arifuddinali.blogspot.com - Kota Banda Aceh adalah salah satu kota sekaligus ibu kota provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat segala kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya.
1. Sejarah
Banda Aceh atau Banda Aceh Darussalam telah dikenal sebagai ibukota Kerajaan Aceh Darussalam sejak tahun 1205 dan merupakan salah satu kota Islam Tertua di Asia Tenggara. Kota ini didirikan pada hari Jumat, 1 Ramadhan 601H (22 April 1205) oleh Sultan Alaidin Johansyah setelah berhasil menaklukkan Kerajaan Hindu/Budha Indra Purba dengan ibukotanya Bandar Lamuri[3]. Berdasarkan hal tersebut maka diaturlah Peraturan Daerah Aceh Nomor 5 Tahun 1988 yang menetapkan tanggal 22 April 1205 sebagai tanggal berdirinya kota tersebut.
Banda Aceh Darussalam pernah menderita kehancuran pada waktu pecah
"Perang Saudara" antara Sultan yang berkuasa dengan adik-adiknya,
peristiwa ini dilukiskan oleh Teungku Dirukam dalam karya sastranya, Hikayat Pocut Muhammad.[r]
Selain itu dalam beberapa catatan sejarah, diketahu bahwa Laksamana dari kerajaan Cina, Cheng Ho pernah singgah di Banda Aceh dalam ekspedisi pertamanya antara tahun 1405 - 1407 setelah singgah terlebih dahulu di Palembang. Pada saat itu kerajaan Aceh dikenal dengan kerajaan Samudera Pasai. Pada saat itu Cheng Ho memberikan lonceng raksasa "Cakra Donya" kepada Sultan Aceh,[r] yang kini tersimpan di museum Banda Aceh.
Pada saat terjadi perang melawan ancaman kolonialisme, Banda Aceh
menjadi pusat perlawanan Sultan dan rakyat Aceh selama 70 tahun sebagai
jawaban atas ultimatum Kerajaan Belanda yang bertanggal 26 Maret 1837.
Setelah rakyat Aceh kalah dalam peperangan ini maka diatas puing kota
ini pemerintahan kolonial Belanda mendirikan Kutaraja yang kemudian
disahkan oleh Gubernur Jenderal Van Swieten di Batavia dengan beslit yang bertanggal 16 Maret 1874.
Pergantian nama ini banyak terjadi pertentangan di kalangan para
tentara Kolonial Belanda yang pernah bertugas dan mereka beranggapan
bahwa Van Swieten hanya mencari muka pada Kerajaan Belanda karena telah
berhasil menaklukkan para pejuang Aceh dan mereka meragukannya.
Setelah masuk dalam pangkuan Pemerintah Republik Indonesia baru sejak 28 Desember 1962 nama kota ini kembali diganti menjadi Banda Aceh berdasarkan Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah bertanggal 9 Mei 1963 No. Des 52/1/43-43
Pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudera Indonesia.
Bencana ini menelan ratusan ribu jiwa penduduk dan menghancurkan lebih
dari 60% bangunan kota ini. Berdasarkan hasil SPAN2005 (Population
Census in Aceh and Nias, 2005) jumlah penduduk Kota Banda Aceh pasca
tsunami adalah sebesar 177.881 jiwa.
2. Geografi
Letak astronomis Banda Aceh adalah 05°16' 15" - 05° 36' 16" Lintang Utara dan 95° 16' 15" - 95° 22' 35" Bujur Timur dengan tinggi rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut.
3. Pemerintahan
Kota Banda Aceh terdiri dari 9 Kecamatan, 17 Mukim, 70 Desa dan 20 Kelurahan. Walikota Banda Aceh yang sekarang adalah Mawardi Nurdin.[5] Ia terpilih dalam Pilkada pada 11 Desember 2006, yang berpasangan dengan Illiza Saaduddin Djamal
(politisi Partai Persatuan Pembangunan). Sebelumnya, Mawardi yang
merupakan Kepala Dinas Perkotaan dan Permukiman Kota Banda Aceh, juga
pernah menjabat sebagai Pejabat Sementara (PjS) Walikota Banda Aceh yang
dilantik Wakil Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Azwar Abubakar pada 8 Februari 2005. Pelantikan itu sesuai dengan keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 131.21/52/2005 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Walikota
Banda Aceh. Mawardi Nurdin menjabat sebagai Walikota Banda Aceh setelah
wali kota sebelumnya Syarifudin Latief dipastikan meninggal dunia akibat bencana tsunami.
Dalam surat keputusan itu juga disebutkan masa menjabat sebagai PjS
Walikota Banda Aceh paling lama enam bulan sejak pelantikan.
4. Daftar Walikota Banda Aceh
No. | Foto | Nama | Dari | Sampai | Ket |
1. | Teuku Ali Basyah | 1957 | 1959 | ||
2. | Teuku Oesman Yacoub | 1959 | 1967 | ||
3. | T. Mohd. Syah | 1967 | 1968 | ||
4. | T. Ibrahim | 1968 | 1970 | ||
5. | Teuku Oesman Yacoub | 1970 | 1973 | ||
6. | Drs. Zein Hasjmy Ec | 1973 | 1978 | ||
7. | Drs. Djakfar Ahmad MA | 1978 | 1983 | ||
8. | Drs. Baharuddin Yahya | 1983 | 1993 | ||
9. | Drs. Said Hussain Al-Haj | 1993 | 1998 | ||
10. | Drs. Muhammad Y | 1998 | 1998 | PLT Walikota madya | |
11. | Drs. Zulkarnain | 1998 | 2003 | ||
12. | Drs. H. Syarifuddin Latif | 2003 | 2004 | Pj Walikota | |
13. | Ir. Mawardy Nurdin, M.Eng, Sc | 2005 | 2006 | Pj Walikota | |
14. | Drs. Razali Yussuf | 2006 | 2007 | Pj Walikota | |
15. | Ir. Mawardy Nurdin, M.Eng, Sc | 2007 | 2012 | ||
16. | Drs. T. Saifuddin TA, M.Si | 2012 | Sekarang | Pj Walikota |
4.1 Kecamatan
Pembagian Wilayah Kecamatan di Kota Banda Aceh |
Semula hanya ada 4 kecamatan di Kota Banda Aceh yaitu Meuraksa,
Baiturrahman, Kuta Alam dan Syiah Kuala. Kemudian berkembang menjadi 9
kecamatan yaitu:
- Baiturrahman
- Banda Raya
- Jaya Baru
- Kuta Alam
- Kuta Raja
- Lueng Bata
- Meuraksa
- Syiah Kuala
- Ulee Kareng
5. Kota kembar
- Samarkand, Uzbekistan[6]
- Apeldoorn, Belanda[7][8]
6. Galeri
-
Miniatur Masjid Baiturrahman Banda Aceh
-
Pesisir Banda Aceh pada 12 Februari 2005
-
Citra Satelit Banda Aceh sebelum dan sesudah Tsunami 2004
-
Pasar Peunayong, Banda Aceh
-
Gambar Banda Aceh oleh François Valentijn (1724-1726)
-
Pemandangan jalan di Kutaraja di tahun 1920-an
-
Kratonlaan ("Jalan Kraton") di Kutaraja (1892-1905)
7. Referensi
- "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
- acehprov.go.id Jumlah Penduduk
- "Pemerintah Kota Banda Aceh - Sejarah"
- "Banda Aceh, Indonesia - Solar energy and surface meteorology". 1 Agustus 2011.
- www.bandaacehkota.go.id Mawardi Nurdin
- "Banda Aceh - Samarkand".
- "Dutch - Indonesian sister cities".
- "Sister Cities".
8. Pranala Luar
- (Indonesia) Kopi Luwak Aceh Gayo
- (Indonesia) Situs Resmi Pemerintah Kota Banda Aceh
- (Indonesia) Profil di Situs Resmi Pemerintah Provinsi Aceh
- (Indonesia) Situs Resmi Bappeda Kota Banda Aceh
- (Indonesia) Universitas Syiah Kuala
Moto: Saboeh Pakat Tabangun Banda | |
Kota Banda
Aceh
|
|
Koordinat: 5°33′N 95°19′E | |
Negara | Indonesia |
---|---|
Hari jadi | 22 April 1205 |
Pemerintahan | |
- Walikota | Ir. Mawardi Nurdin, M.Eng. |
- DAU | Rp. 406.687.627.000,- (2011)[1] |
Luas | |
- Total | 61,36 km2 |
Populasi (2009)[2] | |
- Total | 212.124 |
- Kepadatan | 3.457/km² |
Zona waktu | WIB (UTC+7) |
Kode telepon | +62 651 |
SNI 7657:2010 | BNA |
Kecamatan | 9 |
Situs web | www.bandaacehkota.go.id |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar