yang beriman dan beramal shaleh dan mereka akan mendapatkan pahala yang terus-menerus. Ayat ke-7 menjelaskan Muhammad adalah utusan Allah, yang ajarannya tidak boleh didustakan. Ayat terakhir menyatakan bahwa Allah adalah "Hakim Yang Paling Adil"
96. Al-`Alaq (segumpal darah)
Surah Al-'Alaq (bahasa Arab:العلق, "Segumpal Darah") adalah surah ke-96 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 19 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah.
Ayat 1 sampai dengan 5 dari surah ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang
pertama diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad bersemedi di gua Hira.
Surah ini dinamai Al 'Alaq (segumpal darah), diambil dari perkataan
Alaq yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga dengan
Iqra atau Al Qalam.
Ringkasan isi:
Perintah membaca lingkungan alam semesta untuk menemukan siapa
sebenarnya Tuhan; tersurat dalam Surat Al alaq: manusia dijadikan dari
segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat mengembangkan
pengetahuan;Janganlah manusia bertindak melampaui batas karena merasa
dirinya serba cukup; ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang
menghalang-halangi kaum muslimin melaksanakan perintah-Nya.
Surat Al 'Alaq menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia dari benda
yang hina kemudian memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis dan
memberinya pengetahuan. Tetapi manusia tidak ingat lagi akan asalnya,
karena itu dia tidak mensyukuri nikmat Allah itu, bahkan dia bertindak
melampaui batas karena melihat dirinya telah merasa serba cukup.
97. Al-Qadr(Kemuliaan)
Surah Al-Qadr (bahasa Arab:الْقَدْرِ) adalah surah ke-97 dalam al-Qur'an yang terdiri atas 5 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah 'Abasa dan dinamai al-Qadr (Kemuliaan) yang diambil dari kata al-Qadr yang terdapat pada ayat pertama surah ini.
Isi:
Al-Qur'an mulai diturunkan pada malam Lailatul Qadr, yang nilainya lebih dari seribu bulan. Dalam Islam dikatakan bahwa pada malam ini malaikat Jibril
dan lainnya turun ke dunia untuk mengatur segala urusan. Pada surah
al-Qadr ini diterangkan bahwa permulaan al-Qur'an diturunkan ialah pada
malam Lailatul Qadr dan diterangkan juga ketinggian derajat malam ini.
98. Al-Bayyinah (bukti)
Surah Al-Bayyinah (bahasa Arab:البينة, "Pembuktian") adalah surah ke-98 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyah, diturunkan sesudah surah At-Talaq. Dinamai Al-Bayyinah (Pembuktian) diambil dari perkataan Al-Bayyinah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
99. Az-Zalzalah (kegoncangan)
Surah Az-Zalzalah (bahasa Arab:الزلزلة) adalah surat ke-99 dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 8 ayat dan tergolong pada surat Madaniyah. Surat ini diturunkan setelah surah An-Nisa'. Nama Az-Zalzalah diambil dari kata Zilzaal yang berarti 'goncangan' dan terdapat pada ayat pertama surat ini.
Pokok isi :
Pokok isinya menceritakan kejadian pada hari kiamat dimana bumi digoncangkan dan manusia bertanya-tanya mengenai kejadian saat itu. Dan janji bahwa setiap kebaikan dan kejahatan walau sekecil apapun akan mendapatkan perhitungan.
100. Al-`Adiyat (kuda perang yang berlari kencang)
Surah Al-'Adiyat terdiri atas 11 ayat dan tergolong surah makkiyah, surat ini diturunkan setelah surah Al-'Asr. Nama Al 'Aadiyat diambil dari kata Al 'Aadiyaat yang artinya berlari kencang yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Pokok-pokok isinya: Ancaman Allah SWT kepada manusia yang ingkar dan yang sangat mencintai harta benda bahwa mereka akan mendapat balasan yang setimpal di kala mereka dibangkitkan dari kubur dan di kala isi dada mereka ditampakkan.
101. Al-Qari`ah (hari kiamat)
Surah Al-Qari'ah (bahasa Arab:القارعة) adalah surah ke-101 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah, diturunkan sesudah surah Quraisy. Nama Al-Qari'ah diambil dari kata Al-Qari'ah yang terdapat pada ayat pertama, artinya mengetok dengan keras, kemudian kata ini dipakai untuk nama hari kiamat.
Pokok isi surah ini adalah kejadian-kejadian pada hari kiamat, yaitu
manusia bertebaran, gunung berhamburan, amal perbuatan manusia ditimbang
dan dibalasi.
102. At-Takathur (bermegah-megahan)
Surah At-Takasur (bahasa Arab:التكاثر) adalah surah ke-102 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah, diturunkan sesudah surah Al-Kausar. Dinamai At-Takasur (bermegah-megahan) diambil dari perkataan At-Takasur yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Pokok-pokok isi :
Keinginan manusia untuk bermegah-megahan dalam soal duniawi, sering melalaikan manusia dari tujuan hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya itu setelah maut mendatanginya; manusia akan ditanya di akhirat tentang nikmat yang dibangga-banggakannya.
103. Al-`Asr (Masa)
Surah Al-'Asr (bahasa Arab:العصر) adalah surah ke-103 dari al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri atas 3 ayat. Kata Al 'Ashr
berarti waktu/masa dan diambil dari ayat pertama surat ini. Isi surat
mengabarkan bahwa sesungguhnya semua manusia itu berada dalam keadaan
merugi kecuali dia termasuk mereka yang selalu beramal saleh, saling
menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
104. Al-Humazah (Pengumpat)
Surah Al-Humazah adalah surah ke-104 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 9 ayat dan tergolong pada surah Makkiyah. Kata Al Humazah berarti pengumpat dan diambil dari ayat pertama surat ini. Pokok isi surat ini adalah ancaman Allah
terhadap orang-orang yang suka mencela orang lain, suka mengumpat dan
suka mengumpulkan harta tetapi tidak menafkahkannya di jalan Allah.
105. Al-Fil (Gajah)
Surah Al-Fil adalah surah ke-105 dalam al-Qur'an dan terdiri atas 5 ayat. Surah ini tergolong pada surah Makkiyah. Nama Al Fiil sendiri berarti Gajah yang diambil dari ayat pertama dari surat ini. Topik surat ini adalah kisah gagalnya usaha penghancuran Ka'bah
oleh Abrahah (raja yaman) dan 60.000 tentaranya, dalam tentara tersebut
termasuk diantaranya 13 gajah (atau 9 dalam versi lain). Tahun
terjadinya peristiwa ini juga dicatat dalam sejarah Islam sebagai Tahun Gajah.
106. Quraysh (Suku Quraisy)
Surah Quraisy (bahasa Arab:قُرَيْشٍ, "Bani Quraisy") adalah surah ke-106 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 4 ayat dan tergolong surah Makkiyah. Kata Quraisy
sendiri merujuk pada kaum Quraisy yakni kaum(suku) yang mendapat
kepercayaan menjaga Ka'bah. Pokok isinya surat ini menerangkan kehidupan
orang Quraisy serta kewajiban yang seharusnya mereka penuhi.
107. Al-Ma`un (barang-barang yang berguna)
Surah Al-Ma'un (bahasa Arab:الْمَاعُونَ, "Barang-Barang Yang Berguna") adalah surah ke-107 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri atas 7 ayat. Kata Al Maa'uun
sendiri berarti barang-barang yang berguna, diambil dari ayat ke-7 dari
surat ini. Pokok isi surat menceritakan ancaman terhadap mereka yang
tergolong mendustakan agama yakni mereka yang menghardik anak yatim, tidak menolong fakir miskin, riya'(ingin dipuji sesama manusia) dalam salatnya, serta enggan menolong dengan barang-barang yang berguna.
108. Al-Kawthar (nikmat yang banyak)
Surah Al-Kausar (bahasa Arab: الكوثر) adalah surah ke-108 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri dari 3 ayat. Kata Al-Kausar sendiri berarti nikmat yang banyak
dan diambil dari ayat pertama dari surah ini artinya karunia Allah SWT
berupa telaga Al Kautsar bagi orang-orang penghuni surga. Pokok isi
surah ini adalah perintah melaksanakan salat dan berkorban karena Allah
memberikan banyak kenikmatan untuk untuk mereka yang beriman sedangkan
para orang kafir pembenci Nabi SAW yang mengatakan keturunan Nabi
terputus karena semua putranya wafat maka sesungguhnya merekalah yang
terputus. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Azhar).
109. Al-Kafirun (orang-orang kafir)
Surah Al-Kafirun (bahasa Arab:الكافرون) adalah surah ke-109 dalam al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 6 ayat dan termasuk surat Makkiyah. Nama Al Kaafiruun
(orang-orang kafir) diambil dari kata yang muncul pada ayat pertama
surat ini. Pokok isi surat ini adalah tidak diijinkannya kompromi dalam
bentuk mencampuradukkan ajaran agama.
Latar Belakang
Pada masa penyebaran Islam di Mekkah, kaum Quraisy yang menentang Rasulullah SAW tak henti-hentinya mencari cara untuk menghentikan ancaman Islam terhadap kepercayaan nenek moyang mereka. Pada salah satu upaya tersebut mereka berusaha mengajukan proposal kompromi kepada Rasulullah SAW dimana mereka menawarkan: jika Rasulullah mau memuja Tuhan mereka, maka merekapun akan memuja Tuhan sebagaimana konsep Islam. Kemudian surat ini diturunkan untuk mejawab hal itu.
110. An-Nasr (Pertolongan)
Surah An-Nasr (bahasa Arab:النصر) adalah surah ke-110 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 3 ayat dan termasuk surah Madaniyah. An Nasr berarti "Pertolongan", nama surah ini berkaitan dengan topik surah ini yakni janji bahwa pertolongan Allah akan datang dan Islam akan memperoleh kemenangan.
Pokok-pokok isinya :
Janji bahwa pertolongan Allah akan datang dan Islam akan mendapat kemenangan; perintah dari Tuhan agar bertasbih memuji-Nya, dan minta ampun kepada-Nya di kala terjadi peristiwa yang menggembirakan
111. Al-Masad (gejolak Api)
Surah Al-Lahab atau Al-Masad adalah surat ke-111 dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 5 ayat dan termasuk surat makiyyah. Nama surat ini diambil dari kata Al Lahab
yang terdapat pada ayat ketiga surat ini yang artinya gejolak api.
Pokok isi surat ini berisi tentang nasib salah seorang paman Rasulullah SAW yakni Abu Lahab beserta istrinya yang diancam dengan siksa neraka.
112. Al-'Ikhlas (memurnikan keesaan allah)
Surah Al-Ikhlas (Arab:الإخلاص, "Memurnikan Keesaan Allah") adalah surah ke-112 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah, terdiri atas 4 ayat dan pokok isinya adalah menegaskan keesaan Allah
sembari menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya. Kalimat inti
dari surah ini, "Allahu ahad, Allahus shamad" (Allah Maha Esa, Allah
tempat bergantung), sering muncul dalam uang dinar emas pada zaman
Kekhalifahan dahulu. Sehingga, kadang kala kalimat ini dianggap sebagai
slogan negara Khilafah Islamiyah, bersama dengan dua kalimat Syahadat.
Keutamaan
Dalam kisah-kisah Islam
Dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa pahala membaca sekali surah Al-Ikhlas sama dengan membaca sepertiga Al-Qur'an sehingga membaca 3 kali surah ini sama dengan mengkhatam Al-Qur'an.
Kisah terkait hadits itu terekam dalam beberapa kisah. Seperti kisah
ketika Nabi bertanya kepada sahabatnya untuk mengkhatam Al-Qur'an dalam
semalam. Umar menganggap mustahil hal itu, namun begitu Ali
menyanggupinya. Umar kemudian menganggap Ali belum mengerti maksud Nabi
karena masih muda. Ali kemudian membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 3 kali
dan Nabi Muhammad membetulkan itu. Dalam hadits-hadits terkait hal ini,
keutamaan surah Al-Ikhlas sangat memiliki peran dalam Al-Qur'an
sehingga sekali membacanya sama dengan membaca sepertiga Al-Qur'an.
Riwayat Anas bin Malik juga merekam kisah berkaitan surah Al-Ikhlas yaitu dimana 70.000 malaikat diutus kepada seorang sahabat di Madinah
yang meninggal hingga meredupkan cahaya matahari. 70.000 malaikat itu
diutus hanya karena ia sering membaca surah ini. Dan karena banyaknya
malaikat yang diutus, Anas bin Malik yang saat itu bersama Nabi Muhammad
di Tabuk merasakan cahaya matahari redup tidak seperti biasannya dimana kemudian malaikat Jibril datang memberitakan kejadian yang sedang terjadi di Madinah.
Keutamaan lain
Dalam riwayat Ibnu Abbas disebutkan Nabi Muhammad ketika melakukan Isra' ke langit, melihat Arsy di atas 360.000 sendi dimana jarak antar sendi 300.000 tahun perjalanan. Pada tiap sendi terdapat padang Sahara
sebanyak 12.000 dan luas tiap satu padang sahara itu adalah dari timur
ke barat. Pada setiap padang Sahara itu juga terdapat 80.000 malaikat
dimana setiap malaikat membaca surah Al-Ikhlas dan setelah membaca itu
mereka berdoa agar pahala mereka diberikan kepada orang yang membaca
al-Ikhlas, laki-laki maupun perempuan.
Selain itu Nabi Muhammad juga pernah berkata bahwa Qul Huwallahu Ahad (ayat 1) tertulis pada sayap Jibril, Allahus Shamad (ayat 2) pada sayap Mikail, Lam Yalid Walam Yuulad (ayat 3) pada sayap Izrail, dan Walam Yaqullahu Khufuwan Ahad (ayat 4) pada sayap Israfil. Dan yang membaca al-Ikhlas memperoleh pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur'an. Lalu berkaitan sahabat, Nabi pernah berkata bahwa Qul Huwallahu Ahad (ayat 1) tertulis pada dahi Abu Bakar, Allahus Shamad (ayat 2) pada dahi Umar, Lam Yalid Walam Yuulad (ayat 3) pada dahi Utsman, dan Walam Yaqullahu Khufuwan Ahad (ayat 4) pada dahi Ali.
Sedangkan hadits lain menyebutkan bahwa ketika orang membaca
al-Ikhlas ketika sakit hingga ia meninggal, ia tidak membusuk dalam
kubur dan akan dibawa malaikat dengan sayapnya melintasi Siratul Mustaqim menuju surga.
113. Al-Falaq (waktu subuh)
Surah Al-Falaq adalah surah ke-113 dalam Al-Qur'an. Nama Al-Falaq diambil dari kata Al-Falaq yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya waktu subuh. Surat ini tergolong surah Makkiyah.
Pokok-pokok isinya
Perintah agar kita berlindung kepada Allah SWT dari segala macam kejahatan
Keutamaan Surah Al-Falaq :
Aisyah menerangkan: bahwa Rasulullah s.a.w. pada setiap malam apabila hendak tidur, Beliau membaca Surat Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian disapukan ke seluruh tubuh dan kepala.
Sayyidiah' Ali r.a. menerangkan: pernah Rasulullah s.a.w. digigit kala, kemudian Beliau mengambil air garam. Dibacakan Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas laludisapukan pada anggota badan yang digigit kala tadi.
'Uqbah bin' Amir menerangkan, ketika saya sesat jalan dalam suatu perjalanan bersama dengan Rasulullah s.a.w., Beliau membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas dan akupun disuruh Beliau juga untuk membacanya.
Barang siapa terkena penyakit karena perbuatan syaitan atau manusia, hendaklah membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 41 kali selama 3 hari, 5 hari atau 7 hari berturuh-turut.
Barang siapa yang takut akan godaan syaitan atau manusia atau takut dalam kegelapan malam, atau takut kejahatan manusia, bacalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 100 kali.
114. An-Nas (Manusia)
Surah An-Nas (bahasa Arab:النَّاسِ, "Manusia") adalah surah terakhir (ke-114) dalam al-Qur'an.
Nama An-Nas diambil dari kata An-Nas yang berulang kali disebut dalam
surat ini yang artinya manusia. Surah ini termasuk dalam golongan surah makkiyah. Isi surah adalah menganjurkan manusia memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan baik yang berasal dari golongan manusia maupun jin.
Keutamaan Surah An-Nas :
Aisyah menerangkan: bahwa Rasulullah s.a.w. pada setiap malam apabila hendak tidur, Beliau membaca Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian disapukan ke seluruh tubuh dan kepala.
Sayyidiah' Ali r.a. menerangkan: pernah Rasulullah s.a.w. digigit kala, kemudian Beliau mengambil air garam. Dibacakan Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas laludisapukan pada anggota badan yang digigit kala tadi.
'Uqbah bin' Amir menerangkan, ketika saya sesat jalan dalm suatu perjalanan bersama dengan Rasulullah s.a.w., Beliau membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas dan akupun disuruh Beliau juga untuk membacanya.
Barang siapa terkena penyakit karena perbuatan syaitan atau manusia, hendaklah membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 41 kali selama 3 hari, 5 hari atau 7 hari berturuh-turut.
Barang siapa yang takut akan godaan syaitan atau manusia atau takut dalam kegelapan malam, atau takut kejahatan manusia, bacalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 100 kali.
Terkait:
- Surah 1- 23
- Surah 24 - 46
- Surah 47 - 69
- Surah 70 - 92
- Surah 93 - 114
Daftar Surah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar